Selasa, 05 April 2011

tutor COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING (CMHN)

STEP 1
1. Skizofrenia paranoid : punya dunia sendiri disebabkan oleh panca indera
2. CMHN : Comunity Mental Health Nursing adalah upaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa dengan tujuan pasien yang tidak tertangani di masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik .

STEP 2
1. Mengapa Keluarga tidak mengajak bercakap-cakap?
2. Bagaimana cara mengontrol halusinasi?
3. Mengapa klien saat dirumah banyak diam?
4. Fungsi dari CMHM?
5. Apa saja tanda-tanda klien yang sudah mampu mengontrol halusinasi?
6. Apakah setelah obat habis klien akan kambuh lagi?
7. Apa hubungannya obat habis, puskesmas dan CMHM?

STEP 3
1. Karena keluarga takut kalau klien diajak bicara akan marah-marah.
2. Berdoa, meningkatkan aktivitas, lebih banyak mengobrol
3. - Karena keluarganya tidak mengajak bercakap-cakap
- Karena klien baru pulang dari RS jadi masih merasa asing.
4. Mengembalikan fungsi agar diterima di sosial
5. Klien sudah tidak mendengar suara-suara halusinasi
6. Ya, Karena klien masih tahap pengobatan medis dan masih tergantung dengan obat
7. Agar mampu menimbulkan hubungan lintas sektor dan lintas program

STEP 4
Membahas CMHN


STEP 5

1. Definisi CMHN
2. Fungsi CMHN
3. Dasar pembentukan CMHN
4. Program CMHN
5. Tujuan CMHN
6. Kegiatan apa saja yang dilakukan CMHN
7. Mengidentifikasi kerjasama dari lintas program dan lintas sektor dalam CMHN
8. Kriteria tempat yang dapat diadakan CMHN
9. Menjelaskan pengorganisasian masyarakat dalam CMHN
10. Menjelaskan rehabilitasi klien
11. Menjelaskan piramida dan sumber daya kemasyarakatan
12. Mampu melakukan askep dalam CMHN
13. Menjelaskan tentang pelayanan jiwa (program pelayanan primer,sekunder, dan tersier)
14. Cara recovery pada CMHN
15. Pengertian paranoid

JAWABAN
1. CMHN adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan paripurna, berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentang terhadap stres dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.

2. Fungsi CMHN
Upaya yang diguanakan untuk membantu masyarakat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan jiwa akibat dampak konflik tsunami, gempa maupun bencana lain.

3. Dasar pembentukan CMHN
Konflik berkepanjangan disertaqi bencana tsunami dan gempa bumi tanggal 26 desember 2004 di Nangroe Aceh Darussalam ( NAD ) telah berlalu, namun dampaknya masih sangat dirasakan oleh semua masyarakat dengan berbagai kondisi. Dampak tersebut dapat berupa kehilangan sanak saudara, kehilangan harta benda, kerusakan lingkungan, dan sebagainya. Semua ini dapat menimbulkan berbagai masalah psikososial seperti ketakutan, kehilangan, trauma paska bencana, bahkan timbul masalah kesehatan jiwa yang lebih berat seperti depresi, perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya. Kondisi-kondisi seperti ini penanganan yang cepat, tepat dan akurat.
Untuk menangani masalah tersebut perlu dipikirkan serta pelayanan, sumber daya manusia, kompetensi, maupun biayanya. Saat ini sarana pelayanan keperawatan jiwa yang ada di NAD adalah Badan Pelayanan Keperawatan Jiwa ( BPKJ ) dengan bed occupation rate ( BOR ) 130%, sumber daya manusia yang kurang dan anggaran yang juga tidsak memadai. Oleh karena itu perlu ada strategi lain untuk memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan Comunity Mental Health Nursing (CMHN ) / Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas ( KKJK ). KKJK merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk membantu masyarakat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan jiwa akibat dampak konflik, tsunami, gempa maupun bencana lainnya.

4. Program CMHN
Membentuk desa siaga sehat jiwa
a. pendidikan kesehatn jiwa untuk masyarakat sehat
b. pendidikan kesehatan jiwa untuk resiko masalah psikososial
c. resiko jiwa untuk mengalami gangguan jiwa
d. terapi aktivitas bagi pasien gangguan jiwa mandiri
e. rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri
f. Askep bagi keluarga pasien gangguan jiwa

5. Tujuan CMHN
Tujuan umum : meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi masyarakat sehingga tercapai kesehatan jiwa masyarakat secara optimal.
Tujuan khusus :
a. Menjelaskan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas
b. Menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan jiwa
c. Menjelaskan peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
d. Bekerjasama dengan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya
e. Menerapkan konsep pengorganisasian masyarakat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
f. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dan remaja dengan gangguan jiwa : depresi dan perilaku kekerasan
g. Memberikan asuhan keperawatan pada usia dewasa yang gangguan jiwa dengan masalah : harga diri rendah, perilaku kekerasan, resiko bunuh diri, isolasi diri, halusinasi, waham dan defisit perawatan diri
h. Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan jiwa : depresi dan demensia
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa komunitas











6. Kegiatan yang dilakukan dalam CMHN

A. PERMAINAN : Aku cinta semua orang dan Ayam-bebek

• AKU CINTA SEMUA ORANG
NO UCAPAN GAYA
1 Aku cinta semua orang Kedua tangan direntangkan dan membuat lingkaran kedua tangan disilangkan di depan dada
2 Yang tinggi Kedua tangan ke atas dan digerakkan, kedua telapak kaki di angkat
3 Yang pendek Tubuh ditekuk dan kedua tangan menyentuh ujung kaki
4 Yang gemuk Kedua tangan direntangkan
5 Dan yang kurus Kedua tangan menyilang di dada, tangan kanan menyentuh bahu kiri, dan tangan kiri menyentuh bahu kanan
6 Aku cinta semua orang Kedua tangan direntangkan dan membuat lingkaran kedua tangan disilangkan di depan dada

• AYAM-BEBEK
NO Nyanyian Gaya
1 Ayam 3x Mengepak- ngepakkan tangan 3x
2 Bebek Mengegolkan panggul pinggang dan pantat 1x
3 Bebek 3x Mengegolkan panggul pinggang dan pantat 3x
4 Ayam Mengepak –ngepakkan tangan 1x
5 Ayam mematok bebek Mengepakkan tangan; kelima jari dari kedua tangan dipertemukan di depan dada( membuat gerakan saling mematok); mengegolkan panggul pinggang dan pantat
6 Bebek mematok ayam Mengegolkan panggul pinggang dan pantat, kelima jari kedua tangan dipertemukan didepan dada( membuat gerakan saling mematok) mengepakkan tangan.
7 Ayam bebek patok- patokan Mengepakkan tangan; kelima jari dari kedua tangan dipertemukan di depan dada( membuat gerakan saling mematok)

B. SENAM LANSIA
Lakukan hal ini disaat peserta sudah mulai jenuh dan konsentrasinya mulai menurun.

C. SEVEN GUN (untuk melatih konsentrasi)
Peserta diminta untuk berhitung, misal 123......dst, jika sampai pada hitungan yang ada
angka tujuh dan kelipatan tujuh, peserta tidak boleh menyebutkan angka tetapi
menembak dengan mengatakan dor.....dor...
Contoh: 123456 ,dor....dor.... begitu seterusnya.

7. Kerjasama lintas sektor dan lintas program
a. Lintas sektor
1) Kepala puskesmas
2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
3) Dinas Kesehatan Provinsi
4) Departemen Kesehatan
b. Lintas Program
1) DPRD
2) BAPEDA
3) Dinas Sosial
4) Dinas Agama
5) Pemuka Masyarakat

8. Tempat yang dapat diadakan CMHN : yang terkena dampak bencana atau konflik.

9. Pengorganisasian CMHN
a. Pendekatan :
1) Perencanaan sosial ( social planning )
Keputusan program pemenuhan dan penyelesaian masalah didasarkan atas fakta-fakta yang didapatkan di lapangan dan fokusnya pada penyelesaian tugas. Pendekatan ini diperlukan pada kondisi yang memerlukan penyelesaian masalah dengan segera. Hal ini telah dilakukan pada awal terjadi tsunami dan gempa bumi.
2) Aksi sosial ( social action )
Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah pada satu area tertentu dilakukan oleh sekelompok ahli dari tempat lain. Hal ini dilakukan jika pada tempat kejadian belum dapat diidentifikasi sumber daya yang digunakan. Hal ini juga telah dilakukan dan berlangsung sampai saat ini.
3) Pengembangan masyarakat ( Comunity development )
Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah ditekankan pada peran serta masyarakat, pemberdayaan masyarakat atau peningkatan kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan saling memberi bantuan dalam mengidentifikasi masalah atau kebutuhan serta penyelesaian masalah.




4) Penerapan
a) Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta sumber daya yang ada di masyarakat. Cara memeperoleh data dapat dilakukan melalui :
• Informasi dari masyarakat tentang anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa
• Informasi dari perawat komunitas
• Menentukan sendiri dengan melakukan pengkajian langsung baik perorangan, keluarga maupun kelompok
• Melalui pertemuan-pertemuan formal dan informal
b) Mengelompokkan data yang dikumpulkan dengan cara :
• Jika ditemukan anggota masyarakat yang masih sehat maka diperlukan program pencegahan dan peningkatan kes-wa agar tidak terjadi masalah psikososial dan gangguan jiwa.
• Jika ditemukan masyarakat yang mengalami masalah psikososial maka diperlukan program untuk intervensi pemulihan segera
• Jika ditemukan kasus gangguan jiwa maka diperlukan intervensi pemulihan segera dan rehabilitasi
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan terhadap kasus. Perawat kesehatan jiwa komunitas membuat jadual dalam melakukan tindakan terhadap kasus dengan menggunakan modul asuhan keperawatan, meliputi :
• Jadual aktivitas harian sesuai dengan program kerja harian
• Jadual kunjungan terhadap kasus-kasus yang ditangani sesuai dengan program pemulihan
d) Melakukan evaluasi tindak lanjut
• Mencatat kemajuan perkembangan pasien dan kemampuan keluarga merawat pasien
• Jika kondisi kasus berkembang kearah yang lebih baik, maka diteruskan rencana asuhan yang telah ditetapkan sampai pasien mandiri
• Jika ditemukan tanda dan gejala yang memerlukan pengobatan, maka perawat kesehatan jiwa komunitas dapat memberikan obat sesuai dengan standar pendelegasian program pengobatan serta memonitor pengobatan
• Jika dengan perawatan dan pengobatan pasien tidak mengalami perubahan ( kondisi bertambah berat ), maka pasien dirujuk ke puskesmas
• Jika setelah dirujuk pasien tidak mengalami perubahan, maka dikonsultasikan dengan tim kesehatan jiwa tingkat kabupaten
• Jika kondisi pasien tetap tidak mengalami perubahan, maka dirujuk ke rumah sakit umum atau rumah sakit jiwa dengan rekomendasi tim kesehatan jiwa tingkat kabupaten

10. Rehabilitasi pasien
Rehabilitasi pasien laki-laki dengan cara diberi keterampilan untuk membuat telur asin, membuat batu bata, ternak dan berdagang.
Sedangkan perempuan diberi keterampilan menyulam, menjahit dan memasak.

11. Piramida
1. Perawatan mandiri individu dan keluarga
Masyarakat baik individu maupun keluarga diharapkan dapat secara mandiri memelihara kesehatan jiwanya. Pada tingkat ini sangat penting pemberdayaan keluarga dengan melibatkan mereka dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya. Perawat dan petugas kesehatan lain dapat mengelompokkan masyarakat dalam :
1) Masyarakat sehat jiwa
2) Masyarakat yang mempunyai masalah psikososial
3) Masyarakat yang mengalami gangguan jiwa

2. Pelayanan formal dan informal diluar sektor kesehatan
Tokoh masyarakat, kelompok formal dan informal diluar tatanan pelayanan kesehatan merupakan target pelayanan kesehatan jiwa. Kelompok dimaksud adalah :
1) TOMA : agama, wanita, keuchik, kepala dusun, kepala lorong
2) Pengobatan tradisional : orang pintar
3) Guru
Mereka dapat menjadi target pelayanan, karena mereka juga bagian dari kelompok perawatan mandiri individu dan keluarga. Selanjutnya mereka dapat menjadi mitra tim kesehatan yang intregasikan dengan perannya dimasyarakat untuk itu mereka perlu memiliki kemampuan melalui pelatihan konseling, kes-wa, relawan kes-wa, psikososial, pola asuh.

3. Pelayanan kesehatan jiwa melalui pelayanan kesehatan dasar
1) Semua pemberi pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat yaitu praktik pribadi dokter/ bidan/ psikolog, dan semua sarana pelayanan kesehatan merupakan mitra kerja tim kesehatan jiwa. Untuk itu mereka memerlukan penyegaran & penambahan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan jiwa agar dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa komunitas bersamaan dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan. Dan juga mereka dapat merujuk pasien dengan masalah kesehatan jiwa kepada perawat kesehatan jiwa komunitas (community mental health nurses)

2) Pelatihan yang perlu diberikan adalah konseling, deteksi dini dan pengobatan segera, keperawatan jiwa dasar. Penanggung jawab pelayanan ini adalah penanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa komunitas di tingkat Puskesmas.

4. Palayanan kesehatan jiwa masyarakat
a. Tim kesehatan jiwa terdiri dari psikiater, psikolog klinik & perawat jiwa/ dalam kondisi tertentu dapat dokter umum plus, perawat plus & psikolog plus. Tim berkedudukan ditingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Tim bertanggung jawab terhadap program pelayanan kesehatan jiwa di daerah pelayanan kesehatan Kabupaten/ Kota.
b. Tim akan bergerak secara periodik ke tiap-tiap Puskesmas untuk memberi konsultasi, supervisi, monitoring dan evaluasi. Pada saat tim mengunjungi Puskesmas, maka penanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa komunitas di Puskesmas akan:
c. Mengkonsultasikan kasus-kasus yang tidak berhasil. Misalnya : kasus gangguan jiwa yang tidak ada perubahan. Hasil konsultasi dapat berupa program terapi/ rekomendasi untuk merujuk ke RS (RSU/ RSJ)
d. Melaporkan hasil dan kemajuan pelayanan yang telah dilakukan

5. Unit pelayanan kesehatan jiwa di RSU
a. Rumah sakit umum daerah pd tingkat Kabupaten / Kota diharapkan menyediakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi pasien gangguan jiwa dengan jumlah tempat tidur terbatas sesuai kemampuan. Sistem rujukan dari Puskesmas/ tim Kes wa masyarakat Kabupaten / Kota ke RSU dan sebaliknya harus jelas.
b. Pada saat ini belum semua memiliki rawat jalan / inap kesehatan jiwa di RSU.

6. Rumah sakit jiwa
Rumah sakit jiwa merupakan pelayanan spesialistik kesehatan jiwa yang difokuskan pada pasien gangguan jiwa yang tidak berhasil dirawat di keluarga / Puskesmas/ RSU. Sistem rujukan dari RSU dan rujukan kembali ke masyarakat yaitu Puskesmas harus jelas agar kontinuitas pelayanan di keluarga dapat berjalan. Pasien yang telah selesai dirawat di RSJ dirujuk kembali ke Puskesmas. Penanggung jawab pelayanan kes wa masyarakat di Puskesmas bertanggung jawab terhadap lanjutan asuhan di keluarga.

7. Peran dan fungsi perawat CMHN
a. Pemberi asuhan keperawatan secara langsung ( practitioner ) :
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan meningkatkan fungsi kehidupannya.
b. Pendidik (educator)
Perawat memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada individu dan keluarga untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan mengembangkan kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas kesehatan keluarga.
c. Koordinator (coordinator)
Melakukan koordinasi dalam kegiatan :
• Penemuan kasus
• Rujukan








12. Askep
1. Diagnosa :
a. Primer ( orang yang sehat )
• Kurangnya pengetahuan
b. Sekunder ( resiko gangguan jiwa )
• Resiko kecemasan yang berlebih
• Harga diri rendah
• Isolasi diri
c. Tersier ( pemulihan )
• Perilaku kekerasan
• Isolasi sosial
2. Intervensi :
a. Primer
• Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
• Melakukan promosi kesehatan
• Memberikan dukungan sosial pada anak yatim piatu, kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah / tempat tinggal
• Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa
b. Sekunder
• Mengecek kesehatan secara rutin
• Melakukan pengobatan secara teratur
c. Tersier
• Pendidikan kepada keluarga
• Mengajak ngobrol pasien gangguan jiwa
• Membuatkan jadwal buat pasien agar tidak kambuh
• Membawa ke puskesmas karena obat sudah habis

13. Pelayanan kesehatan jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa komprehensif meliputi :
a. Pencegahan primer
Fokus : Pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan pecegahan
terjadinya gangguan jiwa.
Tujuan : Mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan jiwa.
Target : Anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan
kelompok umur yaitu : anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
Aktivitas :
• Program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan, program sosialisasi, manejemen stres, persiapan menjadi orang tua.
• Program dukungan sosial pada anak yatim piatu, kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah atau tempat tinggal.
• Program penccegahan penyalahgunaan obat
• Program pencegahan bunuh diri

b. Pencegahan sekunder
Fokus : Deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan
segera.
Tujuan : Menurunkan kejadian gangguan jiwa.
Target : Anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda masalah
dan gangguan jiwa.
Aktivitas :
• Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lainnya, penemuan langsung.
• Melakukan penjaringan kasus.

c. Pencegahan tersier
Fokus : peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien
gangguan jiwa.
Tujuan : mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa.
Target : anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan.
Aktivitas :
• Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat ( tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat ), pelayananan terdekat yang terjangkau masyarakat.
• Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri.
• Program sosialisasi.
• Program mencegah stigma.

14. Konsep recovery
a. Medis
• Obat antidepresan : impramin, maprotilin, kalxetin, diaseptam.
• Antipsikotik : haloperidol, chlorpromazin.
• Obat antiansietas.
• Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.

b. Non medis
• Terapi
• Yoga
• Olahraga
• Meditasi

15. Paranoid adalah kelainan jiwa disebabkan oleh ketakutan yang amat sangat. Ketakutan dapat muncul karena seseorang membayangkan kejadian yang sudah terjadi dimasa lalu, atau kejadian yang mungkin terjadi dimasa depan.

DAFTAR PUSTAKA

UI, Fikep dan WHO. Modul Basic Course Comunity Mental Health Nursing. Jakarta : Universitas
Indonesia
Tanya.BudhistOnline.com
Powered by Blogger