Selasa, 05 April 2011

BOUNDING ATTACHMENT

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bounding Attachment
Sejak awal konsepsi, proses ikatan (attachment) antara bayi dan orang tuanya dilanjutkan hubungan kasih sayang (bonding relationship) antara ibu dan bayi setelah lahir.
Beberapa tujuan bounding
1. Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2. Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan

Jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

B. Tujuan Bounding Attachment
Tujuan bonding attachment adalah untuk membantu tumbuh kembang fisik, emosi, dan intelektual seorang anak dari awal kehidupan hingga dewasa.

C. Manfaat Bounding Attachment
Manfaatnya dilakukan bonding attachment adalah bayi merasa dicintai dan diperhatikan, bayi merasa aman karena mendapat dekapan dari ibunya, menumbuhkan sikap sosial. Merupakan awal dalam menciptakan dasar-dasar kepribadian yang positif. Contohnya perasaan besar hati dan sikap positif terhadap orang lain.

D. Factor-Faktor Penghambat Bounding Attachment
Factor-faktor penghambat dilakukannya bonding attachment:
1. Kurang support dari keluarga, orang tua, dan tenaga kesehatan
2. Ibu dengan resiko (ibu sakit)
3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4. Proses persalinan dengan tindakan/opratif/SC
5. Bayi dan ibu dengan risiko tidak rawat gabung
6. Kehadiran bayi yang tidak diharapkan (anwaried child)

E. Tahap-Tahap Bounding Attachment
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan(mercer, 1996), yaitu:
a. kesehatan emosional orang tua
b. sistem dukungan social yang meliputi pasangna hidup, teman dan keluarga
c. suatu tigkat keterampilan alam berkomunikasi dan dalam member asuhan yang kompeten
d. kedekatan orang tua dengan bayi
e. kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)
3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.

F. Elemen-Elemen Bounding Attachment
1. Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai seara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru loahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya. Gerakan ini dipakai menenangkan bayi.
2. Kontak Mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak wktu utuk salaing memandang. Beberap ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat degan bayinya
3. Suara
Saling mendenganr dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenag dan berpaling kea rah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalaina antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap aroma / bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5. Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraaan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikut nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mula berbicara. Irama ini berfungsi member umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibuya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu sat bayi mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi social dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak Dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
a. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
b. Reflek menghisap dilakukan dini
c. Pembentuk kekebalan aktif dimulai
d. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak

G. Prinsip-prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
a. Menit pertama jam pertama
b. Sentuhan orang tua pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
d. Terlibat proses persalinan
e. Persiapan PNC sebelumnya
f. Membantu orang tua atau keluarga beradaptasi
Untuk ibu:
1. Memberikan perawatan dasar
2. Mendiskusikan pengalaman persalinannya
3. Ijinkan ibu memeriksa bayinya
4. Ajak ibu berkomunikasi dengan bayinya
Untuk ayah:
1. Ijinkan ayah kontak sedini mungkin dengan bayi
2. Ijinkan ayah mengekpresikan perasaannya
3. Ijinkan ayah memeriksa bayinya
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membangut dalam member kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman
h. Fasilitas untuk kontak lebih lama
i. Penekanan pada hal-hal positif
j. Perawat meternitas khusus (bidan)
k. Libatkan anggota keluarga lainnya
l. Informasi bertahap mengenai bounding attachment

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berhasil atau Tidaknya Bounding Attachment
1. Kesehatan Emosional Orang Tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Powered by Blogger