A. Definisi
_ keadaan fisik yg terbebas dari ancaman cedera ( injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun baktereriologis
_ kebutuhan untuk melindungi diri sendiri dari bahaya yang mengancam kesh. Fisik yg difokuskan pada pencegahan transfer mikroorganisme dan lingkungan yang aman
_ Keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
_ Cedera atau injury dapat terjadi oleh faktor eksogen dan faktor endogen
_ Faktor eksogen : surgery, trauma, kimia (obat-obatan), thermal (panas/dingin) dan mikroorganisme
_ Faktor Endogen : iskemik, respon imun
B. Mekanisme Pertahanan Tubuh
_ Pertahanan Non Spesifik
_Kulit
_Mulut ( epitel mukosa, saliva yg mengandung lactoperoksidase, lysozym dan IgA)
_Mata ( air mata yg kandung lysozym dan Ig A)
_Gastrointestinal traktus ( asam lambung, flora normal dan Ig A)
_Vagina ( Laktobasilus yg pertahankan PH : 3,5 - 4,5)
_ Pertahanan spesifik
_ Terdiri dari sistem imun yang berespon thdp protein asing( antigen) dlm tbh ( bakteri atau jaringan transplantasi)
_ Bahkan suatu saat bereaksi thdp protein tubuh sendiri.
Tipe Imunitas ( kekebalan) :
a. Aktif dimana tbh bentuk sendiri antibodi u/ respon antigen abik secara alamiah (infeksi) maupun buatan (vaksin)
b. Pasif, dimana tbh terima antibodi secara alami (ibu) atau buatan ( injeksi serum kekebalan)
c. Ada 5 gol antibodi : Ig M, Ig A, Ig G, Ig E, Ig D
C. Inflamasi
_ Adalah respon pertahanan lokal non spesifik dari jaringan tdp injuri atau infeksi.
_ merupakan mekanisme adaptasi dgn cara menghancurkan agent injury, mencegah penyebaran lebih lanjut dan membantu memperbaiki jaringan yg rusak.
Tanda dari reaksi inflamasi :
_ Rubor (kemerahan)
_ Kalor (panas)
_ Tumor
_ Dolor ( Nyeri)
_ Fungtio laesa ( gangguan fungsi) Stressor injury dapat dikategorikan sebagai berikut:
_ Fisik/mekanis : benda yg dpt timbulkan truma, panas tinggi dan radiasi
_ Kimia : Ekternal iritan ( asam/basa kuat, racun, gas iritan), Internal iritan ( Zat dlm tbh yg diproduksi berlebihan misal asam lambung)
_ Mikroorganisme : bakteri, virus, jamur, protozoa
Tahap Respon Inflamasi
_ Tahap I respon Vaskuler dan seluler konstriksi pembuluh darah pd daerah injury _diikuti dilatasi PD (pelepasan histamin)_ Darah mengalir kedaerah injuri _ kemerahan dan hangat. Jaringan injury melepaskan mediator kimia (bradikinin, prostlagandin, serotonin dan histamin), Peningkatan permeabilitas vaskuler shg cairan, protein dan leukosit masuk keruang intersisial _bengkak. Penumpukan cairan intersisial sebabkan penekanan pada ujung syaraf dan iritasi oleh mediator kimia _ nyeri Pelebaran vaskuler menyebabkan aliran darah lambat mudahkan mobilisasi leukosit kedaerah injury melalui dua proses :
a. Marginasi ( penepian)
b. Emigrasi ( Perpindahan)
Tahap II : Eksudasi
_ Cairan yang keluar dr pembuluh darah, selsel pagosit dan jaringan-jaringan mati serta produk lain yang membentuk eksudat
_ Tipe-tipe eksudat :
1. Eksudat serosa ( serum )
2. Eksudat purulen ( mengandung pus)
3. Eksudat sanguineous/hemoragic ( sel-sel darah merah)
Tahap III : Reparasi
Pada tahap ini terjadi regenerasi dan pembentukan jaringan rusak dengan jaringan fibrosa ( sikatrik/skar) Transfer mikroorganisme Ada 5 kelompok M O yg menyebabkan penyakit :
Bakteri, virus, fungi, protozoa, Riketsia
_ Rantai infeksi
M O Agent
Resource Reservoir
Susceptible host
Portal of exit from resource
Method of Transmision contact, vehicle,air
Portal of entry to body
Cara mencegah transfer MO
_ Antiseptik ( menghambat pertumbuhan Mo )
_ Desinfektan (merusak spora dari agen phatogen)
_ Sterilisasi ( membunuh agen beserta sporanya)
Faktor yang mempengaruhi resiko infeksi :
_ Usia ( tingkat perkembangan)
_ Hereditas
_ Tingkat stress
_ Status nutrisi
_ Status imunisasi
_ Pengobatan
_ Kondisi sakit
Tahap-tahap infeksi
_ Masa inkubasi
_ masa antara masuknya Mo kedalam tubuh sampai timbulnya gejala
_ Inkubasi Rubela 10-14 hari, tetanus 4-21 hari
_ Apabila yang menginfeksi adalah virus, individu dapat menularkan pada masa inkubasi ini.
_ Masa Prodormal
_ Masa antara timbulnya sejala non spesifik : capek kelelahan, meningkatnya suhu tbh serta iritabel, Hingga nampak gejala spesifik dari infeksi
_ Orang yang terinfeksi lebih infeksius dan menyebar ketempat lain
_ Berlangsung dlm waktu pendek beberapa jam/hari saja
• Masa sakit
_ Selama masa ini gejala spesifik berkembang makin nyata
_ Gejala yg tampak dpt gejala lokal atau sistemik
_ Orang kan merasakan demam, sakit kepala dan merasa lelah, kadang kulit kemerahan atau adanya rash pada mukosa membrane
• Masa Covalescent ( penyembuhan)
_ Masa yang dimulai sejak gejala berkurang sampai dengan orang tersebut kembali normal
Pengkajian
_ Riwayat Keperawatan
• Derajad resiko klien untuk mendapatkan infeksi
• Keluhan-keluhan klien yg mendukung adanya infeksi
• Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan infeksi
_ Data kesehatan fisik
• Tanda dan gejala infeksi lokal
• Tanda dan gejala infeksi sistemik : demam, _ nadi dan respirasi, fatigue, anoreksia dan teraba lembut kelenjar lympe yang menuju arah infeksi
Data Laboratorium
_ Meningkatnya leukosit ( N: 4500 – 10000/mm3)
_ Meningkatnya tipe-tipe spesifik dari leukosit :
_ Neutrofil ( N : 54 – 75 % ) meningkat pada infeksi akut terutama orang tua
_ Lymposit ( N : 25 – 40 %) meningkat pd infeksi kronik
_ Monosit ( N : 2-8 % ) meningkat pada infeksi protozoa, riketsia serta TBC
_ Eosinopil ( N : 1 – 4%) secara umum tdk beruba dlm proses infeksi
_ Basophil ( normal : 0 – 1 %) SDA
_ Kultur urine, darah sputum atau cairan drain yg mengindikasikan adanya MO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
_ Resiko infeksi b.d tdk diimunisasi, gangguan integritas kulit, penyakit kronis, pembedahan, adanya prosedur invasif, malnutrisi
_ Potensial isolasi sosial b.d kurangnya informasi yang adekuat tentang penularan MO infektif
_ Gangguan mobilitas fisik b/d keterbatasan fisik akibat penyakit menular, lingkungan rumah sakit yang monoton
Perencanaan
Tujuan:
_ Mempertahankan atau memulihkan pertahanan tubuh
- Mencegah penyebaran penyakit
_ Mengurangi atau meredakan masalah-masalah yg berhub dgn infeksi
Kriteria Hasil
Klien dengan potensial infeksi :
• Memverbalisasikan pengertian faktor-faktor resiko
• Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah atau mengurangi infeksi
• Mempraktekan tindakan yg tepat untuk mencegah infeksi
• Mendapat imunisasi yg diperlukan
• Tidak ada tanda infeksi
Klien dengan isolasi sosial
1. Memverbalisasikan perasaan takut, keterbatasan dan hambatan u/berinteraksi dgn orang lain
2. Mengidentifikasi alasan dari perasaan terisolasi
3. Mengidentifikasi tindakan untuk mengatasi perasan terisolasi
_ Klien dgn penurunan aktivitas
1. Menjelaskan pola kebiasaan aktivitas yg berubah
2. Mengidentifikasi aktivitas masa lalu yg memberikan kepuasan dlm kondisi keterbatasan saat ini
3. Mengespresikan kepuasan dgn aktivitas yg dipilih
4. Memilih satu aktivitas kebiasaan utk diteruskan
Implementasi
• Mendukung pertahanan tubuh
_ Memberikan cairan dan nutrisi cukup
_ Istirahat
_ Memberikan dan memonitor pemberian anti mikroba
_ Personal hygiene
_ Menghindari stress
• Mencegah infeksi
_ Tindakan asepsis mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur
_ Membatasi jumlah pengunjung yang masuk
_ Surgical asepsis atau tehnik steril, untuk mencegah daerah atau obyek t3 bebas dari
Mo, memusnahkan seluruh MO dan sporanya
INFEKSI NOSOKOMIAL
Adalah infeksi yg didapat selama ditempat pelayanan kesehatan ( RS, Puskesmas dll) atau muncul setelah dari tempat pelayanan kesehatan
Sumber : Mikroorganisme yang sebabkan infeksi berasal dari klien sendiri maupun
lingkungan RS, personal RS Penyebab terbanyak : Escheria Coli, streptokokus aureus dan enterococus ( pickering dan dupont,86 dalam kozier dkk, 1991)
Tindakan Isolasi
_ Isolasi kontak Mencegah penularan melalui kontak langsung atau berdekatan, misalnya ISPA, Influensa, pedikulusis, rubela, scabies
_ Isolasi Strik untuk mencegah penularan melalui udara, kontak pada MO virulen spt dipteri, smallpox, varicela, Zoster
_ Isolasi respiratorik : mencegah penularan melalui percikan ludah, seperti ketika batuk, bersin maupun bernafas pada penyakit epiglotitis, pertusis
_ Isolasi Drainase : mencegah kontak langsung/tidak dengan material atau drainage tubuh misalnya luka basah, abses, luka bakar, ulkus dekubitus, conjungtivitis
_ Isolasi Enterik : mencegah penularan melalui kontakLangsung maupun tidak langsung dengan feses misalnya hepatitis A, GE, kholera, demam typoid, diare yg diduga krn infeksi
_ Isolasi darah dan cairan tubuh : mencegah penularan melalui kontak langsung/tidak dengan darah dan cairan tubuh yang terinfeksi : heptitis B, Shypilis, AIDS
_Isolasi tuberculosa : mencegah penularan bakteri
tahan asam pada penderita TBC
MEMBERIKAN LINGKUNGAN AMAN
Bahaya kecelakaan lingkungan meliputi : jatuh, kebakaran, keracunan, alat-alat dan prosedur tindakan, mati lemas, dll
Faktor Yg mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
melindungi diri dari kecelakaan
_ Usia/tingkat perkembangan
_ Gaya hidup
_ Persepsi sensori
_ Kesadaran
_ Kondisi kesehatan
_ Mobilitas
_ Pengetahuan tentang keamanan/pencegahan kecelakaan
PENGKAJIAN
_ Riwayat Jatuh, seseorang beresiko untuk jatuh bila:
_ Usia lebih 60 tahun
_ Pernah jatuh pada riwayat sebelumnya
_ Mengalami gangguan penglihatan dan keseimbangan
_ Mendapat pengobatan seperti hipnotiv sedatif,analgesik
_ Hipotensi postural
_ Waktu beraksi lambat
_ Disorientasi
_ Gangguan mobilitas
_ Riwayat kecelakaan karena kecenderungan kecelakaan berulang
_ Kebakaran, tanyakan cara mengantisipasi kebakaran, pengetahuan ttg proteksi dari kebakaran
_ Keracunan terutama pada anak kecil
_ Mati lemas terutama anak-anak karena tenggelam, sesak menghirup udara , keracunan gas dll
Diagnosa Keperawatan
1.Resiko injury b/d terganggunya fungsi sensori, perubahan proses fikir,terganggunya mobilitas fisik, resiko bahaya di rumah, pengobatan, tidak tepatnya penggunaan lat bantu
2.Resiko keracunan b/d penyimpanan produk berbahaya, kontaminasi zat kimia, adanya tumbuhan beracun, polusi udara, kurangnya pengetahuan
3.Resiko mati lemas b/d tidak adanya tindakan pencegahan, tidak ada pendidikan keamanan
Perencanaan
A. Pendidikan klien tentang tindakan pencegahan
B. Memodifikasi lingkungan agar aman
Untuk membuat lingkungan aman dengan cara
_ Penyusunan furniture dan benda-benda lain
_ Menyimpan barang-barang milik pribadi disamping TT pasien
Implementasi
Untuk pasien yang tingkat kesadarannya berubah-ubah
_ Penghalang tempat tidur untuk mencegah jatuh
_ Posisi yang tepat ditempat tidur
_ Pencahayaan yang cukup
_ Mengurangi keributan/bising dari lingkungan untuk meyakinkan bahwa klien aman
Bila klien tidak sadar
_ Memandikan
_ Perawatan kulit
_ Memberi makan
_ Pemenuhan kebutuhan eliminasi
_ Instruksi bagimana melakukan aktivitas pada klien yg disorientasi tp sadar
KRITERIA EVALUASI
_ Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yg berhubungan dengan resiko terjadinya injury
_ Mengidentifikasi faktor ancaman bahaya dari lingkungan
_ Melaporkan maksud dan menentukan tindakan yg dipilih
_ Mendemostrasikan penggunaan alat yg tepat
_ Mengajarkan anak ttg tindakan pencegahan kecelakaan dan keamanan
_ Merubah lingkungan fisik untuk kurangi injury
_ Mencari petujuk/instruksi untuk mengoperasian alat-alat
_ Melakukan tindakan pengamanan