Selasa, 05 April 2011

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN STRESS ADAPTASI

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................1
BAB II : STRESS ADAPTASI
A. Penertian Stress Adaptasi.......................................2
B. Proses Terjadinya Stress dan Adaptasi...................2
C. Rentang Respon Stress Adaptasi............................5
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN STRESS ADAPTASI
A. Pengkajian..............................................................8
B. Diagnosa...............................................................10
C. Intervensi..............................................................11
D. Implementasi........................................................11
E. Evaluasi................................................................12
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14










BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup yang berakibat kan adanya tuntutan kesulitan atau ancaman terhadap bahaya kehidupan yang semakin sulit terpecahkan. Sehingga seringkali di dapati seorang mengalami ketegangan psikologis
Itu semua merupakan masalah yang relatif, tergantung dari tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian dan bagaimana sudut pandang seseorang dalam menghadapinya.
Strees adalah penekanan pada peristiwa – peristiwa dan situasi negatif yang di alami individu yang dapat menimbulkan efek yang tidak teratur pada perilakunya ( Lahey & Ciminero , 1998 )

BAB II

STRESS ADAPTASI

A. Pengertian stress adaptasi

Stres adalah penekanan pada peristiwa-peristiw dan situasi-situasi negatif yang dialami individu yang dapat menimbulkan efek yang tidak teratur pada perilakunya(lahey dan ciminero, 1998).
Stress muncul akibat terjadinya kesenjangan antara tuntutan yang dihasilkan leh transaksi antara individu dan lingkungan dengan sumberdaya biologis phisikologis atau system social yang dimiliki individu ttersebut (sarafino,1998).
Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban lingkungan agar organisme dapat bertahan hidup.

B. Proses Terjdinya Stress dan Adaptasi
• Stress
1. Penyebab Stres dan Stressor Phisikososial
Stressor Phisikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehiduan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi untuk mengadapi setresor terseut. Pada umumnya jenis stressor phisikososial dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Perkawinan
seperti : perpisahan, perceraian, kematian salah satu pasangan, dll
b. Problem orang tua
seperti : kenakalan anak, hubungan yang tidak baik dengan mertua.
c. Hubungan interpersonal
komflik dengan kekasih, antara atasan dan bawahan
d. Pekerjaan
seperti : pekerjaan terlalu banyak, kehilangan pekerjaan dan pension.
e. Lingkunagan hidup
seperti : penggusuran, hiduo dalam lingkungan yang rawan atau keriminalitas.
f. Keuangan
seperti: Terlibat uang, kebangkrutan usaha dan soal warisan.
g. Hukum
Seperti : penjara, tuntutan hukum
h. Perkembangan
seperti : masa remaja, masa dewasa, minupouse
j. Penyakit fisik atau cidera
seperti : kecelakaan, operasi atau pembedahan, aborsi.
1. Tahapan Stress
Tahapan stress menurut Robert J. Van Amberg :

a. Stress tingkat I
• semangat besa
• pengliatan tajam tak sebagai mana biasanya.
• Energi dan gugup berlebihan
b. Stres tingkat II
• Merasa letih pada saat bagun pagi
• Merasa lelah pada saat bangun siang
• Mrasa lelah pada saat mejelang sore hari
• Perasaan tidak santai
c. Stres tingkat III
• Gangguan usus lebih terasa
• Otot-otot teras lebih tegang
• Perasaan tegang semakin meningkat
• Gangguan tidur
d. Stres tingkat IV
• Untuk bisa bertahan sepanjang hari tersa sulit
• Perasaan negatifistik
• Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam
• Perasaan takut ang tidak bisa di jelaskan
e. Stres tingkat V
• Keletihan yang mendalam
• Gangguan system pencernaan
• Perasaan takut yang semakin menjadi
f. Stres tingkatVI
• Debar jantng terasa amat keras
• Nafas sesak, megap-megap
• Badan gemetar, tubuh dinggin , ringat bercucuran
• Pingsan atau collaps
• Adaptasi
Adaptasi dapat dicapai melalui beberapa aspek :
a) Adaptasi fisiologis adalah respon terhadap kebutuhan dan usaha yang berhasil. Misalnya meningkatnya kekuatan otot dengan latihan yang lama.
b) Adaptasi phisiko-sosial misalnya setrategi koping,pola hidup, keyakinan.

Karakteristik respon yang adaktif:
a. Semua respon adaktif berusaha mempertahankan keseimbangan
b. Adaptasi adalah totalitas respon dari tubuh manusia
c. Adaptasi memerlukan waktu
d. Kemampuan adaptasi berbeda pada setiap orang
e. Respon adaptif melelahkan dan mungkin tidak adekuat karena itu efisiensi dan bantuan di perlukan.

C. Rentang Respon dan Adaptasi
Dalam tahun 1936, Selye merumuskan Sress sebagai General Adaptation Syndrome ( GAS ) atau sindrom penyesuaian umum.Bila faktor penyebab stress tidak dapatdiatasi dan faktor penyebab tresebut terlalu besar maka reaksi tubuh yaitu GAS mulai bekerja untuk melindungi individu agar dapat bertahan hidup. GAS Pada dasarnya merupakan reaksi fisiologis akibat rangsangan fisik dan psikososial. Bila individu terrancam oleh stress, isyaratnya akan dikirim ke otak dan otak mengirim informasi kehipotalamus sehingga saraf otonom dan endokrinterstimulasi. Akibatnya terjadi perubahan fisiologis berupa gejala dari sistem saraf otonom dan endokrin. Selye membagi reaksi umum tubuh terhadap Stress dalam tiga tahap yaitu Reaksi Waspada, Reaksi Melawan, dan Reaksi Kelelahan.
1. Tahap Reaksi Waspada
Pada tahap ini dapat dilihat reaksi psikologis “fight or flight syndrome” dan reaksi fisiologis. Pada tahap ini individu mengadakan reaksi pertahanan terekspos pada stresor. Tanda fisik yang akan muncul adalah curah jantung meningkat, peredaran Darah darah cepatdarah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstrermitas. Karenya banyaknya organ tubuh yang terpengaruhi, maka gejala stress akan mempengaruhi denyut nadi, ketegangan otot. Pada saat yang sama, daya tahan tubuh berkurang, dan bahkan bila stressor sangat besar atau kuat (misal: Luka bakar hebat, suhu yang terlalu panas/dingin) daoat menimbulkan kematian.
2. Tahap Melawan
Pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatasi stressor. Tubuh berusaha menyeimbangkan prosses fisiologis yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin untuk kembali keadaan normal dan pada waktu yang sama tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress.
3. Tahap Kelelahan
Tahap ini terjadi ketika ada suatu perpanjangan tahap awal stress yang tubuh individu telah trebiasa. Energi penyesuaian terkuras, dan individu tersebut tidak dapat lagi mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian yang digambarkanpada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, bisul, colitis.





















Hipotalamus

Merangsang

Kelenjar hipofisis
( kelenjar dibawah otak)

Mengeluarkan



Hormon Vasopresisn Hormon Hormon Gonadotropin
adrenokortikotropik Pertumbuhan tirotopik
( ACTH)


Merangsang Tekanan darah Efek langsung Merangsang Libido
pada frigiditas
metabolisme impoten
korteks adrenal melalui protein,karbohidrat
penyempitan dan lemak yang kelenjar
pembuluh menyebabkan tiroid
mengeluarkan darah peningkatan
glukosa dan
Retensi asam lemak
air bebas serum laju ( pada
metabolisme permulaan
basal stress)

Glukoneo- Retensi Na dan air hormaon sex
genesis kemudian
menetap karena
stress
respons
kekebalan Sekresi
Hormon sex
Respons
Inflamasi
(respon yang
Menyebakan
Peradangan)

Gambar Sindrom “ figt or fligth” (Respon yang berkepanjangan)





BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN STRESS ADAPTASI

A. Pengkajian
1. Faktor Pendukung
• Biologis : Genetik, Status nutrisi
• Psikologis : Pengetahuaan, kemampuan berbicara, moral, personal, pengalaman
• Sosial Budaya : Umur, gender, pendidikan, budaya, kepercayaan.

2. Faktor Pencetus
• Biologis : a.Neroanatom
b.Nerofisiologi
c.Nerokimia
d.Tingkat kematangan dan perkembangan organik
e.Faktor pre dan peri-natal
• Psikologis :a.Peran Ayah
b.Interaksi ibu-anak ( rasa percaya dan rasa aman )
c.Persaingan antara saudara kandung
d.Inteligensi
e.Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan, dan masyarakat.
f.kehilangan mengakibatkan kecemasan, depresi rasa malu dan rasa salah.
g.Konsep diri, pengertian identitass diri sendiri
h.Keterampilan, bakat dan kreativitas.
i.Pola adaptasi dan pembebanan sebagai reaksi terhadap bahaya.
j.Tingkat perlembangan emosi.
• Sosio-Budaya : a.Kestabilan keluarga
b.Pola mengasuh anak
c.Tingkat ekonomi
d.Perumahan : Kota >< Desa
e.Pengaruh Rasis dan agama
f.masalah kelompok minoritasPrasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan yang tidak memadai.

3. Penilaian Respon terhadap Stress
a. Afektif Perasaan sedih, marah, takut, senang, rasa tidak berdaya, (putus asa, merasa sendirian)
b. Kognitif Tidak mau berkonsentrasi, menyalahkan diri sendiri, hilang perhatian, ilusi, bingung, ragu-ragu.
c. Psikologi Peningkatan ( Prolaktin, ACTH, Kolagen, Gangguan pencernaan, lemah, letih, lesu, pusing, perubahan berat badan).
d. Tingkah laku Menarik diri, gangguan tingkat aktivitas, mudah marah, menangis dan tersinggung.

4. Sumber koping
a. Dukungan sosial Mencari dukungan sosial seperti meminta bantuan kepada keluarga, teaman, tetangga.
b. Ekonomi ketersediaan materi
c. Kemammpuan personal kemampuan untuk mengatasi yang trejadi sebelumnya.
d. Keyakinan Mencari dukungan spiritual dengan berdo’a dan meningkatkan keyakinanya.


5. Mekanisme Koping

Stressor Individu Stressor


Keseimbangan terganggu


Usaha individu mengatasi stressor



Respon Adapptif Respon Maladaptif
Respon yang dapat di terima Respon individu dalam
oleh norma-norma sosial budaya menyelesaikan masalah yang
yang berlaku. Menyimpang dari norma-norma
Dengan kata lain sosial budaya dan lingkungan.
Individu dalam batas normal:
1.Mampu menyelesaikan 1.Kerja berlebih
Masalah. 2.Menghindar
2.Mau berbicara dengan 3.Menciderai diri
Orang. 4.Menangis
3.Mampu melakukan aktivitas 5.Menarik diri
kontruktif
4.Olah raga


B. Diagnosa Keperawatan

Data yang dikumpulkan dapat dikelompokan dalam masalah keperawatan ( potensial/aktual ) dan etiologi dari masalah. Hubungan stress dan stressor merupakan hubungan masalah (stress) dengan etiologi (stressor). Beberapa contoh diagnosa keperawatan pada stress :
1. Koping individu tak efektif yang brehubungan dengan :
a. Perubahan pola hidup
b. Sistem pendukung tidak eadekuat
c. Koping yang tidak ampuh
d. Stress yang brekepanjang
2. Koping keluarga yang ta efektif berhubungan dengan :
a. Masalah ekonomi
b. Kecacatan atau handaya yang berkepanjangan
c. Stress berkepanjangan ( psikologis, fisiologis, situasi )
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :
a. Stress fisiologis
b. Krisis emosi atau situasi
4. Keputusaan berhubungan dengan :
a. Tidak mampu menyelesaikan stress
b. Tidak mampu mengontrol stress
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
a. Ansietas
b. Krisis situasi atau emosi


C. Intervensi

Rencana keperawatan terdiri dari tujuan dan tindakan keperawatan. Tujuan keperawatan pada klien stress disesuaikan dengan diagnosa keperawatan.
Contoh tujuan :
a. Klien dapat menangani berbagai perubahan dalam kehidupan.
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah.
c. Klien dapat menerima dukungan sosial yang adekuat.


D. Implementasi

1. Dukung Klien dan keluarga
Ungkapan perasaan merupakan salah satu cara mengurangi stress.contoh : mengekspresikan perasaan, kekhawatiran dan masalahnya.
2. Orientasi Klien
Mengorientasikan klien tentang Rumah Sakit, fasilitas dan peraturan yang brelaku.
3. Pertahankan Identitas Klien
Pertahankan identitas klin dengan memanggil nama klien.
4. Memberi Informasi yang Dibutuhkan Klien
Contoh : Prosedur pemeriksaan dan tindakan keperawatan.
5. Ulangi informasi jika klien ukar mengingat
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang, dan mendukung kemendirian klien.
7. Meningkatkan harga diri klien
Libatkan klien dalam tindakan keperawatan
8. Membantu manejemen stress
Latihan nafas dalam
Latihan relaksasi bertahan
Latiahan liam fari
9. Bantu dan laih klien berfikir


E. Evalusi

1. Pada klien
a. Klien dapat menghadapi berbagai perubahan dalam kedepannya.
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
c. Klien dapat menerima beberapa dukungan yang adekuat
2. Pada keluarga
a. Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara terapetik
b. Keluarga mampu memberikan informasi yang dibutuhkan klien

BAB IV

KESIMPULAN

Stress merupakan bagian dari kehidupan yang dialami setiap orang setiap hari. Stress ridak dapat dihilangkan tetapi perlu dipelajri cara-cara penanganannya. Keberasilan menyelesaikan berbagai stress merupakan modal kemampuan untuk menghadapi stress yang akan datang.
Klien yang dirawat di Rumah sakit tentu mengalami berbagai stress yang mungkin is sudah tidak mampu mengatasinya. Perawat perlu berupaya membantu klien menyelesaikan masalah, melatih klien menghadapi dan menyelesaikannya dan menggerakan sumber yang dimiliki klien.
Dengan membanu klien menghadapi dan menyelesaikan stress berarti perawat telah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, menghemat hari rawat, menghemat biaya perawatan dan meningkatkan produktivitas manusia.
















DAFTAR PUSTAKA


• Stuart G.W dan Laraia.M.T.(1998).Principle and practice of pschiatric nursing.Edisi 8 St Louis.Mosby year Book.
• Dalami Ernawati.S.Kp.2009.Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan jiwa.jakarta:TIM
• Keliat,B.A.1999.Penatalaksanaan STRESS.Jakarta:EGC
Powered by Blogger