Kehamilan akan menyebabkan perubahan struktur dan fungsi kelenjar tiroid ibu,sehingga kadang-kadang menyulitkan penegakan diagnosis penyakit atau menentukan adanya kelainan tiroid . Proses hiperplasia glandular dan bertambahnya volume kelenjar tiroid akan menyebabkan kelenjar tiroid membesar sedang,sehingga penggunaan iodid (iodid uptake)oleh kelenjar tiroid ibu juga akan meningkat.Akibatnya,sekresi harian hormon tiroksin juga akan meningkat. Pada awal kehamilan hormon tiroksin ibu akan berpindah ke janin sehingga terjadi hipotiroidisme janin. Proses ini akan terjadi selama kehamilan .Hormon tiroid diperlukan untuk perkembangan otak dan fungsi mental normal.
Gangguan kelenjar tiroid pada umumnya didapatkan pada perempuan muda . Terdapat hubungan yang erat antara fungsi kelenjar tiroid ibu dan janin yang dikandungnya.janin bergantung pada hormon tiroksin ibu . Obat-obatan yang diminum ibu akan mempengaruhi kelenjar tiroid ibu dan kelenjar tiroid janin .
A. HIPERTIROID
Kehamilan normal akan menimbulkan keadaan klinik yang mirip dengan kelebihan tiroksin(T4), sehingga tirotoksikosis Yang ringan mungkin akan sulit terdiagnosis.beberapa gejala yang sering ditemukan adalah takikardi pada kehamilan normal,nadi rata-rata waktu tidur meningkat, tiromegali,eksoftalmus,dan berat badan tidak bertambah walaupun cukup makan.Gambaran laboratorium memperlihatkan kadar serum T4 bebas meningkat,sedangkan kadar tirotropin menurun.Kadar tirotropin bisa terdeteksi sampai kadar kurang dari 0,1 Mu/1 , sehingga akan menyebaban ditemukanyakeadaan hipertiroid subklinis,(sekitar 1%)2.Keadaan subklinis ini dapat ditemukan dan terdeteksi dengan pemeriksaan tirotropin.
1. Etilogi
Penyebab yang paling umum terjadinya tirotoksikosis dalam kehamilan adalah penykit graves.Proses otoimun pada organ spesifik ini biasanya berhubungan dengan antibodi yang merangsang kelenjar tiroid . Antibodi ini (thyroid-stimulating antibody)selama kehamilan akan menurun dan pada sebagian besar perempuan akan menyebabkan terjadinya remisi kimia.
2. Terapi
Tirotoksikosis yang terjadi selama kehamilan hampir selalu dapat dikontrol dengan obat-obatan jenis thiomide. Beberapa klinisi memilih propylthiouracil(PTU)karena obat ini sebagian menghambat perubahan T4 menjadi T3 dan lebih sedikit melewati sawar plasenta bila dibandingkan dengan methimazole.Kedua obat ini efektif dan cukup aman untuk digunakan dalam terapi tirotoksikosis.Walaupun jarang dan belum terbukti,penggunaan metimazole harus lebih berhati-hati karena pemberian pada awal kehamilan diduga ada hubungnaya dengan terjadinyaatresia esofagus,khoana,dan aplasia cutis.Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit tiroid ibu dapat menyebabkan penghancuran jaringan kelenjar tiroid janin,sehingga dapat dipertimbangkan untuk melakukan terminasi kehamilan .Bila terapi dengan obat-obatan tidak berhasil,atau bila terjadi efek toksis dari obat-obatan tersebut,maka dipertimbangkan untuk tiroidektomi.
3. Hasil Akhir Kehamilan
Keadaan bayi perinatal dari perempuan dengan tirotoksikosis sangat bergantung pada tercapai tidaknya pengontrolan metabolik.Kelebihan tiroiksin dapat menyebabkan terjadinya keguguran spontan.Pada perempuan yang tidak mendapat pengobatan ,atau pada mereka yang hipertiroid meskipun terapi telah diberikan,akan meningkatkan resiko terjadinya preeklamsi,kegagalan jantung,dan keadaan perinatal yang buruk.
4. Efek Pasa Janin Dan Neonatus
Sebagian besar janin bisa dalam keadaan eutiroid dan sebagian kecil lainyahiper atau hipotiroid.Kedua kondisi ini dapat terjadi seiringdengan ada tidaknya goiter.
Gambaran klinik yang mungkin dapat ditemukan pada bayi baru lahir dari ibu yang terpapar tiroksin secara berlebihan adalah sebagai berikut :
a) Terlihatnya gambaran goiter tiroktosikosis pada janin atau bayi baru lahir akibat adanya transfer thyroid-stimulating immunoglobulins melalui plasenta . Janin bisa dalam keadaan nonimmune hydrops atau bahkan meninggal .
b) Dapat terjadi goiter hipotiroid pada janin dari ibu yang mendapatkan pengobatan golongan thiomide.Keadaan hipotiroid ini dapat diterapi dengan pemberian tiroksin secara intra-amniotik.
c) Pada janin juga dapat terjadi hipotiroidism tanpa adanya goiter sebagai akibat masuknya thyrotropin-receptor blocking antibodies ibu melalui plasenta.
5. Diagnosis Janin
Penilaian yang dilakukan pada janin masih kotroversial.Bila didapatkan thyroid stimulating antibodies ibu yang abnormal,pertumbuhan janin terhambat.Kegagalan jantung,atau goiter,dengan atau tanpa takikardia maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah janin . Akan tetapi,karena keadaan hiper atau hipotiroid pada janin dapat menimbulkan hidrops, pertumbuhan janin terhambat, goiter, ataupun takikardia, maka tindakan fetal blood sampling hanya cocok pada kehamilan yang diperberat pleh penyakit graves.
B.HIPOTIROID
Sebagian besar penyakit hipotiroid pada orang dewasa disebabkan oleh proses russknya kelenjar tiroid oleh otoantibodi,Khususnya antibodi antithyroid peroxidase.Oleh karena itu,gangguan-gangguan hipotiroid juga berhubungan dengan tirotoksikosis graves.Kedua kelainan ini mungkin berhubungan akibat terjadinya transfer timbal balik sel-sel janin pada kehamilan sebelumnya.Secara klinis diagnosis hipotiroid ditegakkan apabila kadar tiroksin bebas rendah,sedangkan kadar tirotropin meningkat.
1. Insidensi Dalam Kehamilan
Insiden terjadinya hipotiroid adalah 2,5%.Defisiensi kelenjar tiroid klinik ditemukan pada 1,3 per 1.000 dan subklinis 23 per 1.000 orang.
2. Hipotiroid subklinis
Insiden keadaan hipotiroid subklinis pada perempuan berusia antara 18-25 tahun adalah sekitar 5%.Dari semua ini,2-5% per tahunnya keadaan meraka memburuk dan berkembang menjadi kegagalan tiroid secara klinis.Faktor keturunan merupakan faktor resiko.Faktor-faktor resiko lainnya untuk terjadinya kegagalan kelenjar tiroid adalah penyakit diabetes tipe 1 dan anti bodi antimikrosomal.
3. Efek Hipotiroid Subklinis pada Hasil Akhir Kehamilan
Kelainan organ tiroid ibu dan janin saling berhubungan . Pada keduanya fungsi tiroid sangat bergantung pada cukup tidaknya asupan iodin.Defisiensi asupan iodin pada awal kehamilan dapat menyebabkan keadaan hipotiroid pada ibu .Jika gangguan tiroid ini dapat diatasi sebelum terjadi kehamilan,biasanya didapatkan keadaan perinatal yang normal.Terapi pengganti yang digunakan adalah dengan memberikan tiroksin,dosis antara 50-100 g per hari.Kadar serum tirotropin diukur setiap 4-6 minggu dan dosis tiroksin ditingkatkan antara 25-50 g sampai mencapai nilai normal.Kehamilan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan tiroksin yaitu sekitar sepertiganya dan kemungkinan akibat meningkatnya produksi hormon estrogen.Oleh karena itu,Pada kehamilan kebutuhan tiroksin pengganti jadi lebih tinggi.
Keadaan hipotiroid pada ibu dapat menghambat perkembangan neurofisiologik janin. Anak-anak yang dilahirkan oleh perempuan dengan kadar T4 kurang dari 10 persentil, beresiko terjadinya ketidakseimbangan perkembangan psikomotor. Selain itu, Pada hipotiroid subklinis bisa meningkatkan terjadinya persalinan prematur, Solusiao plasenta, dan perawatan bayi di NICU.
4. Defisiensi Iodin
Asupan yang direkomendasikan selama kehamilan adalah paling tidak 220 g/hari. Defisiensi iodin akan mempengaruhi gangguan perkembangan neurologik janin.Pemberian suplemen tambahan pada keadaan defisiensi iodin yang ringan,akan mencegah terjadinya goiter pada janin.Defisiensi iodin yang sedang akan memberikan efek sedang pula dan efeknya terhadap perkembanganfungsi intelektual dan psikomotor sangat bervariasi,sedangkan defisiensi iodin yang berat akan menyebabkan kerusakan yang berat seperti keadaan kreatinisme endemik.Pemberian tambahan iodin sebelum kehamilan akan mencegah kerusakan neurologik akibat defisiensi berat,bahkan akan memberikan efek pencegahan yang parsial meskipun baru diberikan ketika kehamilan sudah terjadi.
5. Hipotiroid kengenital
Insidensi hipotiroid kengenital adalah sekitar 1 diantara 4.000-7.000 bayi.Tujuh puluh lima pesen bayi-bayi dengan hipotiroid memiliki kondisi agenesis kelenjar tiroid atau dishormonogenesis,Sedangkan 10% lainya menderita hipotiroid transien.Pemberian terapi pengganti tiroksin secara dini dan agresif sangat penting untuk bayi-bayi ini, kEcuali pada yang menderita hipotiroid kongenital yang berat.
MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN IV A (PATOLOGI OBSTETRI)
PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN , PENYAKIT TIROID PADA KEHAMILAN , PENYAKIT TIPOID PADA KEHAMILAN , INFEKSI PADA KEHAMILAN , PENYAKIT MALARIA PADA KEHAMILAN
Disusun Oleh :
Pingky Defita Luciana 090105131
Isnaini Nur Anisyah 090105132
Fajar Ayu Ginanjar 090105133
PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011