BAB 1
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan tetapi saling terkait dalam
proses perkembangan. Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif yang menunjukkan perubahan yang dapat diamati secara fisik. Pertumbuhan dapat diamati melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala bayi. Misalnya seorang bayi menjadi tinggi dan besar. Sedangkan perkembangan merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan (ketrampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan berkaitan dengan aspek kemampuan motor, intelektual, sosial, emosional, dan bahasa.
Seringkali keinginan bayi untuk dapat melakukan segala hal sendiri melebihi kemampuannya untuk melakukan hal tersebut. Contohnya,pada usia delapan bulan dia tertatih-tatih untuk berdiri, berusaha meraih mainan dan berteriak saat dia tidak bisa melakukannya. Sesungguhnya bayi sangat tergantung pada orangtua nya untuk bisa bertahan. Tetapi, dia tidak sepenuhnya lemah saat lahir. Kenyataannya, ada banyak hal yang dapat dia lakukan dengan reflek. Contohnya, dia dapat menelan makanan, menggenggam sesuatu dan berkedip.
Kehidupan akan lebih sederhana bagi bayi jika saja dia belajar menggerakan kepalanya, tangannya, lengannya, dan kakinya di waktu yang bersamaan. Tidak semua bayi bisa mengontrol gerakannya pada usia yang sama. Seringkali terdapat perbedaan cara dan waktu dalam tahap perkembangan seorang bayi. Seorang bayi akan menemukan cara sendiri dalam mengekspresikan keinginan nalurinya untuk bisa mengontrol gerakan tubuhnya. Jika bayi ingin mengembangkan gerakannya, hal itu tidak berarti bahwa dia akan berhasil melakukannya. Karena ada banyak aktifitas yang terjadi disekitarnya, maka tidak mengejutkan jika bayi senang bergerak kesana kemari. Meskipun gerakan tangan, kaki, dan tubuhnya tidak sepenuhnya terkontrol, hal itu tidak menghilangkan kebutuhan dasar untuk memuaskan rasa penasarannya. Diusia ini, dorongan spontan, antusiasme serta keinginan bawaannya untuk hidup jauh melebihi kemampuan fisiknya. Yang sungguh menakjubkan ialah saat bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan untuk meraih sesuatu, meskipun koordinasi tangan dan matanya tidak terlalu bagus. Psikolog menyebut kondisi ini dengan pre-reaching. Ketika dia menggerakan tangannya seringkali kedua tangannya digerakan bersama-sama. Bayi baru lahir meraih dan menggenggam adalah dua tindakan yang terpisah yang terlalu rumit untuk dikoordinasikan, meski dia tahu apa yang ingin diraihnya. Menjelang usia empat bulan, keadaan menjadi baik. Keingintahuan bayi terhadap dunianya menunjukan bahwa dia belum menyerah untuk berusaha meraih dan menggenggam suatu benda. Sejak usia lima atau enam bulan keatas, meraih dan menggenggam menjadi terkoordinasi. Kemampuan bayi yang semakin meningkat dalam koordinasi tangan dan kaki membuatnya berkeinginan melihat suatu benda. Bayi membutuhkan sedikit konsentrasi dalam meraih dan menggenggam benda. Dan bayi semakin terbiasa. Psikolog menyebutnya sebagai ballistic reaching. Bayi menggunakan seluruh tubuhnya untuk meraih target : misalnya, dengan mengarahkan dirinya sendiri pada benda yang diinginkannya atau merangkak mendekatinya. Dengan begitu, dia dapat mengurangi jarak yang ada. Atau mungkin bayi memiringkan badannya sampai terjatuh dan menangis karena kaget. Perlu diketaui bahwa, saat bayi meraih suatu benda, dia melakukan dengan pilihan cermat dan gerakannya bukanlah sebuah gerakan acak.
B. PERMASALAHAN
Pada masa bayi, perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri nya. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'. Menyampaikan cerita/berita pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
Ada beberapa masalah yang dihadapi bayi, yaitu : :
1. Pada saat bayi dapat menggenggam
Cengkraman tangan bayi berkembang dengan nyata. Pertama, sekitar umur empat bulan, bayi menggunakan ulnar grso (genggaman dengan telapak tangan,jari manis dan kelingking). Kemudian, sekitar umur lima atau enam bulan, dia menggunakan jari tengah dan bagian tengah telapak tangan untuk menggenggam. Dan sekitar tujuh atau delapan bulan, dia menggunakan ‘cengkeraman radial’ (genggaman dengan jari telunjuk dan bagian pinggir telapak tangan).
Cengkeraman tangan bayi, yang berkembang memungkinkannya untuk meneliti sebuah mainan. Dia mengalihkan mainan itu dari satu tangan ke tangan lainnya dengan cara khusus, sambil menatapnya tajam. Sebuah benda biasanya berada di tengah telapak tangannya, dan jari-jarinya menggenggam kuat. Dengan begitu dia dapat menggerakan benda tersebut sesukanya sehingga rasa ingin tahunya terpuaskan. Ini adalah kemajuan besar dalam perkembangannya karena memberinya control. Dia tidak lagi bergantung pada orang disekitarnya untuk memegang mainan di depan wajahnya, sekarang dia dapat menggenggam mainannya sendiri.
1. Pada saat bayi ingin duduk
Sangat sulit bagi bayi untuk bisa duduk. Sebelum berusia lima atau enam bulan, bayi belum cukup memiliki otot saraf dan otot-otot tubuh untuk meraih benda. Dalam beberapa bulan pertama, kekuatan punggungnya sangatlah lemah dan dia belum bisa melakukannya, meskipun dia menginginkannya.
Menjelang umur tiga atau empat bulan, otot punggung bayi lebih kuat dan ibu dapat mengangkatnya dengan perlahan dalam posisi duduk dengan menarik tangannya. Namun tetap saja ada kemungkinan ketika dia berada dalam posisi duduk, dia masih terkulai.
Ketika bayi baru lahir dipeluk dalam posisi berdiri, sebenarnya dia ingin duduk. Dengan cepat dia menyadari bahwa dunia sekitarnya tampak lebih menyenangkan saat dia berada dalam posisi tegak, dibandingkan saat posisinya terbaring. Dan enam bulan selanjutnya dia berusaha keras untuk duduk dan terus berada dalam posisi itu.
2. Pada saat bayi belum bisa bergerak maju
Pada usia tiga minggu, bayi hanya mengangkat kepalanya saat terbaring dan tidak lebih dari itu. Mungkin dia memberanikan diri dengan mendorong tubuhnya tapi dia tetap saja tersungkur diatas tempat tidurnya.
Ada alasan bagus mengapa rasa ingin tahunya melebihi kemampuan geraknya dalam bulan-bulan pertama ini. Selain memiliki otot-otot yang belum berkembang, keseimbangan dan koordinasi yang lemah, bayi pada usia ini memiliki ukuran tubuh yang berhubungan dengan panjang tubuhnya secara keseluruhan. Contohnya, bayi yang lahir dengan berat 3,6 kg rata-rat panjangnya hanya 50 cm (20 inchi). Dia relative lebih gemuk dan kurang berotot dibandingkan postur tubuh yang akan dia dapatkan saat semakin besar, kepalanya lebih besar dari anggota tubuhnya yang lain secara proporsional dan tangan dan kakinya terlalu pendek untuk ukuran tubuhnya.
3. Pada saat bayi dapat melangkah pertama kalinya
Pada bayi, reflek untuk melangkah telah ada sejak lahir. Jika ibu memegang bayi yang baru lahir kemudian membiarkannya berjuntai, secara naluriah dia akan menggerakan kakinya seolah-olah ingin melangkah maju, terutama jika kakinya dibiarkan menyentuh lantai. Seiring berkembangnya kemampuan duduk dan merangkak, anggota tubuh bayi semakin bertambah kuat. Menjelang umur enam bulan dia dapat mempertahankan posisi duduk tegak. Kemajuan dalam gerakannya ini memberikan rasa percaya diri yang besar. Dengan tiba-tiba dia yakin dapat melakukan apa yang dilakukan teman sebayanya lakukan. Dan pada akhirnya dia berhasil mencapai tahapan pertama dalam proses berjalan. Setelah itu, hanya menunggu waktu saja dia berhasil berjalan sendiri.
4. Pada saat bayi ingin menaiki tangga
Diantara semua arah yang ada, naik keatas adalah salah satu yang membuat bayi tertarik. Sebagian alasannya adalah karena arah yang lebih mudah untuk dijangkau misalnya, dia dapat bergerak ke pinggir, depan atau belakang dengan merangkak atau berjalan dengan menyeret kakinya. Di sisi lain, naik ke lantai atas merupakan rintangan terbesar dalam perkembangan dan pembelajaran.
Jika bayi yang sedang tumbuh merasa percaya diri, tampaknya dia akan terus naik melewati setiap tangga. Tetapi mungkin saja dia hanya mencapai setengah jalan, karena dia mulai kelelahan dan tiba-tiba menyadari bahwa dia masih harus menempuh perjalanan panjang untuk naik ke atas. Di saat seperti itu lah,bayi berfikir untuk kembali turun. Tapi tindakan turun ke bawah lagi membuatnya tidak nyaman. Dan dia membutuhkan pertolongan orang terdekatnya secepat mungkin.
Menjelang usia 15-18 bulan, bayi naik ke lantai atas menjejakan satu kakinya ke tangga berikutnya dan kemudian mengayunkan kaki yang satunya di sepanjang tangga itu sambil berpegangan ke dinding, pada pegangan tangga atau pada tangan ibunya. Dan bayi harus berkonsentrasi penuh untuk melakukan hal itu.
5. Pada saat bayi ingin melakukan apa yang ibunya lakukan
Orang dewasa sering melakukan gerakan wajah yang dapat dilakukan oleh bayi yang baru lahir. Contohnya, orang dewasa membuka mulut,menjulurkan lidahnya. Setiap bayi memperhatikan orang dewasa yang memperagakan gerakan wajah tersebut. Hasil penelitiannya adalah bayi baru lahir tampak lebih sering membuka mulut nya saat melihat orang dewasa membuka mulutnya, lebih sering menjulurkan lidahnya saat melihat orang dewasa menjulurkan lidahnya dan seterusnya. Hal ini menunjukan bahwa meskipun usia bayi sangat dini,tapi dia sudah mempunyai keinginan untuk melakukan apa pun yang orang dewasa lakukan.
6. Pada saat bayi sedang belajar berjalan
Pada waktu bayi belum bisa berjalan dengan lancar namun dia tetap berusaha berjalan ke manapun secepatnya yang dia mampu tanpa memikirkan bahaya yang mungkin terjadi. Anak usia satu tahun seringkali menubruk pintu, tembok, ujung meja, tangga dan rasa sakit yang sementara seolah-olah tidak menimbulkan dampak yang berarti baginya.
Tanpa adanya kepekaan terhadap bahaya, bayi mudah terjebak dalam situasi berbahaya meskipun dia tidak sedang bergerak. Kenyataanya adalah bayi tidak memiliki kepekaan yang tajam terhadap bahaya. Dia menikmati saat dia belajar berjalan dan tidak berfikir bahwa kecelakaan dan rasa sakit jika dia jatuh akan menimpanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori pendukung perkembangan kognisi anak dari Piaget. Teori Perkembangan kognisi adalah teori yang mempelajari cara anak berpikir, memberikan alasan dan merasakan dunianya. Ada 4 tahap, salah satu nya ialah lah Sensorimotor : 0-2 tahun. Disebut sensorimotor karena pembelajaran anak hanya melibatkan panca indra. Anak belajar untuk mengetahui dunianya hanya mengandalkan indera yaitu melalui meraba, membau, melihat, mendengar, dan merasakan. Ketika seorang bayi merangkat, mendekati mainan, maka yang ia lakukan adalah :
a. melihat dengan penglihatan gerakan mainan itu
b. memegang dan merabanya
c. membau
d. memasukkan ke mulut untuk merasakan.
Pada rentang usia ini anak terus menerus bergerak. Dengan bergerak dia menjelajahi lingkungannya dan belajar hal-hal baru. Jika anak dilarang bergerak, maka kemampuan kognisnya tidak akan berkembang. Sebagai contoh, kalau anak dihambat gerakannya dengan ’baby-walker”, atau digendong terus dengan selendang, diikat dsb maka gerakan anak menjadi terbatas, padahal dia ingin bebas bergerak untuk mengambil mainan. Proses anak itu mengambil mainan dan memainkannya merupakan proses kognisi. Karena anak berada dalam masa sensorimotor, maka bagi anak usia 0-2 tahun bukan merupakan hal yang sia-sia bermain dengan gerakan (sensorimotor) lewat meraba, membanting, menyentuh, dsb. Jadi jelaslah, bahwa perkembangan kognisi harus melewati perkembangan motorik.
1. Teori pendukung perkembangan motor bayi : teori kematangan (maturational theory)
Teori ini mengajarkan bahwa bayi mempunyai waktu kematangan masing-masing. Pada saat telah matang maka ia siap melakukan suatu hal yang baru. Dari sudut pandang neurologis, kematangan sel syaraf akan membuat bayi siap melakukan hal-hal baru. Kematangan tidak perlu dipengaruhi oleh latihan-latihan, tetapi memberikan pengalaman yang menyenangkan dan dengan cara yang tepat dapat berpengaruh pada kematangan.
2. Perkembangan Fisik meliputi :
a. Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar bayi akan berkembang sesuai dengan usianya (age appropriateness). Orang dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar anak. Jika anak telah matang, maka dengan sendirinya bayi akan melakukan gerakan yang sudah waktunya untuk dilakukan. Misalnya : seorang bayi usia 6 bulan belum siap duduk sendiri, maka orang dewasa tidak perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi.
Tahapan motorik kasar untuk bayi :
1) Merangkak
2) Berdiri
3) Memanjat
4) Berjalan
5) Berlari
6) Menendang
7) Menangkap
8) Melompat
9) Meluncur
10) Lompat tali
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung motorik kasar anak misalnya:
1) Berjalan dengan berbagai gerakan
2) Mencari jejak
3) Berjalan seperti binatang
4) Berjalan naik turun tangga
5) Berbaris, melangkah, berjinjit, berjalan seperti gerakan kuda lari
6) Berlari seperti pecutan kuda
7) Berjalan di tempat
8) Lompatan kanguru
9) Melompat dengan trampoline kecil
10) Melompat seperti katak
11) Berjalan dengan papan titian maju, mundur, ke samping, membawa benda.
12) Place two poles between 2 cahirs’ backs and have children to duck
13) Pick up chips/put down chips. (mengambil barang-barang di lantai dan mengumpulkannya ke dalam basket)
14) Membungkuk/mengumpulkan makanan
15) Bermain terowongan
16) Bermain kursi ditutup selimut
17) Menginjak alas dengan berbagai bahan seperti kartun /plastic bekas telur,
kain perca, potongan gelas aqua, sabut kelapa. dsb)
18) Melemparkan barang-barang ke mulut harimau )
19) Kursi bermusik
Bermain dengan aturan. Untuk 3 tahun ke atas.
Berdiri di lingkaran dan berputar dengan musik. Kursi diambil 1, jika music berhenti,masing-masing harus mendapatkan 1 kursi.
Untuk anak toodler, boleh digunakan asal kursinya tidak diambil. Semua anak dapat kursi.
20) Hula hop, senam dan lagu.
21) Bermain outdoor
22) Menggulung/menendang/melempar / menangkap
b. Perkembangan motorik halus.
Motorik halus mengembangkan kemampuan anak dalam menggunakan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk. Kemampuan motorik halus ada bermacam- macam, yaitu;
1) Memegang (grasping)
a) Palmer grasping
Anak menggenggam sesuatu benda dengan menggunakan telapak tangannya.
Biasanya usia anak di bawah 1.5 tahun lebih cenderung menggunakan genggaman ini. Anak merasa lebih mudah dan sederhana dengan memegang benda menggunakan telapak tangan. Kadang kita bisa mengamati anak memungut kismis , tetapi kemudian sering diacak-acak memakai telapak tangan. Karena motorik halus yang belum berkembang dengan baik, maka anak perlu mendapatkan alat-alat yang lebih besar untuk melatih motorik halusnya. Jangan memberi crayon / kuas yang kecil pada anak usia 1,5-2 tahun, tetapi gunakan yang lebih besar. Demikian pula jika memberikan piring, gunakan piring yang lebih cekung dan sendok yang lebih panjang dan kecil, sehingga ketika anak mengambil sesuatu dari piringnya, ada penahan pada dinding piring.
b) Pincer grasping
Perkembangan motorik halus yang semakin baik akan menolong anak untuk dapat memegang tidak dengan telapak tangan, tetapi dapat menggunakan jari-jarinya. Ketika anak sedang makan, maka cara memegang sendoknya pun akan lebih baik, menyerupai cara orang dewasa memegang.
1) Mencoret
2) Anak senang mencoret-coret (mark-makings) menggunakan beberapa alat tulis seperti crayon, spidol kecil, spidol besar, pensil warna, kuas, dsb. Coretan ini akan makin bermakna seiring dengan perkembangan kemampuan motorik halus dan kognisi anak.
c. Koordinasi tangan mata
Koordinasi mata tangan memiliki 2 aspek yaitu
1) Kemampuan menolong diri sendiri (self help skill)
Kemampuan untuk menolong diri sendiri misalnya :
• mencuci tangan
• menyisir rambut
• menggosok gigi
• memakai pakaian
• makan dan minum sendiri, dsb
2) Kemampuan untuk pembelajaran
Koordinasi tangan dan mata anak dapat dilatih dengan banyak melakukan aktivitas misalnya :
• membuka bungkus permen
• membawa gelas berisi air tanpa tumpah
• membawa bola di atas piring tanpa jatuh
• mengupas buah
• bermain playdough
• meronce, menganyam, menjahit
• melipat
• menggunting
• mewarna, menggambar dan menulis
• menumpuk mainan, dsb
Setiap gerakan yang dilakukan anak akan melibatkan koordinasi tangan dan mata juga gerakan motorik kasar dan halus. Makin banyak gerakan yang dilakukan anak, maka makin banyak pula koordinasi yang diperlukannya. Karena itu, anak perlu mendapatkan banyak kegiatan yang menunjang motorik kasar dan halus anak, yang tentunya dirancang dengan baik seduai dengan usia perkembangan anak.
BAB III
KASUS
Ajaib Bayi 6 Bulan sudah bisa berjalan
________________________________________
LONDON, KOMPAS.com - Bayi yang satu ini sepertinya sudah tak sabar lagi ingin segera berlari dan menjelajahi luasnya dunia. Ya, meski baru berusia enam bulan, bayi bernama Xavier King ternyata sudah bisa berdiri sendiri dan berjalan. Orangtuanya, Mary and David, sungguh terkejut ketika melihat buah hatinya mampu melangkahkan kaki terlalu cepat atau setengah tahun lebih cepat dari bayi pada umumnya. Sudah sebulan berjalan, Xavier tampak nyaman berdiri di atas kakinya.
"Ini seperti sebuah kejutan. Kami tak bisa mempercayainya," ujar Mary (30) mengomentari kemampuan anak pertamanya itu.
"Saya tak pernah berpikir dia akan bisa berjalan pada usia enam bulan. Kebanyakan anak tidak belajar berjalan hingga menginjak usia setahun," ungkap perempuan yang tinggal di Cambridge Inggris itu.
Xavier lahir pada Juli tahun lalu dengan bobot mencapai sekitar 4,1 kg. Orang tuanya sempat curiga karena perkembangan Xavier terlalu pesat terutama saat bayi ini sudah mampu duduk sendiri pada usia 3 bulan.
Namun kemampuan Xavier menginjakkan kaki dan berdiri ternyata menjadi kejutan berikutnya. Apalagi anak ajaib ini tidak sempat merangkak lebih dulu. ‘Sungguh luar biasa ketika ia bangun dan mulai menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain" tutur Mary.
"Hanya masalahnya sekarang saya tak bisa meninggalkannya sendirian. Karena itu saya membeli pena mainan supaya dia tak jadi nakal." tambahnya.
Mary percaya bahwa bouncing chair (kursi bayi) yang biasa digunakan untuk mendudukan anak semata wayangnya dapat membantu perkembangan otot kakinya. "Lucu rasanya mengingat bagaimana ia bisa berjalan tanpa harus belajar merangkak. Saya selalu berpikir itu hanyalah suatu jalan lain," ungkapnya.
Baik Mary atau pun suaminya, David (27) yang bekerja sebagai manajer pusat perbelanjaan, ketika bayi tidak pernah belajar jalan sampai usia setahun.
Kebanyakan bayi biasanya mulai mendorong badannya dengan menggunakan kakinya pada usia sekitar 9 bulan dan akan berdiri sendiri tanpa bantuan pada usia 11 atau 12 bulan. Sebagian besar bayi akan pandai berjalan kaki pada usia 18 bulan, meskipun ada bayi lainnya yang butuh waktu lebih lama.
Pakar perkembangan anak, Dr Martin Ward Platt menilai apa yang menimpa Xavier adalah fenomena tidak lazim. "Menjadi terlalu cepat dewasa sebelum waktunya yang ditandai dengan cara berjalan adalah hal yang tidak lumrah. Bagi orang tuanya, ini hanyalah seperti menghadirkan momen yang dinantikan oleh mata dari belakang kepala" ujarnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Secara umum, perkembangan motor dibagi menjadi dua yaitu motor kasar dan motor halus. Motor kasar adalah bagian dari aktivitas motor yg melibatkan ketrampilan otot-otot besar. Gerakan-gerakan seperti tengkurap, duduk, merangkak, dan mengangkat leher adalah bagian dari aktivitas motor kasar. Gerakan inilah yang pertama terjadi pada tahun pertama usia anak. Sedangkan motor halus merupakan aktivitas ketrampilan yang melibatkan gerakan otot-otot kecil. Menggambar manik-manik, menulis dan makan adalah contoh beberapa gerakan motor halus. Kemampuan motor halus ini berkembang setelah kemampuan motor kasar si kecil berkembang optimal.
Hal yang terjadi pada xavier memang sangat tidak lazim dan sangat langka. Tetapi tidak menutup kemungkinan hal ini dapat terjadi karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan perkembangan yang terjadi pada xavier.
Jika ditinjau dari perkembangan motoriknya, pada usia 4-6 bulan gerakan reflek bayi sudah mulai menghilang, yang muncul adalah gerakan motor nya. Dan jika dirangsang dengan rangsangan yang baik maka bayi akan cepat belajar dan mengerti. Dikatakan oleh orangtua xavier mereka merangsang bayi nya dengan menggunakan kursi bayi.
Dengan adanya peristiwa ini, sangat berbeda sekali dengan apa yang seharusnya bayi 6 bulan alami. Dari kasus tersebut dapat dilihat faktor gizi atau pun peranan orang tua dalam memberi stimulasi atau rangsangan yang menyebabkan bayi tersebut bisa berjalan sebelum waktunya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi pada kasus diatas meliputi:
1) Nutrisi/Gizi
Protein, vitamin dan mineral merupakan nutrisi penting bagi perkembangan prenatal. Pada saat masih didalam kandungan bayi mendapatkan kebutuhan gizi yang baik dari ibu nya. Yang mana kita ketahui bahwa nutrisi mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi untuk ke tahap selanjutnya. Jika dikaitkan dengan kasus yang ada tidak mengejutkan jika bayi 6 bulan sudah bisa berjalan dilihat dari berat badannya pun dari lahir 4,1 kg. Dengan usia nya yang 6 bulan jika mendapatkan nutrisi yang baik maka berat badan bayi semakin bertambah. Dan perkembangan otaknya pun menjadi baik.
2) Kebiasaan baik ibu selama hamil
Latihan-latihan yang baik yang dilakukan oleh ibu selama hamil diantaranya dengan mendengarkan music-musik klasik maka hal ini dapat merangsang perkembangan sensorik dan motorik pada janin.Hal ini juga berpengaruh terhadap kecepatan anak dalam tahap berjalan.Karena perkembangan motoriknya sangat baik.
3) Rangsangan yang diberikan oleh orang tua
Peran orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan seorang bayi. Rangsangan yang memicu bayi untuk bisa berjalan dengan cepat.
Untuk yang lebih spesifiknya lagi tidak dapat diketahui lebih jauh, jika tidak dilakukan penelitian secara keseluruhan kepada xavier. Namun, dapat juga disebabkan dengan pertumbuhan tulang dan perkembangan otak xavier yang lebih pesat dari bayi yang lainnya. Sejauh yang diketahui tidak ada dampak buruk dari peristiwa yang dialami xavier, maupun psikologi dan fisiknya. Hanya saja orang tua nya mengeluhkan xavier yang lebih aktif lagi dari pada sebelumnya. Tapi sejauh ini perkembangan dan pertumbuhan nya tidak mengalami gangguan.
A. Usia 0-3 bulan.
Sampai kurang lebih usia 3 bulan, gerakan refleks yg memang sudah terjadi pada saat bayi masih dalam kandungan masih dominan. Ini adalah gerakan di luar kesadaran si bayi, tidak terkoordinasi dan merupakan gerak primitif. Gerak motor kasar ini muncul jika gerak refleks si kecil telah hilang. Gerakan refleks yg muncul pada bayi adalah :
1. Refleks hisap
Perhatikan bila ibu menyentuh putting susu ke ujung mulut bayi, maka otomatis ia akan melakukan gerakan menghisap
2. Refleks genggam
Bila ibu menyodorkan jari telunjuk kepada si kecil, otomatis dia akan menggenggam jari ibu nya
3. Refleks leher (tonic neck refklex)
Pada posisi terlentang, jika kepala bayi menoleh ke satu sisi maka terjadi ekstensi atau peningkatan tonus (kekuatan otot) pada lengan dan tungkai sisi tersebut
4. Rooting reflex
Jika pipi bayi disentuh, kepala akan menoleh ke arah stimulus dan mulut terbuka.
Ada satu refleks lain yg diperlihatkan bayi pada minggu-minggu pertama kehidupannya, yaitu refleks moro. Berbeda dengan refleks lainnya yg termasuk kategori gerakan motor, refleks moro ini menurut para ahli sebetulnya termasuk reaksi emosional yg timbul dari kemauan atau kesadaran si bayi.
Refleks moro ini timbul kalau bayi dikagetkan secara tiba-tiba atau mendengar suara keras, bayi melakukan gerakan refleks, yaitu melengkungkan badan (bagian punggung) dan mendongakkan kepalanya ke arah belakang. Bersamaan dengan gerakan tersebut, kaki dan tangan bayi digerakkan ke depan. Reaksi sesaat ini biasanya diiringi dengan tangisan yg keras. Tetapi orangtua tidak perlu khawatir dengan kondisi ini, karena refleks moro akan hilang dengan sendirinya dalam waktu yg singkat.
Pada bulan ke-2 dan 3 gerakan refleks bayi akan mulai menghilang. Kini mulai muncul gerak motor kasar. Gerak ini tentu saja lebih terarah, seperti dapat dilihat pada gerakan otot lehernya. Ia kini dapat mengangkat kepalanya karena otot lehernya semakin kuat. Bila tengkurap,si kecil akan mengangkat kepalanya. Bukan itu saja, bila didudukkan, bayi usia inipun sudah dapat menegakkan kepalanya
Rangsangan Motor Bayi Usia 0-3 Bulan
- Tangan dan kaki bergerak aktif
- Membaringkan bayi dalam posisi tengkurep maka bayi akan mengangkat kepalanya.
- Dalam posisi tengkurep bayi dapat mengangkat dada (3bln+)
- Panggil namanya atau bertepuk tangan sambil tersenyum padanya.
B. Usia 4-6 bulan
Setelah gerak reflek menghilang dan gerak motorik mulai muncul, maka aktivitas si kecil makin bermacam-macam. Pada usia 4 bulan, misalnya, si kecil sudah dapat tengkurap dan terlentang, menumpu badan pada kaki, serta dada terangkat menumpu pada lengan.
Di bulan ke-5 usianya, gerakan beyi semakin bervariasi. Otot leher dan otot tangan bayi, misalnya, semakin menguat. Ia kini sudah pandai berputar dengan menggunakan tangannya. Ketika diletakkan terlentang, ia menggunakan tangannya untuk mendorong dan berguling membalikkan badannya. Bukan hanya berguling. Kini kaki si kecilpun semakin lincah beraktivitas. Ia akan sering menendang, menggeserkan kaki atau mendorong-dorongkan kakinya. Seiring dengan makin lincahnya gerakan kaki si kecil, otot leher dan punggungnya pun menjadi lebih kuat. Mulai usia 6 bulan bayi kini mulai belajar duduk tanpa pegangan, walapun untuk ini ia masih harus dibantu. Dengan bantuan orang terdekatnya ia dapat duduk selama beberapa saat.
Pada bulan ke-6 timbul suatu kepandaian lain dari si kecil yg dapat membuat orang tua merasa "frustasi". Di bulan ke-6 ini ia mulai senang melempar dan menjatuhkan mainan atau benda-benda yg ada di sekitarnya. Terkadang, bayi menangis karena tidak dapat menemukan benda yg dapat dijatuhkan atau dilemparnya. Kesenangan baru si kecil ini mungkin membuat orangtua merasa jengkel karena setiap kali harus memungut benda yg dibuangnya, seketika itu pula ia melemparkannya kembali. Tetapi ingatlah, kegiatan ini merupakan cara si kecil untuk mengembangkan persepsinya terhadap ruang.
Rangsang Motorik Bayi Usia 4-6 Bulan
- Sering meletakkan bayi dalam posisi tengkurep atau terlentang sehingga ia akan terangsang untuk membalikkan badannya.
- Menumpu pada kaki bila bila dipegang pada ketiak (diberdirikan).
- Melempar atau menjatuhkan bedna-benda yang dapat dipeganggnya.
- Bila sedang duduk sendiri tanpa pegangan, beri dia mainan plastik yang dapat digenggam, dipegang dan dijatuhkan.
- Dudukkan anak pada pangkuan dengan menghadap keluar dan bersender pada perut anda, lalu pegang mainan yang membuat dia tertarik untuk meraihnya, jauhkan si kecil sedikit demi sedikin sampai dia tidak bersandar lagi
C. Usia 7-9 bulan
Di bulan ke-7 ini bayi mulai senang mengangkat dan menurunkan bokong serta punggungnya. Ketrampilan kakinya juga ditunjukkan olehnya, misalnya saat ia diberdirikan di pangkuan kita si kecil pasti akan meloncat-loncat gembira menggoyang-goyangkan kedua kakinya.
Merangkak merupakan aktivitas menonjol yg banyak mendapat sorotan dari orang tua. Di usia ke-8 bulan bayi mulai merangkak dan mengesot sepanjang lantai. Kepandaiannya merangkak membuat si kecil senang "berjalan" kesana kemari.
Selain itu otot punggung dan bahu si kecil sudah semakin terkontrol. Oleh karena itu ia kini bisa duduk sendiri tanpa bantuan dari kedua orangtuanya. Selain duduk tanpa dibantu anak usia 8 bulan juga mulai dapat menarik tubuhnya ke dalam posisi berdiri. Dengan latihan berdiri ini si kecil sebetulnya melatih perkembangan otot kakinya. Ia jadi senang menggoyang-goyangkan tubuhnya ke depan dan ke belakang. Kekuatan otonya ini akan membantunya merangkak dengan cepat.
Tahap selanjutnya, bayi akan berlatih berdiri dengan kedua tangannya bertumpu pada kursi, meja atau perabot rumah tangga lainnya yg dapat menahan berat badannya. Lihatlah ketika ia tengkurap atau merangkak, kedua tangannya akan berusaha memegang meja atau kursi kecil. Lalu sambil berpegangan, secara perlahan ia akan mengangkat tubuhnya untuk berdiri. Dari berdiri ia pun kini dapat duduk sendiri tanpa bantuan.
Tahap selanjutnya adalah merambat. Jika ia sudha pandai berdiri sambil berpegangan, kedua tangan yg bertumpu akan bergeser ke samping, diikuti oleh kakinya. Tetapi di usia ke-8 bulan ini si kecil belum mampu untuk duduk kembali tanpa bantuan. Karena itu jangan membiarkan si kecil tanpa pengawasan.
Di usia 9 bulan kepandaian si kecil dalam belajar berjalan sudah semakin pintar. Jika ibunya memegang kedua tangannya,ia akan berlatih menapakkan serta melangkahkan kedua kakinya. Pada saat ini si kecil semakin giat melatih oto-otot kakinya sehingga dapat cepat berjalan. Seiring dengan latihan jalannya bayi juga semakin "aksi" memperlihatkan kepandaian merangkak yg sudah ditunjukkan di usianya yg ke-8.
Rangsan Motor Bayi Usia 7-9 Bulan
- Sering-seringlah ia diberdirikan di pangkuan Anda. Akan melatih kekuatan kakinya untuk menahan berat badannya.
- Pegang kedua pinggang bayi dan gerakkan tubuhnya ke kanan da ke kiri untuk melatihnya berdiri.
- Letakkan mainan di lantai dan mainkan mainan tersebut agar si kecil tertarik untuk mengambilnya. Si kecil akan berusaha mendapatkan bola tersebut dengan cara merangkak.
- Sering-seringlah melatih si kecil jalan denga ncara memegang kedua tangannya lalu biarkan ia melangkahkan akkinya selangkah demi selangkah dan bimbing ke suatu tempat.
D. Usia 10-12 bulan
Menjelang usianya satu tahun, kepandaian serta ketrampilan bayi makin berkembang. Tonggak kepandaian motor kasarnya yg paling menonjol pada usia ini adalah semakin mahirnya ia melangkahkan kakinya. Kini si kecil semakin rajin melangkahkan kakinya ke samping sambil berpegangan pada perabot rumah tangga. :Jatuh bangun adalah hal yg biasa yg akan dialami bayi dalam mengoptimalkan kemampuan jalannya. Oleh karena itu, sekali lagi, keamanan di sekitar anak harus terjaga.
Di usia 10 bulan bayi sudah dapat duduk tanpa bantuan. Dengan menggunakan kekuatan otot lengan dan bahunya si kecil juga mulai mampu membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri. Semua ketrampilan ini bisa dilakukan bayi karena ia semakin pandai mengontrol otot punggung dan bahu. Selain membangkitkan tubuhnya ke posisi berdiri si kecil juga senang melakukan aktivitas bangkit dari duduk untuk kemudian duduk kembali.
Mulai usianya yg ke-11 bulan, yg paling menonjoldalam kemampuan motor kasar si kecil adalah dapat berdiri sendiri dalam waktu kurang lebih 2 detik. Pada saat ini tampaknya si kecil suka berdiri tanpa bantuan apapun. Hal ini terjadi karena kontrol dirinya akan keseimbangan semakin berkembang, sehingga membuat si kecil terbiasa berdiri di atas kedua kakinya.
Dalam melakukan aktivitas berlatih berdri tanpa bantuan ini, si kecil akan meluruskan tungkainya dari posisi tengkurap atau duduk. Lalu ia akan mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada kedua telapak tangannya. Kesenangan barunya ini membuat bayi "malas" untuk duduk kembali. Kalaupun ingin kembali ke posisi duduk, ia akan berpegangan apda meja. Lagipula si kecil kini sudah dapat berdiri tegak 900 secara gagah dan dilanjutkannya dengan berjalan dua tiga langkah yg akan dicobanya lagi terus menerus untuk meyakinkan dirinya, bahwa ia sekarang dapat menapak dunia tanpa bantuan siapapun.
Selain sudah dapat berdiri sendiri, si kecil kini akan menjadi tukang panjat. Sekarang ia akan mencoba memanjat barang-barang yg tampaknya menarik untuk didaki seperti meja, kursi dan tangga. Jika menemukan barang yg dapat dipanjat dengan lincah si kecil akan memanjatnya. Oleh karena itu jangan tinggalkan si kecil memanjat tanpa pengawasan.
Memasuki usia 12 bulan sebagian besar bayi telah siap untuk jalan walau kelihatan masih limbung. Berjalan merupakan pengalaman baru yg amat mengasyikkan. Namun kadang-kadang si kecil memilih merangkak ketika bermain, mungkin karena aktivitas ini dapat membuatnya bergerak lebih
cepat.Berjalan merupakan aktivitas yg memukau dan dianggap oleh banyak orang sebagai satu tonggak bersejarah dalam perkembangan fisik anak. Dapat berjalan merupakan pencapaian puncak dari aktivitas motor kasar.
Rangsangan Motor Bayi Usia 10-12 Bulan
Rangsangan:
- Dudukan bayi dipermukaan lantai atau kasur, dan biarkan ia mencoba sendiri untuk berdiri atau bangkit untuk kemudian duduk sendiri. Mulai mampu memanjat ketinggian 15-30 cm.
- Dudukkan bayi dipermukaan lantai dan beri mainan yang disukainya. Ambil mainan tersebut danletakkan di tempat yang lebih tinggi. usahakan ia melihat mainan tersebut dipindahkan dan katakan “ambil nak” sambil menepuk-nepuk tempat itu. Anak akan berusaha meraih mainan tersebut dan merambat, lalu mamanjat tempat tinggi.
- Berdirilah dengan pasangan Anda dengan jarak beberapa langkah. Biarkan si anak melangkah menuju pasangan Anda dengan diikuti dibelakangnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuh kembang seorang anak di tahun pertamanya memang sangat menakjubkan. Dari seorang bayi yang tak berdaya ketika lahir, ia akan memiliki sejumlah kepandaian yang mempesonakan kedua orang tuanya dan orang-orang disekitarnya. Yang awalnya, bayi mungil hanya mampu menggerakkan kepala, tangan dan kakinya. Pada saat ini, refleks tubuhnyalah yang bekerja sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan bayi memang diawali dengan gerakan refleks, yaitu gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tanpa disadari.
Seiring dengan menghilangnya kemampuan refleks bayi, secara bertahap kemampuan motoriknya berkembang. Ia tidak saja mampu mengangkat kepala dan membalikkan tubuhnya, tetapi juga mencoba merangkak. Lalu dengan bertambahnya usia, si kecil kemudian akan mampu duduk, merangkak, berdiri, lalu berjalan.
B. Saran
Agar ketrampilan motorik bayi tumbuh dan berkembang optimal, maka orang tua perlu memahami tahap-tahap perkembangan bayinya dan memberikan stimulan atau rangsangan yang tepat sesuai tahap perkembangannya tersebut. Dengan demikian, bila terjadi keterlambatan atau gangguan pada ketrampilan motorik si kecil, bisa segera terdeteksi dan dikoreksi.
DAFTAR PUSTAKA
Woolfson,Richard 2008 “Memahami Pikiran dan Bahasa Bayi”,Bandung:CV.Jabal Raudhotul Jannah.
http://sutisna.com/pengetahuan/tahapan-perkembangan-anak/
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg02795.html
http://anakuya.wordpress.com/category/bayi/0-3-month/page/2/