Senin, 04 April 2011

MAKALAH GANGGUAN MENSTRUASI

TUGAS PRAKTIKUM KESEHATAN REPRODUKSI
GANGGUAN MENSTRUASI










SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kesehatan reproduksi dan hukum kesehatan yang berjudul “Gangguan Menstruasi”
Makalah ini diselesaikan karena bantuan beberapa pihak,maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Herlin Fitriana,S.SiT selaku pembimbing.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, Mei 2010

Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang 4
II. Rumusan Masalah 4
III. Tujuan 5
IV. Manfaat 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian menstruasi 6
II. Siklus menstruasi 8
III. Gangguan menstruasi 10

BAB III KASUS 22

BAB IV PEMBAHASAN 24

BAB V PENUTUP
I. Kesimpulan 30
II. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan namun dalam hal ini perempuan mendapatkan perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi perempuan. Kesehatan reproduksi membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang,selain itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang dihadapi oleh perempuan.
Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat kompleks daripada permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki. Dalam setiap fase atau masanya perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda. Dalam perjalanan hidupnya perempuan lebih rentan mengalami hal-hal abnormal dalam hidupnya dikarenakan kompleksnya permasalahan yang mereka hadapi.
Menstruasi,mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para perempuan karena setiap perempuan yang mulai memasuki masa-masa puber (baligh) akan mengalami menstruasi. Menstruasi merupakan tanda awal matangnya kedewasaan seorang perempuan secara fisik. Menstruasi bersifat fisiologis karena memang sudah merupakan kodrat perempuan. Akan tetapi menstruasi juga bisa saja mengalami beberapa gangguan atau kelainan yang disebabkan oleh perbedaan siklus hormonal masing-masing perempuan. Banyak sekali gangguan yang bisa terjadi selama siklus menstruasi terjadi salah satunya adalah PMS (pre menstruasi syndrome)

II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan menstruasi?
2. Bagaimana siklus terjadinya menstruasi?
3. Apa saja gangguan yang terjadi pada menstruasi?
4. Apa saja faktor penyebab gangguan pada menstruasi serta cara penanganannya?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana siklus menstruasi terjadi
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi pada menstruasi
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan menstruasi serta penanganannya


IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada masyarakat mengenai hal-hal yang terjadi selama menstruasi
2. Memberikan penanganan yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perempuan selama menstruasi















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGERTIAN MENSTRUASI NORMAL
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologi pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium dan alat seks sekunder).
Menarke adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun. Rangsangan pancaindra diblok pubertas inhibitor (nucleus amigdele) melalui stria terminalis menuju hipotalamus sehingga terhindar dari “pubertas precock”. Umur 8-9 tahun, terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus endometrium lebih matang untuk menerima rangsangan. Umur 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai ovulasi untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium, alat-alt seks sekunder. Dalam ovarium terjadi tubuh kembang folikel primordial tanpa disertai ovulasi sehingga terdapat peningkatan estrogen untuk merangsang nukleus supraoptikal (praoptikus), sehingga hipotalamus-hipofisis mengeluarkan luteinizing hormone surge (tinggi), yang berperan untuk ovulasi.
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai dua-tiga tahun setelah menarke berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Pubertas prekoksius, bila menarke terjadi di bawah umur 8 tahun.
Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi, dapat dikemukakan bahwa setiap penyimpangan sistem akan terjadi penyimpangan pada patrun umum menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama kurang lebih 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. puncaknya hari ke 2 atau ke 3 dengan jumlah pemakaian sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari.
Ovulasi akan berlangsung sekitar pertengahan menstruasi yaitu hari ke 13,14 atau 15. sejak terjadi ovulasi artinya pelepasan ovum disebutkan masa subur dalam arti bila melakukan hubungan seksual dapat terjadi kehamilan. Masa subur hanya berlangsung singkat sekitar tiga hari yaitu, hari ke 13, 14, atau 15. endometrium akan mengalami perubahan dari fase proliferasi menjadi fase sekresi yang merupakan persiapan untuk menerima hasil konsepsi bila terjadi pembuahan. Bila terjadi pembuahan, fase sekresi akan berubah lagi menjadi fase desiduanisasi, yang merupakan kelanjutan fase sekresi dengan lebih gembur dan siap menerima hasil konsepsi.
Bila tidak terjadi konsepsi, korpus luteum yang memelihara fase sekresi akan mengalami kemunduran, artinya hormone estrogen dan progestron yang dikeluarkan makin menurun. Penurunan pengeluaran estrogen dan progesterone korpus luteum yang menyebabkan endometrium tidak dapat mempertahankan diri dan terjadilah menstruasi. Siklus ini akan berulang kembali setiap 28 hari yang menunujukkan bahwa wanita ini mempunyai patrun menstruasi yang normal.
Menghadapi masalah menstruasi, bidan seyogianya mempunyai pengetahuan tantang beberapa kelainan yang paling banyak keluhkan masyarakat di antaranya amenorea, manoragia, menoragia, menometroragia, perdarahan disfungsional uterus (pada remaja, wanita dewasa), kontak berdarah, kontak berdarah, leukorea, atau disminorea.Disamping itu perlu pula bidan mengetahui sedikit tentang masalah klimakterium, menopause, senium dan nyeri pelvis.
Untuk dapat memahami persoalan yang kami perkirakan akan dihadapi bidan di tengah masyarakat dijabarkan sebagai berikut secara singkat dengan tujuan bila belum ada atau kurangnya sarana bidan akan dengan segera dapat melakukan pengobatan sekedarnya untuk mengurangi keluhan sementara atau melakukan rujukan sehingga akan mendapatkan pengobatan yang lebih akurat, tepat, dan sesuai dengan penyebabnya.


II. SIKLUS MENSTRUASI
Siklus haid merupakan jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus mentruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21 sampai 40 hari, hanya 10 – 15 % wanita yang memiliki siklus 28 hari. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada pula yang 7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata kurang lebih 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
Siklus ovarium terbagi dalam 3 fase :
1. Fase folikuler
Dimulai dari hari pertama sampai sesaat kadar LH meningkat dan terjadi ovulasi. Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh sedangkan yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan, lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadinya peningkatan LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal dengan mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika pembuahan. Jika telur dibuahi korpus luteul mulai menghasilkan HCG, Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.




III. GANGGUAN MENSTRUASI
A. Amenore (tidak menstrulasi)
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder. Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.
PENYEBAB
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium.
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenore primer:
1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain)
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin
5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X)
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi testis
11. Hermafrodit sejati
12. Penyakit menahun
13. Kekurangan gizi
14. Penyakit Cushing
15. Fibrosis kistik
16. Penyakit jantung bawaan (sianotik)
17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
18. Hipotiroidisme
19. Sindroma adrenogenital
20. Sindroma Prader-Willi
21. Penyakit ovarium polikista
22. Hiperplasia adrenal kongenital
Penyebab amenore sekunder:
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
11. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
12. Prosedur dilatasi dan kuretase
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).

GEJALA
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:
1. Sakit kepala
2. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
a. Biopsi endometrium
b. Progestin withdrawal
c. Kadar prolaktin
d. Kadar hormon (misalnya testosteron)
e. Tes fungsi tiroid
f. Tes kehamilan
g. Kadar FSH (follicle stimulating hormone) < LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimulating hormone)
h. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
i. CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa).

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya. Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut. Tumor hipofisa yang terletak di dalam otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk mencegah pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini. Bila perlu bisa dilakukan pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru dilakukan jika pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.

B. Pre menstruasi syndrome
PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai sebelum atau saat menstruasi, seperti:
1. Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
2. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
3. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
4. Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
5. Kepala nyeri.
6. Pingsan.
7. Berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak
8. Pinggang terasa pegal.




Jika kita mengalami PMS, kita bisa melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
1. Mengurangi makanan yang bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.
2. Kurangi makanan yang berupa tepung, gula, kafein, dan coklat.
3. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
4. Konsumsi makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
5. Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari anemia.

Faktor penyebab PMS :
1. Sekresi abnirnal yang abnormal.
2. Kelebihan atau definisi progesterone.
3. Kelebihan atau definisi kolesterol, androgen dan prolaktin.
4. Kelebihan hormon anti dieresis.
5. Kelebihan atau definisi prostaglandin.

Tipe dan gejala PMS
Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.
Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.
PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.
PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
Ada pula kram perut Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.
Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering. Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan acap kali mengharuskan penderita beristirahat bahkan meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.
Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS yang mulai terasa 10 - 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.
Untuk mengatasi PMS, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian hormon progesteron dosis kecil dapat dilakukan selama 8 - 10 hari sebelum haid untuk mengimbancgi kelebihan relatif estrogen. Pemberian hormon testosteron dalam bentuk methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen.

C. Pseudominore
Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput darah.
Penyebab:
1. Kongenital yaitu suatu keadaan dimana selaout dara tidak brubang.
2. Acquisita, yaitu suatu keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher rahim atau vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri.
Tanda dan gejala:
1. Nyeri lebih dari 5 hari tanpa pendarahan
2. Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan karena adanya darah yang derkumpul dibelakang.
Komplikasi pseudominore:
1. Hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam vagina.
2. Hematometra, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam rahim.
3. Hematosalping, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam tubuh.

D. Menstruasi Praecox
Perdarahan pada anak muda kurang dari 8-10 tahunn disertai dengan tumbuhnya rambut kelamin, pertumbhan buah dada.
Klasifikasi dan penyebab:
1. Pubertas paredox yang disertai terbentuknya hormone gonadotropin dan dapat menimbulkan kehamilan
2. Pseudo pubertas praedox tidak adanya hormone gonadotropin.



E. Hypomenorea
Suatu keadaan dimana perdarahan haid yabg lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasanya.
Lama perdarahan secara normal haid sudah berhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lender kurang. Misalnya pada endometritis, mioma.
Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomekumi), pada gangguan endokrim dan lain-lain.
Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenore tidak mengganggu fertilitas. Tanda dan gejala, waktu haid singkat dan perdarahan singkat.

F. Oligomenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari.
Penyebab :
a) Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8-9 hari di mulai dari hari ke-5 menstruasi )
b) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15-18 hari setelah ovulasi )
c) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid
Tanda dan gejala :
a) Haid jarang yaitu setiap 35 hari sekali
b) Pendarahan hadi biasanya berkurang

G. Hipermenorrhoe / Menorrhagia
Pendarahan haid yang lebih banyak dari normal dan lebih lama di sertai dengan adanya bekuan darah tetapi siklus teratur.
Penyebab :
a) Terlalu lelah
b) Mioma uteri
c) Hipertensi
d) Penyalit jantung
e) Endometritis
f) Hemofili ( penyakit darah )
Tanda dan gejala :
a) Waktu haid panjang 7-8 hari
b) Perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah
c) Siklus haid teratur

H. Polimenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari 21 hari.
Penyebab :
a) Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa subur
b) Kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis.

I. Metrorrhagia
Suatu keadaan dimana pendarahan yang teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid karena terjadi diantara dua haid.
Penggolongan :
a) Disebabkan oleh kehamilan seperti ; abortus, kehamilan ektopik
b) Metrorrhagia di luar kehamilan: karena luka yang tidak sembuh missal wanita menopause, wanita tanpa anak atau wanita yang mempunyai anak banyak, peradangan endometritis maupun pengaruh hormonal





J. Dismenorrhoe
Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat kolik terus-menerus. Nyeri di duga karena kontraksi rahim.
Penggolongan :
a) Dismenorrhoe primer, yaitu sejak menstruasi pertama kali, nyeri dan tidak ada kelainan dari alat kandungan.
b) Dismenorrhoe sekunder, yaitu nyeri haid yang terjadi karena haid yang terjadi kemudian, biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan.
Penyebab :
a) Dismenorrhoe primer : psikis, anemia, TBC, kelelahan, serviks sempit dan masalah endokrin
b) Dismenorrhoe sekunder : infeksi, nyeri sudah terasa sebelum haid, nyeri bersifat kolik, nyeri disebabkan oleh tekanan tumor, nyeri masih ada setelah haid berhenti.
Tanda dan gejala :
Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid, kadang-kadang nyebar ke daerah pinggang dan paha, mual, muntah, sakit kepala, diare kadang hingga kejang.Pencegahan kram perut dengan olahraga ringan dan tehnik relaksasi.
Penatalaksanaan dan pengobatan :
Pemberian obat analgetik, istirahat di tempat tidur jika nyeri hebat, kompres hangat pada perut bawah dan pinggang untuk mengurangi rasa sakit dan gosok daerah perut dengan tangan secara perlahan-lahan. Dapat juga dengan mandi air hangat menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri, minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi, posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi. Penggunaan obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan dokter. Boleh di minum analgetik ( penghilang rasa sakit ) tidak lebih dari 3 kali sehari.


BAB III
KASUS

1. Selama 20 Tahun Tersiksa PMS dan Nyeri Haid yanq Parah
Ibu Donna (39 ih. wiraswastawati. Medan) sudah 20 tahun mengalami PMS. Setiap menjelang haid. dia selalu mengalami berbagai gangguan seperti perih mual, kepala sakit, badan lemas, pinggang nycn dan pegal-pegal serta emosi labil Sudah 20 tahun juga dia mengalami nyeri haid yang cukup parah yang kadang-kadang membuatnya sampai pingsan. Selama itu pula Ibu Donna mengatasi berbagai gangguan menstruasinya dengan cara yang kurang tepat, yaitu dengan hanya mengandalkan obat-obat pereda sakit yang pada dasarnya hanya bekerja pada gejalanya saja, sedangkan akar masalahnya tidak tersentuh sama sekali.
http://bataviase.co.id/detailberita-10443643.html
2. Gangguan Siklus Haid
dr. Arju yang terhormat,Saya gadis (19), mendapat haid pertama di usia 13 tahun. Awal mendapat haid, selalu rutin setiap bulannya hingga setahun lamanya. Setelah itu, tak mendapat haid lagi selama 6 bulan.
Tapi tiba-tiba saya haid lagi, dan entah kenapa haidnya banyak sekali, bahkan berlangsung sampai 15 hari. Saking banyaknya, setiap 2 jam sekali saya harus mengganti pembalut karena cepat penuh.
Bahkan, setiap ke sekolah saya pakai popok-sekali-pakai (pampers) agar tak harus sering mengganti pembalut. Darah haid yang keluar lebih banyak berupa gumpalan. Sejak saat itu haid saya tak teratur, dan hanya haid setiap 2-5 bulan sekali. Jadi, kira-kira dalam setahun saya hanya haid 3-4 kali saja, dan setiap haid tak lebih dari 4 hari.
Saya pernah bertanya ke orangtua dan teman, menurut mereka, saya mungkin akan sulit mendapat keturunan karena rahimnya kering. Saya juga pernah diperiksa ke bidan dan dites kehamilan. Hasilnya negatif. Mungkinkah ada penyakit berbahaya di rahim saya, seperti kanker atau lainnya?
Apa faktor yang menyebabkan siklus haid saya tak teratur? Apakah ada faktor keturunan yang memengaruhinya? Sebab, ada beberapa tante saya dari pihak ibu yang mandul. Bagimana solusinya? Saya ingin periksa ke dokter kandungan, tapi saya ingin konsultasi dulu dengan dr. Arju. Saran dari dokter sangat saya butuhkan. Terima kasih. Ria Fazriani - Johar Baru, Jakarta
http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Konsultasi-Kesehatan/Gangguan-Siklus-Haid


BAB IV
PEMBAHASAN

1. Selama 20 Tahun Tersiksa PMS dan Nyeri Haid yang Parah
Menstruasi merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita yaitu kaum perempuan. Karena menstruasi adalah hal yang fisiologis dan merupakan kodrat kita sebagai wanita. Namun dibalik itu semua, sering kali timbul kelainan ataupun penyimpangan pada menstruasi yang dapat menimbulkan berbagai macam gangguan bagi si penderita. Sering kali gangguan ini, menyebabkan suatu masalah yang menimbulkan penyakit ataupun kekhawatiran bagi si penderita. Begitu juga dengan kasus yang akan kita bahas kali ini. Kasus yang akan dibahas merupakan gangguan menstruasi yang disebut PRE MENSTRUASI SYNDROM atau PMS. Yang merupakan gangguan menstruasi karena adanya perubahan mental ataupun fisik saat menstruasi. Kita dapat membahasnya melalui beberapa aspek di bawah ini, antara lain :
 Aspek fisik
Dari segi fisik dapat dilihat bahwa ibu donna tidak memiliki perubahan khusus pada tubuhnya. Namun bila dilihat dari gejala-gejala yang dikeluhkan seperti mual, muntah, kepala pusing, dll. Ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi si penderita. Mereka akan merasa tidak bersemangat dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Kondisi penderita juga terkesan menurun, sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala lain yang sangat berpengaruh bagi kesehatan si penderita.
 Aspek kesehatan reproduksi
Dari segi kesehatan reproduksi sendiri, kita dapat mengkaji bahwa seseorang yang mengalami gangguan menstruasi PMS, akan mengalami kesulitan dalam penentuan masa fertilisasi atau waktu kesuburan. Sehingga penderita tidak mengetahui kapan ia akan menunda ataupun merencanakan kehamilan. Begitu juga dengan organ reproduksinya, yang akan mengalami perbedaan fungsi dan kegunaan dengan orang-orang yang tidak mengalami gangguan pada menstruasinya.
 Aspek agama
Dari segi agama sendiri kita dapat membahas bahwa seseorang yang sedang menstruasi sedang mengalami hadas besar, sehingga tidak diperbolehkan bahkan diharamkan untuk beribadah. Oleh karena itu seorang wanita yang sedang menstruasi tidak boleh melakukan hal-hal kecil seperti memotong kuku, membuang rambut sembarangan saat menstruasi sehingga disarankan untuk mengumpulkanya agar tidak menimbulkan hadas bagi orang lain.
 Aspek psikologi
Dari segi psikologi sendiri kita dapat membahas bahwa seseorang yang mengalami gangguan menstruasi dapat mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Apalagi bila orang tersebut sedang bekerja ataupun kuliah seperti kita. Ini akan sangat mengganggu ketika kita beraktifitas dan akibatnya dapat menimbulkan berbagai masalah seperti tugas tidak terselesaikan tepat waktu sedangkan itu harus segera dikumpulkan, ini dapat menimbulkan stress bagi si penderita dan menambah beban psikologi bagi si penderita.
 Peran bidan
Dalam kasus ini bidan harus bertindak secara profesional. Melihat kasus yang dialami oleh ibu Donna tentunya bidan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut selain itu bidan juga harus peka terhadap gangguan yang di derita oleh ibu Donna karena nyeri yang dialami oleh ibu Donna sudah berlangsung selama puluhan tahun selain itu juga disertai oleh pingsan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa ibu Donna mengalami gangguan pada uterusnya yaitu pada bagian endometrium atau biasa disebut dengan Endometriosis. Dengan begitu bidan wajib untuk merujuk ini kepada dokter kandungan yang mana lebih berwenang dalam pengobatan organ reproduksi perempuan.



2. Gangguan Siklus Haid
Gangguan siklus haid bisa terjadi pada siapa saja,tidak membedakan remaja maupun dewasa. Gangguan pada siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor Siklus haid memang bervariasi, dasarnya siklus haid ditentukan oleh kondisi hormon yang kita miliki. Selain itu, siklus haid bisa dipengaruhi oleh kondisi yang bisa mempengaruhi hormon kita, misalnya ada stres yang membuat kondisi hormon jadi tak seimbang sehingga bisa membuat siklus hormon berubah.
Perdarahan haid terjadi secara ritmis, mengikuti siklus haid yang normalnya berkisar 21-35 hari sekali. Perdarahan haid adalah darah yang keluar dari rahim yang sehat, lamanya 3-6 hari, warna kecoklatan yang terjadi akibat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) yang terjadi pada pertengahan siklus haid.
Siklus haid yang terjadi dipengaruhi beberapa hormon. Hormon-hormon tadi sebagian dihasilkan oleh otak, sebagian lagi dari indung telur. Gangguan haid bisa berupa gangguan irama ritmis, gangguan pada jumlah haid yang keluar, atau gangguan pada lamanya haid.
Pada kasus Anda, tampaknya waktu haid memanjang karena ada perubahan keseimbangan hormon. Kemungkinan besar klien saat ini tak mengalami ovulasi (peristiwa keluarnya sel telur dari indung telur yang terjadi satu kali sebulan, dan terjadi di pertengahan siklus haid), ini menyebabkan siklus haid memanjang. Perubahan yang klien alami cukup bermakna karena perbedaannya jauh. Faktor lain yang mempengaruhi, bisa juga disebabkan adanya perubahan berat badan, stres, dan mungkin ada penyakit yang sedang ia derita.
Wanita, saat memasuki masa puber akan memasuki masa dimana terjadi pematangan dari sel telur sehingga terjadi pengeluaran sel telur yang bisa kita sebut ovulasi. Secara awam akan terlihat datangnya haid secara teratur. Kondisi ini menunjukkan, hormon kita mulai memasuki usia subur, dimana sel telur yang di hasilkan bila dipertemukan dengan sperma, akan terjadi kehamilan.
Masalah keturunan, seperti tante klien, belum bisa dipastikan saat ini. Perlu di ketahui secara jelas penyebab keterlambatan kehamilan pada pasangan itu. Sulit untuk mendiagnosa seseorang mandul tanpa melakukan pemeriksaan secara seksama. Pada umumnya mandul tak diturunkan.
Kemungkinan adanya keganasan seperti yang klien khawatirkan, kecil kemungkinannya bila ditinjau dari jumlah darah, lamanya haid, dan usianya sekarang. Kemungkinan adanya masalah pada alat kandungannya, bisa saja terjadi. Masalah bisa timbul dari indung telurnya. Karena indung telur adalah penghasil hormon yang akan berfungsi pada siklus haid. Selain itu, kemungkinan lain adalah gangguan produksi hormon dari organ lain selain indung telur, yang akhirnya mengganggu keseimbangan hormone secara menyeluruh.
Usaha terbaik adalah mulai berkonsultasi dengan dokter kandungan. Biasanya akan dilakukan beberapa pemeriksaan secara fisik, ultrasound, dan laboratorium. Untuk pemeriksaan seperti ini klien harus sabar karena dibutuhkan waktu agak panjang, mengingat pemeriksaan yang dilakukan akan disesuaikan dengan siklus haidnya.
Dan, klien harus menjalaninya teratur pada satu dokter kandungan atau satu rumah sakit / klinik yang memang menangani masalah hormon. Jangan berpindah ke dokter lain dulu, sebelum semua pemeriksaan selesai dijalani, karena akan mengulang lagi semua pemeriksaan tadi.
• Aspek fisik
Dalam aspek ini bisa dilakukan berbagai pemeriksaan yang berkaitan dengan apa yang dihadapi oleh klien. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan adanya gangguan atau tidak pada organ reproduksi klien. Dalam kasus ini usia klien masih sangat muda sehingga berbagai kemungkinan bisa terjadi,selain itu organ reproduksinya dalam hal ini bisa saja menjadi penyebab kelainan fungsi ataupun gangguan pada siklus menstruasinya . Namun pada dasarnya menstruasi yang dialami oleh klien tidak termasuk dalam menstruasi preacox karena klien mengalami mens pertama pada usia 13 tahun.
• Aspek kesehatan reproduksi
Secara kesehatan memang siklus yang dialami oleh klien tidak dapat dikatakan sebagai siklus yang normal hal ini dikarenakan siklus yang panjang dan perdarahan yang terjadi hanya selama 1-3 hari,selain itu setiap perdarahan juga disertai oleh gumpalan-gumpalan. Awalnya siklus yang normal telah dialami klien namun setelam 6 bula berikutnya terjadi kelainan. Hal ini bisa dikarenakan perpanjangan stadium folikuler dan luteal. Namun pengaruh hormon juga berperan dalam hal ini,karena segala aktivitas tubuh selalu berkaitan dengan hormon. Kelainan pada siklus ataupun kerja dan produksi hormon akan sangat berpengaruh pada aktivitas organ dalam tubuh. Selain pengaruh hormon,pengaruh kesehatan mental juga berpengaruh karena mental seseorang akan berpengaruh terhadap mekanisme hormon dalam tubuh. Jadi ketika seseorang mengalami gangguan kementalan bisa saja keadaan organnya juga mengalami gangguan karena kerja hormon yang menjalankan seluruh aktivitas hormon terhambat. Selain itu siklus yang mengalami gangguan bisa disebabkan oleh penyakit yang ada pada salah satu organ repoduksinya sehingga pemeriksaan lebih lanjut dibutuhkan dalam hal ini.
• Aspek sosial
Dari aspek ini dapat dikupas bahwa klien mengalami stress yang menyebabkan ia minder dengan lingkungan sekitarnya,apalagi klien masih sangat belia. Klien bisa saja minder dengan apa yang dialami olehnya,karena di usianya yang sedang mengalami masa-masa puber tentunya ia juga mempunyai teman-teman yang mengalami mens serupa dengan dirinya namon dalam siklus normal sehingga hal ini dapat memicu timbulnya perasaan iri maupun minder dengan apa yang ia alami.
• Aspek psikologis
Dari aspek psikologis kita dapat meninjau keadaan klien ketika berada di lingkungan sekolah maupun keluarga karena psikologis seseorang juga menentukan kesehatan seseorang. Ketika secara psikologis seseorang dikatakan sehat maka secara fisik ia dapat juga dikatan sehat begitu sebaliknya karena erat kaitannya antara psikologis dan fisik.
• Peran bidan
Dalam kasus ini bidan melakukan fungsinya sebagai konselor yang baik dengan cara memberikan KIE yang tepat dan jelas kepada klien. Namun mengenai kelainan yang dialami klien untuk mengetahui secara pasti maka bidan harus merujukatau menyarankan klien untuk periksa kepada tenaga medis yang lebih ahli,dalam hal ini adalah dokter kandungan. Karena pemeriksaan yang harus dilakukan juga bukan hanya pemeriksaan fisik luar saja tapi organ bagian dalam juga yang sudah keluar dari wewenang bidan.


BAB IV
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Menstruasi merupakan suatu siklus fisiologis dalam tubuh manusia terutama perempuan. Setiap perempuan akan mengalami menstruasi ketika memasuki masa-masa pubertas. Menstruasi merupakan tanda kedewasaan seorang perempuan secara fisik. Siklus menstruasi berkisar antara 21-35 hari. Perdarahan selama menstruasi biasanya terjadi selama 3-7 hari.
Menstruasi pada setiap perempuan berbeda-beda ada yang normal dan ada juga yang mengalami kelainan atau gangguan. Gangguan menstruasi bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Biasanya gangguan menstruasi terjadi karena kelainan pada fase menstruasi ada yang terlalu cepat dan ada juga yang terlalu lama. Gangguan menstruasi bermacam-macam jenisnya.
Seorang bidan dalam menghadapi masalah klien yang mengalami kelainan siklus menstruasi haruslah secara profesional. Dalam hal ini bidan harus berkolaborasi dengan dokter kandungan,jika tidak maka bidan harus siap untuk merujuk klien ke tempat yang lebih berwenang dan bepengalaman.

II. SARAN
1. Diharapkan orang tua selalu mendampingi anak perempuannya untuk memberikan berbagai informasi mengenai apa saja yang ia alami selama menstruasi.
2. Setiap perempuan hendaknya waspada terhadap gejala yang menunjukkan adanya gangguan selama menstruasi.
3. Hendaknya bidan memeberikan penyuluhan pada tiap perempuan mengenai apa saja yang bisa terjadi pada siklus menstruasi.


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi

http://bataviase.co.id/detailberita-10443643.html

http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Konsultasi-Kesehatan/Gangguan-Siklus-Haid
Powered by Blogger