Senin, 04 April 2011

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

TUGAS PRAKTIKUM KESEHATAN REPRODUKSI
HEALTH PROMOTION dan SPECIFIC PROMOTION





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kesehatan reproduksi dan hukum kesehatan yang berjudul “ Health Promotion dan
Makalah ini diselesaikan karena bantuan beberapa pihak,maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Herlin Fitriana,S.SiT selaku pembimbing.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, Mei 2010

Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… 2
Daftar isi .................................................................................................................. ....... 3
BAB I PENDAHULUAN
i. Latar Belakang …………………………………………………………………… 4
ii. Rumusan Masalah …………………………………………………………........... 4
iii. Tujuan …………………………………………………………………………….. 5
iv. Manfaat …………………………………………………………………………… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
i. Pengertian Promosi Kesehatan ……………………………............................... 6
ii. Metode Promosi Kesehatan .......................................................................... ...... 8
iii. Lingkup Promosi Kesehatan Masa Remaja .................................................... 11
iv. Promosi Kesehatan di Sekolah ..................................................................... 14
BAB III KASUS .................................................................................................... ...... 18
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 21
BAB V PENUTUP
i. Kesimpulan …………………………………………………………………….... 26
ii. Saran …………………………………………………………………………….. 26
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………... 27

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan namun dalam hal ini perempuan mendapatkan perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi perempuan. Kesehatan reproduksi membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang,selain itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang dihadapi oleh perempuan.
Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat kompleks daripada permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki. Dalam setiap fase atau masanya perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda.
Promosi kesehatan merupakan Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan lingkunganya, dengan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dalam promosi kesehatan dikenal banyak sekali cara untuk mengajak masyarakat umum untuk menjaga kesehatan. Promosi kesehatan ditujukan untuk siapa saja namun dalam hal ini promosi kesehatan ditujukan kepada para remaja,hal ini dikarenakan remaja merupakan masa-masa rentan yang masih mudah terpengaruh segala sesuatu yang baru. Dalam promosi kesehatan terhadap remaja lebih ditekankan kepada pencegahan atas permasalahan yang dihadapi remaja.


II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
2. Bagaimana lingkup promosi kesehatan pada masa remaja?
3. Apa saja metode penyuluhan dalam promosi kesehatan?
4. Bagaimana promosi kesehatan di sekolah?


III. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan.
2. Untuk mengenali metode apa yang tepat untuk digunakan sebagai alat promosi kesehatan di kalangan remaja.
3. Untuk menjelaskan kepada para remaja betapa pentingnya kesehatan dan menjaga remaja agar terhindar dari permasalahan kesehatan reproduksi yang rentan mereka hadapi.


IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada remaja mengenai hal-hal yang terkait dengan kesehatan melalui penyuluhan.
2. Memberikan pengetahuan seputar penyakit ataupun gangguan kesehatan kepada remaja.
3. Mengajak remaja untuk hidup sehat agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN
The process of enabling people to control over and improve their health (WHO) adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara meningkatkan kesehatannya.
Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan lingkunganya, dengan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Suatu proses atau upaya agar masyarakat mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Suatu program yang dirancang untuk merubah perilaku, organisasi masyarakat dan lingkungannya.
Upaya yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain baik individu kelompok atau masyarakat sehingga berperilaku yang kondusif untuk kesehatan.
Dimensi perilaku yang kondusif mencangkup:
1. perubahan perilaku
2. pembinaan perilaku
3. pengembangan perilaku dari yang baik menjadi yang lebih baik.
Jadi promosi kesehatan mencangkup 3 pengertian:
• Peningkatan
• Menawarkan atau memasarkan
• Pendidikan
Pengertian lain:
a. Promosi kesehatan bagian dari upaya kesehatan (public health) secara keseluruhan, yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya meningkatkan, memampukan masyarakat. Untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan, yang lebih bersifat upaya promotif, preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
b. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai dengan mengembangkan iklim yang mendukung, sehingga penekanan Promosi kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.
c. Pemberdayan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh dan untuk bersama masyarakat, sehingga masyarakat aktif sebagai pelaku atau subyek, bukan pasif menunggu obyek semata.
d. Pemberdayan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat, sehingga promosi kesehatan diwarnai suasana lokal.
e. Dalam promosi kesehatan nuansa kesehatan menjadi lebih kental, suasana kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subyek menjadi menonjol.

Health promotion is the proces of enabling people to control over and improve their health (WHO 1986).
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (green dan ottoson, 1998).
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya.(definisi yang selama ini dipakai oleh pusat promosi kesehatan)
Proses pemberdayaan tersebut dilakukan untuk pembelajaran, yaitu upaya untuk meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang kesehatan. Proses pemberdayan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok potensi dimasyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi setempat.
Proses pembelajaran tesebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik tersebut kebijakan dan peraturan perundangan.
Promosi kesehatan didunia dikenal sejak tahun1980an, tetapi di Indonesia baru dikembangkan sejak tahun 1995, sebagai pengembangan lebih lanjut dari ”Pendidikan” dan “ Penyuluhan” Kesehatan.

II. METODE PROMOSI KESEHATAN
Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok, atau individu. Promosi kesehatan juga sebagai suatu proses yang mempunyai masukan dan keluaran. Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula. Demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan individual, kelompok, dan massa.
1. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku. Dasar digunakannya pendekatan ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode ini :
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak tahu atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.

2. Metode promosi kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta pendidikan formal dari sasaran. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
1. Kelompok Besar
Metode yang bagus untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting hangat di masyarakat.
2. Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk digunakan antara lain :
a. Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk diatur sedemikian rupa agar dapat berhadap-hadapan satu sama lain. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.
b. Curah pendapat (Brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsinya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan. Tanggapan itu ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
c. Bola salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasang-pasangan dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Kemudian mereka mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
d. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Selanjutnya hasil didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e. Role Play ( memainkan peran )
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan. Mereka memperagakan,misalnya bagaimana interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
f. Permainan Simulasi
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permaian seperti permainan monopoli.

3. Metode promosi kesehatan massa
Metode pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan begitu belum diharapakan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa, antara lain :
a. Ceramah umum ( public speaking )
Pada acara-acara tertentu, misalnnya pada Hari Kesehatan Nasional, mentri kesehatan atau pejabat kesehatan berpidato.
b. Pidato-pidato atau diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel atau Tanya jawab.
e. Bill Board, yang dipasangkan di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb.

III. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN MASA REMAJA
Problematika Masa Remaja
Masih banyak yang terjadi seputar kaum remaja, misalnya Hubungan Seksual Pra Nikah (HSPN), aborsi yang tidak aman (Unsaved Abortion), hubungan seksual yang bebas dan tidak bertanggung jawab, penyalahgunaan narkotika dan alkohol, merokok, penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS (Human Immunodeficiency Virus dan Aquired Immunodeficiency Syndrome), KTD dan aborsi hingga kasus pernikahan dini. Namun, hingga saat ini berbagai kenyataan tersebut masih saja dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak yang sepatutnya memiliki kewajiban untuk memperjuangkan hak-hak para remaja
Masa remaja dengan rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun adalah suatu fase peralihan dari masa kanak-kanak (dependent) menuju masa dewasa (independent) dan normal terjadi pada kehidupan manusia. Dalam periode tersebut seorang remaja akan banyak sekali mengalami perkembangan dan pertumbuhan guna mencari identitas dan jati dirinya. Berbagai perubahan akan muncul baik dari sisi psikologis, fisik (pubertas) dan sosial lingkungan.
Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan kebutuhan (motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja terhadap lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang pribadi manusia dan makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis bagi remaja, disaat muncul keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua, rasa ingin tahu yang berlebihan dan mulai rentan terhadap perilaku beresiko.1
Diperkirakan 20-30% dari total populasi di masing-masing kabupaten maupun kotamadya di Indonesia adalah tergolong kaum remaja yang persentase terdistribusi secara hampir merata. Jika diestimasi dari jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sekitar 250 juta, maka diperkirakan terdapat total 50-75 juta jiwa kaum remaja. Untuk di Bali, terdapat sekitar 700.000-850.000 orang yang berusia remaja hidup dari keseluruhan sejumlah 3,5 juta jiwa penduduk di Bali. Apabila kita meninjau lebih jauh lagi, maka terdapat sekitar 1 milyar penduduk dunia adalah kaum remaja (hampir 1 dari 6 penduduk) dan 85% remaja ternyata hidup di Negara berkembang. Dengan keadaan piramida penduduk yang terbalik, hendaknya remaja mendapatkan prioritas perhatian dari semua pihak yang.
Ditemukan fakta ternyata banyak remaja yang sudah aktif secara seksual, meskipun tidak selalu atas kehendak sendiri, dan dibeberapa negara berkembang kira-kira separuh dari mereka sudah menikah. Aktifitas seksual dini yang tidak bertanggung jawab menempatkan remaja menghadapi berbagai tantangan resiko kesehatan reproduksi. Diseluruh dunia pada tahun 1997 diperkirakan 15 juta jiwa lebih remaja putri berusia 15-19 tahun yang melahirkan, 4 juta diantaranya melakukan unsafe abortion dan hampir 100 juta orang remaja yang terkena IMS. Secara global pun didapatkan data 40% dari total kasus HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun atau diperkirakan lebih dari 7.000 remaja terinfeksi HIV setiap harinya. Sedangkan di Indonesia sendiri, ditemukan prediksi sekitar 700.000 ribu kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50% termasuk unsafe abortion. KTD pada remaja Indonesia juga diestimasikan meningkat setiap tahunnya sebesar 150.000-200.000, 10% remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Berbagai risiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntutan kawin muda dan berhubungan seksual, kurangnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketimpangan gender, kekerasan seksual, pengaruh negatif media massa dan kemajuan teknologi, maupun gaya hidup modern yang bebas.
Solusi Berkesinambungan Untuk Remaja
Untuk mengatasi berbagai permasalahan remaja kesehatan reproduksi yang berisiko tinggi tersebut dapat dilakukan melalui beberapa metode pendekatan sebagai upaya pencegahan dan penatalaksanaan perlu dilakukan secara simultan dengan pendekatan komprehensif. Dipacu rekomendasi dari hasil piagam International Conference On Population And Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo, program peduli remaja pun mulai digalakkan di berbagai negara baik yang dijalankan oleh pemerintah maupun organisasi setempat.
Ketiga inti upaya yang berkesinambungan bagi remaja berupa usaha di bidang pendidikan (edukasi), pencegahan (preventif) dan pelayanan kesehatan (kuratif). Upaya-upaya itu sangat membutuhkan peran-serta masyarakat dan seluruh pihak yang ada, yaitu intervensi pada individu remaja, intervensi keluarga, lingkup sekolah, lingkup pemerintah, dan komunitas yang peduli maupun media massa. Tanpa peran serta seluruh pihak, maka usaha yang kita lakukan akan sia-sia saja.
Saat ini, upaya edukasi telah dijalankan di beberapa daerah propinsi di Indonesia telah mulai menjalankan kurikulum kesehatan reproduksi sejak dini yang ditujukan kepada siswa-siswi SMP dan SMA. Pelaksanaan kurikulum tersebut terintegrasi dalam mata pelajaran Biologi untuk bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Sosiologi untuk bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Selain itu, edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja juga diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan terbentuknya Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) sebagai wadah pemberdayaan remaja.
Untuk upaya pencegahan juga sudah banyak dikerjakan baik oleh institusi pemerintah maupun non-pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap remaja. Dalam pelaksanaannya upaya edukasi dan pencegahan sering dijalankan secara bersamaan, misalnya aksi kampanye di lapangan sekaligus pembagian kondom secara gratis kepada kelompok remaja yang berisiko.



Layanan Kesehatan Khusus Remaja
Namun dalam perjalanannya, ternyata solusi ketersediaan akses pelayanan kesehatan klinis khusus remaja masih sangat kurang dikembangkan di Indonesia. Padahal mendapatkan pelayanan kesehatan adalah hak setiap manusia. Sehingga remaja juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses kesehatan layaknya esklusifitas pelayanan klinis khusus pada anak-anak, ibu ataupun orang tua. Layanan kesehatan yang meremaja tersebut haruslah terjangkau, mudah diakses, multidisiplin dan bersifat tidak diskriminatif.

IV. PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH
Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, karena hal ini berdasarkan pada pemikiran bahwa:
1. Sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun intelektual.
2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena:
a. anak usia sekolah (6-8 tahun) mempunyai persentase yang paling tinggi disbandingkan dengan kelompok umur yang lain.
b. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, sehingga mudah dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat.
c. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaruan, kerena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat.
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan promosi kesehatan di sekolah sekuarng-kurangnya sebagai berikut:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat sekolah.
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah dan masyarakat umum.
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah melalui usaha-usaha :
a. Mengikutsertakan secara aktif guru, murid, dan orang tua murid dalam usaha :
1) Memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan kebiasaan hidup sehat sehari-hari.
2) Mengawasi kesehatan murid serta mengenal kelainan kesehatan sedini mugkin.
3) Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana.
b. Imunisasi
c. Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya
d. Usaha perbaikan gizi anak.
e. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.
Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu menimgkatkan kesehatannya. Oleh karena itu progam promosi kesehatan sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:
1. menciptakan lingkungan sekolah yang sehat mencakup 2 sapek, yaitu sosial (non fisik) dan fisik.
a. Aspek non fisik (mental-sosial)
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komponen komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah, dan orang tua murid). Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan harmonis, dan kondusif diantara komponen masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.
b. Lingkungan fisik terdiri dari:
1. Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:
keadaan lingkungan sekolah, besar dan kontruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid,tersedianya halaman sekolah, ventilasi memadai atau tidak,penerangan harus cukup, adanya pembuangan limbah tersedianya air bersih, tersedianya tempat pembuangan sampah, tersedianya kantin atau warung sekolah.
2. Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan
pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemelihaan kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan .
3.kemanan umum sekolah dan lingkungannya:
Adanya gang sekolah, halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah dilewati dan tidak becek, semua pintu dan jendela diatur sedemikain rupa sehingga membuka ke arah luar, tersedia p3k da tenaga atau guru yang terlatih di bidang p3k.
2. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid uatmanya untuk menenmkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesaehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan.
Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan terutama lingkungan sekolah.
b. Pencegaha dan pemberantasan penyakit, menular.
c. Penyebab dan cara pencegahannya penyakit-penyakit menular
d. Gizi
e. Pencegahan kecelakaan atau kemanan diri
f. Mengenali fasilitas kesehatan yang profesional dsb

3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam. Pemeliharaan kesehatan sekolah ini mencakup:
a.Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus
b.Pemeriksaan dan pemgawasan kebersaihan lingkungan
c.Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
d.Usaha perbaikan gizi
e.Usaha kesehatan gigi sekolah
f.Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani dan sosial.
Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjut ke puskesnas atau rumah sakit.
Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan ringan.












BAB III
KASUS
1. PEMBINAAN NAPZA BAGI ANAK USIA SEKOLAH DI KOTA SURABAYA

17 Juli 2008.Surabaya, eHealth. Dinas Kesehatan Kota Surabaya tidak hanya berkutat pada menangani permasalahan kesehatan saja, namun juga turut aktif memberikan penyuluhan terhadap kesehatan serta bahaya NAPZA (Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya). Kali ini Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Kota Surabaya memberikan penyuluhan dan pembinaan tentang bahaya NAPZA, serta pentingnya Kesehatan Reproduksi Remaja kepada ratusan pelajar SMA.
Dalam memberikan pengarahan mengenai bahaya NAPZA, Seksi Promkes yang dimotori oleh Hariyanto, SKM ini juga bekerjasama dengan beberapa instansi terkait, yakni Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Bapemas KB, dan juga Tim Pembina (TP) UKS untuk melengkapi penyebaran informasi mengenai apa, dan bagaimana sebenarnya NAPZA.
Sebanyak 205 siswa-siswi SMU begitu antusias mengikuti jalannya pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilaksanakan di Aula SMK 1 Surabaya ini tidak hanya dipenuhi oleh antusiasme dari SMK 1 Surabaya saja, beberapa perwakilan dari SMU 15, SMU 16, SMU 20, serta MAN Surabaya pun terlihat memenuhi aula sekolah yang berlokasi di sebelah RS Islam Wonokromo. Beberapa guru dari berbagai sekolah pun terlihat hadir mendampingi anak didik mereka mengikuti pembinaan tersebut.
Satu persatu sektor-sektor yang hadir pada saat itu menjelaskan perihal yang terkait dengan NAPZA. Mulai dari penjelasan mengenai definisi dan bahaya NAPZA, bagaimana NAPZA dapat tersebar dan bagaimana barang-barang terlarang tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia di kemudian hari.
NAPZA berawal dari lingkungan yang memiliki pengaruh negatif terhadap perkembangan anak-anak. Contohnya adalah lingkungan dengan masyarakat yang memiliki pergaulan bebas, dalam arti, bebas menerima apa pun tanpa ada penyaringnya. Terlebih lagi bagi para remaja yang menjalani masa-masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, dimana mereka dihadapkan pada banyak pilihan dalam hidup, salah satunya termasuk memilih teman bergaul. Hampir semua pembicara pada hari itu menekankan bahwa masa remaja menjadi masa yang sangat penting untuk diberikan banyak ilmu sehingga mereka tidak menyalah artikan sesuatu dan akhirnya terjerumus ke lingkaran hitam dunia, salah satunya NAPZA.
Hal tersebut diakui oleh salah satu peserta pembinaan, Siti Nur Laili atau biasa disapa teman-temannya dengan panggilan Eli. Siswi kelas tiga SMK 1 Surabaya ini merasa sangat terbantu dengan diadakannya penyebaran informasi menganai NAPZA. “Awalnya saya hanya tahu dari TV kalau Narkoba berbahaya, tapi tidak tahu detailnya. Saya senang akhirnya ada pembinaan ini,” jelas Siswi yang baru berumur 17 tahun ini. Ia juga mengakui merasa miris jika melihat atau mendengar ada anak seumurannya kecanduan Narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS. “Jadinya perhatian mereka terserap ke Narkoba saja padahal masih banyak yang bisa dilakukan,” jelas siswi Kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan.
Dinkes Kota Surabaya sendiri, yang disampaikan langsung oleh Hariyanto yang membawakan materi mengenai Sex Education yakni lebih ditekankan kepada Kesehatan Reproduksi Remaja. Penjelasan ini dimulai dari bagaimana cara membersihkan alat vital yang baik, dan pencegahan terhadap bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada alat vital kita.
“Kalau membersihkan hendaknya memakai air yang mengalir, karena biasanya air bak itu tidak bersih, apalagi di toilet umum. Jadi berhati-hatilah,” jelas Hariyanto.
Pada kesempatan itu pula, Hariyanto menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perubahan yang terjadi dari masa anak-anak ke remaja. Seperti contohnya, masa Menstruasi pada remaja putri, atau pun Mimpi Basah pada anak laki-laki. Tidang jarang tawa dan senyum terlontar dari para peserta mendengar penjelasan dalam Sex Education tersebut.
Selain diberikan informasi mengenai bahaya Narkoba, para peserta juga dihimbau agar memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS bukan merupakan unit pengobatan tetapi lebih kepada unit pencegahan, maka dari itu para peserta dituntut untuk memperhatikan segala aspek yang dapat mempengaruhi kesehatan. Contoh kecilnya adalah mengawali hari dengan sarapan pagi dengan asupan cukup, sehingga dapat menunjang aktifitas yang akan dilakukan.
Pembinaan yang berlangsung selama dua jam ini berlangsung sangat komunikatif. Peserta pun banyak terlibat dalam sesi permainan maupun pertanyaan. Melihat hal tersebut, Hariyanto berharap sebagai tindak lanjut dari pembinaan tersebut, pihak sekolah dapat melakukan kegiatan yang dapat mendukung peningkatan derajat kesehatan anak.
Salah satunya Screening atau pemeriksaan kesehatan dasar bagi siswa yang bekerjasama dengan Puskesmas setempat. Ia mengungkapkan bahwa dalam screening tersebut bukan hanya pemeriksaan namun juga mengajak siswa berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.(fie)
http://www.surabaya-ehealth.org/e-team/berita/pembinaan-napza-bagi-anak-usia-sekolah-di-kota-surabaya
2. PENYULUHAN KANKER PAYUDARA
11 April 2009 1.046 views No Comment
‘’Astagfirullah. Amit-amit deh! Jangan sampai kena.” Mungkin begitulah celetukan para siswi SMAN 4 Pekanbaru ketika melihat gambar seorang wanita yang terkena kanker payudara stadium akhir.
Sabtu (4/4) kemarin, siswi SMAN 4 kelas XI telah mengikuti penyuluhan kanker payudara dari Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Riau.
Penyuluhan yang berjudul ‘’Efektifitas pendidikan kesehatan tentang penyakit kanker payudara terhadap pengetahuan remaja puteri” ini bertujuan selain meningkatkan kesadaran para remaja puteri tentang kanker payudara juga bertujuan untuk penelitian.
Oleh sebab itu, sebelum dan sesudah penyuluhan, para siswi yang berpartisipasi dalam penyuluhan diberi selembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang kanker payudara dan harus diisi oleh para siswi.
‘’Laki-laki juga bisa lho terkena kanker payudara. Tetapi kemungkinannya lebih kecil daripada wanita,” ujar Dwi Elka Putri, mahasiswi PSIK UNRI ketika memberi pengarahan.
Lalu Putra Mulya yang juga selaku mahasiswa PSIK UNRI menambahkan, cara sedini mungkin untuk mengetahui gejala kanker payudara adalah SADARI (Pemeriksaan secara Sendiri, red), yaitu dengan mengangkat salah satu tangan lalu tangan lainnya menekan-nekan sekitar payudara apakah terdapat benjolan atau tidak.
Dengan dilakukannya penyuluhan ini, PSIK UNRI berharap agar para remaja puteri bisa lebih menyadari kanker payudara dan bisa mencegahnya.(Wulan&Nadya-CCMD)









BAB IV
PEMBAHASAN

1. PEMBINAAN NAPZA BAGI ANAK USIA SEKOLAH DI KOTA SURABAYA
Promosi kesehatan sangat berperan dalam upaya preventif terhadap masyarakat,selain itu dengan adanya promosi kesehatan perilaku hidup yang tidak sehat juga dapat ditekan. Dalam promosi kesehatan terdapat beberapa lingkup,salah satunya adalah remaja. Promosi kesehatan yang ditujukan pada remaja biasanya lebih menekankan pada kesehatan reproduksi. Hal ini dikarenakan telah membudayanya kebiasaan hidup dengan pergaulan bebas.
Kali ini promosi kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Surabaya. Promosi kesehatan berupa penyuluhan mengenai kesehatn reproduksi remaja. Dalam kasus ini kita dapat meninjau beberapa aspek pembahasan,diantaranya :
Aspek hukum
Upaya kesehatan seperti penyuluhan sangat di perlukan karena ini merupakan upaya dari kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan di kalangan masyarakat dalam hukum negarpun sudah di jelaskan dan di terangkan.
Dari segi hukum dapat dilihat dalam UU kesehatan pasal 46 tahun 2009 telah diatur bahwa “Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat”. Apa yang telah dilakukan Dinas Kesehatan ini merupakan perwujudan dari UU Kesehatan pasal 49 ayat 1 yang menjelaskan bahwa pemerintah maupun pemerintah daerah bertanggung jawab atas terselenggaranya upaya kesehatan.

Aspek agama
Dari segi agama kita dapat mengacu pada QS.Al-Imron : 104 yang mana dalam ayat ini dijelaskan untuk mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah terhadap yang munkar. Dan kebersiha adalah sebagian dari pada iman seperti apa yang di contohkan oleh nabi. Kaitannya dengan kasus ini adalah DINKES memberika penyuluhan guna unutk menghindarkan para remaja menggunakan obat-obat terlarang yang bisa menyebabkan HIV AIDS dan mengjarkan bagaimana cara hidup sehat dan bersih.
Aspek kesehatan reproduksi
Dari segi kesehatan reproduksi promosi sangat penting untuk menyelamatkan generasi muda dari penyakit-penyakit seperi HIV yang sampai saat ini belum ada cara pengobatannya dan para penderita HIV akan sakit seumur hidup. Penyakit ini sangat berbahaya bila menyerang ibu hamil karena virus ini dapat menembus barier placenta dan menyebabkan janin juga ikut terserang penyakit ini sejak masih di dalam kandungan. Dalam penyuluhan di atas juga dibahas tentang bahayanya narkoba sebab narkoba dapat melumpuhakan syaraf-syaraf dan organ-organ tubuh.
Aspek sosial
Dari aspek sosial penyluhan yang di diadakan dari dinkes di sambut dengan antusias dari masyarakat dan mendapatkan respon positif dari masyarakat kerana kegiatan seperti ini sangat berdampak positif bagi masyarkat baik di kalangan remaja maupun kalangan anak-anak.
Peran Bidan
Sebagai seorang bidan aisyiyah kita tidak cukup melakukan konselor tapi kita harus lebih meluas lagi yaitu dengan cara mengadakan penyuluhan di kalangan remaja selain itu bidan juga dapat melakukan promosi kesehatan dengan cara membuat liflet yang di sebarkan kepada masyarakat atau dengan cara membuat postre dan di tempelkan di tempat umum.
2. PENYULUHAN KANKER PAYUDARA
Dalam hal menghadapi permasalahan kanker, maka problematikanya tidak hanya menyangkut persoalan patologik organ yang bersangkutan, melainkan factor-faktor psikologik tidak kalah pentingnya dalam memotivasi penderita agar datang pada stadium dini, dan dengan demikian kemungkinan terjadinya komplikasi psikiatrik dapat dihindarkan, misalnya gangguan penyesuaian dan depresi.
Disini kami akan membahas beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada perempuan yang mengalami kanker payudara dalam berbagai aspek :
 Aspek fisik
Dari aspek fisik dapat kita bahas payu dara merupakan organ yang sangat istimewa dan sangat penting bagi perempuan sebab payudara merupakan oargan yang membedakan antar laki-laki dan perampuan dan sebagai organ untuk menyusui. Seorang perempuan yang terkena kanker payudara akan merasa sangat terpukul. .
 Aspek kesehatan reproduksi
Dari segi reproduksi dapat kita bahas bahwa payudara merupakan organ yang sangat penting kerana organ ini adalah sebagai organ yang peka dengan rangsangan dan dapat menimbulkan gairah napsu pada pria. Penderita kanker akan terganggu dalam proses seksualitas dan eorang penderita kanker payudara tidak dapat menyusui bayinya secar normal seperti para perempuan pada umumnya
 Aspek agama
Dari segi agama dapat kita bahas bahwa kita harus menjaga dan perawat nikmat yang di berikan Allah kepada kita maka dari itu diharamkan untuk menggunaka silicon,terapi ataupun obat-obatan untuk membesarkan payudara karena dengan kita menggunakan itu maka kita sendiri mendekatkan diri pada kanker payudara.
 Aspek psikologi
Dari aspek psikilogi sendiri kita dapat membahas bahwaseoramg yamg megalami kenker payudara psikologinya akan terganggu apalagi sampai payudarnya diangkat dia akan merasa minder dan kepercayaan dirinya akan hilang ketika berada dalam lingkungan yang banyak orang. Jadi Penyluhan tentang tanda-tanda dan cara merawat payudara sangat berguna bagi para remaja putri.
 Peran bidan
Peran kita sebagai bidan aisyiyah kita bisa melakukan penyuluhan tentang bagai mana cara merawat payudara dan cara mendeteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI selain dengan car penyuluhan kiat juga dapat melakukan promosi kesehatan dengan mengunakan tiflet dan poster..

















BAB V
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Penyuluhan merupakan bagian dari promosi kesehatan. Penyuluhan merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka pencegahan terhadap penyimpangan yang terjadi pada dunia kesehatan. Oleh karena itu dianjurkan kepada para tenaga kesehatan agar tidak bosan-bosannya melakukan penkajian terhadap daerah sekitarnya dan ketika melihat fenomena yang meresahkan hendaknya segera melakukan tindakan salah satunya dengan cara promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bagi remaja sangat dibutuhkan oleh kalangan remaja masa kini karena semakin maraknya pergaulan bebas di kalangan mereka. Hal ini sangat memprihatinkan karena dimana-mana remaja sudah banyak terkontaminasi oleh banyak hal yang merusak masa depannya,ambil saja contoh seperti KTD, aborsi, PMS, HIV/AIDS, NAPZA dan masih banyak hal lain. Sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita peka terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada remaja tersebut.

II. SARAN
 Hendaknya tenaga kesehatan lebih peka terhadap apa yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.
 Segera mengambil langkah untuk melakukan promosi kesehatan apabila terjadi perubahan terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
 Sedini mungkin lakukan promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan dengan membuat poster-poster pesan yang bisa ditempelkan disekolah-sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,Soekidjo.2005.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Wineka Cipta : Jakarta
Suryani,Eko.2005.Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.Fitra Maya : Jakarta
Yudhia,Fratidina.2009.Promosi Kesehatan untuk Mahasisiwa Kebidanan.Trans Info Media : Jakarta
http://www.surabaya-ehealth.org/e-team/berita/pembinaan-napza-bagi-anak-usia-sekolah-di-kota-surabaya diunduh pada 14 April 2010
http://kisarayouthclinic.org/artikel/12-artikel-keseehatan-remaja/5-perlunya-mengembangkan-pelayanan-kesehatan-khusus-remaja diunduh pada 14 Mei 2010
Powered by Blogger