Selasa, 05 April 2011

MAKALAH OBAT ANTIBIOTIKA

LANDASAN TEORI

A. OBAT-OBAT ANTIKONVULSAN
Antiepilepsi atau antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure). Epilepsi merupakan nama kolektif untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut bangkitan atau seizure) dan gejala utama berupa penurunan kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai dengan terjadinya kejang (konvulsi), hiperaktivitas otonom, gangguan sensorik atau psikis, dan selalu disertai gambaran letupan EEG (electroencephalogram) abnormal dan eksesif. Bangkitan epilepsi merupakan fenomena klinis yang berkaitan dengan letupan listrik atau depolarisasi abnormal dan ksesif, terjadi disuatu fokus dalam otak yang menyebabkan bangkitan paroksismal. Dalam fokus ini terdapat neuron epilepsi yang sensitif terhadap rangsangan. Neuron epileptik inilah yang menjadi pencetus bangkitan epilepsi. Epilepsi dikelompokkan menjadi 2 yaitu
1. Epilepsi fokal atau parsial, yaitu epilepsi yang ditandai oleh terjadinya kejang pada bagian tubuh tertentu misalnya tangan, muka dan sebagainya dan biasanya tanpa disertai dengan penurunan kesadaran.
2. Epilepsi umum yaitu epilepsi yang doitandai oleh terjadinya kejang menyeluruh (kejang umum) disemua bagian tubuh baik yang bersifat tonik, klonik ataupun tonik-klonik dan biasanya disertai dengan terjadinya penurunan kesadaran.
Obat antikonvulsi atau antiepilepsi berdasarkan cara kerjanya dibagi mnejadi 2 yaitu
1. dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi
2. dengan mencegah terjadnya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh dari fokus epilepsi.
Obat epilepsi dibagi nejadi 8 kelompok yaitu
1. Golongan Hidantoin, terdiri atas fenitoin, mefenitoin, dan etotoin
Indikasi obat golongan ini adalah epilepsi umum tonik-klonik (grandmal epilepsi) dan bangkitan parsial atau fokal. Efek samping yang dapat terjadi adalah pada susunan saraf pusat (ataksia, nistagmus, sukar bicara, tremor dan ngantuk), saluran cerna dan gusi (nyeri ulu hati, anoreksia, mual dan muntah serta pembesaran gusi), Kulit (ruam morbiliform) dan hepatotoksik (ikterik) serta anemia megaloblastik.
1. Golongan barbiturat, misalnya fenobarbital dan primidon. Selain sebagai antikonvulsi, obat ini juga digunakan sebagai hipnotik-sedatif.
Fenobarbital digunakan untuk terapi bangkitan tonik-klonik atau berbagai bangkitan parsial atau fokal. Efek samping fenobarbital relatif kecil berupa ruam kulit. Primidon digunakan untuk semua bentuk bangkitan atau epilepsi, kecuali epilepsi jenis petit mal. Efek samping yang dapat terjadi berupa kantuk, ataksia, pusing, sakit kepala, mual, ruam kulit , anoreksia dan impotensi.
1. Golongan Oksazolidindion, misalnya trimetadion. Indikasi obat ini adalah epilepsi jenis petit mal (bangkitan lena). Disamping itu trimetadion juga bersifat hipnotik dan analgesik. Efek samping ringan berupa ngantuk, dan ruam kulit. Disamping itu dapat juga terjadi gangguan fungsi hati, darah dan ginjal.
2. Golongan Suksimid, misalnya etosuksimid, metsuksimid, dan fensuksimid. Efek antikonvulsi suksimid sama dengan trimetadion. Indiasi penggunaan obat ini adalah epilepsi tipe petit mal. Efek samping berupa mual, sakit kepala, kantuk, dan ruam kulit.
3. Golongan Karbamazepin, misalnya karbamazepin. Selain mempunyai efek antikonvulsif obat ini juga memperbaiki kewaspadaan dan perasaan. Selain itu juga mempunyai efek analgesia selektif dan digunakan pada pengobatan tabes dorsalis dan neuropati lainnya. Obat ini digunakan untuk mengatasi semua bangkitan epilepsi kecuali epilepsi tipe petit mal dan digunakan secara luas di Amerika Serikat. Efek samping yang dapat terjadi adalah pusing, vertigo, ataksia, penglihatan kabur, mual, muntah dan gangguan darah.
4. Golongan Benzodiazepin, misalnya diazepam, klonazepam, nitrazepam. Selain untuk antikonvulsi obat ini uga dipakai sebagai antiansietas. Diazepam intravena merupakan obat terpilih untuk status epileptikus dan merupakan obat antikonvulsi yang paling banyak dipakai. Obat ini digunakan untuk kejang umum maupun fokal. Efek samping yang dapat terjadi adalah obstruksi saluran nafas oleh lidah akibat relaksasi otot, depresi nafas hingga apneu, hipotensi, henti jantung dan ngantuk. Klonazepam dan nitrazepam digunakan untuk epilepsi tipe mioklonik, akinetik dan spasme. Efek samping berupa ngantuk, ataksia dan gangguan kepribadian.
5. Golongan Asam Valproat. Mekanisme kerja asam valproat didasarkan meningkatnya kadar asam gama aminobutirat (GABA) di otak. Indikasi pemberian obat ini adalah epilepsi petit mal, mioklonik dan tonik-klonik. Efek samping yang terjadi adalah gangguan saluran cerna, berupa mual dan muntah susunan saraf pusat (ngantuk, ataksia, tremor), gangguan fungsi hati, ruam kulit dan alopesia.
6. Antiepilepsi lain misalnya fenasemid dan asetazolamid.
Prinsip pengobatan epilepsi adalah (1) melakukan pengobatan kausal (penyebab) misalnya pembedahan pada tumor serebri, (2) menghindari faktor pencetus suatu bangkitan, misalnya alkohol, emosi dan kelelahan fisik maupun mental, (3) penggunaan antikonvulsi. Kriteria obat epilepsi yang baik adalah (1) dapat menekan bangkitan, (2) memiliki batas keamanan yang lebar, (3) satu jenis obat yang dapat menekan semua jenis bangkitan dan bekerjalangsung pada fokus bangkitan, (4) diberikan peroral dan masa kerja panjang, tidak menimbulkan gejala putus obat, (5) harganya murah.

B. OBAT EKLAMSI
Etiologi / Patogenesis
Etiologi dan patogenesis preeklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih belum sepenuhnya difahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini sering disebut “the disease of theories”. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk menerangkan terjadinya preeklampsia adalah : faktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah dan keadaan dimana jumlah trophoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester satu dan trimester dua. Hal ini akan menyebabkan arteri spiralis tidak dapat berdilatasi dengan sempurna dan mengakibatkan turunnya aliran darah di plasenta. Berikutnya akan terjadi stress oksidasi, peningkatan radikal bebas, disfungsi endotel, agregasi dan penumpukan trombosit yang dapat terjadi diberbagai organ.
Faktor Predisposisi Terjadinya Preeklampsia dan Eklampsia
Primigravida, kehamilan ganda, diabetes melitus, hipertensi essensial kronik, mola hidatidosa, hidrops fetalis, bayi besar, obesitas, riwayat pernah menderita preeklampsia atau eklamsia, riwayat keluarga pernah menderita preeklampsia atau eklamsia, lebih sering dijumpai pada penderita preeklampsia dan eklampsia.
Terminologi
Dahulu, disebut pre eklampsia jika dijumpai trias tanda klinik yaitu : tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, proteinuria dan edema. Tapi sekarang edema tidak lagi dimasukkan dalam kriteria diagnostik, karena edema juga dijumpai pada kehamilan normal. Pengukuran tekanan darah harus diulang berselang 4 jam, tekanan darah diastol ≥ 90 mmHg digunakan sebagai pedoman.
Eklampsia adalah pre eklampsia yang mengalami komplikasi kejang tonik klonik yang bersifat umum. Koma yang fatal tanpa disertai kejang pada penderita pre eklampsia juga disebut eklampsia. Namun kita harus membatasi definisi diagnosis tersebut pada wanita yang mengalami kejang dan kematian pada kasus tanpa kejang yang berhubungan dengan pre eklampsia berat. Mattar dan Sibai (2000) melaporkan komplikasi – komplikasi yang terjadi pada kasus persalinan dengan eklampsia antara tahun 1978 – 1998 di sebuah rumah sakit di Memphis, adalah solutio plasentae (10 %), defisit neurologis (7 %), pneumonia aspirasi (7 %), edema pulmo (5 %), cardiac arrest (4 %), acute renal failure (4 %) dan kematian maternal (1 %).
Gambaran Klinis Eklampsia
Seluruh kejang eklampsia didahului dengan pre eklampsia. Eklampsia digolongkan menjadi kasus antepartum, intrapartum atau postpartum tergantung saat kejadiannya sebelum persalinan, pada saat persalinan atau sesudah persalinan. Gerakan kejang biasanya dimulai dari daerah mulut sebagai bentuk kejang di daerah wajah, kemudian seluruh tubuh menjadi kaku karena kontraksi otot yang menyeluruh berlangsung 10 sampai 15 detik. Rahang akan terbuka dan tertutup dengan keras, pada kelopak mata, otot – otot wajah yang lain dan akhirnya seluruh otot mengalami kontraksi dan relaksasi secara bergantian dalam waktu yang cepat. Keadaan ini kadang – kadang begitu hebatnya sehingga dapat mengakibatkan penderita terlempar dari tempat tidurnya, bila tidak dijaga. Lidah penderita dapat tergigit oleh karena kejang otot – otot rahang berlangsung sampai 1 menit, secara berangsur kontraksi otot menjadi semakin lemah dan jarang dan pada akhirnya penderita tidak bergerak.
Setelah kejang diafragma menjadi kaku dan pernafasan berhenti. Selama beberapa detik penderita sepertinya meninggal karena henti nafas, namun kemudian penderita bernafas panjang, dalam dan selanjutnya pernafasan kembali normal. Apabila tidak ditangani dengan baik, kejang pertama ini akan diikuti dengan kejang – kejang berikutnya yang bervariasi dari kejang yang ringan sampai kejang yang berkelanjutan yang disebut status epileptikus.
Setelah kejang berhenti penderita mengalami koma selama beberapa saat. Lamanya koma setelah kejang eklampsia bervariasi. Apabila kejang yang terjadi jarang, penderita biasanya segera pulih kesadarannya segera setelah kejang. Namun pada kasus – kasus yang berat, keadaan koma berlangsung lama, bahkan penderita dapat mengalami kematian tanpa sempat pulih kesadarannya. Pada kasus yang jarang, kejang yang terjadi hanya sekali namun dapat diikuti dengan koma yang lama bahkan kematian.
Frekuensi pernafasan biasanya meningkat setelah kejang eklampsia dan dapat mencapai 50 kali/menit. Hal ini dapat menyebabkan hiperkarbia sampai asidosis laktat, tergantung derajat hipoksianya. Pada kasus yang berat dapat ditemukan sianosis. Demam tinggi merupakan keadaan yang jarang terjadi, apabila hal tersebut terjadi maka penyebabnya adalah perdarahan pada susunan SSP.
Komplikasi
1. Proteinuria
2. Hipetensi
3. Edema pulmo
4. Hemiplegia
Manajemen
Prinsip – prinsip dasar pengelolaan eklampsia (Pritchard (1955)) adalah sebagai berikut :
1. Terapi suportif untuk stabilisasi pada penderita
2. Selalu diingat mengatasi masalah – masalah Airway, Breathing, Circulation
3. Kontrol kejang dengan pemberian loading dose MgSO4 intravena, selanjutnya dapat diikuti dengan pemberian MgSO4 per infus atau MgSO4 intramuskuler secara loading dose didikuti MgSO4 intramuskuler secara periodik.
4. Pemberian obat antihipertensi secara intermiten intra vena atau oral untuk menurunkan tekanan darah, saat tekanan darah diastolik dianggap berbahaya. Batasan yang digunakan para ahli berbeda – beda, ada yang mengatakan 100 mmHg, 105 mmHg dan beberapa ahli mengatakan 110 mmHg.
5. Koreksi hipoksemia dan asidosis
6. Hindari penggunaan diuretik dan batasi pemberian cairan intra vena kecuali pada kasus kehilangan cairan yang berat seperti muntah ataupun diare yang berlebihan. Hindari penggunaan cairan hiperosmotik.
7. Terminasi kehamilan
Pedoman pengelolaan eklampsia (POGI) yang terdapat dalam Pedoman Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan di Indonesia, berikut ini kami kutipkan pedoman tersebut.
A. Pengobatan Medisinal
1. MgSO4 :
- Initial dose :
- Loading dose : 4 gr MgSO4 20% IV (4-5 menit)
Bila kejang berulang diberikan MgSO4 20 % 2 gr IV, diberikan sekurang - kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir. Bila setelah diberikan dosis tambahan masih tetap kejang dapat diberikan Sodium Amobarbital 3-5 mg/ kg BB IV perlahan-lahan.
- Maintenace dose : MgSO4 1 g / jam intra vena
2. Antihipertensi diberikan jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg. Dapat diberikan nifedipin sublingual 10 mg. Setelah 1 jam, jika tekanan darah masih tinggi dapat diberikan nifedipin ulangan 5-10 mg sublingual atau oral dengan interval 1 jam, 2 jam atau 3 jam sesuai kebutuhan. Penurunan tekanan darah tidak boleh terlalu agresif. Tekanan darah diastolik jangan kurang dari 90 mmHg, penurunan tekanan darah maksimal 30%. Penggunaan nifedipine sangat dianjurkan karena harganya murah, mudah didapat dan mudah pengaturan dosisnya dengan efektifitas yang cukup baik.
3. Infus Ringer Asetat atau Ringer Laktat. Jumlah cairan dalam 24 jam sekitar 2000 ml, berpedoman kepada diuresis, insensible water loss dan CVP .
4. Perawatan pada serangan kejang :
Dirawat di kamar isolasi yang cukup tenang. Masukkan sudip lidah ( tong spatel ) kedalam mulut penderita. Kepala direndahkan , lendir diisap dari daerah orofarynx. Fiksasi badan pada tempat tidur harus aman namun cukup longgar guna menghindari fraktur. Pemberian oksigen. Dipasang kateter menetap ( foley kateter ).
5. Perawatan pada penderita koma : Monitoring kesadaran dan dalamnya koma memakai “Glasgow – Pittsburg Coma Scale “. Perlu diperhatikan pencegahan dekubitus dan makanan penderita. Pada koma yang lama ( > 24 jam ), makanan melalui hidung ( NGT = Naso Gastric Tube : Neus Sonde Voeding ).
6. Diuretikum tidak diberikan kecuali jika ada :
• Edema paru
• Gagal jantung kongestif
• Edema anasarka
• Kardiotonikum ( cedilanid ) jika ada indikasi.
• Tidak ada respon terhadap penanganan konservatif pertimbangkan seksio sesarea.

Catatan:
Syarat pemberian Magnesium Sulfat:
6 Harus tersedia antidotum Magnesium Sulfat yaitu Kalsium Glukonas 10%, diberikan iv secara perlahan, apabila terdapat tanda – tanda intoksikasi MgSO4.
7 Refleks patella (+)
8 Frekuensi pernafasan > 16 kali / menit.
9 Produksi urin > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya ( 0,5 cc/ kg BB/ jam ). Pemberian Magnesium Sulfat sampai 20 gr tidak perlu mempertimbangkan diurese
B. Pengobatan Obstetrik :
1. Semua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin.
2. Terminasi kehamilan
Sikap dasar : bila sudah stabilisasi ( pemulihan ) hemodinamika dan metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah ini :
• Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
• Setelah kejang terakhir.
• Setelah pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir.
• Penderita mulai sadar ( responsif dan orientasi ).
3. Bila anak hidup dapat dipertimbangkan bedah Cesar.

Perawatan Pasca Persalinan
Bila persalinan terjadi pervaginam, monitoring tanda-tanda vital dilakukan sebagaimana lazimnya. Pemeriksaan laboratorium dikerjakan setelah 1 x 24 jam persalinan. Biasanya perbaikan segera terjadi setelah 24 - 48 jam pasca persalinan.
I. Tujuan Praktikum
Mengetahui penggolongan, indikasi, kontraindikasi, farmakokinetik, farmakodinamik, efek samping, cara pemberian, dan hal-hal yang berhubungna dengan asuhan kebidanan dari obat-obat antikonvulsi dan eklamsi
II. Bahan dan alat
no Nama obat no Nama obat
1 Kutoin capsul 9 Dilantin inj
2 Phenitoin inj 10 Rivotrin 2 mg
3 Phenobarbital tab 11 Neurontin 300
4 Valium inj 12 Mg- sulfat
5 Diazepam tab 13 Ser – Ap – es
6 Ativan tab 14 Minipres (prazosin)
7 Bamgetol tab 200 15 Medopa
8 Depakene (asam valproic) 16 Dopamed


PEMBAHASAN

Tabel Hasil Pengamatan
No Pengamatan Hasil
1 Nama Obat(merek) Depake syrup 250/5 ml
Nama generik(isi obat) Valproid acid
Jumlah dosis(mg/g) 250 ml/5mlx120 ml
Indikasi obat Terapi episode manic akut atau campuran yang berhubungan dengan atau tanpa disertai psikosis. Terapi tunggal dan tambahan untuk kejang parsial kompleks yang terjadi pada kasus khusus atau yg berhubungan dengan kejang tipe multiple. Profilaksis migran pada orang dewasa.
Kontraindikasi obat Ganggguan fx hati, penyakit hati
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Waktu makan, Telan utuh jangan dikunyah/dihancurkanDosis awal 15ml/kgBB/hr.Ditingkatkan dengan interval 1 minggu:5-10 ml/bbBB/hr.maks 60 ml/kgBB/hr.
Efek samping Perdarahan, memar, hiperramonemia, mual, muntah, peningkatan nafsu makan, trombositopenia, anemia, penekanan sumsum tulang,pankreatritis, iritasi GI.
Farmakokinetik Valproate diabsorpsi dengan baik setelah pemberian dosis oral dengan bioavailabilitas >80%. Makanan daoat memperlambat absorpsi dan menurunkan toksisitas jika obat diberikan setelah makan.
Farmakodinamik Bersifat aktif baik terhadap seizure akibat penyuntikan pentylenetetrazole maupun seizure akibat kejut elektrik maksimal.menyakat aktivasi berulang dengan frekuensi tinggi yang bersifat tunak dari neron di dalam kultur pada konsentrasi yang relevan secara teraupetik. Kerja obat ini terhadap seizure parsial kemungkinan besar disebabkan oleh efek terhadap arus Na+ . pada konsentrasi tinggi, tampak meningkatkan konduktan kaliun pada membrane. Konsentrasi yang rendah cenderung menyebabkan hiperpolarisasi pada potensial membrane.
.2 Nama Obat(merek) Avandaryl R M/glimepiride 4 mg/2mg
Nama generik(isi obat) Rosiglitazol maleate 4 mg,glimepiride 2 mg
Jumlah dosis(mg/g) 4mg/2mgx14,28,56
Indikasi obat Sebagai tambahan thd diet & olahraga guna memperbaiki control gula darah pada pasien DM tipe 2.
Kontraindikasi obat Ketoasidosis diabeti dengan atau tanpa koma
Golongan Anti eklamsi
Cara penggunaan+dosis Berikan bersama dg makanan pertama pada hari yang sama. dosis awal 4mg/1mg 1x/. maks 8 mg/4 mg
Efek samping Sakit kepala,nasofaringitis, hipertensi, hipoglikemi, edema.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
3 Nama Obat(merek) Avandaryl R M/Metiformin HCL 2 mg
Nama generik(isi obat) Rosiglitazol maleate 4 mg,metiformin 2 mg
Jumlah dosis(mg/g) Rosiglitazol maleate 4 mg,metiformin 2 mg
Indikasi obat Diabetes Mellitus
Kontraindikasi obat - Pasien yang hipersensitif terhadap rosiglitazone dan metformin.
- Diabetes ketoasidosis atau pre-koma.
- Pasien dengan gangguan ginjal.
- Pasien gagal jantung kongestif.
Nama pabrik GlaxoSmithKline
Cara penggunaan+dosis Per oral
diminum bersama makanan untuk mengurangi efek samping gastrointestinal dari metformin.
Efek samping Sakit kepala, nasofaringitis, hipertensi, hipoglikemia, edema.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
4 Nama Obat(merek) MgSO4
Nama generik(isi obat)
Jumlah dosis(mg/g)
Indikasi obat
Kontraindikasi obat
Nama pabrik
Cara penggunaan+dosis
Efek samping
Farmakokinetik
Farmakodinamik
5 Nama Obat(merek) Norvatis Ser-Ap-Es
Nama generik(isi obat) Reserpin 0,1 mg, Hidralazin HCl 25 mg, Hidroklorotiazida 15 mg.
Jumlah dosis(mg/g) Reserpin 0,1 mg, Hidralazin HCl 25 mg, Hidroklorotiazida 15 mg.
Indikasi obat Mengurangi retensi cairan
Hipertensi.
Kontraindikasi obat • Riwayat depresi yang jelas, penyakit Parkinson, epilepsi, terapi elektrokonvulsif.
• Feokromositoma.
• Baru saja atau bersamaan dengan pengobatan yang menggunakan penghambat mono amin oksidase (MAOI).
• Ulkus peptikum akut & kolitis ulserativa.
• Takhikardia berat dan gagal jantung dengan curah jantung tinggi, insufisiensi miokardial akibat penyumbatan mekanis, gagal jantung yang terisolir pada ventrikel kanan akibat hipertensi pulmoner.
• Lupus eritematosus sistemik idiopatik.
• Anuria, gagal ginjal berat (klirens kreatinin kurang dari 30 ml/menit) atau gagal hati.
• Hipokalemia yang tidak mempan diobati, hiponatremia, hiperkalsemia dan hiperurisemia, gejala-gejala hiperurisemia.
• Hamil.
• Gagal jantung, infarksi miokardial yang baru saja terjadi, arteriosklerosis otak atau koroner
Nama pabrik Novartis.
Cara penggunaan+dosis Per oral Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
Efek samping • Gangguan sistem saraf pusat termasuk depresi, sakit kepala, pusing, reaksi jantung dan pembuluh darah, hipokalemia, dan peningkatan lemak dalam darah.
• Jarang : gejala-gejala ekstrapiramidal, ulkus peptikum, hepatitis, sakit kuning, aritmia jantung, gagal jantung, glomerulofritis, sindroma seperti lupus eritematosus sistemik, diskriasis darah.
• Kasus-kasus tertentu : perdarahan saluran pencernaan, gagal ginjal, vaskulitis, pankreatitis, pneumonitis, edema paru.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
6 Nama Obat(merek) Phenobartital tab
Nama generik(isi obat) Phenobarbital / Fenobarbital 30 mg
Jumlah dosis(mg/g) Phenobarbital / Fenobarbital 30 mg
Indikasi obat Insomnia nevosa, epilepsi, migren.
Kontraindikasi obat Disfungsi ginjal atau hati, gangguan metabolisme porfirin.
Nama pabrik Soho.
Cara penggunaan+dosis Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak.
Efek samping Alergi, mengantuk.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
7 Nama Obat(merek) Kutain kapsul
Nama generik(isi obat) Phenytoin natrium 100 mg.
Jumlah dosis(mg/g) Phenytoin natrium 100 mg.
Indikasi obat Grand mal dan serangan psikomotor (epilepi lobus temporalis).
Kontraindikasi obat Hipersensitif.
Nama pabrik Mersifarma TM
Cara penggunaan+dosis Per oral Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
Efek samping Nistagmus, ataksia, ucapan tidak jelas, gangguan mental, pusing, insomnia, sakit kepala, mual, muntah, konstipasi, toksisitas, hepatitis, kerusakan liver, ruam seperti morbili, dermatitis, lupus eritematosus, sindrom Steven Johnson, trombositopenia, leukopenia, granulositopenia, agranulositosis, gingival hiperplasia, penyakit hodgkin, periartritis nodosa.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
8 Nama Obat(merek) Neurontin G 300 mg kapsul
Nama generik(isi obat) Gabapentin
Jumlah dosis(mg/g) 300 mgx10x10
Indikasi obat Pengobatan nyeri neuropati pd dewasa 18 th. Terapi tambahan pd pengobatan kejang parsial dg atau tanpa generallisasi sekunder pada dewasa dan anak  23 th.
Kontraindikasi obat
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Waktu makan, Dws & anak2> 12 th 900-1800 mg/hr. Hr ke-1:300 mg 1x/hr,hr ke-2: 300 mg 2x/hr, hr ke-3: 300 mg 3x/hr.kemudian ditingkatkan sampai maksimal 1200 mg/hr terbagi dalam 3 dosis, bila perlu dosis dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan penambahan 300 mg/hr dalam 3 dosis terbagi. Maks :2400 mg/hr
Efek samping Somnolen, pusing, ataksia , lesu, nistagmus, sakit kepala, tremor, diplopia, mual atau muntah , rinitis dan ambliopia.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
10 Nama Obat(merek) Kutoin Phenicol S
Nama generik(isi obat) Phenitoin Sodium 100 mg
Jumlah dosis(mg/g) 100 mg/2 ml
Indikasi obat Grand mal dan serangan psikomotor( epilepsi lobus temporalis)
Kontraindikasi obat Hipersensitif.
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Injeksi.
Efek samping Nistagmus, ataksia, ucapan tidak jelas, gangguan mental, pusing, insomnia, sakit kepala, mual, muntah, kkonstipasi, toksisitas, hepatitis, kerusakan liver, dermatitis, dll.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
11 Nama Obat(merek) Valium Diazepam 10 mg/ 2 ml
Nama generik(isi obat) Diazepam
Jumlah dosis(mg/g) Diazepam 10 mg/ 2 ml
Indikasi obat Terapi jangka pendek untuk gejala ansietas(kecemasan). Terapi tambahan untuk meredakan spasme otot karena perdangan atau trauma , hipertonisitas otot(gangguan motorik cerebral,paraplegia). Meredakan gejala putus alkohol akut dan pengobatan pra-anestesi.
Kontraindikasi obat Hipersensitif, bayi < 6 bln, hamil, laktasi, depresi pernafasan, glaukoma sudut sempit, insufisiensi paru akut, kondisi fobia.
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Waktu makan, dosis 10 mg/ 2 ml
Efek samping Mengantuk, ataksia, rasa lelah, erupsi kulit, edema, mual dan konstipasi, gejala ekstrapiramidal,ikterus, gangguan fx hati, perubahan libido.sakit kepal, hipotensi, amnesia, penglihatan kabur, retensi urin.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
12 Nama Obat(merek) Dopamet 250 mg
Nama generik(isi obat) Methyldopa
Jumlah dosis(mg/g) 250 mg/100
Indikasi obat Hipertensi esensial ringan dan berat, hipertensi nefrogenik, hipertensi pada awal kehamilan.
Kontraindikasi obat Hepatitis akut, serosis hati atau riwayat penyakit hati, hipersensitif.
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Sebelum atau sesudah makan.
Dosis awal ½ -1 tab/hr tingkatkan secara bertahap dengan ½-1 tab tiap 2-3 hr.
Efek samping Lesu, mulut kering,sumbatan hidung, gangguan GI, sakit kepala, pusing, ruam kulit,peningkatan BB,edema, impotensi.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
13 Nama Obat(merek) Bamgetol 200
Nama generik(isi obat) Carbamazepine 200 mg
Jumlah dosis(mg/g) 200 mgx10x10
Indikasi obat Epilepsi, serangan umum primer, epilepsi campuran,neuralgia campuran, neuralgia glossofaringeal.
Kontraindikasi obat Hipersensitif, blok AV, riwayat intermiten akut MAOI.
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Waktu makan hindari jus grapefruit.DOSIS?????BELUM
Efek samping Hilangnya nafsu makan, mulut kering, mual, diare, konstipasi, sakit kepala, pusing, somnolen, ataksia, dll.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
14 Nama Obat(merek) Dilantin PS 250 mg/5ml
Nama generik(isi obat) Phenitoin Na
Jumlah dosis(mg/g) 100 mg/2ml
Indikasi obat Bangkitan grand mal&psikomotor, neuralgia trigerminal, aritmia jantung, konvulsi, sindrom,ekstrapiramidal.
Kontraindikasi obat • Insufisiensi miokardial berat.
• Gangguan fungsi hati.
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Waktu makan,pada pasien yang mendapatkan makanan via pipa nasogastri atau makanan enterik lainnya pemberian obat harus konsisten,dalam hubungannya dengan waktu makan selama terapi . kaps ditelan utuh , jangan dibuka atau dikunyah /dihancurkan. Jgn mengganti atau menukar dosis atau jenis obat tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Dosis pada orang dewasa awal 100 mg 3x/hr.Anak 5 mg/kg/BB terbagi dalam 2 dosis. Maks 300 mg/hr.inj maks 50 mg/mnt IV. Status epileptikus 150-250 mg IV lambat, jika perlu 100-150 ssdah 30 mnt. Bedah saraf 100-200 mg IM tiap 4 jam & pasca op.
Efek samping Gangguan GI, ataksia, bicara tidak jelas, diplopia, nistagmus dan kekacauan mental disertai sakit kepala, pusing.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
15 Nama Obat(merek) Rhivotril tablet
Nama generik(isi obat) Clanazepam
Jumlah dosis(mg/g) 2 mg
Indikasi obat Obat tunggal atau tambahan pada syndrome”Lenox Gastaut”, serangan mioklonik dan akinetik, epilepsi, petit mal, grand mal.
Kontraindikasi obat
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Sebelum/sesudah makan.
Dosis dewasa awal 0,75 mg/hr, pemeliharaan:4-8 mg/hr.Anak 6-16 th awal 0,5 mg/hr, peeliharaan:1,5-3 mg/hr, 1 th awal 0,1 mg/hr, pemeliharaan:0,5-1 mg/hr.
Efek samping Lelah/letih, mengantuk, hipotonia otot, lemah otot, pusing, kepala terasa ringan, ataksia, ggn konsentrasi, reaksi lambat dll.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
16 Nama Obat(merek) Octus proglitazone
Nama generik(isi obat) Pioglitazone HCl.
Jumlah dosis(mg/g) 30 mg
Indikasi obat Kombinasi oral dengan sulfonilurea atau metformin pada penatalaksaan Diabetes Mellitus tipe 2 pada pasien insufisi kontrol glikemik dengan monoterapi sulfonilurea atau metformin.
Kontraindikasi obat Retensi cairan yang menyebabkan gagal jantung presipitasi atau eksaserbasi.
Nama pabrik Takeda
Cara penggunaan+dosis Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak, dosis Pioglitazone HCl 30 mg.
Efek samping Sakit kepala, anemia, berat badan meningkat, artralgia, pusing.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
17 Nama Obat(merek) Metrix
Nama generik(isi obat) Glimepiride
Jumlah dosis(mg/g) 1mgx2x15
Indikasi obat NIDDM yg tidak terkontrol scr adekuat hanya dg diet, olahraga, dan penurunan BB.
Kontraindikasi obat Ketoasidosis diabetes dengan atau tanpa koma.
Golongan Eklamsi
Cara penggunaan+dosis Berikan segera sebelum makan utama pertama pada hr yg sama.jangan mengurangi jadwal makan.
Efek samping Muntah, nyeri sal cema,diare, hipoglikemi kerusakan fx hati.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
18 Nama Obat(merek) Glucouvance 500 mg/2,5 mg
Nama generik(isi obat) Glibencamide, metformin HCL
Jumlah dosis(mg/g) Per tab 1.25mg/250 mg
Indikasi obat Terapi tahap kedua untuk DM tipe 2 yg tidak dapat dikontrol dengan diet, olahraga dan sulfonilurea atau metformin.
Kontraindikasi obat Gangguan fx ginjal, penyakit jantung kongestif, hipersensitif terhadap metformin hcl atau glibenclamide.
Golongan Antieklamsi
Cara penggunaan+dosis Berikan bersama makanan
Terapi awal anjuran dosis awal 1,25 mg/250 mg, terapi lini kedua anjuran dosis awal:2,5 mg/500 mg 2x/hr s/d dosis maks harian 20 mg glibenclamide/2000 mg metformin.
Efek samping Inf sal nafas atas, diare, skait kepala, mual, muntah, sakit perut, pusing.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
19 Nama Obat(merek) Metformin HCL OGB DEXA
Nama generik(isi obat) Metformin HCL
Jumlah dosis(mg/g) 500 mg
Indikasi obat Terapi awal untukdiabetes onset dewasa yg mengalami kelebihan BB atau gagal diatasi dengan diet.Terapi kombinasi untuk kegagalan terapi sulfonilurea primer atau sekunder,Terapi tambahan untuk IDDM yg mengurangi dosis insulin.
Kontraindikasi obat Koma diabetikum, ketoasidosis,ggn fx ginjal serius, penyakit hati kronis, gagal jantung, dll.
Golongan Antieklamsi
Cara penggunaan+dosis Waktu makan
Awal 500 mg 3x/hr
Efek samping
Farmakokinetik
Farmakodinamik
20 Nama Obat(merek) Natrium pheniton inj
Nama generik(isi obat)
Jumlah dosis(mg/g)
Indikasi obat
Kontraindikasi obat
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis
Efek samping
Farmakokinetik
Farmakodinamik
21 Nama Obat(merek) Valisanbe 5 mg
Nama generik(isi obat) Dizepam 5 mg
Jumlah dosis(mg/g) 5 mg
Indikasi obat Neurotik, psikomatik, reumatik dan gangguan otot akibat trauma, status epileptikus, , sblm & sesudah op.
Kontraindikasi obat Psikosis berat: kehamilan T1, glukoma sudut sempit, serangan asma akut.
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Sesudah atau sebelum makan
Dwasa 2-5 mg, anak 6-14 th 2-4 mg, < 6 th 1-2 mg.diberikan 3x/hr.
Efek samping Ggn mental, mengantuk, amnesia, ketergantunngan, penglihatan kabur, retensi urin, depresi pernafasan, hipotensi.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
22 Nama Obat(merek) Valisanbe 2 mg
Nama generik(isi obat) Diazepam 2 mg
Jumlah dosis(mg/g) 2 mg
Indikasi obat Neurotik, psikomatik, reumatik dan gangguan otot akibat trauma, status epileptikus, , sblm & sesudah op.
Kontraindikasi obat Psikosis berat: kehamilan T1, glukoma sudut sempit, serangan asma akut.
Nama pabrik Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Sesudah atau sebelum makan
Dwasa 2-5 mg, anak 6-14 th 2-4 mg, < 6 th 1-2 mg.diberikan 3x/hr.
Efek samping Ggn mental, mengantuk, amnesia, ketergantunngan, penglihatan kabur, retensi urin, depresi pernafasan, hipotensi.
Farmakokinetik
Farmakodinamik
23 Nama Obat(merek) Ativan 2 mg+1 mg+0,5 mg
Nama generik(isi obat) Lorazepam
Jumlah dosis(mg/g)
Indikasi obat Ansietas, medikasi pra op, mual yg berhubungan dg kemoterapi kanker.
Kontraindikasi obat Hipersensitif, apneu dalam tidur, insufisiensi pernafasan berat, hamil dan laktasi.
Golongan Antikonvulsi
Cara penggunaan+dosis Sebelum atau sesudah makan
1 mg 2-3 x/hr
Efek samping
Farmakokinetik
Farmakodinamik
24 Nama Obat(merek) Actos 30 mg
Nama generik(isi obat) Pioglitazone HCl 15 mg
Jumlah dosis(mg/g) Pioglitazone HCl 15 mg
Indikasi obat Kombinasi oral dengan sulfonilurea atau metformin pada penatalaksaan Diabetes Mellitus tipe 2 pada pasien insufisi kontrol glikemik dengan monoterapi sulfonilurea atau metformin.
Kontraindikasi obat
Golongan Eklamsi
Cara penggunaan+dosis PER ORAL Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak. DOSIS Tablet Pioglitazone HCl 15 mg x 2 x 7
Efek samping Sakit kepala, anemia, berat badan meningkat, artralgia, pusing.
Farmakokinetik
Farmakodinamik


KESIMPULAN

Antiepilepsi atau antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure). Epilepsi merupakan nama kolektif untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut bangkitan atau seizure) dan gejala utama berupa penurunan kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai dengan terjadinya kejang (konvulsi), hiperaktivitas otonom, gangguan sensorik atau psikis, dan selalu disertai gambaran letupan EEG (electroencephalogram) abnormal dan eksesif. Bangkitan epilepsi merupakan fenomena klinis yang berkaitan dengan letupan listrik atau depolarisasi abnormal dan ksesif, terjadi disuatu fokus dalam otak yang menyebabkan bangkitan paroksismal. Dalam fokus ini terdapat neuron epilepsi yang sensitif terhadap rangsangan. Neuron epileptik inilah yang menjadi pencetus bangkitan epilepsi.
Etiologi dan patogenesis preeklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih belum sepenuhnya difahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit ini sering disebut “the disease of theories”. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat diterima untuk menerangkan terjadinya preeklampsia adalah : faktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah dan keadaan dimana jumlah trophoblast yang berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri spiralis pada awal trimester satu dan trimester dua. Hal ini akan menyebabkan arteri spiralis tidak dapat berdilatasi dengan sempurna dan mengakibatkan turunnya aliran darah di plasenta. Berikutnya akan terjadi stress oksidasi, peningkatan radikal bebas, disfungsi endotel, agregasi dan penumpukan trombosit yang dapat terjadi diberbagai organ.



DAFTAR PUSTAKA

http://apotik.medicastore.com/index.php?mod=obat&id=8844
Powered by Blogger