Sabtu, 18 Juni 2011

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PATOLOGI PADA Ny. Y UMUR 25 TAHUN G1P0A0 DENGAN HIPERTENSI

DI BPS KASIH IBU
Jalan Babarsari no.20 Sleman Yogyakarta



Kelompok C1.1
Pingky Defita Luciana (090105131)
Isnaini Nur Anisyah (090105132)
Fajar Ayu Ginanjar (090105133)
Marwati (090105134)
Muharia (090105135)



PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Alloh SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan IV B yang berjudul “Asuhan kebidanan ibu hamil dengan hipertensi “guna memenuhi tugas praktikum Asuhan Kebidanan IV B.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
1. Ibu Hj. Hikmah Sobri, selaku dosen pembimbing praktikum mata kuliah Asuhan Kebidanan IV B
2. Ibu Rina selaku Dosen pembimbing praktikum mata kuliah askeb IV B
3. Orang tua yang selalu memberi dorongan dan semangat sehingga kegiatan ini dapat berjalan lancar.
4. Teman – teman dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan, mendapat balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.


Yogyakarta,7 Juni 2011


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur. Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2 pada kasus keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sering pusing, penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada pemeriksaan laboratorium.



B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari Hipertensi dalam kehamilan ?
2. Apa sajakah jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan ?
3. Bagaimana gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan ?
4. Bagaimana penanganan hipertensi dalam kehamilan ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipertensi dalam kehamilan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan
3. Untuk mengetahui gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan
4. Untuk mengetahui penanganan hipetrensi dalamkehamilan





















BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau lebih bila pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang :
a. Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya
b. Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa
c. Mempunyai riwayat penyakit vaskuler
d. Mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi dalam kehamilan.
Kemungkinan bahwa mekanisme imunologis di samping endokrin dan genetic turut terlibat dalam proses terjadinya pre-ekklamsia dan masih menjadi masalah yang mengundang perhatian. Resiko hipertensi karena kehamilan dipertinggi pada keadaan di mana pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat yang bersifat antigen pada plasenta terganggu.
Preeklamsia mungkin lebih sering terdapat pada wanita dari keluarga yang tidak mampu; namun bisa juga terjadi pada wanita dengan ekonomi yang menengah ke atas. Bahkan pengamatan menyebutkan bahwa makanan yang kurang mengandung protein sebagai penyebab penurunan insiden eklamsia. Kehamilan juga menyebabkan wanita hamil kekurangnan nutrisi. Seharusnya preeklamsia ditemukan pada multipara dari pada nulipara, tetapi kenyataannya sama-sama dapat terjadi preeklamsia
B. JENIS HIPERTENSI
Hipertensi sering dibagi menjadi hipertensi primer atau sekunder :
1. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi penyebabnya jelas diketahui
C. ETIOLOGI
Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.
Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system renin - angiotensin, defek dalam eksresi Na, peningkatan Na, dan Ca intraseluler dan factor – factor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
Hipertensi yang penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, dan penyakit ginjal.
D. PATOFISIOLOGI
a. Peninggian tekanan darah merupakan satu – satunya gejala
b. Gejala baru muncul setelah terjadinya komplikasi pada ginjal , otak dan jantung
c. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala , marah, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang – kunang dan pusing.
E. KOMPLIKASI
1. Perdarahan otak
2. Decompensasi kordis
3. Solusio plasenta
4. Prematur
5. Mati dalam kandungan
F. DIAGNOSIS
1. Kenaikan tekanan darah (> 140/90 mmHg) dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat atau lebih.
2. Terdapat riwayat penyakit dalam keluarga dan juga adanya gejala – gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi.


G. PROGNOSIS
1. Prognosis untuk ibu kurang baik. Kematian pada ibu biasanya disebabkan oleh perdarahan otak (25 % ), payah jantung – paru ( 50 % ) kegagalan ginjal ( 10 % ), infeksi ( 5 % ), kegagalan hepar ( 5 % ), dan lain-lain (5 %)
2. Prognosis bagi janin juga kurang baik, karena adanya insufisiensi plasenta, solusio plasenta, janin tumbuh kurang sempurna, prematuritas dan dismaturitas.
H. PENATALAKSANAAN
Pencegahan
1. Dianjurkan untuk mentaati peraturan pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada dokter ahli.
Perawatan antenatal ditujukan untuk pengendalian tekanan darah dan deteksi dini tanda – tanda perawatan pre eklampsi.
2. Ibu hamil harus diperiksa sedikitnya 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 28 minggu dan kemudian seminggu sekali sampai melahirkan
a. Dianjurkan untuk cukup istirahat, tidak emosi dan menghindari aktivitas yang terlalu berat
b. Mencegah penambahan berat bdan yang agresif
3. Dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya pre- eklamsi dan eklamsi
2. Hendaknya janin lahir hidup
3. Trauma pada janin seminimal mungkin
4. Pengawasan terhadap janin yaitu dengan melakukan pemeriksaan USG
5. Pemeriksaan obat – obatan :
a. Anti hipertensi : serpasil, katapres, captropil, dsb.
b. Pemberian obat fenobarbital.

Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
a. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
b. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
c. Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
d. Ciptakan keadaan rileks
e. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
f. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol

2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini, diantaranya :

a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.


e. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.







KASUS
Ny.Y umur 25 tahun GIP0A0 datang ke BPS Kasih Ibu pada tanggal 3 juni 2011 pukul 10.00 WIB untuk memeriksakan kehamilanya trimester 3. Ny. Y mengeluh pusing, muka merah, sakit kepala, tengkuk terasa pegal. Ibu merasa khawatir jika keluhanya ini berpengaruh terhadap janinnya.



















ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PATOLOGI
PADA Ny. Y UMUR 25 TAHUN G1P0A0 UK DENGAN HIPERTENSI
DI BPS KASIH IBU
Jalan Babarsari no.20 Sleman Yogyakarta

No. Register : 12345
Tanggal pengkajian : 3 Juni 2011
Pukul : 10.00 WIB
Oleh : Bidan Windi
Pengkajian Data
SUBJEKTIF
Biodata / Identitas Istri Suami
1. Nama : Ny. Y Tn. B
2. Umur : 25 tahun 28 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
5. Pendidikan : D3 Sarjana
6. Pekerjaan : Karyawan swasta PNS
7. Alamat : Jln. Dahlia No. 20 , RT 05/RW 01 Sleman Yogyakarta
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx

1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh pusing, sakit kepala, tengkuk terasa pegal
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan pernah mengidap penyakit hipertensi dan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit menurun.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti asma, diabetes militus, jantung dsb dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis , HIV/AIDS dsb.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan baik dari keluarga Ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun sepeti asma, hipertensi,diabetes melitus, jantung dsb dan tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti hepatitis, HIV/AIDS dsb
6. Riwayat Perkawinan
Usia menikah : Istri 23 tahun dan Suami 26 tahun
Lama menikah : kurang lebh 2 tahun
Menikah : 1x
Status pernikahan : syah
7. Riwayat haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Haid : teratur siklus 28 hari
c. Banyaknya : hari pertama :bercak-bercak merah
hari 2-3 :2-3 kali ganti pembalut penuh
hari 4-6 :2-3 kali ganti pembalut tidak penuh hanya sedikit dan bercak-bercak.
d. Disminore : tidak
e. Warna : pada hari pertama dan kedua merah kehitaman bentuk darah tidak menggumpal
f. Bau : khas darah
g. Keputihan : ada
8. Riwayat obstetric : G1 P0 A0
9. Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertamanya dan 4 kali memeriksakan kandunganya di BPS Kasih Ibu selama kehamilan .
10. Riwayat Imunisasi :
a. TT 1 :
11. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan bahwa belum pernah melahirkan karena ini merupakan kehamilan yang pertama.
12. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
13. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
- Sebelum hamil : Makan 3x sehari dengan 1 porsi sedang piring nasi, lauk tempe/tahu kadang-kadang ikan, dengan 1 mangkuk kecil sayur, 6 gelas air putih/hari
- Saat hamil : Makan 3x sehari, porsi 1 piring nasi, lauk 1 potong tempe/tahu/ikan, dengan 1 mangkuk sedang sayur, kadang-kadang buah dan susu, minum air putih 7-8 gelas tiap hari.
b.Eliminasi
- Sebelum hamil :BAB 1 x sehari-hari, konsistensi lunak warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan. BAK 7 x tiap hari dengan warna kuning jernih , bau khas, tidak ada keluhan.
- Saat hamil :BAB 1-2 x setiap hari, lunak warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan. BAK 7-8 x tiap hari dengan warna kuning jernih , bau khas, tidak ada keluhan.
c. Personal hygiene
- Sebelum hamil :mandi 2 x sehari, pagi dan sore
- Saat hamil :mandi 3 x sehari, pagi dan sore
d. Pola istirahat
- Sebelum hamil :tidur malam 7-8 jam / hari, tidur siang 1-2 jam /hari
- Saat hamil :tidur malam 4-5 jam / hari, tidur siang 1 jam /hari
e. Olah raga
Ibu mengatakan selalu jalan-jalan pagi 3x seminggu
f. Aktifitas
Ibu hanya mengerjakan aktivitas rumah tangga, karena Ibu mangatakan jika ia bekerja agak berat maka terasa sangat lelah dan pusing serta penglihatannya berkunang – kunang dan juga kaki akan terasa pegal-pegal.


g. Seksualitas
Ibu mengatakan melakukan hubungan intim 1-2 x dalam seminggu,dan tidak ada keluhan.
14. Kebiasaan-kebiasaan yang menggangu kesehatan
a. Merokok : tidak pernah
b. Minuman beralkohol : tidak pernah
c. Jamu-jamuan : tidak pernah
15. Riwayat psikososial dan spiritual
a. Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini
b. Ibu mengatakan Keluarga dan suami sangat mendukung dengan kehamilan ini
c. Ibu mengatakan Hubungan ibu dengan suami, keluarga, tetangga baik.
d. Ibu mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu dengan baik
e. Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
f. Ibu mengatakan selalu megikuti kegiatan dimasyarakat seperti pengajian dan arisan
g. Ibu mengatakan akan memberikan ASI secara eksklusif


OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : terlihat lemas kesadaran : compos menthis
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100, Nadi : 80x/ menit, RR: 20x/ menit, suhu : 36,5ºC
BB : 50 Kg, TB : 160 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuk mesocepal, bersih,simetris
b. Rambut : Lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, bersih
c. Wajah : tidak ada oedem,sedikit pucat
d. Mata : simetris,Konjungtiva merah muda,sclera putih
e. Hidung : bersih,tidak ada polip
f. Telinga : keadaan bersih, simetris, tidak ada serumen
g. Mulut : lidah bersih, gigi tidak ada lubang dan caries,tidak ada bau mulut
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan pelebaran vena jugularis,
i. Dada : bentuk payudara simetris, nafas teratur
j. Payudara
Bentuk : simetris
Benjolan : tidak teraba benjolan
Putting susu : menonjol keluar
Pengeluaran : tidak ada
Keluhan : tidak ada
k. Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan,simetris
l. Ekstremitas
Edema : ada oedema pada kaki
Varises : tidak ada varises
Refleks patella : +/+
Kuku : pendek, bersih
m. Genitalia
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
Anus : tidak ada hemorrhoid

Pemeriksaan penunjang
-Tidak dilakukan

ASSESMENT
Ny.Y umur 25 tahun G1P0A0 dengan hipertensi dalam kehamilan

PLANNING
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan memberitahukan klien bahwa klien mengalami hipertesi dalam kehamilan
-Klien mengerti dan khawatir.
2. Menyarankan kepada klien untuk mengkonsumsi diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam.
-Klien paham dan bersedia menuruti nasehat bidan.
3. menyarankan ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan buah-buahan.
- Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hambaNya yang selalu taat beribadah.
-Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada allah SWT demi kesembuhannya.
5. Memberikan obat anti hipertensi diantaranya : serpasil, katapres, captropil
-klien mengerti dan bersedia meminumnya.
6. Melakukan pendokumentasian semua tindakan
- sudah dilakukan


TTD

Bidan Windi

DAFTAR PUSTAKA
http://abidinblog.blogspot.com/2009/06/hipertensi-tekanan-darah-tinggi-pada.html
source: http://infohidupsehat.com/?p=91
http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25

TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN IV B ( PATOLOGI II ) “FIBROMA”

Disusun oleh :
Kelompok : 2
Kelas : 4C_1
1. Anita Rahmawati (090105136)
2. Hermia Fithri Lailatul Hidayati (090105137)
3. Arwinda Nur Fitriana (090105138)
4. Lusi Permanadewi (090105139)
5. Tiara Puspitasari (090105140)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
FIBROMA

A. Definisi
Fibroma Uterus secara klinis sering disebut Leiomioma. Fibroma berasal dari otot polos dinding uterus. Secara klinis fibroma dianggap tumor, istilah medis ini digunakan untuk setiap pertumbuhan yang tidak normal pada jaringan tubuh, fibroma bukanlah kanker. Besar tumor berukuran mulai dari sebesar kacang polong hingga buah anggur dan dapat tumbuh di setiap bagian uterus atau pada dinding dalam uterus. Wanita dapat menderita satu atau beberapa fibroma dimana saja pada uterus secara bersamaan dan pada kebanyakan kasus terjadi tanpa gejala.
Para dokter belum memahami mengapa beberapa wanita cenderung menderita fibroma. Fibroma cenderung terjadi dalam keluarga dan sejumlah kecil kecenderungan ini diturunkan secara genetik. Keadaan ini sering terjadi 3 kali pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih, hispanik atau wanita keturunan Asia dan sering terjadi pada wanita yang gemuk (obesitas). Biasanya fibroma didiagnosis pertama kali pada wanita berusia 30 atau 40 tahun. Seberapa besar dan seberapa cepat pertumbuhan fibroma tergantung pada hormon. Baik estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhannya. Berdasarkan fenomena ini, fibroma akan mengecil dan menghilang setelah menopause yakni saat produksi estrogen wanita menurun

B. Diagnosa
Jika fibroma cukup besar maka dengan mudah dapat dideteksi pada saat pemeriksaan bimanual panggul yaitu dengan memasukkan jari pemeriksa ke dalam vagina sedangkan tangan lainnya diletakkan di atas perut bagian bawah sambil ditekan ke bawah. Ultrasonografi ( USG ) bahkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan banyak secara seksama jika diperlukan.



C. Gejala dan tanda Fibroma
Gejala-gejala yang timbul tergantung pada bentuk dan lokasinya. Kebanyakan fibroma berukuran kecil dan terletak pada tempat tertentu sehingga tidak menimbulkan masalah sama sekali.
Pada beberapa kasus, benjolan dirasakan pada perut bagian bawah. Tetapi fibroma dapat tumbuh membesar pada tempat tertentu sehingga menimbulkan sejumlah masalah yang memerlukan pertolongan medis.
Beberapa gejala-gejala yang sering timbul yaitu :
1. Sakit
Fibroma yang membesar akan menekan jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan tekanan yang menetap atau rasa sakit pada perut bagian bawah atau pada pinggang. Sedangakan fibroma yang tumbuh ke dalam rongga uterus dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat selama periode menstruasi. Jika fibroma terbentuk pada bagian belakang dinding uterus dapat menimbulkan rasa sakit saat melakukan hubungan intim.
2. Perdarahan yang abnormal
Disamping menyebabkan sakit, pertumbuhan fibroma pada endometrium (dinding dalam uterus) dapat menimbulkan perdarahan yang berat diantara periode menstruasi. Pada kebanyakan kasus, perdarahan yang berat sampai menyebabkan anemia.
3. Masalah pada saluran kemih
Fibroma yang menekan kandung kemih dapat menyebabkan buang air kecil menjadi lebih sering dan pada beberapa kasus bahkan sampai menimbulkan inkotinensia urin. Jika fibroma menekan ureter, saluran yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal, menyebabkan pembendungan pada ginjal dan keadaan ini sebagai sebab utama infeksi atau kerusakan ginjal.
4. Kemandulan.
Fibroma yang menekan tuba falopi atau melekat pada endometrium akan menghambat perjalanan sel telur dari ovarium ke uterus atau menghambat perlekatan ( implantasi ) sel telur yang telah dibuahi pada dinding uterus. Fibroma yang menyebabkan bentuk uterus berubah dapat mengganggu kesuburan karena terjadi kegagalan transportasi dan implantasi sel telur.

D. Pengobatan Fibroma
Pada kebanyakan kasus, fibroma tidak memerlukan pengobatan sama sekali. Jika tidak menimbulkan masalah, misalnya perdarahan yang banyak sehingga berpotensi menimbulkan anemia atau menyebabkan kemandulan biasanya tidak dilakukan tindakan apapun. Oleh sebab itu yakinkan untuk memeriksa secara teratur untuk memastikan pertumbuhannya tidak terlalu cepat dan beritahukan dokter/tenaga kesehatan seperti bidan jika timbul rasa sakit, perdarhan yang tidak teratur atau gejala-gejala lain dari komplikasi yang mungkin terjadi.
Saat menopause, keadaan ini merupakan saat yang menguntungkan karena fibroma akan mengecil akibat rendahnya kadar estrogen. Jika fibroma menimbulkan masalah, diskusikan dengan dokter untuk memilih terapi yang terbaik. Pada beberapa kasus tertentu cukup mengawasi gejala-gejala yang timbul. Obat – obat seperti Motrin, Advil, Aleve atau anti inflamasi non steroid lainnya dapat meredakan rasa sakit yang timbul. Pil KB dosis rendah sering dapat mengurangi perdarahan. Jika terjadi perdarahan yang banyak akan menimbulkan anemia, sehingga dokter harus memberikan preparat besi. Tetapi umumnya wanita menginginkan tindakan langsung pada fibromanya dan merupakan pilihan yang jelas untuk menyembuhkannya.
Pengobatan yang paling efektif adalah melakukan histerektomi (pengangkatan rahim). Beberapa kasus fibroma harus dilakukan histerektomi dan beberapa dokter mempertimbangkannya sebagai jalan akhir suatu pengobatan. Cara ini relatif aman walaupun ada sedikit resiko perlukaan pada kandung kemih atau usus besar. Dan, tentu setelah histerektomi masa reproduksi seorang wanita akan selesai.
Saat ini histerektomi tidak mutlak manjadi pilihan lagi. Ada beberapa cara dalam penanganan fibroma terutama bagi mereka yang masih menginginkan kehamilan, mungkin dapat mempertimbangkan untuk melakukan :
1. Miomektomi.
Tergantung pada lokasi dan ukuran fibroma itu sendiri, dokter akan melakukan operasi dengan mengangkat fibroma melalui vagina atau mengangkatnya melalui insisi pada dinding perut atau dengan menggunakan laparoskopi yang dimasukkan ke daerah mioma melalui beberapa insisi kecil yang dapat dilewati oleh laparoskopi. Pada miomektomi resiko kerusakan kandung kemih dan usus besar lebih sedikit dibandingkan histerektomi, beberapa pasien, terutama yang menderita sejumlah fibroma yang harus diangkat akan kehilangan banyak darah selama pembedahan dan memerlukan transfusi darah.
Kendala terbesar pada miomektomi adalah tidak memberikan kesembuhan yang menetap: Ada kemungkinan fibroma timbul kembali. Histerektomi merupakan pengobatan terbaik dan inilah alasannya jika menderita fibroma yang multipel dan terjadi pada saat kehamilan sebelumnya. Tetapi jika masih menginginkan kehamilan dan membiarkan fibroma bukanlah tindakan yang bijaksana, miomektomi merupakan pilihan yang bijaksana. Cara ini sering digunakan untuk membantu memperbaiki gangguan kesuburan atau mencegah komplikasi-komplikasi saat persalinan
2. Histeroskopi.
Dalam prosedur ini, tergantung pada lokasi, dokter akan mengangkat fibroma dengan menggunakan suatu tabung yang dimasukkan ke dalam vagina. Tindakan ini memerlukan anestesi lokal, proses pemulihannya cepat dan dapat pulang pada hari yang sama. Tindakan ini tidak mempengaruhi kesuburan.
3. Miolisis.
Dengan melakukan insisi kecil pada perut, kemudian fibroma ditusuk dengan jarum dan dikauter – atau menutup – pembuluh-pembuluh darah yang mendarahi fibroma. Akibat pasokan darah berkurang maka fibroma akan mengecil dalam beberapa saat. Cara ini relatif masih baru dan tidak jelas pengaruhnya terhadap kesuburan seorang wanita. Jika masih menginginkan hamil, maka perlu berkonsultasi dengan dokter jika miomektomi atau histeroskopi akan menjadi pilihan terbaik.
4. Embolisasi.
Pada tehnik ini, dokter akan memasukan kateter ke dalam pembuluh darah yang mengalirkan darah ke fibroma tersebut kemudian menyumbatnya dengan suatu zat penggumpal buatan. Fibroma akan cepat menciut dari ukuran sebenarnya dan keluhan-keluhan Anda akan berkurang. Prosedur ini juga masih sangat baru dimana belum diketahui efek jangka panjangnya. Dan belum jelas apakah prosedur ini mempengaruhi tingkat kesuburan seorang wanita. Wanita-wanita yang masih menginginkan hamil disarankan untuk memilih cara lain.
5. Obat – obatan.
Suatu kelas obat tertentu yang dikenal sebagai gonadotropin releasing hormone ( GnRH ) agonis dapat mengecilkan fibroma dengan cara menekan produksi estrogen. Obat ini juga membantu persiapan operasi – karena dengan semakin kecil ukuran fibroma semakin mudah diangkat – tapi cara ini bukanlah pemecahan masalah satu – satunya. Fibroma akan tumbuh kembali pada ukuran semula segera setelah pengobatan dihentikan. Karena berpotensi menimbulkan efek samping yaitu mempercepat menopause – juga gejala lainnya seperti sakit kepala, rasa panas ( hot flashes ) dan dalam beberapa waktu akan membuat kehilangan massa tulang – pemakaian obat ini tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.









BAB II
KASUS

Seorang ibu rumah tangga bernama Ny.J umur 31 tahun datang ke BPS Anggrek bersama suaminya untuk memeriksakan keadaannya.. Ny. J mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi sejak 3 bulan yang lalu dan darah haid banyak. Ibu juga mengatakan merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.























ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
Ny. J UMUR 31 TAHUN P2Ab0Ah2 DENGAN FIBROMA
DI BPS ANGGREK
Jl. Gampingan Baru No. 105, Bantul, Yogyakarta

No. Register : 101010
Tanggal pengkajian : 20 April 2011
Pukul : 10.15 WIB
Oleh : Bidan Dian
PENGKAJIAN DATA
Biodata / Identitas ibu suami
1. Nama : Ny. J Tn. N
2. Umur : 31 tahun 35 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
5. Pendidikan : SMA S1
6. Pekerjaan : IRT Guru
7. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, RT 05/RW 01 Muntilan Magelang Jawa Tengah
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx

A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi sejak 3 bulan yang lalu dan darah haid banyak. Ibu juga mengatakan merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.
2. Riwayat Perkawinan
Ny. J mengatakan ini pernikahan yang pertama dan sah. Ibu menikah pada usia 24 tahun dan suami usia 28 tahun.
3. Riwayat menstruasi
Ny. J mengatakan menarche usia 14 tahun, siklus menstruasi 30 hari selama 5-6 hari, ganti pembalut 2-3x sehari. Tidak ada dismenore dan flour albus.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ny. J mengatakan bahwa anak pertama lahir pada usia ibu 25 tahun, lahir normal, spontan,dan tidakmengalami gangguan apapun. Anak kedua lahir pada usia ibu 29 tahun juga dalam keadaan normal.
5. Riwayat kontrasepsi
Ny J mengatakan ibu menggunakan alat kontrasepsi IUD selama 2 tahun dan tidak mengalami keluhan.
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC
b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c. Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginekologi
d. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sering mengalami nyeri hebat saat menstruasi dan tidak sembuh bila diobati .
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 3 kali sehari 7 – 9 kali sehari
Macam nasi, sayur dan lauk air putih, dan teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas habis
Keluhan tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali sehari 10-12 kali sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi lunak encer
Keluhan tidak ada tidak ada
c. Pola aktivitas
Ibu mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Istirahat/ tidur: siang tidak pernah, malam 8 jam
d. Pola Seksualitas : 1 kali dalam satu minggu tetapi tidak rutin. Kadang merasa nyeri.
e. Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali perhari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin: saat mandi, sehabis buang air kecil dan besar.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam: setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan: katun
8. Keadaan psiko social spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
Pasien merasa khawatie dan cemas dengan keadaannya.
b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
Menurut pasien, gangguan reproduksi yang dialaminya tidak normal dan sangat mengganggu.
c. Dukungan keluarga
Suami menemani Ny. J untuk memeriksaan keadaannya, untuk mengetahui bahwa Ny. J dalam keadaan baik-baik saja atau tidak .
d. Ketaatan beribadah
Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat.





9. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : sedang kesadaran : composmenthis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 36,7 0C
c. TB : 155 cm
BB : 50 kg
d. Kepala : rambut hitam, tidak rontok dan bersih
e. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva sedikit pucat
f. Mulut : bibir merah muda, kering
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
h. Payudara : simetris, tidak ada benjolan
i. Abdomen : teraba massa dan nyeri pada perut bagian bawah.
j. Ekstermitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : positif
k. Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini: tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
l. Anus : tidak ada hemoroid
2. Pemeriksaan dalam/ ginekologis
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang : dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 10 gr%.

ASSESSMENT
Ny. J umur 31 tahun P2Ab0Ah0 dengan fibroma uterus.
PLANNING tanggal : 20 April 2011 pukul : 11.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien : ditemukan benjolan pada perut bagian bawah dan ibu mengalami anemia ringan.
Klien mengerti tentang keadaannya.
2. Memberikan konseling agar klien tidak cemas, dan mendukung pasien untuk tetap berusaha dan berdoa agar diberi kesembuhan,sehingga mendapatkan kesembuhan.
Klien mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan .
3. Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hamba-Nya yang selalu taat beribadah.
Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya.
4. Menjelaskan pada klien bahwa klien akan mendapatkan terapi analgetik untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu dengan diberi motrin.
Klien bersedia dan bidan melakukannya.
5. Menganjurkan pada klien untuk minum air hangat dan mengajarkan relaksasi dengan tiduran senyaman mungkin.
Klien mengerti penjelasan bidan .
6. Merujuk Klien ke Rumah Sakit/dokter obsgyn untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Klien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit/dokter obgsyn.

Yogyakarta, 20 April 2011
(ttd)

Bidan Dian

TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN IV B ( PATOLOGI II ) “ENDOMETRIOSIS“

Dosen Pembimbing : Hikmah Sobri S.Pd.M.Kes

Disusun oleh :
Pinky Defita 090105131
Isnaini Nur A 090105132
Fajar Ayu G 090105133
Marwati 090105134
Muharia 090105135

PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Syukur alhamdulilah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penyusun diperkenankan untuk menyelesaikan makalah asuhan kebidanan IV B sebagai syarat untuk melengkapi tugas pada semester genap tahun pelajaran 2011 di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Tidak lupa penyusun sampaikan rasa terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini :
1. Ibu Rina selaku dosen mata kuliah askeb IV B
2. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan belajar yang tinggi
3. Teman- teman tersayang yang telah memberikan bantuan moral dan material sehingga memperlancar tersusunnya makalah ini.
Penyusun mengharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini.
Wassalamu’aaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Yogyakarta , April 2011

Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Endometriosis?
2. Apa penyebab dan gejala Endometriosis?
3. Apa saja klasifikasi Endometriosis?
4. Bagaimana diagnosis Endometriosis
5. Bagaimana komplikasi Endometriosis ?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Endometriosis?
2. Untuk mengetahui penyebab dan gejala Endometriosis?
2. Untuk mengetahui klasifikasi Endometriosis?
3. Untuk mengetahui cara diagnosis Endometriosis
4. Untuk mengetahui komplikasi Endometriosis ?

IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada perempuan tentang gangguan reproduktif mengenai hal-hal yang terjadi bila mengalami endometriosis .
2. Memberikan informasi tentang pengobatan kepada perempuan apabila terkena endometriosis







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan yang mirip endometrium, di luar kavum uteri (Manuaba, 2001: 526).
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stroma). (Mansjoer, 2001: 381).
Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di miometrium ataupun di luar uterus. (Wiknjosastro, 1999: 314).
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan yang hanya ada di dalam rahim, dapat ditemukan dibagian lain dalam tubuh. (Irwan, 2008: 02).
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. (Henri, 2009: 1)

B. Klasifikasi Endometriosis
Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut:
1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut Adenomiosis.
2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut ”true endometriosis”

Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.
2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium.
3. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.


C. lokasi pertumbuhan endometriosis
Etiologi
Sampai saat ini belum ada penyebab pasti dari endometriosis. Ada beberapa teori yang menerangkan terjadinya endometriosis, seperti :
1. Teori implantasi yaitu implantasi sel endometrium akibat regurgitasi transtuba pada saat menstruasi.
2. Teori metaplasia, yaitu metaplasia sela multipotensial menjadi endometrium, namun teori ini tidak didukung bukti klinis maupun eksperimen.
3. Teori induksi, yaitu kelanjutan teori metaplasia dimana faktor biokimia indogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak diperesiansi menjadi jaringan endometrium (Mansjoer, 2001: 381).
4. Teori sistem kekebalan, kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
5. Teori genetik, keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis. Bahwa anak ataupun Anda penderita endometriosis beresiko besar mengalami endometriosis sendiri.
6. Teori Retrograde menstruation (menstruasi yang bergerak mundur) menurut teori ini, endometriosis terjadi karena sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi mengalir kembali melalui tuba ke dalam rongga pelvis.

D. Tanda-Tanda dan Gejala
1. Nyeri perut bagian bawah dan di daerah panggul progresif.
2. Disminorea (nyeri hebat di perut bagian bawah saat haid yang menganggu aktifitas).
3. Dispareunea (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya endometriosis di kavum douglas.
4. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi. Disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.
5. Poli dan hipermenorea (siklus lebih pendek dari normal < 21 hari, darah lebih banyak atau lama dari normal lebih dari 7 hari).
6. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibriosis dan karena perlekatan jaringan disekitarnya.
7. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spoting sebelum menstruasi).
8. Haid yang banyak (menorragia)

Sumber: Irwan, 2008: 03

E. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, dan dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi (pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis). Laparoskopi turut membenarkan rawatan pembedahan bagi endometriosis. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum douglas ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti: forniks vaginae posterior, perineum, perlu laparotomi. Biopsi endometrium dapat memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Sigmoidoskopi dan sistokospi dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan foto rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.

Pemeriksaan penunjang yang lain adalah: USG rahim, barium enema, CT scan atau MRI perut. Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan klasifikasi dari American Fertility Society. (Irwan, 2008: 04).

Diagnosa Banding

Tumor ovarium,metastasis di kavum Douglas, mioma multipel, karsinoma rektum, dan radang pelvis.

F. Komplikasi
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolom atau ureter.
2. Torsi ovarim atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma.
3. Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis.

http://askep-askeb.cz.cc/
Sumber: Mansjoer, 2001: 382

G. Penanganan
Penanganan endometriosis terdiri atas:
1. Pencegahan
2. Pengawasan
3. Terapi hormonal
4. Pembedahan
5. Radiasi












DAFTAR PUSTAKA
Badziad, M. 2003. Indokrinologi Ginekologi. Edisi 10. Jakarta: Media Aesculapius. FKUI
Diyoyen.2009. Endometriosis dan Adenomiosis. http://www.majalahfarmacia.com. 10 April 2009. Jam 08.00 WIB.

Hacker. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: Hipokratus

Jayanti, Y. 2009. Karya Tulis Ilmiah. Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny. T dengan Endometriosis di RSUD Dr Moewardi Surakarta.

Llewellyn, J.D. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Gikenologi. Jakarta: Hipokratus

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

______. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Genikologi dan KB. Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Mohamad, K. 1998. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC

Rayburn, W. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika

Saifuddin, A. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Harjo

Sofyan. 2009. 50 Tahun IBI. Jakarta: PP–IBI

______. 2009. Ilmu Kebidanan. Bandung: Sekeloa Publiser

Wikjosastro. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
http://askep-askeb.cz.cc/






















KASUS

MAKALAH MATA KULIAH ASKEB IV B “FIBRO ADENOMA MAMMAE “

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb IV B


Disusun oleh :
Kelompok 4 C1
Pinky Defita Luciana 090105131
Isnaini Nur Anisyah 090105132
Fajar Ayu Ginanjar 090105133
Marwati 090105134
Muharia 090105135
Anita Rahmawati 090105136
Hermia Fithri Lailatul Hidayati 090105137
Arwinda Nur F 090105138

PROGRAM STUDI D III ILMU KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011

A. Definisi
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Secara histology : intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel. Pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.
Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.
Fibro adenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.
Fibro adenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
1. Common Fibroadenoma
2. Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm
3. Juvenile fibroadenoma pada remaja
Juvenile fibroadenoma adalah sejenis tumor jinak yang tumbuh pada saat berkembangnya payudara normal ke arah yang salah. Fibroadenomas memiliki ciri keras, bulat, dan gampang dirasakan. Meskipun, tumor ini dapat menjadi sebesar 8 – 9 cm, biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.

B. Etiologi dan Epidemiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.

C. Gejala
1. Pada stadium dini; tanpa keluhan, penderita merasa sehat, tidak nyeri, aktivitas normal. Tanda yang mungkin ada teraba benjolan kecil di payudara. Pada saat disentuh kenyal seperti karet.
2. Bila penyakit berlanjut; terasa benjolan, bentuk dan ukuran payudara berubah, luka/eksim pada payudara yang sudah lama dan tidak sembuh pengobatan, keluar darah/nanah/cairan dari puting atau ASI walupun tidak menyusui.
3. Puting susu tertarik ke dalam.
4. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
Kanker dapat diawali dari sel-sel yang belum membentuk benjolan. Ketika kanker berkembang, tumor akan tumbuh dan benjolan dapat dirasakan lebih jelas hanya dengan pemeriksaan manual yang dilakukan dokter. Selain itu, kelenjar getah bening bisa membesar yang menandakan sel kanker telah menyebar.

D. Patologi
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan. Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).

E. Penegakan Diagnosa
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
a. Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll.
b. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography.
c. Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.
Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut :
1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus
2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)
3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform

F. Treatment
Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy

Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.




ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
Nn. T USIA 19 TAHUN DENGAN FIBROMA ADENOMA MAMMAE
DI RS KASIH IBU
Jl. Gampingan Baru No. 105, Bantul, Yogyakarta

No. Register : 101010
Tanggal pengkajian : 26 Mei 2011
Pukul : 17.00 WIB
Oleh : Bidan Dina
PENGKAJIAN DATA
Biodata / Identitas
1. Nama : Nn. T
2. Umur : 19 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa Indonesia
5. Pendidikan : Kuliah
6. Pekerjaan : -
7. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, RT 05/RW 01 Krapyak Yogyakarta
8. No. Telp : 085643xxxxxx

Identitas Orangtua Ibu Ayah
9. Nama : Ny. J Tn. N
10. Umur : 43 tahun 46 tahun
11. Agama : Islam Islam
12. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
13. Pendidikan : D3 D3
14. Pekerjaan : IRT Wiraswasta
15. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, RT 05/RW 01 Krapyak Yogyakarta
16. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx


DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama
Nn. T mengatakan bahwa terdapat benjolan kenyal seperti karet pada payudara kanannya. Benjolan tersebut sudah ada semenjak 1 tahun lalu, tetapi ukurannya belum sebesar sekarang. Nn. T juga mengatakan benjolan tersebut tidak terasa nyeri ataupun sakit. Nn. T merasa malu untuk memeriksakannya dan cemas, apalagi sekarang ukurannya sekarang sudah sebesar bola pingpong.

2. Riwayat Perkawinan
Nn. T mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual

3. Riwayat menstruasi
Nn. T mengatakan menarche usia 13 tahun, siklus menstruasi 30 hari selama 5-6 hari, ganti pembalut 2-3x sehari. Tidak ada dismenore dan flour albus.

4. Riwayat kontrasepsi
Nn. T belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun

5. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC.

b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, kanker, kista ataupun tumor.

c. Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginekologi sebelumnnya.

d. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan keanehan yang ada pada alat kelaminnya tersebut adalah suatu penyakit meskipun ibu tidak tahu persis itu penyakit apa.

6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 3 kali sehari 7 – 9 kali sehari
Macam nasi, sayur dan lauk air putih, dan teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas habis
Keluhan tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali sehari 10-12 kali sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi lunak encer
Keluhan tidak ada tidak ada

c. Pola aktivitas
Nn. T mengatakan kegiatan sehari-harinya adalah kuliah dari hari Senin sampai Jumat dari pukul 07.00 – 17.00. Pada hari libur hanya di rumah bersama keluarga.
Istirahat/ tidur: hampir tidak pernah, malam ± 6-7 jam

7. Kebiasaan-kebiasaan
Merokok : tidak pernah
Minum jamu-jamu : tidak ada
Minum-minuman keras : tidak pernah
Makanan/minuman pantangan : tidak ada
Hewan peliharaan : tidak punya

8. Personal hygiene
Kebiasaan mandi : 2 kali perhari
Kebiasaan keramas : 3 kali / minggu
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : saat mandi, setelah BAK dan BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan : katun

9. Keadaan psiko social spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
Nn.T merasa malu, takut, cemas dan khawatir akan penyakitnya ini
b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
Menurut Nn. T, apa yang dialaminya sekarang ini merupakan hal yang tidak wajar dan membutuhkan penanganan segera.
c. Dukungan keluarga
Nn. T mengatakan yang mengetahui tentang penyakitnya ini hanya ibu dan ayahnya saja karena dia merasa malu. Nn. T mengatakan kedua orangtuanya mendukung Nn. T untuk berobat. Ibu mengantar Nn. T berobat.
d. Ketaatan beribadah
Nn. T mengatakan belum melaksanakan sholat 5 waktu dengan rutin. Nn. T menggunakan pakaian yang kurang menutup aurat.

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Nn. T nampak sangat cemas kesadaran : composmenthis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 kali permenit
Pernafasan : 21 kali permenit
Suhu : 37 0C
c. TB : 165 cm
BB : 50 kg
d. Kepala : rambut hitam, tidak rontok dan bersih
e. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
f. Mulut : bibir merah muda, tidak kering
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
h. Payudara : pada payudara kanan teraba benjolan sebesar bola ping pong, konsistensi kenyal seperti karet. Benjolan masih jelas batasnya.
i. Abdomen : tidak teraba massa, tidak ada pembesaran perut, tidak nyeri.
j. Ekstermitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : kanan dan kiri positif
k. Genetalia luar
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini: tidak ada
Pengeluaran : tidaka ada
l. Anus : tidak ada hemoroid

2. Pemeriksaan dalam/ginekologis
Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

ASSESSMENT
Nn. T usia 19 tahun kemungkinan Fibro adenoma mammae, dengan masalah :
a. Merasa cemas
b. Merasa takut
c. Merasa malu dengan orang-orang disekitarnya
d. Butuh dukungan bahwa penyakitnya bisa disembuhkan




PLANNING tanggal : 26 Mei 2011 pukul : 17.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien bahwa kemungkinan Nn. T menderita Fibro Adenoma Mammae. Fibro Adenoma Mammae adalah tumor jinak pada payudara yang paling sering terjadi pada wanita.
Nn. T mengerti tentang keadaannya.
2. Memberikan dukungan kepada ibu untuk mengurangi rasa cemasnya, dan mendukung pasien untuk tetap berusaha dan berdoa agar diberi kesembuhan.
Nn. T mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan .
3. Menyarankan kepada ibu untuk lebih taat dalam beribadah, mohon kesembuhan kepada Allah SWT dan yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hamba-Nya yang selalu taat beribadah.
Nn. T mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya.
4. Memberi dukungan pada pasien untuk tetap semangat dan tidak perlu malu dalam berobat demi kesembuhan yang maksimal.
Nn. T mengerti akan penjelasan bidan dan merasa lebih tenang.
5. Memberitahukan Nn. T bahwa nanti akan dilakukan pemeriksaan penunjang oleh dokter. Pemeriksaannya berupa pemeriksaan ultrasound untuk memastikan betul bahwa itu adalah tumor payudara dan melihat seberapa batasnya.
Nn. T mengerti dan bersedia melakukannya.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis untuk melakukan pemeriksaan.
Sudah dilakukan.
7. Membuat surat rujukan kepada dokter spesialis untuk melakukan pengobatan.
Sudah dilakukan.
Yogyakarta, 5 Mei 2011
(ttd)

Bidan Dina




KASUS
Nn. T usia 19 tahun datang ke RS bersama dengan ibunya untuk memeriksakan keadaannya. Nn. T mengatakan bahwa terdapat benjolan kenyal seperti karet pada payudara kanannya. Benjolan tersebut sudah ada semenjak 1 tahun lalu, tetapi ukurannya belum sebesar sekarang. Nn. T juga mengatakan benjolan tersebut tidak terasa nyeri ataupun sakit. Nn. T merasa malu untuk memeriksakannya dan cemas, apalagi sekarang ukurannya sekarang sudah sebesar bola pingpong. Nn. T juga mengatakan bahwa ia belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual.

TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN IV B “CA MAMMAE”

Disusun oleh :
Kelompok : 2
Kelas : 4C_1
1. Lusi Permanadewi 090105139
2. Tiara Puspitasari 090105140
3. Alfian Layli Permata 090105141
5. Aisyah Noor Hindria 090105143
7. Meita Khoerunnisa 090105145
8. Eni Soraya Maharani 090105146


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
CA MAMMAE
A. Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas
B. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
3. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
4. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
5. Faktor genetik dan hormonal. Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua/anggota keluarga kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
6. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
7. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
8. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen.
9. Preparat hormon estrogen. Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
10. Wanita yang belum mempunyai anak. Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
11. Obesitas pasca menopause. Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
12. Pemakaian alkohol. Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
13. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
14. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara.
C. Anatomi fisiologi
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran ke kelenjar interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon, diantarnya:
a. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
c. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
D. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).
E. Stadium Kanker Payudara
1. Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70%. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

2. Stadium 2A
Tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN. Sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 bahkan bisa sampai 5 cm dan tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak.
3. Stadium 2B
Tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN (belum menyebar kemana-mana). Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
4. Stadium 3A
Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa atau keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium 3B
Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Selain itu juga penyebarannya juga sudah menyerang secara tuntas kalenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain pengangkatan payudara.
6. Stadium 4
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati atau otak. Atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Sama seperti stadium 3, tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.
F. Gejala dan Tanda
1. Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
2. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
3. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.,
4. Bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara.
5. Benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
6. Benjolan atau massa di ketiak,
7. Perubahan ukuran atau bentuk payudara,
8. Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah),
9. Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu),
10. Payudara tampak kemerahan,
11. Kulit di sekitar puting susu bersisik,
12. Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal,
13. Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.
14. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
G. Pencegahan
Banyak faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembuhan jika masih pada stadium dini. Sadari, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.
H. Penanganan dan Pengobatan Kanker Payudara
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan ke dokter atas kelainan yang dihadapinya.
1. Pembedahan, Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;
a. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
2. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai ‘Therapy anti-estrogen’ yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
4. Chemotherapy, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
5. Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel cancernya.













ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
Ny. Y UMUR 36 TAHUN P2Ab0Ah2 DENGAN CA MAMAE
DI BPS LILI
Jl. Wonosari Km 7 Yogyakarta
No. Register : 468
Tanggal pengkajian : 14 Mei 2011
Pukul : 10.15 WIB
Oleh : Bidan Lili
A. SUBJEKTIF
Biodata / Identitas ibu suami
a. Nama : Ny. Y Tn. Z
b. Umur : 36 tahun 38 tahun
c. Agama : Islam Islam
d. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
e. Pendidikan : SMA S1
f. Pekerjaan : IRT TNI
g. Alamat : Gang. Gunung kemelut No. 114, RT 05/RW 01 kotagede
h. No. Telp : 085727166xxx 085727199xxx

1. Keluhan utama
Ibu mengatakan sejak hampir 3 bulan ini ibu merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri
2. Riwayat Perkawinan
Ny. Y mengatakan ini pernikahan yang pertama dan sah. Ibu menikah pada usia 24 tahun dan suami usia 26 tahun.
3. Riwayat menstruasi
Ny. Y mengatakan menarche usia 14 tahun, siklus menstruasi 30 hari selama 5-6 hari, ganti pembalut 2-3x sehari. Tidak ada dismenore dan flour albus.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ny. Y mengatakan bahwa anak pertama lahir pada usia ibu 25 tahun, lahir normal, spontan,dan tidak mengalami gangguan apapun. Anak kedua lahir pada usia ibu 29 tahun juga dalam keadaan normal.
5. Riwayat kontrasepsi
Ny. Y mengatakan ibu menggunakan alat kontrasepsi IUD selama 2 tahun dan tidak mengalami keluhan.
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC
b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c. Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginekologi
d. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sering mengalami nyeri hebat pada payudara saat menstruasi dan ada benjolan.
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 2 kali sehari 7 – 9 kali sehari
Macam nasi, sayur dan lauk air putih, dan teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas habis
Keluhan tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali sehari 7-8 kali sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi lembek encer
Keluhan tidak ada tidak ada
c. Pola aktivitas
Ibu mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena rasa nyerinya tersebut. Dan merasakan ketidaknyamanan saat beraktifitas dengan adanya benjolan dipayudara dan rasa nyeri.
d. Istirahat/ tidur: siang tidak pernah, malam 6 jam dan sedikit susah tidur.
e. Pola Seksualitas : 1 kali dalam satu minggu tetapi tidak rutin.
f. Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali perhari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin: saat mandi, sehabis buang air kecil dan besar.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam: setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan: katun
b. Keadaan psiko social spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
Pasien merasa khawatir dan cemas dengan keadaannya tahut kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
Menurut pasien, gangguan reproduksi yang dialaminya tidak normal dan sangat mengganggu.
c. Dukungan keluarga
Suami menemani Ny.Y untuk memeriksaan keadaannya, untuk mengetahui bahwa Ny. Y dalam keadaan baik-baik saja atau tidak .
d. Ketaatan beribadah
Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat.





B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : sedang kesadaran : composmenthis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 36,7 0C
c. TB : 155 cm
BB : 50 kg
d. Kepala : rambut hitam, tidak rontok dan bersih
e. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva sedikit pucat
f. Mulut : bibir merah muda, kering
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
h. Payudara : ada benjolan keras berukuran sekitar 3 cm,bisa digerak-gerakkan, payudara agak berwarna merah, kulit biasa sedikit seperti kulit jeruk.
i. Ketiak : tidak ada benjolan/massa.
j. Abdomen : tidak ada massa, bekas luka, atau operasi.
k. Ekstermitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : kanan + / kiri +
l. Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
m. Anus : tidak ada hemoroid


2. Pemeriksaan dalam/ ginekologis
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan


C. ASSESSMENT
Ny. Y umur 36 tahun P2Ab0Ah2 dengan ca mamae stadium 2A dengan masalah:
1. Asupan makanan dalam 1 hari yang kurang.
2. Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena rasa nyerinya tersebut
3. Mengalami kesulitan istirahat/tidur malam
4. Khawatir dan cemas dengan keadaannya sekarang.

D. PLANNING Tanggal : 14 mei 2011 Pukul : 11.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien .bahwa pasien terkenan kanker payudara stadium awal yaitu stadium 2A. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. Kanker payudara stadium 2A artinya kanker dengan pembesaran kurang dari 5 tetapi belum menyebar ke ketiak atau kelenjar limfe.
Klien mengerti tentang keadaannya.
2. Memberikan konseling agar klien tidak cemas, dan mendukung pasien untuk tetap berusaha dan berdoa agar diberi kesembuhan,sehingga mendapatkan kesembuhan.
Klien mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan .
3. Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hamba-Nya yang selalu taat beribadah.
Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya.
4. Menjelaskan pada klien bahwa klien akan mendapatkan terapi analgetik untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu dengan diberi motrin.
Klien bersedia dan bidan melakukannya.
5. Memberikan motivasi kepada pasien untuk istirahat atau tidak memaksakan untuk beraktifitas dalam bebarapa hari agar aktifitasnya tidak merasakan gangguan.
Ibu bersedia untuk tidak memaksakan akifitasnya.
6. Menganjurkan pada klien untuk minum air hangat dan mengajarkan relaksasi dengan tiduran senyaman mungkin.
Klien mengerti penjelasan bidan .
7. Memberikan KIE tentang pentingnya nutrisi bagi ibu. Nutrisi merupakan bahan pokok tubuh dalam memberikan ketahanan dan stamina sehingga harus dipenuhi secara teratur.
Ibu mengerti dan bersedia untuk makan secara teratur.
8. Merujuk Klien ke Rumah Sakit/dokter obsgyn untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut atau pemeriksaan laboratorium.
Klien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit/dokter obgsyn.

Yogyakarta, 14 mei 2011
(ttd)

Bidan Lili








DAFTAR PUSTAKA

http://obatherbal.biz
http://www.blogdokter.net
http://www.dechacare.com/
http://nusaindah.tripod.com

MAKALAH MATA KULIAH ASKEB IV B “ SARKOMA UTERI “

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb IV B





Disusun oleh :
Kelompok 4 C1.1
Pingky Defita Luciana 090105131
Isnaini Nur Anisyah 090105132
Fajar Ayu Ginanjar 090105133
Marwati 090105134
Muharia 090105135
Anita Rahmawati 090105136
Hermia Fithri Lailatul Hidayati 090105137
Arwinda Nur F 090105138

PROGRAM STUDI D III ILMU KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rahim adalah organ, berongga berbentuk pir di panggul, di mana janin tumbuh. Leher rahim adalah di akhir, lebih rendah sempit rahim, dan mengarah ke vagina. Sarkoma rahim adalah jenis penyakit yang sangat jarang, kanker yang terbentuk di dalam otot rahim atau pada jaringan yang mendukung rahim. Sarkoma rahim berbeda dengan kanker endometrium, penyakit di mana sel-sel kanker mulai tumbuh di dalam lapisan rahim.
Sarcoma uteri mempunyai tahapan atau stadium. Setiap stadium mempunyai perbedaan dalam tempat terjadinya kanker. Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat mengarah seseorang mengalami sarcoma uteri. Tapi terkadang orang tidak begitu memperhatikan sehingga terkadang stadium sarcoma uteri yang sudah timbul sudah termasuk stadium yang ganas.
Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segera diambil karena setiap keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung dari kemampuan melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan di angkat pada makalah ini adalah apa pengertian dari Sarkoma Uteri dan bagaimana asuhannya

C. Tujuan
Selain demi memenuhi tugas mata kuliah Askeb IV B, makalah ini penulis susun dengan tujuan agar :
1. Mahasiswa dapat mengetahui gejala klinis sarcoma uteri
2. Mahasiswa dapat mengetahui penegakan diagnose sarcoma uteri
3. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan sarcoma uteri
4. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan sarcoma uteri


D. Manfaat
Sebagai mahasiswa kebidanan, kita memiliki gambaran dan pengetahuan tentang sarcoma uteri dan bagaimana asuhannya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Sarkoma uteri atau sarkoma uterus adalah penyakit yang ganas (kanker) sel terbentuk dalam otot rahim atau jaringan lain yang mendukung rahim. Rahim adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Rahim adalah organ, berongga berbentuk pir di panggul, di mana janin tumbuh. Leher rahim adalah di akhir, lebih rendah sempit rahim, dan mengarah ke vagina.
Sarkoma rahim adalah jenis penyakit yang sangat jarang, kanker yang terbentuk di dalam otot rahim atau pada jaringan yang mendukung rahim. Sarkoma rahim berbeda dengan kanker endometrium, penyakit di mana sel-sel kanker mulai tumbuh di dalam lapisan rahim.

B. Tahap- tahap Dalam Sarkoma Uteri
1. Tahap I
Pada tahap I, kanker ditemukan di rahim saja. Stadium I dibagi menjadi: tahap IA, tahap IB, dan tahap IC, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar.
a) Stadium IA: Kanker di endometrium saja.
b) Stadium IB: kanker telah menyebar ke separuh bagian dalam miometrium (lapisan otot rahim).
c) Stadium IC: Kanker telah menyebar ke bagian luar miometrium.
2. Tahap II
Pada tahap II, kanker telah menyebar dari uterus ke leher rahim. Tahap II dibagi menjadi tahap tahap IIA dan IIB, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar.
a) Stadium IIA: Kanker telah menyebar ke kelenjar dimana serviks dan rahim bertemu.
b) Stadium IIB: Kanker telah menyebar ke jaringan ikat leher rahim
3. Tahap III
Pada tahap III, kanker telah menyebar di luar rahim dan leher rahim, tetapi belum menyebar di luar pelvis. Tahap III dibagi menjadi tahap IIIA dan IIIB tahap, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar di dalam panggul.
a) Stadium IIIA: Kanker telah menyebar ke satu atau lebih hal berikut: lapisan terluar dari rahim dan peritoneum.
b) Tahap IIIB: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di panggul dan di dekat rahim.
4. Tahap IV
Pada tahap IV, kanker telah menyebar keluar panggul. Tahap IV dibagi menjadi IVA IVB panggung dan panggung, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar.
a) Stadium IVA : kanker telah menyebar ke lapisan kandung kemih dan usus.
b) Stadium IVB: kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh luar panggul, termasuk kelenjar getah bening di perut dan selangkangan.
C. Diagnosis Sarkoma Uteri
Tes yang memeriksa rahim digunakan untuk mendeteksi (mengetahui) dan mendiagnosis sarkoma uterus. Pengujian berikut dan prosedur dapat digunakan:
1. Fisik ujian dan sejarah
Sebuah ujian tubuh untuk memeriksa tanda-tanda kesehatan umum, termasuk memeriksa tanda-tanda penyakit, seperti benjolan atau apapun yang tampak tidak biasa. Sejarah kebiasaan kesehatan pasien dan penyakit masa lalu dan perawatan juga akan diambil.
2. Panggul uji
Uji dari vagina, leher rahim, rahim, tabung tuba, ovarium, dan rektum. Pemasangan dokter atau perawat satu atau dua dilumasi, jari bersarung dari satu tangan ke dalam vagina dan tangan lainnya diletakkan di atas perut bagian bawah untuk merasakan ukuran, bentuk, dan posisi uterus dan ovarium. Spekulum juga dimasukkan ke dalam vagina dan tampak dokter di vagina dan serviks untuk tanda-tanda penyakit. Sebuah tes smear atau Pap smear serviks biasanya dilakukan. Dokter juga menyisipkan jari, dilumasi bersarung ke dalam rektum untuk merasakan benjolan atau daerah abnormal.
3. Pap smear
Suatu prosedur untuk mengumpulkan sel-sel dari permukaan serviks dan vagina. Sepotong kapas, kuas, atau tongkat kayu kecil digunakan untuk lembut mengikis sel-sel dari leher rahim dan vagina. Sel-sel dilihat di bawah mikroskop untuk mengetahui apakah mereka normal. Prosedur ini juga disebut Pap smear. Karena sarkoma uterus dimulai di dalam rahim, kanker ini mungkin tidak muncul pada tes Pap smear.
4. Dilatasi dan kuret
Operasi untuk mengangkat contoh jaringan atau lapisan dalam rahim. Leher rahim adalah melebar dan kuret (alat berbentuk sendok) dimasukkan ke dalam rahim untuk menghapus jaringan. Contoh jaringan dapat diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda penyakit.
5. Biopsi Endometrial
Penghapusan jaringan dari endometrium (lapisan dalam rahim) dengan menyisipkan fleksibel, tabung tipis melalui leher rahim dan ke dalam rahim. Tabung ini digunakan untuk lembut mengikis sejumlah kecil jaringan dari endometrium kemudian lepaskan sampel jaringan. Seorang ahli patologi pandangan jaringan di bawah mikroskop untuk mencari sel-sel kanker.
D. Gejala dan Tanda Sarkoma Uteri
1. Perdarahan rahim yang abnormal
2. Siklus menstruasi yang abnormal
3. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
4. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
5. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)
6. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
7. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
8. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
9. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
E. Pengobatan Sarkoma Uteri
Prosedur berikut dapat digunakan untuk mengobati sarkoma uterus atau alternatif untuk menangani sarkoma uteri :
1. Laparotomi
Sebuah prosedur pembedahan di mana insisi (memotong) dibuat di dinding perut untuk memeriksa bagian dalam perut untuk tanda-tanda penyakit. Ukuran insisi tergantung pada alasan laparotomi sedang dilakukan. Terkadang organ dikeluarkan atau sampel jaringan yang diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda penyakit.
2. Perut dan pembasuhan panggul
Sebuah prosedur di mana suatu larutan garam ditempatkan ke dalam rongga panggul tubuh dan perut. Setelah waktu yang singkat, cairan akan dihapus dan dilihat di bawah mikroskop untuk memeriksa sel-sel kanker.
3. Total abdominal histerektomi
Sebuah prosedur pembedahan untuk membuang rahim dan leher rahim melalui sayatan besar (dipotong) di perut.
4. Bilateral salpingo-ooforektomi
Operasi untuk menghapus kedua ovarium dan kedua saluran tuba.
5. Limfadenektomi
Sebuah prosedur pembedahan di mana kelenjar getah bening dikeluarkan dan diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda kanker. Untuk limfadenektomi regional, beberapa kelenjar getah bening di daerah tumor dihapus. Untuk limfadenektomi radikal, sebagian besar atau seluruh kelenjar getah bening di daerah tumor dihapus. Prosedur ini juga disebut diseksi kelenjar getah bening.




















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sarkoma uteri adalah jenis penyakit yang sangat jarang, kanker yang terbentuk di dalam otot rahim atau pada jaringan yang mendukung rahim. Sarkoma uteri berbeda dengan kanker endometrium, penyakit di mana sel-sel kanker mulai tumbuh di dalam lapisan rahim. Sarkoma uteri mempunyai tahapan atau stadium dan berbagai penatalaksaan yang dapat dilakukan untuk menangani pasien yang mengidap sakit sarcoma uteri. Yang terpenting sebagai tenaga kesehatan harus dapat mendeteksi secara dini agar tidak terjadi ke tahapan yang berbahaya.

B. Saran
1. Sebagai seorang perempuan banyak sekali masalah kesehatan yang berhubungan dengan alat reproduksi oleh karena itu harus senantiasa melakukan pemeriksaan rutin salah satunya pap smear yang bisa dilakukan 1 tahun sekali
2. Sebagai tenaga kesehatan harus dapat mengenali tanda dan gejala masalah kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu karena penyakit alat reproduksi















DAFTAR PUSTAKA

Padjajaran,Universitas. 2003. Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta : EGC

Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.

Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


























KASUS
Seorang ibu benama Ny. R umur 48 tahun datang ke RS Assyifa Yogyakarta. Ibu mengatakan pada bidan bahwa sudah beberapa bulan ini, ia merasakan nyeri perut bagian bawah, terasa kram dan sering mengalami perdarahan yang banyak dan ibu juga mengatakan bahwa dia merasakan nyeri pada saat buang air kecil. Ibu mengatakan rasa nyeri pada bagian perut mengganggu aktivitasnya. Terkadang ibu tidak bisa melakukan aktivitas dan hanya tidur ditempat tidur. Ibu merasa khawatir atas keadaannya sekarang ini. Apa lagi ibu sudah tua. suami dan keluarga mendukung ibu untuk berobat. Ibu berharap penyakitnya tersebut dapat disembuhkan.

























ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. R USIA 48 TH P4 A0 DENGAN SARKOMA UTERI
DI RS ASYIFA

NO. REGISTER : 00345
HARI MASUK : Jumat
TANGGAL MASUK : 13 Mei 2011
JAM :11.00-selesai

Biodata Ibu Suami
Nama : Ny. R Tn. A
Umur : 48 tahun 49 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan terakhir : S1 S1
Pekerjaan : PNS PNS
Alamat : Jl.Gagak RT 05/RW 21 Jl. Gagak RT 05/RW21 Ngemplak Sleman 55584 Ngemplak Sleman 55584

No.Telp/HP : 085740112xxx 085740443xxx

SUBJEKTIF tanggal 13 Mei 2011/ jam 11.10 WIB
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa sudah beberapa bulan ini, ia merasakan nyeri perut bagian bawah, terasa kram dan sering mengalami perdarahan yang banyak padahal ibu sudah tidak menstruasi lagi dan ibu juga merasakan nyeri pada saat buang air kecil. Ibu mengatakan rasa nyeri pada bagian perut mengganggu aktivitasnya. Terkadang ibu tidak bisa melakukan aktivitas dan hanya tidur ditempat tidur.
2. Riwayat perkawinan
Ny.R menikah pada usia 23 tahun dengan Tn. A usia 24 tahun. Menikah 1 kali dan lama pernikahan sudah 25 tahun.
3. Riwayat menstruasi
Menarche umur 11 tahun. Siklus 26 hari lancar. Lama 5-6 hari. Sifat darah : encer dan bau amis. Disminore : tidak ada. Banyaknya : ganti pembalut 3x.
4. Riwayat Kontrasepsi :
Ny. R mengatakan bahwa beliau menggunakan alat kontrasepsi berupa pil setelah melahirkan anak ke-4, beliau menggunakan alat kontrasepsi IUD dan sekarang tidak menggunakan alat kontrasepsi apa pun setelah tidak mendapatkan menstruasi lagi.
5. Riwayat Kesehatan :
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita ibu :
Ny. R mengatakan bahwa beliau tidak menderita penyakit DM, malaria, kardiovaskuler, penyakit kelamin, alergi, asma dan hipertensi.
b. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita suami :
Ny. R mengatakan bahwa suami beliau tidak menderita penyakit DM, malaria, kardiovaskuler, penyakit kelamin, alergi.
c. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita keluarga :
Ny. R mengatakan bahwa keluarga beliau tidak menderita menurun genetik.
d. Kebiasaan-kebiasaan
Merokok : tidak
Minum jamu-jamu : tidak
Minum-minuman keras : tidak
Makanan/minuman pantangan : tidak ada
Hewan peliharaan : tidak ada

6. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan bahwa selama ini belum pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan kadungan.

7. Pola Nutrisi
Makan Minum
Frekwensi : 3x/hari 7-8 gelas/hari
Jumlah : 1 porsi habis 1600cc
Macam : nasi, sayur, lauk air putih, susu, teh
Keluhan : tidak ada




8. Pola Eliminasi :
BAB BAK
Frekuensi : 1x pada pagi hari 5x/hari
Warna : kuning kuning jernih
Konsistensi : lembek cair
Keluhan : rasa nyeri

9. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : bekerja di kantor, memasak, menyapu
Istrahat/tidur : tidur siang 1jam, malam 7 jam
Seksualitas : Frekuensi : 1x seminggu.
Keluhan :sudah beberapa bulan ini sering nyeri saat berhubungan dan ada plek-plek darah.

10. Personal hygiene
Kebiasaan mandi : 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : ya
Kebiasaan mengganti baju : 2 kali/hari
Kebiasaan mangganti pakaian dalam : 2 kali/hari
Jenis pakaian dalam yang digunakan : kain catton

11. Keadaan psiko social spiritual
a. Ibu mengatakan sangat takut dan khawatir atas penyakit yang sedang dialaminya apalagi ibu sudah tua, terkadang tidak kuat menahan rasa sakit.
b. Ibu takut dengan keadaan seperti ini hubungan ibu dengan suami jadi regang
c. Ibu takut penyakit yang diderita nya membuat repot anggota keluarga.
d. Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung ibu untuk berobat
e. Ibu mengatakan dengan keadaanya sekarang jadi jarang ke kantor dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sudah jarang ikut pengajian dan arisan
f. Ketaatan ibu dalam beribadah
Ny. LL mengatakan bahwa beliau cukup taat beribadah dan melaksanakan sholat 5 waktu dan membaca Al Quran setelah shalat


OBJEKTIF tanggal 13 Mei 2011/ jam 11.20 WIB
1. Pemeriksaan fisik :

a. Keaadaan umum: baik kesadaran umum : compos mentis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali per menit
Pernafasan : 21 kali per menit
Suhu : 37 derajat celcius
c. TB : 158 cm
BB : 58 kg
d. Kepala dan leher :
Rambut bersih. Ibu tidak memiliki odema wajah. Pada bagian mata, conjungtiva sedikit pucat dan sclera putih. Pada mulut tidak terdapat stomatitis, bibir kering dan gigi tidak caries. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan vena jugularis pada leher ibu.
e. Payudara
Bentuk payudara ibu simetris. Putting menonjol.tidak ada benjolan yang abnormal.
f. Abdomen
Pada abdomen tidak terdapat bekas operasi. Dan ada nyeri tekan pada perut bagian bawah.
g. Ekstermitas
Odema : tidak ada odema
Varises : -
Kuku : pendek bersih
h. Punggung : Ibu tidak merasakan nyeri pada saat ketuk ginjal.
i. Genitalia luar
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar Bartholini : tidak membesar
Pengeluaran : Keluar cairan putih yang encer atau jernih
j. Anus
Hemoroid : tidak ada

2. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan dengan Spekulum didapatkan ada tanda-tanda abnormal seperti benjolan servik.

ASSESSMENT tanggal 13 Mei 2011/ jam 11.35 WIB
Ny. “R” usia 48 th P4 A0 dengan sarcoma uteri
Masalah :
a. Ibu sangat takut dan khawatir atas penyakit yang sedang dialaminya.
b. Ibu tidak kuat menahan rasa sakit.
c. Ibu takut hubungan dengan suami jadi tidak harmonis
d. Ibu takut menjadi beban anggota keluarga yang lain.
e. Ibu jadi jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sudah jarang ikut pengajian dan arisan

PLANNING tanggal 13 Mei 2011/ jam 11.40 WIB
1. Memberitahu pasien hasil pemeriksaan, kemungkinan besar beliau terkena sarcoma uteri stadium awal.
Ibu kaget dan menangis, meminta bidan untuk melakukan sesuatu untuk kesembuhannya
2. Memberikan dukungan kepada ibu agar ibu tidak perlu terlalu khawatir, terus berdoa dan yakin bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan.
Ibu mengerti dan mulai merasa lebih tenang.
3. Meminta suami untuk senantiasa mendampingi pasien dan member motivasi untuk kesembuhan pasien
Suami bersedia melakukannya
4. Memberitahukan pada ibu bahwa ada dokter spesialis yang dapat menangani kasus-kasus seperti ini, ada pasien lain yang mengalami seperti ini dan dapat disembuhkan.
Ibu merasa tidak khawatir lagi dan sedikit tenang
5. Memberitahukann ibu hal-hal yang harus dilakukan seperti tidak boleh melakukan pekerjaan yang berat dan melakukan hubungan intim dulu
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Melaksanakan pemeriksaan speculum untuk menilai apakah ada benjolan yang abnormal pada servik
Sudah dilakukan dan ditemukan benjolan yang abnormal
7. Meminta ibu untuk melakukan pemeriksaan yang lebih lanjut ke dokter spesialis kandungan
Ibu bersedia melakukannya
8. Membuat surat rujukan ke dokter spesialis kandungan dan mencatat hasil pemeriksaan yang ditemukan agar bisa ditindak lanjuti untuk pemeriksaan yang lebih lanjut
Surat rujukan sudah dibuat dan ibu akan secepatnya ke tempat dokter spesialis kandungan



Bidan

Riasyah
Powered by Blogger