Disusun untuk memenuhi tugas IV B patologi
Disusun oleh:
1. Lusi Permana Dewi (090105139)
2. Tiara Puspitasari (090105140)
3. Alfian Layli Permana (090105141)
4. Desy Ana Purnamasri (090105142)
5. Aisyah Noor Hindria (090105143)
6. Arum Dahlia (090105144)
7. Meita Khoerunissa (090105145)
8. Eny Soraya Maharani (090105146)
PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hyperplasi Endometrium yang pada terjadi pada perempuan dalam usia postmenopause. Kondisi ini juga biasanya dialami oleh wanita yang tergolong berbadan gemuk karena produksi estrogennya berlebihan. Jadi, hiperplasia endometrium sebenarnya bisa dialami siapa pun, baik yang sudah memiliki anak maupun belum.
B. Tujuan
1. untuk mengetahui apa yang di maksud dengan hyperplasi endometrium
2. untuk mengetahui tanda dan gejala dari hyperplasi endometrium
3. untuk mengetahui gambaran mikroskopik dari hyperplasi endometrium
4. untuk mengetahui gambaran klinis dari hyperplasi endometrium
5. untuk mengetahui cara mendiagnosis hyperplasi endometrium
6. untuk mengetahui bagaimana cara mengobati hyperplasi endometrium
C. Manfaat
1. mengetahui apa yang di maksud dengan hyperplasi endometrium
2. mengetahui tanda dan gejala dari hyperplasi endometrium
3. mengetahui gambaran mikroskopik dari hyperplasi endometrium
4. mengetahui gambaran klinis dari hyperplasi endometrium
5. mengetahui cara mendiagnosis hyperplasi endometrium
6. mengetahui bagaimana cara mengobati hyperplasi endometrium
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hiperplasia Endometrium
Endometrium merupakan lapisan paling dalam dari rahim. Lapisan ini tumbuh dan menebal setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan diri terhadap terjadinya kehamilan, agar hasil konsepsi bisa tertanam. Jika tidak terjadi kehamilan, maka lapisan ini akan terlepas saat menstruasi. Hormon yang ada di tubuh wanita yaitu estrogen dan progesteron mengatur perubahan endometrium, dimana estrogen merangsang pertumbuhannya dan progesterone mempertahankannya.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebih dari kelenjar, dan stroma disertai pembentukan vaskularisasi dan infiltrasi limfosit pada endometrium. Bersifat noninvasif, yang memberikan gambaran morfologi berupa bentuk kelenjar yang irreguler dengan ukuran yang bervariasi. Pertumbuhan ini dapat mengenai sebagian maupun seluruh bagian endometrium.
B. Penyebab Hiperplasia Endometrium
Hiperplasia endometrium ini diakibatkan oleh hiperestrinisme atau adanya stimulasi unoppesed estrogen (estrogen tanpa pendamping progesteron / estrogen tanpa hambatan).Kadar estrogen yang tinggi ini menghambat produksi Gonadotropin (feedback mechanism). Akibatnya rangsangan terhadap pertumbuhan folikel berkurang, kemudian terjadi regresi dan diikuti perdarahan.
Pada wanita perimenopause sering terjadi siklus yang anovulatoar sehingga terjadi penurunan produksi progesteron oleh korpus luteum sehingga estrogen tidak diimbangi oleh progesteron. Akibat dari keadaan ini adalah terjadinya stimulasi hormon estrogen terhadap kelenjar maupun stroma endometrium tanpa ada hambatan dari progesteron yang menyebabkan proliferasi berlebih dan terjadinya hiperplasia pada endometrium. Juga terjadi pada wanita usia menopause dimana sering kali mendapatkan terapi hormon penganti yaitu progesteron dan estrogen, maupun estrogen saja. Estrogen tanpa pendamping progesterone (unoppesed estrogen) akan menyebabkan penebalan endometrium. Peningkatan estrogen juga dipicu oleh adanya kista ovarium serta pada wanita dengan berat badan berlebih
Penebalan pada lapisan dinding dalam rahim terjadi karena kerja hormon estrogen, sehingga jika terjadi penebalan berlebih itu menunjukkan adanya peningkatan berlebih dari kadar hormon estrogen itu sendiri. Pada kasus umum, peningkatan hormon estrogen bisa terjadi akibat dipicu oleh tumbuhnya kista. Pada kasus lain, penebalan dinding rahim juga terjadi karena faktor ketidakseimbangan hormonal dimana peningkatan hormon estrogen tak diimbangi oleh peningkatan progesteron. Kondisi ini juga biasanya dialami oleh wanita yang tergolong berbadan gemuk karena produksi estrogennya berlebihan. Jadi, hiperplasia endometrium sebenarnya bisa dialami siapa pun, baik yang sudah memiliki anak maupun belum.
C. Kategori Hiperplasia Endometrium
Berdasarkan kajian medis, gangguan penebalan dinding rahim ini bisa dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Simplek : kategori ringan dan tak akan berakhir dengan keganasan sehingga penderita tetap masih bisa hamil.
2. Kistik / Kelenjar / Adenomatous: juga tergolong tidak berbahaya.
3. Atipik : kategori berbahaya, biasanya merupakan cikal bakal terjadinya kanker. Ini yang perlu diwaspadai.
D. Gejala Hiperplasia Endometrium
1. Siklus menstruasi tidak teratur, tidak haid dalam jangka waktu lama (amenorrhoe) ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak (metrorrhagia).
2. Selain itu, akan sering mengalami flek bahkan muncul gangguan sakit kepala, mudah lelah dan sebagainya.
E. Dampak Hiperplasia Endometrium
Dampak berkelanjutan dari penyakit ini, adalah penderita bisa mengalami kesulitan hamil dan terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena biasanya terjadi perdarahan yang cukup parah.
F. Penegakan Diagnosis
Terjadinya penebalan dinding rahim bisa diketahui dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Namun untuk memastikannya perlu dilakukan kuratase. Hasil kuretan dinding rahim akan dikirim ke bagian Patologi Anatomi untuk didiagnosa lebih lanjut. Pada kuretasi didinding rahim akan didapatkan gambaran khas yang disebut swiss cheese pattern.
G. Terapi
Terapi atau pengobatan bagi penderita hiperplasia, antara lain sebagai berikut:
1. Tindakan kuratase selain untuk menegakkan diagnosa sekaligus sebagai terapi untuk menghentikan perdarahan.
2. Selanjutnya adalah terapi progesteron untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh. Namun perlu diketahui kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, diantaranya mual, muntah, pusing, dan sebagainya. Rata-rata dengan pengobatan hormonal sekitar 3-4 bulan, gangguan penebalan dinding rahim sudah bisa diatasi.
3. Jika pengobatan hormonal yang dijalani tak juga menghasilkan perbaikan, biasanya akan diganti dengan obat-obatan lain. Tanda kesembuhan penyakit hiperplasia endometrium yaitu siklus haid kembali normal. Jika sudah dinyatakan sembuh, ibu sudah bisa mempersiapkan diri untuk kembali menjalani kehamilan. Namun alangkah baiknya jika terlebih dahulu memeriksakan diri pada dokter. Terutama pemeriksaan bagaimana fungsi endometrium, apakah salurannya baik, apakah memiliki sel telur dan sebagainya.
4. Khusus bagi penderita hiperplasia kategori atipik, jika memang terdeteksi ada kanker, maka jalan satu-satunya adalah menjalani operasi pengangkatan rahim. Penyakit hiperplasia endometrium cukup merupakan momok bagi kaum perempuan dan kasus seperti ini cukup dibilang kasus yang sering terjadi, maka dari itu akan lebih baik jika bisa dilakukan pencegahan yang efektif.
H. Tindakan Pencegahan
Langkah-langkah bisa yang disarankan untuk pencegahan, seperti:
1. Melakukan pemeriksaan USG dan / atau pemeriksaan rahim secara rutin, untuk deteksi dini ada kista yang bisa menyebabkan terjadinya penebalan dinding rahim.
2. Melakukan konsultasi ke dokter jika mengalami gangguan seputar menstruasi apakah itu haid yang tak teratur, jumlah mestruasi yang banyak ataupun tak kunjung haid dalam jangka waktu lama.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N USIA 60 TAHUN P2A0
DENGAN INSUSPECT HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
DI PKU TEMANGGUNG
Jl. KH. A. Dahlan No. 49 Temanggung
No. Register : 90932
Tanggal / jam : 10 Mei 2011, pukul 10.00 WIB
Tempat : Ruang Anggrek
I. DATA SUBYEKTIF
IDENTITAS Istri Suami
Nama Ny. N Tn. A.
Umur 60 Tahun 55 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan D3 S1
Pekerjaan PNS PNS
Alamat Jl Mawar No.9 Srandakan, Bantul,Yogyakarta
No. telp. 085729123456 085729456123
1. Alasan kunjungan
Ibu ingin memeriksakan kondisi kesehatanya
2. Keluhan Utama
ibu mengeluh terus menerus, dengan perdarahan yang banyak, beberapa hari ini sering timbul flek disertai dengan sakit kepala. sejak seminggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi :
HPHT : ibu sudah menopause sejak usia 50 taun. ibu pernah memiliki riwayat menstruasi yang tidak teratur
4. Riwayat Obstetri :
Jumlah anak yang dimiliki : 1 orang
No Jenis Kelamin Persalinan Penolong Komplikasi Lahir
1
Perempuan
Normal sponta
am
Bidan
-
Th 1991
5. Riwayat Kontrasepsi
Ibu memakai kontrasepsi jenis pil selama 3 tahun kemudian memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi mantap sejak 1996
6. Riwayat Kesehatan:
- Penyakit yang sedang/pernah diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti hipertensi, DM, dan HIV/AIDS. tetapi ibu mendapatkan terapi sulih hormon sejak 2 tahun yang lalu karena mengalami keluhan selama menopause.
- Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak ada atau sedang menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti hipertensi, DM, penyakit cardiovaskuler dan HIV/AIDS.
7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
Pola Nutrisi :
Makan Minum
Frekuensi 3x/hari 8 gelas/hari
Macam Nasi, lauk, sayur Air putih
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas
Keluhan - -
Pola Eliminasi :
BAB BAK
Frekuensi 1x/2 hari 5-6x/hari
Warna Kuning kecoklatan Kuning
Bau Khas Khas
Konsistensi Agak lembek Cair
Jumlah
8. Pola Aktivitas
- Personal Hygiene : ibu mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari,
- Kegiatan sehari-hari : berkebun, memasak, membersihkan rumah
- Istirahat dan tidur : 6-8 jam/hari
- Seksualitas :tidak rutin setiap minggu, keluhan : ibu merasa tidak nyaman dan terganggu ketika berhubungan seksual.
- ibu mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas
9. Riwayat Psikososial Spiritual :
- Ibu tinggal dengan suami dan ank-anaknya
- Hubungan ibu, suami, keluarga dan masyarakat baik
- Ibu ikut organisai PKK untuk mengisi kegiatannya di masyarakat.
- Ibu sebagi seorang muslim taat melaksanakan sholat 5 waktu
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80x /menit
Suhu : 36,5oC
Pernapasan : 20x /menit
c. TB/BB/LILA : 151 cm/ 80 kg/ 29 cm.
2. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : mesosefal
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak juling
Mulut : simetris, tidak ada caries, tidak berbau, tidak ada tanda-tanda sianosis, beberapa gigi sudah tanggal
Leher : tidak ada massa tumor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid maupun vena jugula
2) Payudara : simetris, puting menonjol, tidak ada massa tumor
3) Abdomen
Inspeksi : simetris kiri-kanan
Palpasi : tidak ada nyeri perut
4) Genital :
Kel. Bartholini : tidak ada pembengkakan
Pengeluaran : darah dengan jumlah banyak kurang lebih 70 cc
Perineum : -
Anus : tidak ada haemoroid
5) Ekstremitas :
kaki : simetris, kuku pendek dan bersih, reflek +/+
tangan : simetris, kuku pendek dan bersih
3. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : Hysterescopy terdapat gambaran swiss cheese pattern
b. Pemeriksaan penunjang yang lain : USG transvaginal
III. ASSASMENT, tanggal 3 Mei 2011 pukul 10.30 WIB
Seorang Ibu umur 60 tahun P1A0 suspec hiperplasia endometrium
IV. PLANNING, tanggal 3 Mei 2011 pukul 10.30 WIB
1) Menyampaikan pada ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan
• Ibu dan suami mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2) Memberikan saran kepada ibu agar tetap tenang dalam menerima kondisinya supaya keadaannya juga tidak menurun
• Ibu bersedia agar selalu tenang agar kondisinya tidak menurun
3) menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan bergizi
• ibu menyanggupi untuk makan makanan yang bergizi.
4) menganjurkan kepada ibu untuk rutin mengganti pembalut
• ibu mau mengganti pembalut
5) menunggu hasil pemeriksaan laboratorium agar mendapatkan terapi sesuai advice dokter.
• ibu mau menunggu hasil laboratorium.
6) Menganjurkan kepada ibu untuk selalu ingat kepada Allah untuk mohon kesembuhan
• Ibu bersedia meningkatkan ibadah lebih intensif untuk mendekatkan diri dengan Allah
7) Menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk selalu memberikan motivasi kepada ibu di saat-saat yang sulit.
• Suami bersedia memberikan motivasi penuh demi kesembuhan ibu.
8) melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan
TTD
(Nama Terang Bidan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebih dari kelenjar, dan stroma disertai pembentukan vaskularisasi dan infiltrasi limfosit pada endometrium. Bersifat noninvasif, yang memberikan gambaran morfologi berupa bentuk kelenjar yang irreguler dengan ukuran yang bervariasi. gejalanya tidak haid dalam jangka waktu lama (amenorrhoe) ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak (metrorrhagia). diklasifikasikan menjadi 3 yaitu simplek, kritik dan atipik. penegakan diagnosa melalui kuretase. pengobatan awal dengan kuretase dan terapi progesteron
B. B.Saran
Mencegah akan selalu lebih baik daripada mengobati. Hal itu seharusnya menjadi pedoman agar kita bias terhindar dari berbagai penyakit. Seperti halnya pada hiperplasia endometrium. Mencegah terjadinya adenokarsinoma berarti mengurangi terjadinya angka kematian dan menambah umur harapan hidup pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo Sarwono.2007.Ilmu Kandungan.Jakarta:YYBSP
Baziad Ali,dkk.1993.Endokrinologi ginekologi.jakarta:KSERI
Arif Mansjoer, dkk.2001.Kapita selekta kedokteran.Jakarta:Media Aesculapius