DI BPS KASIH IBU
Jalan Babarsari no.20 Sleman Yogyakarta
Kelompok C1.1
Pingky Defita Luciana (090105131)
Isnaini Nur Anisyah (090105132)
Fajar Ayu Ginanjar (090105133)
Marwati (090105134)
Muharia (090105135)
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Alloh SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan IV B yang berjudul “Asuhan kebidanan ibu hamil dengan hipertensi “guna memenuhi tugas praktikum Asuhan Kebidanan IV B.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
1. Ibu Hj. Hikmah Sobri, selaku dosen pembimbing praktikum mata kuliah Asuhan Kebidanan IV B
2. Ibu Rina selaku Dosen pembimbing praktikum mata kuliah askeb IV B
3. Orang tua yang selalu memberi dorongan dan semangat sehingga kegiatan ini dapat berjalan lancar.
4. Teman – teman dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan, mendapat balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta,7 Juni 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur. Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2 pada kasus keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sering pusing, penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada pemeriksaan laboratorium.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari Hipertensi dalam kehamilan ?
2. Apa sajakah jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan ?
3. Bagaimana gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan ?
4. Bagaimana penanganan hipertensi dalam kehamilan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipertensi dalam kehamilan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan
3. Untuk mengetahui gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan
4. Untuk mengetahui penanganan hipetrensi dalamkehamilan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau lebih bila pasien memakai obat anti hipertensi. Hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang :
a. Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya
b. Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa
c. Mempunyai riwayat penyakit vaskuler
d. Mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi dalam kehamilan.
Kemungkinan bahwa mekanisme imunologis di samping endokrin dan genetic turut terlibat dalam proses terjadinya pre-ekklamsia dan masih menjadi masalah yang mengundang perhatian. Resiko hipertensi karena kehamilan dipertinggi pada keadaan di mana pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat yang bersifat antigen pada plasenta terganggu.
Preeklamsia mungkin lebih sering terdapat pada wanita dari keluarga yang tidak mampu; namun bisa juga terjadi pada wanita dengan ekonomi yang menengah ke atas. Bahkan pengamatan menyebutkan bahwa makanan yang kurang mengandung protein sebagai penyebab penurunan insiden eklamsia. Kehamilan juga menyebabkan wanita hamil kekurangnan nutrisi. Seharusnya preeklamsia ditemukan pada multipara dari pada nulipara, tetapi kenyataannya sama-sama dapat terjadi preeklamsia
B. JENIS HIPERTENSI
Hipertensi sering dibagi menjadi hipertensi primer atau sekunder :
1. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi penyebabnya jelas diketahui
C. ETIOLOGI
Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.
Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system renin - angiotensin, defek dalam eksresi Na, peningkatan Na, dan Ca intraseluler dan factor – factor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
Hipertensi yang penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, dan penyakit ginjal.
D. PATOFISIOLOGI
a. Peninggian tekanan darah merupakan satu – satunya gejala
b. Gejala baru muncul setelah terjadinya komplikasi pada ginjal , otak dan jantung
c. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala , marah, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang – kunang dan pusing.
E. KOMPLIKASI
1. Perdarahan otak
2. Decompensasi kordis
3. Solusio plasenta
4. Prematur
5. Mati dalam kandungan
F. DIAGNOSIS
1. Kenaikan tekanan darah (> 140/90 mmHg) dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat atau lebih.
2. Terdapat riwayat penyakit dalam keluarga dan juga adanya gejala – gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi.
G. PROGNOSIS
1. Prognosis untuk ibu kurang baik. Kematian pada ibu biasanya disebabkan oleh perdarahan otak (25 % ), payah jantung – paru ( 50 % ) kegagalan ginjal ( 10 % ), infeksi ( 5 % ), kegagalan hepar ( 5 % ), dan lain-lain (5 %)
2. Prognosis bagi janin juga kurang baik, karena adanya insufisiensi plasenta, solusio plasenta, janin tumbuh kurang sempurna, prematuritas dan dismaturitas.
H. PENATALAKSANAAN
Pencegahan
1. Dianjurkan untuk mentaati peraturan pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada dokter ahli.
Perawatan antenatal ditujukan untuk pengendalian tekanan darah dan deteksi dini tanda – tanda perawatan pre eklampsi.
2. Ibu hamil harus diperiksa sedikitnya 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 28 minggu dan kemudian seminggu sekali sampai melahirkan
a. Dianjurkan untuk cukup istirahat, tidak emosi dan menghindari aktivitas yang terlalu berat
b. Mencegah penambahan berat bdan yang agresif
3. Dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya pre- eklamsi dan eklamsi
2. Hendaknya janin lahir hidup
3. Trauma pada janin seminimal mungkin
4. Pengawasan terhadap janin yaitu dengan melakukan pemeriksaan USG
5. Pemeriksaan obat – obatan :
a. Anti hipertensi : serpasil, katapres, captropil, dsb.
b. Pemberian obat fenobarbital.
Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
a. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
b. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
c. Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
d. Ciptakan keadaan rileks
e. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
f. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini, diantaranya :
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
e. Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
KASUS
Ny.Y umur 25 tahun GIP0A0 datang ke BPS Kasih Ibu pada tanggal 3 juni 2011 pukul 10.00 WIB untuk memeriksakan kehamilanya trimester 3. Ny. Y mengeluh pusing, muka merah, sakit kepala, tengkuk terasa pegal. Ibu merasa khawatir jika keluhanya ini berpengaruh terhadap janinnya.
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PATOLOGI
PADA Ny. Y UMUR 25 TAHUN G1P0A0 UK DENGAN HIPERTENSI
DI BPS KASIH IBU
Jalan Babarsari no.20 Sleman Yogyakarta
No. Register : 12345
Tanggal pengkajian : 3 Juni 2011
Pukul : 10.00 WIB
Oleh : Bidan Windi
Pengkajian Data
SUBJEKTIF
Biodata / Identitas Istri Suami
1. Nama : Ny. Y Tn. B
2. Umur : 25 tahun 28 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
5. Pendidikan : D3 Sarjana
6. Pekerjaan : Karyawan swasta PNS
7. Alamat : Jln. Dahlia No. 20 , RT 05/RW 01 Sleman Yogyakarta
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx
1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh pusing, sakit kepala, tengkuk terasa pegal
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan pernah mengidap penyakit hipertensi dan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit menurun.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti asma, diabetes militus, jantung dsb dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis , HIV/AIDS dsb.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan baik dari keluarga Ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun sepeti asma, hipertensi,diabetes melitus, jantung dsb dan tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti hepatitis, HIV/AIDS dsb
6. Riwayat Perkawinan
Usia menikah : Istri 23 tahun dan Suami 26 tahun
Lama menikah : kurang lebh 2 tahun
Menikah : 1x
Status pernikahan : syah
7. Riwayat haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Haid : teratur siklus 28 hari
c. Banyaknya : hari pertama :bercak-bercak merah
hari 2-3 :2-3 kali ganti pembalut penuh
hari 4-6 :2-3 kali ganti pembalut tidak penuh hanya sedikit dan bercak-bercak.
d. Disminore : tidak
e. Warna : pada hari pertama dan kedua merah kehitaman bentuk darah tidak menggumpal
f. Bau : khas darah
g. Keputihan : ada
8. Riwayat obstetric : G1 P0 A0
9. Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertamanya dan 4 kali memeriksakan kandunganya di BPS Kasih Ibu selama kehamilan .
10. Riwayat Imunisasi :
a. TT 1 :
11. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan bahwa belum pernah melahirkan karena ini merupakan kehamilan yang pertama.
12. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
13. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
- Sebelum hamil : Makan 3x sehari dengan 1 porsi sedang piring nasi, lauk tempe/tahu kadang-kadang ikan, dengan 1 mangkuk kecil sayur, 6 gelas air putih/hari
- Saat hamil : Makan 3x sehari, porsi 1 piring nasi, lauk 1 potong tempe/tahu/ikan, dengan 1 mangkuk sedang sayur, kadang-kadang buah dan susu, minum air putih 7-8 gelas tiap hari.
b.Eliminasi
- Sebelum hamil :BAB 1 x sehari-hari, konsistensi lunak warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan. BAK 7 x tiap hari dengan warna kuning jernih , bau khas, tidak ada keluhan.
- Saat hamil :BAB 1-2 x setiap hari, lunak warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan. BAK 7-8 x tiap hari dengan warna kuning jernih , bau khas, tidak ada keluhan.
c. Personal hygiene
- Sebelum hamil :mandi 2 x sehari, pagi dan sore
- Saat hamil :mandi 3 x sehari, pagi dan sore
d. Pola istirahat
- Sebelum hamil :tidur malam 7-8 jam / hari, tidur siang 1-2 jam /hari
- Saat hamil :tidur malam 4-5 jam / hari, tidur siang 1 jam /hari
e. Olah raga
Ibu mengatakan selalu jalan-jalan pagi 3x seminggu
f. Aktifitas
Ibu hanya mengerjakan aktivitas rumah tangga, karena Ibu mangatakan jika ia bekerja agak berat maka terasa sangat lelah dan pusing serta penglihatannya berkunang – kunang dan juga kaki akan terasa pegal-pegal.
g. Seksualitas
Ibu mengatakan melakukan hubungan intim 1-2 x dalam seminggu,dan tidak ada keluhan.
14. Kebiasaan-kebiasaan yang menggangu kesehatan
a. Merokok : tidak pernah
b. Minuman beralkohol : tidak pernah
c. Jamu-jamuan : tidak pernah
15. Riwayat psikososial dan spiritual
a. Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini
b. Ibu mengatakan Keluarga dan suami sangat mendukung dengan kehamilan ini
c. Ibu mengatakan Hubungan ibu dengan suami, keluarga, tetangga baik.
d. Ibu mengatakan selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu dengan baik
e. Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
f. Ibu mengatakan selalu megikuti kegiatan dimasyarakat seperti pengajian dan arisan
g. Ibu mengatakan akan memberikan ASI secara eksklusif
OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : terlihat lemas kesadaran : compos menthis
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100, Nadi : 80x/ menit, RR: 20x/ menit, suhu : 36,5ÂșC
BB : 50 Kg, TB : 160 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuk mesocepal, bersih,simetris
b. Rambut : Lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, bersih
c. Wajah : tidak ada oedem,sedikit pucat
d. Mata : simetris,Konjungtiva merah muda,sclera putih
e. Hidung : bersih,tidak ada polip
f. Telinga : keadaan bersih, simetris, tidak ada serumen
g. Mulut : lidah bersih, gigi tidak ada lubang dan caries,tidak ada bau mulut
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan pelebaran vena jugularis,
i. Dada : bentuk payudara simetris, nafas teratur
j. Payudara
Bentuk : simetris
Benjolan : tidak teraba benjolan
Putting susu : menonjol keluar
Pengeluaran : tidak ada
Keluhan : tidak ada
k. Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan,simetris
l. Ekstremitas
Edema : ada oedema pada kaki
Varises : tidak ada varises
Refleks patella : +/+
Kuku : pendek, bersih
m. Genitalia
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
Anus : tidak ada hemorrhoid
Pemeriksaan penunjang
-Tidak dilakukan
ASSESMENT
Ny.Y umur 25 tahun G1P0A0 dengan hipertensi dalam kehamilan
PLANNING
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan memberitahukan klien bahwa klien mengalami hipertesi dalam kehamilan
-Klien mengerti dan khawatir.
2. Menyarankan kepada klien untuk mengkonsumsi diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam.
-Klien paham dan bersedia menuruti nasehat bidan.
3. menyarankan ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan buah-buahan.
- Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hambaNya yang selalu taat beribadah.
-Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada allah SWT demi kesembuhannya.
5. Memberikan obat anti hipertensi diantaranya : serpasil, katapres, captropil
-klien mengerti dan bersedia meminumnya.
6. Melakukan pendokumentasian semua tindakan
- sudah dilakukan
TTD
Bidan Windi
DAFTAR PUSTAKA
http://abidinblog.blogspot.com/2009/06/hipertensi-tekanan-darah-tinggi-pada.html
source: http://infohidupsehat.com/?p=91
http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25