Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Asuhan kebidanan IVB
Dosen pengampu : Hikmah Sobri S.Pd. M.Kes
Disusun Oleh :
Pinky Defita 090105131
Isnaini Nur A 090105132
Fajar Ayu G 090105133
Marwati 090105134
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Syukur alhamdulilah penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penyusun diperkenankan untuk menyelesaikan makalah asuhan kebidanan IV B sebagai syarat untuk melengkapi tugas pada semester genap tahun pelajaran 2011 di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Tidak lupa penyusun sampaikan rasa terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini :
1. Ibu Hikmah selaku dosen mata kuliah askeb IV B
2. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan belajar yang tinggi
3. Teman- teman tersayang yang telah memberikan bantuan moral dan material sehingga memperlancar tersusunnya makalah ini.
Penyusun mengharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini.
Wassalamu’aaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Yogyakarta , Maret 2011
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi sudah dikenal dalam jaman Hippocrates dan Galen. Jaman dahulu penyakit akibat infeksi diduga disebabkan oleh tidak mengalirnya lochiaa keluar dan untuk berabad-abad lamanya teori tersebut diterima; kemudiann banyak teori lain dikemukakan untuk menerangkan sebab-sebabnya. Dalam tahun 1849 Semmelweis untuk pertama kali, berdasarkan pengalamanya pada Wiener Gebaranstalt, menyatakan bahwa penyakit ini, yang meminta korban demikian banyak, disebabkan oleh infeksi pada luka jalan lahir, yang untuk sebagian besar datang dari luar. Pendapat Semmelweis mendapat tantangan hebat dan baru setelah lama kemudiaan Lister melaksanakan antisepsis pada pembedahan dengan hasil baik, dan penemuan sebab-sebab infeksi berkat kemajuan mikrobiologi, pendapat Semmelweis memperoleh pengakuan yang wajar. Cara pencegahan infeksi pun mulai digunakan. (Prawirohardjo, Sarwono. 1976)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari vaginitis ?
2. Apakah penyebab dari vaginitis ?
3. Bagaimana pengobatan dari vaginitis ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum: untuk mengetahui gambaran dan menambah wawasan tentang vaginitis.
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui apa itu vaginis
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya vaginitis
c. Untuk mengetahui pengobatan dari vaginitis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Vaginitis
Vaginitis adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di pelayanan primer. Pada sekitar 90% dari perempuan yang terkena, kondisi ini disebabkan oleh vaginosis bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis vulvovaginal. Vaginitis merupakan infeksi vagina yang dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas. (Prawirohardjo, Sarwono. 1976) ).
B. Penyebab Vaginitis
Penyebabnya bisa berupa:
1. Infeksi
a. Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
b. Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotic
c. Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
d. Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
a. Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
b. Sabun cuci dan pelembut pakaian
c. Deodoran
d. Zat di dalam air mandi
e. Pembilas vagina
f. Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
g. Tinja
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4. Terapi penyinaran
5. Obat-obatan
6. Perubahan hormonal.
C. Patofisiologi Vaginitis
Gambaran fisiologis discharge vagina normal terdiri dari sekresi vaginal, sel-sel exfoliated dan mukosa serviks. Frekunsi discharge vagina bervariasi berdasar umur, siklus menstruasi dan penggunaan kontrasepsi oral.
Lingkungan vagina normal digambarkan oleh adanya hubungan dinamis antara Lactobacillus acidophilus dan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan produk metabolisme flora dan organisme patogen. L. acidophilus memproduksi hydrogen peroxide (H2O2), yang bersifat toksik terhadap organisme patogen dan menjaga pH vagina sehat antara 3.8 dan 4.2. Vaginitis muncul karena flora vagina diganggu oleh adanya organisme patogen atau lingkungan vagina berubah sehingga memungkinkan organisme patogen berkembang biak.
Antibiotik, kontrasepsi, hubungan seksual, douching, stress dan hormon dapat mengubah lingkungan vagina dan memungkinkan organisme patogen tumbuh. Pada vaginosis bakterial, dipercayai bahwa beberapa kejadian yang provokatif menurunkan jumlah hydrogen peroxide yang diproduksi L. acidophilus organisms. Hasil dari perubahan pH yang terjadi memungkinkan perkembangbiakan berbagai organisme yang biasanya ditekan pertumbuhannya seperti G. vaginalis, M. hominis dan Mobiluncus species. Organisme tersebut memproduksi berbagai produk metabolik seperti ‘amine’, yang akan meningkatkan pH vagina dan menyebabkan exfoliasi sel epitel vagina. Amine inilah yang menyebabkan adanya bau yang tidak enak pada infeksi vaginosis bakterial.
Dengan fisiologi yang sama, perubahan lingkungan vagina, seperti peningkatan produksi glikogen pada saat kehamilan dan tingkat progesterone karena kontrasepsi oral, memperkuat penempelan C. albicans ke sel epitel vagina dan memfasilitasi pertumbuhan jamur. Perubahan-perubahan ini dapat mentransformasi kondisi kolonisasi organisme yang asimptomatik menjadi infeksi yang simptomatik. Pada pasien dengan trikomoniasis, perubahan tingkat estrogen dan progesterone, sebagaimana juga peningkatan pH vagina dan tingkat glikogen, dapat memperkuat pertumbuhan dan virulensi T. vaginalis.
D. GEJALA
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
E. Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
KASUS
Ny. Z umur 24 tahun datang ke bidan ingin memeriksakan keadaanya, ibu tersebut merasakan pada daerah alat genitalnya membengkak dan memerah. Dan ibu juga merasakan keluar banyak cairan yang berbau tidak enak dan gatal pada alat genitalnya.
ASUHAN KEBIDANAN Ny. “Z” USIA 24 TAHUN P1A0Ah1 DENGAN VAGINITIS
DI RSIA AISYIYAH MUNTILAN
Jl. Gampingan Baru No. 105, Muntilan, Magelang Jawa Tengah
No. Register : 0017854
Tanggal pengkajian : 29 Maret 2011
Pukul : 17.00 WIB
Oleh : Bidan Ema
PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
I. Biodata / Identitas Istri Suami
1. Nama : Nn. Z Tn. T
2. Umur : 24 tahun 28 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
5. Pendidikan : SMK SMP
6. Pekerjaan : swasta buruh tani
7. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, Jln. Gunung Pring No.
RT 05/RW 01 415, RT 05/RW 01 Muntilan Magelang Muntilan Magelang
Jawa Tengah Jawa Tengah
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx
II. Kunjungan Saat ini
1. Alasan masuk : Perawatan dan pemerikaan postpartum
2. Keluhan utama : Ibu datang ke bidan mengaku habis melahirkan 5 hari yang lalu secara normal anak ke-1, ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas sejak 2 hari yang lalu.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 13 tahun, siklus : 28 hari teratur, lama : 6-7 hari, banyak: 2 x ganti pembalut perhari, tidak gatal tidak bau, sifat : encer, segar, bau : anyir, dismenore : ada pada hari pertama menstruasi, warna : Merah tua
4. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan bahwa ia sudah menikah 1 kali, umur pernikahannya ± 2 tahun, status pernikahan syah
5. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.: P1Ab0Ah1
6. Riwayat pesalinan sekarang
IBU
a. Tempat persalinan : BPS
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Lama persalinan
1) Kala I : 1 jam
2) Kala II : 30 menit
3) Kala III : 10 menit
d. Persalinan ditolong oleh : Bidan
e. Komplikasi : Tidak ada
f. Plasenta
1) Lengkap / tidak : Selaput dan kotiledon lengkap
2) Berat : ± 500 gram
3) Panjang tali pusat : ± 50 cm
4) Kelaianan : Tidak ada
g. Perineum
1) Luka : ada,laserasi derajat I
2) Anastesi : tidak ada
h. Perdarahan
1) Kala I : ± 50 cc
2) Kala II : ± 25 cc
3) Kala III : ± 150 cc
4) Kala IV : ±100 cc
i. Tindakan lain : Tidak ada
7. Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengatakan bahwa dia belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, atau penyakit kelamin lain.
b. Riwayat penyakit keturunan
Pasien mengatakan tidak ada keluhan yang pernah diderita seperti hipertensi, DM, jantung,TBC, atau penyakit kelamin lain.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan mengalami keputihan kental bergumpal, warna kekuning-kuningan, terasa sangat gatal sejak 5 hari yang lalu, tidak banyak, tidak perlu memakai pembalut, mulai kemarin timbul panas badan (demam).
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3 x sehari ±8 gelas/hari
Macam nasi, sayur, lauk air putih, teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas
Keluhan tidak ada keluhan tidak ada keluhan
b. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 x/hari 4-5x/ hari
Warna kuning kuning
Bau khas khas
Konsistensi lunak encer
Keluhan tidak ada keluhan tidak ada keluhan
c. Pola Aktifitas
Kegiatan sehari-hari : Pasien melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci, memasak dan bekerja 8 jam/per hari sebagai buruh pabrik.
Istirahat : Siang = tidak pernah Malam = 7 jam
Sexsualitas : Pasien mengatakan melakukan hubungan intim 2 kali/ minggu
d. Kebersihan Diri
1) Mandi 2 x / hari
2) Membersihkan alat kelamin saat mandi, setelah BAB, BAK
3) Menggunakan sabun pembersih wanita saat membersihkan genetalia eksternal.
4) Membilas genetalia eksternal dari arah bawah keatas sapai simpisis
5) Kebiasaan mengganti pakaian dalam setelah mandi
6) Jenis pakaian dalam terbuat dari katum
e. Pola Kebiasaan
10. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang penyakit yang diderita saat ini
- Menurut pasien keputihan yang dialami tidak normal
b. Pengetahuan pasien tentang kesehatan reproduksi
- Menurut pasien keputihan normal adalah pada saat menjelang dan setelah menstruasi,putih, tidak bau, tidak gatal.
c. Ketaatan beribadah
- Pasien mengatakan taat menjalankan sholat 5 waktu tidak pernah bolong dan menutup aurat.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Gelisah
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHG
Nadi : 84x /menit
RR : 24x /menit
Suhu : 38,50 0C
d. Tinggi badan : 156 cm
e. Berat badan sebelum hamil : 56 kg
berat badan sekarang : 65 kg
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inpeksi
1) Wajah : Tidak ada hiperpegmentasi, simetris, tidak ada oedema.
2) Mata : Simetris, sklera putih, konjungtifa merah muda.
3) Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman.
4) Mulut : Bibir merah muda, lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries.
5) Telinga : (pasien mengenakan jilbab), nampak simetris, tidak ada gangguan pendengaran dari luar.
6) Leher : Tidak ada pembesaran pada vena jugularis dan kelenjar tiroid.
7) Payudara : Tidak ada benjolan, simetris.
8) Abdomen : Tidak ada pembesaran, simetris.
9) Ekstremitas kanan atau kiri : Reflek pafela +/+.
10) Genetalia luar
Varises: tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar Bartolini : tidak ada peradangan
Pengeluaran : Flour Albus : kental kekuning-kuningan
Genetalia dalam : Dilihat membran putih pada vagina.
Anus : Tidak ada himoroid
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
Payudara : Tidak ada benjolan, simetris.
Abdomen : Tidak ada pembesaran, simetris.
c. Auskultasi : Tidak dilakukan
d. Perkusi : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes darah : tidak dilakukan
Pemeriksaaan swab vagina
ASSESSMENT
Ny “Z” umur 24 tahun P1AoAh1 post partum 5 hari dengan vaginitis
PLANNING tanggal 29 Maret Pukul 17.20 WIB oleh bidan Ema
a) Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Pasien mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan dan merasa gelisah.
b) Memberikan KIE tentang kemungkinan penyebab keputihan. Pasien mengerti penyebab keputihan
c) Melakukan penanganan deman dikarenakan infeksi tersebut. Pasien sudah diberikan antibiotic dan parasetamol untuk menurunkan demam tersebut. Pasien akan meminumnya setelah sampai rumah
d) Memberi KIE agar ibu selalu menjaga kebersihan alat genitalnya, apabila habis BAB atau BAK di keringkan. Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan melakukannya
e) Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemeriksaan laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
http://bejocommunity.blogspot.com/2010/04/askeb-vagina-kandidiasis.html
http://infosaptakarya.mywibes.com/index.amp?s=8f299412deffe5b7af7b4dca9e04945f
http://kesrepro.info/?q=node/315
http://news-medical.net/health/Vaginitis-Treatment-(Indonesian).aspx
Prawirohardjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
http://spesialis.info/?penyebab-vaginitis-vulvitis,786
http://zikra-myblog.blogspot.com/2010/07/askeb-nifas.html