Sabtu, 18 Juni 2011

TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN IV B ( PATOLOGI II ) “FIBROMA”

Disusun oleh :
Kelompok : 2
Kelas : 4C_1
1. Anita Rahmawati (090105136)
2. Hermia Fithri Lailatul Hidayati (090105137)
3. Arwinda Nur Fitriana (090105138)
4. Lusi Permanadewi (090105139)
5. Tiara Puspitasari (090105140)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
FIBROMA

A. Definisi
Fibroma Uterus secara klinis sering disebut Leiomioma. Fibroma berasal dari otot polos dinding uterus. Secara klinis fibroma dianggap tumor, istilah medis ini digunakan untuk setiap pertumbuhan yang tidak normal pada jaringan tubuh, fibroma bukanlah kanker. Besar tumor berukuran mulai dari sebesar kacang polong hingga buah anggur dan dapat tumbuh di setiap bagian uterus atau pada dinding dalam uterus. Wanita dapat menderita satu atau beberapa fibroma dimana saja pada uterus secara bersamaan dan pada kebanyakan kasus terjadi tanpa gejala.
Para dokter belum memahami mengapa beberapa wanita cenderung menderita fibroma. Fibroma cenderung terjadi dalam keluarga dan sejumlah kecil kecenderungan ini diturunkan secara genetik. Keadaan ini sering terjadi 3 kali pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih, hispanik atau wanita keturunan Asia dan sering terjadi pada wanita yang gemuk (obesitas). Biasanya fibroma didiagnosis pertama kali pada wanita berusia 30 atau 40 tahun. Seberapa besar dan seberapa cepat pertumbuhan fibroma tergantung pada hormon. Baik estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhannya. Berdasarkan fenomena ini, fibroma akan mengecil dan menghilang setelah menopause yakni saat produksi estrogen wanita menurun

B. Diagnosa
Jika fibroma cukup besar maka dengan mudah dapat dideteksi pada saat pemeriksaan bimanual panggul yaitu dengan memasukkan jari pemeriksa ke dalam vagina sedangkan tangan lainnya diletakkan di atas perut bagian bawah sambil ditekan ke bawah. Ultrasonografi ( USG ) bahkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan banyak secara seksama jika diperlukan.



C. Gejala dan tanda Fibroma
Gejala-gejala yang timbul tergantung pada bentuk dan lokasinya. Kebanyakan fibroma berukuran kecil dan terletak pada tempat tertentu sehingga tidak menimbulkan masalah sama sekali.
Pada beberapa kasus, benjolan dirasakan pada perut bagian bawah. Tetapi fibroma dapat tumbuh membesar pada tempat tertentu sehingga menimbulkan sejumlah masalah yang memerlukan pertolongan medis.
Beberapa gejala-gejala yang sering timbul yaitu :
1. Sakit
Fibroma yang membesar akan menekan jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan tekanan yang menetap atau rasa sakit pada perut bagian bawah atau pada pinggang. Sedangakan fibroma yang tumbuh ke dalam rongga uterus dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat selama periode menstruasi. Jika fibroma terbentuk pada bagian belakang dinding uterus dapat menimbulkan rasa sakit saat melakukan hubungan intim.
2. Perdarahan yang abnormal
Disamping menyebabkan sakit, pertumbuhan fibroma pada endometrium (dinding dalam uterus) dapat menimbulkan perdarahan yang berat diantara periode menstruasi. Pada kebanyakan kasus, perdarahan yang berat sampai menyebabkan anemia.
3. Masalah pada saluran kemih
Fibroma yang menekan kandung kemih dapat menyebabkan buang air kecil menjadi lebih sering dan pada beberapa kasus bahkan sampai menimbulkan inkotinensia urin. Jika fibroma menekan ureter, saluran yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal, menyebabkan pembendungan pada ginjal dan keadaan ini sebagai sebab utama infeksi atau kerusakan ginjal.
4. Kemandulan.
Fibroma yang menekan tuba falopi atau melekat pada endometrium akan menghambat perjalanan sel telur dari ovarium ke uterus atau menghambat perlekatan ( implantasi ) sel telur yang telah dibuahi pada dinding uterus. Fibroma yang menyebabkan bentuk uterus berubah dapat mengganggu kesuburan karena terjadi kegagalan transportasi dan implantasi sel telur.

D. Pengobatan Fibroma
Pada kebanyakan kasus, fibroma tidak memerlukan pengobatan sama sekali. Jika tidak menimbulkan masalah, misalnya perdarahan yang banyak sehingga berpotensi menimbulkan anemia atau menyebabkan kemandulan biasanya tidak dilakukan tindakan apapun. Oleh sebab itu yakinkan untuk memeriksa secara teratur untuk memastikan pertumbuhannya tidak terlalu cepat dan beritahukan dokter/tenaga kesehatan seperti bidan jika timbul rasa sakit, perdarhan yang tidak teratur atau gejala-gejala lain dari komplikasi yang mungkin terjadi.
Saat menopause, keadaan ini merupakan saat yang menguntungkan karena fibroma akan mengecil akibat rendahnya kadar estrogen. Jika fibroma menimbulkan masalah, diskusikan dengan dokter untuk memilih terapi yang terbaik. Pada beberapa kasus tertentu cukup mengawasi gejala-gejala yang timbul. Obat – obat seperti Motrin, Advil, Aleve atau anti inflamasi non steroid lainnya dapat meredakan rasa sakit yang timbul. Pil KB dosis rendah sering dapat mengurangi perdarahan. Jika terjadi perdarahan yang banyak akan menimbulkan anemia, sehingga dokter harus memberikan preparat besi. Tetapi umumnya wanita menginginkan tindakan langsung pada fibromanya dan merupakan pilihan yang jelas untuk menyembuhkannya.
Pengobatan yang paling efektif adalah melakukan histerektomi (pengangkatan rahim). Beberapa kasus fibroma harus dilakukan histerektomi dan beberapa dokter mempertimbangkannya sebagai jalan akhir suatu pengobatan. Cara ini relatif aman walaupun ada sedikit resiko perlukaan pada kandung kemih atau usus besar. Dan, tentu setelah histerektomi masa reproduksi seorang wanita akan selesai.
Saat ini histerektomi tidak mutlak manjadi pilihan lagi. Ada beberapa cara dalam penanganan fibroma terutama bagi mereka yang masih menginginkan kehamilan, mungkin dapat mempertimbangkan untuk melakukan :
1. Miomektomi.
Tergantung pada lokasi dan ukuran fibroma itu sendiri, dokter akan melakukan operasi dengan mengangkat fibroma melalui vagina atau mengangkatnya melalui insisi pada dinding perut atau dengan menggunakan laparoskopi yang dimasukkan ke daerah mioma melalui beberapa insisi kecil yang dapat dilewati oleh laparoskopi. Pada miomektomi resiko kerusakan kandung kemih dan usus besar lebih sedikit dibandingkan histerektomi, beberapa pasien, terutama yang menderita sejumlah fibroma yang harus diangkat akan kehilangan banyak darah selama pembedahan dan memerlukan transfusi darah.
Kendala terbesar pada miomektomi adalah tidak memberikan kesembuhan yang menetap: Ada kemungkinan fibroma timbul kembali. Histerektomi merupakan pengobatan terbaik dan inilah alasannya jika menderita fibroma yang multipel dan terjadi pada saat kehamilan sebelumnya. Tetapi jika masih menginginkan kehamilan dan membiarkan fibroma bukanlah tindakan yang bijaksana, miomektomi merupakan pilihan yang bijaksana. Cara ini sering digunakan untuk membantu memperbaiki gangguan kesuburan atau mencegah komplikasi-komplikasi saat persalinan
2. Histeroskopi.
Dalam prosedur ini, tergantung pada lokasi, dokter akan mengangkat fibroma dengan menggunakan suatu tabung yang dimasukkan ke dalam vagina. Tindakan ini memerlukan anestesi lokal, proses pemulihannya cepat dan dapat pulang pada hari yang sama. Tindakan ini tidak mempengaruhi kesuburan.
3. Miolisis.
Dengan melakukan insisi kecil pada perut, kemudian fibroma ditusuk dengan jarum dan dikauter – atau menutup – pembuluh-pembuluh darah yang mendarahi fibroma. Akibat pasokan darah berkurang maka fibroma akan mengecil dalam beberapa saat. Cara ini relatif masih baru dan tidak jelas pengaruhnya terhadap kesuburan seorang wanita. Jika masih menginginkan hamil, maka perlu berkonsultasi dengan dokter jika miomektomi atau histeroskopi akan menjadi pilihan terbaik.
4. Embolisasi.
Pada tehnik ini, dokter akan memasukan kateter ke dalam pembuluh darah yang mengalirkan darah ke fibroma tersebut kemudian menyumbatnya dengan suatu zat penggumpal buatan. Fibroma akan cepat menciut dari ukuran sebenarnya dan keluhan-keluhan Anda akan berkurang. Prosedur ini juga masih sangat baru dimana belum diketahui efek jangka panjangnya. Dan belum jelas apakah prosedur ini mempengaruhi tingkat kesuburan seorang wanita. Wanita-wanita yang masih menginginkan hamil disarankan untuk memilih cara lain.
5. Obat – obatan.
Suatu kelas obat tertentu yang dikenal sebagai gonadotropin releasing hormone ( GnRH ) agonis dapat mengecilkan fibroma dengan cara menekan produksi estrogen. Obat ini juga membantu persiapan operasi – karena dengan semakin kecil ukuran fibroma semakin mudah diangkat – tapi cara ini bukanlah pemecahan masalah satu – satunya. Fibroma akan tumbuh kembali pada ukuran semula segera setelah pengobatan dihentikan. Karena berpotensi menimbulkan efek samping yaitu mempercepat menopause – juga gejala lainnya seperti sakit kepala, rasa panas ( hot flashes ) dan dalam beberapa waktu akan membuat kehilangan massa tulang – pemakaian obat ini tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.









BAB II
KASUS

Seorang ibu rumah tangga bernama Ny.J umur 31 tahun datang ke BPS Anggrek bersama suaminya untuk memeriksakan keadaannya.. Ny. J mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi sejak 3 bulan yang lalu dan darah haid banyak. Ibu juga mengatakan merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.























ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
Ny. J UMUR 31 TAHUN P2Ab0Ah2 DENGAN FIBROMA
DI BPS ANGGREK
Jl. Gampingan Baru No. 105, Bantul, Yogyakarta

No. Register : 101010
Tanggal pengkajian : 20 April 2011
Pukul : 10.15 WIB
Oleh : Bidan Dian
PENGKAJIAN DATA
Biodata / Identitas ibu suami
1. Nama : Ny. J Tn. N
2. Umur : 31 tahun 35 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
5. Pendidikan : SMA S1
6. Pekerjaan : IRT Guru
7. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, RT 05/RW 01 Muntilan Magelang Jawa Tengah
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx

A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi sejak 3 bulan yang lalu dan darah haid banyak. Ibu juga mengatakan merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual.
2. Riwayat Perkawinan
Ny. J mengatakan ini pernikahan yang pertama dan sah. Ibu menikah pada usia 24 tahun dan suami usia 28 tahun.
3. Riwayat menstruasi
Ny. J mengatakan menarche usia 14 tahun, siklus menstruasi 30 hari selama 5-6 hari, ganti pembalut 2-3x sehari. Tidak ada dismenore dan flour albus.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ny. J mengatakan bahwa anak pertama lahir pada usia ibu 25 tahun, lahir normal, spontan,dan tidakmengalami gangguan apapun. Anak kedua lahir pada usia ibu 29 tahun juga dalam keadaan normal.
5. Riwayat kontrasepsi
Ny J mengatakan ibu menggunakan alat kontrasepsi IUD selama 2 tahun dan tidak mengalami keluhan.
6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC
b. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c. Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginekologi
d. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sering mengalami nyeri hebat saat menstruasi dan tidak sembuh bila diobati .
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi makan minum
Frekuensi 3 kali sehari 7 – 9 kali sehari
Macam nasi, sayur dan lauk air putih, dan teh
Jumlah 1 porsi habis 1 gelas habis
Keluhan tidak ada tidak ada

b. Pola eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali sehari 10-12 kali sehari
Warna kuning kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi lunak encer
Keluhan tidak ada tidak ada
c. Pola aktivitas
Ibu mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Istirahat/ tidur: siang tidak pernah, malam 8 jam
d. Pola Seksualitas : 1 kali dalam satu minggu tetapi tidak rutin. Kadang merasa nyeri.
e. Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali perhari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin: saat mandi, sehabis buang air kecil dan besar.
Kebiasaan mengganti pakaian dalam: setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan: katun
8. Keadaan psiko social spiritual
a. Pengetahuan pasien tentang gangguan/ penyakit yang diderita saat ini
Pasien merasa khawatie dan cemas dengan keadaannya.
b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi
Menurut pasien, gangguan reproduksi yang dialaminya tidak normal dan sangat mengganggu.
c. Dukungan keluarga
Suami menemani Ny. J untuk memeriksaan keadaannya, untuk mengetahui bahwa Ny. J dalam keadaan baik-baik saja atau tidak .
d. Ketaatan beribadah
Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat.





9. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : sedang kesadaran : composmenthis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 36,7 0C
c. TB : 155 cm
BB : 50 kg
d. Kepala : rambut hitam, tidak rontok dan bersih
e. Mata : simetris, sclera putih, konjungtiva sedikit pucat
f. Mulut : bibir merah muda, kering
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
h. Payudara : simetris, tidak ada benjolan
i. Abdomen : teraba massa dan nyeri pada perut bagian bawah.
j. Ekstermitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : positif
k. Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini: tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
l. Anus : tidak ada hemoroid
2. Pemeriksaan dalam/ ginekologis
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang : dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 10 gr%.

ASSESSMENT
Ny. J umur 31 tahun P2Ab0Ah0 dengan fibroma uterus.
PLANNING tanggal : 20 April 2011 pukul : 11.00 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien : ditemukan benjolan pada perut bagian bawah dan ibu mengalami anemia ringan.
Klien mengerti tentang keadaannya.
2. Memberikan konseling agar klien tidak cemas, dan mendukung pasien untuk tetap berusaha dan berdoa agar diberi kesembuhan,sehingga mendapatkan kesembuhan.
Klien mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan .
3. Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hamba-Nya yang selalu taat beribadah.
Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya.
4. Menjelaskan pada klien bahwa klien akan mendapatkan terapi analgetik untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu dengan diberi motrin.
Klien bersedia dan bidan melakukannya.
5. Menganjurkan pada klien untuk minum air hangat dan mengajarkan relaksasi dengan tiduran senyaman mungkin.
Klien mengerti penjelasan bidan .
6. Merujuk Klien ke Rumah Sakit/dokter obsgyn untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Klien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit/dokter obgsyn.

Yogyakarta, 20 April 2011
(ttd)

Bidan Dian
Powered by Blogger