Ayo, Kamu Bisa!
Onani dan masturbasi. Dua kata yang tabu disebutkan oleh orang yang masih memiliki fitrah di dalam dirinya. Sayang, bagi sebagian remaja saat ini, seakan-akan onani dan masturbasi adalah hal yang biasa. Bagi kamu yang sudah ‘ketagihan’, dengan kemauan, usaha, dan kerja keras yang tinggi, kamu pasti bisa keluar dari masalah ini.
Kamu mau kan dipanggil sebagai seorang mukmin. Nah, di antara ciri seorang mukmin adalah yang Allah sebutkan dalam Surat Al-Mu`minun ayat 5-7:
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,(*) Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.(*). Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.”[Q.S. Al Mukminun 5-7].
Sebagian ulama menjadikan ayat di atas sebagai landasan diharamkannya onani dan masturbasi. Karena, orang yang melakukan onani dan masturbasi termasuk mencari selain yang Allah telah halalkan. Yang berarti telah melampaui batas sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Imam Asy-Syafi’i, Imam Malik, dan ulama lainnya berdalil dengan ayat ini tentang diharamkannya onani. Hal ini juga disebutkan oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya. (Adhwa`ul Bayan)
Nah, buat kamu yang sudah terlanjur ‘ketagihan’ melakukannya, kami sebutkan beberapa hal yang bisa kamu lakukan buat meredakan ‘dorongan jiwa’ ini. Terapi yang ditempuh untuk menghilangkan kebiasaan haram ini di antaranya adalah:
- Bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Merasa senantiasa diawasi oleh Allah di mana pun berada, di kamar tidur, kamar mandi, dan di semua tempat. Seluruh aktivitas kamu nggak ada yang tersembunyi bagi Allah. Semua yang kamu lakukan akan dicatat, lalu kamu akan dapati seluruh amalannya tercatat dalam catatan amal. Allah berfirman yang artinya, “Dan diletakkanlah catatan amal, lalu engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dosa takut terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Aduhai celaka Kami, kenapa kitab ini tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.’ dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan. dan Rabbmu tidak menzalimi seorang pun”.[Q.S. Al-Kahfi:49].
- Menikahlah. Onani dan masturbasi disebabkan dorongan syahwat yang kuat. Jadi, bagi yang mampu menikah, menikahlah. Lagipula, menikah itu banyak banget untungnya lho.
- Kalau belum mampu menikah, lemahkan syahwat kamu dengan puasa. Untuk poin dua dan tiga ini, Rasulullah bersabda dalam riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Ibnu Mas’ud z yang artinya, ”Wahai para pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah. Adapun yang belum mampu berpuasalah, sesungguhnya puasa adalah tameng baginya.”
- Sibukkan diri kamu dengan kegiatan yang bermanfaat, amal shalih, bekerja, belajar, olah raga, dan yang lainnya. Jangan banyak melamun atau kosong dari amal shalih.
- Cari teman baik yang bisa mengingatkan dan menasehati.
- Hindari pemicu syahwat, seperti ikhtilat (campur baur lawan jenis), tidak menjaga pandangan dan yang lainnya.
- Berdoa kepada Allah, memohon kepada-Nya untuk mengilangkan kebiasaan buruk ini. Plus, berusaha sekuat tenaga agar tidak terjerumus ke dalam maksiat ini.
- Jangan pernah memandang remeh satu dosa pun. Al-Qadhi ‘Iyadh v mengatakan, “Ketika engkau meremehkan dosa, ketika itu pula akan besar di sisi Allah. Ketika engkau menganggap besarnya dosa, ketika itu pula akan menjadi kecil di sisi Allah.” Tumbuhkan rasa takut kepada Allah. Abdullah bin Masud z mengatakan, “Seorang mukmin melihat dosanya seolah-olah seperti melihat gunung yang khawatir akan runtuh menimpanya. Adapun seorang pendosa melihat dosanya seolah lalat yang hinggap pada hidungnya, ia kipaskan begitu saja dan terbang”. [Riwayat Al-Bukhari dan Muslim].
- Catat dan ingat-ingat ucapan Nabi ` ini, “Siapa saja yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik darinya.” [H.R. Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani v dengan disandarkan kepada Imam Ahmad]. Pengen dong yang lebih daripada kesenangan ‘sekejap’ yang langsung lenyap.
- Jangan menyerah, selalu semangat dan minta pertolongan kepada Allah. Rasulullah ` bersabda,”Bersemangatlah dalam setiap yang bermanfaat bagimu dan mintalah selalu pertolongan Allah, jangan lemah.” [H.R. Muslim dari sahabat Abu Hurairah z].
- Coba kamu renungkan, Allah telah menciptakan kamu, memberikan segala fasilitas buat kamu, melimpahkan nikmat-Nya lahir dan batin. Allah ta’ala berfirman, “Tidakkah kalian perhatikan bahwasanya Allah telah menundukkan untuk kalian apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” [Q.S. Luqman:20]. Kenapa justru kamu balas dengan maksiat?
- Poin terakhir, kami ingatkan, semakin besar dan berat usaha kamu, semakin besar pula pahalanya di sisi Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, dari Aisyah Radhiyallaahu ‘anha, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi Wasallam` bersabda yang artinya, ”Sesungguhnya balasanmu sesuai dengan kadar keletihanmu.”
Sumber: http://tashfiyah.net/2011/06/agar-sembuh-onani-ayo-kamu-bisa/
Menghilangkan Kebiasaan Onani
Assalamu’alaikum.
Saya seorang remaja muslim yang terjebak kebiasaan buruk onani. Saya tahu hal tersebut adalah kesalahan dan saya ingin menghentikannya tapi saya belum mampu. Tolong berikanlah saya nasihat bagaimana cara menghentikannya. Dan tolong beritahukan saya apa akibat buruk onani bagi kesehatan dan dampaknya dalam hubungan suami isteri setelah menikah. Karena ada beberapa kalangan termasuk ahli kedokteran yang menganggap perbuatan onani adalah normal, padahal yang saya tahu apa yang dilarang Allah Ta’ala untuk dikerjakan manusia adalah agar mereka menjauhinya agar tidak mengerjakannya untuk kepentingan (kemanfaatan) manusia sendiri.
Fulan di bumi Allah
Dijawab oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah As Sarbini Al- Makassari
Wa’alaikumsalam warahmatullah. Benar apa yang anda katakan bahwa apa yang dilarang oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala atas hamba-hamba-Nya adalah demi kepentingan dan maslahat manusia sendiri. Tidaklah seorang hamba mengerjakan sesuatu yang haram kecuali pasti membahayakan dirinya sendiri. Di antara perbuatan haram yang terlarang adalah melakukan onani, apalagi sampai pada tahap jadi kebiasaan.
Jadi perbuatan onani bukanlah perbuatan normal yang biasa-biasa saja. Para ulama dan ahli kesehatan juga telah menyatakan adanya mudharat yang akan merusak kesehatan pelakunya serta melemahkan kemampuan berhubungan suami-istri ketika berkeluarga. Selain itu pula onani merupakan perangai buruk yang rendah dan hina serta memalukan. Seorang muslim yang berakal dan berakhlak mulia akan menjaga dirinya semaksimal mungkin dari perbuatan yang hina ini. Barangsiapa terjebak dengan kebiasaan buruk ini, maka kami nasihatkan kepadanya hal-hal berikut ini:
- Hendaklah bertaubat kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan memohon ampunan-Nya.
- Menyabarkan diri agar tidak terjatuh kembali ke dalam kebiasaan buruk itu dan memohon pertolongan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala agar mampu menghindarinya.
- Segera menempuh solusi yang akan membebaskannya dari onani dengan cara menikah, jika sudah mampu biaya untuk itu.
- Jika belum mampu menikah, hendaklah memperbanyak puasa hingga syahwatnya benar-benar hilang dan luluh dengan puasa.
- Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan ibadah dan kegiatan duniawi yang bermanfaat baginya untuk mengalihkan pikirannya dari onani.
- Menjauhkan diri dari hal-hal yang membangkitkan syahwat, seperti melihat wajah dan sosok wanita secara langsung atau melalui gambar, bercampur baur (ikhtilat) dengan wanita, dan yang semisalnya yang bisa membangkitkan syahwat.
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Bersemangatlah engkau untuk meraih apa-apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, serta janganlah engkau berputus asa.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu)
Sumber: http://asysyariah.com/menghilangkan-kebiasaan-onani.html
repost: kaahil.wordpress.com