Jumat, 21 Juni 2013

Online! Bertakwalah!!!



Siswi kelas 2 SMP di sebuah sekolah negeri di Sidoarjo menghilang dari rumah kedua orang tuanya dari Tangerang. Ia ditemukan oleh polisi pada Selasa dini hari di Tangerang bersama pacar yang ia kenal lewat Internet.Yang mengejutkan, kepada polisi ia mengaku telah bersebadan dengan pacarnya itu sebanyak tiga kali selama kabur (Kompas.com 11/01/2010)

Seorang Ibu di Florida, Amerika Serikat merasa terganggu dengan tangisan bayinya ketika ia sibuk bermain game online di jejaring sosial Facebook. Ia lalu membunuh bayinya sendri dengan cara mengguncang-guncangkannya beberapa kali.(JPNN 29/10/2010)

Internet merupakan teknologi yang kini sangat digandrungi kaum muda. Berbeda dengan menonton televise yang bersifat pasif, melalui media internet kita bisa aktif berpartisipasi, menyampaikan aspirasi melalui website atau blog, menjalin relasi melalui jejaring social seperti twitter atau facebook, saling berbagi informasi di forum seperti Kaskus, atau bahkan mengeruk keuntungan dengan menjalankan bisnis online. Namun, seperti pisau dapur yang bisa digunakan untuk menyakiti orang lain, internet juga memiliki sisi negative. Ia bisa digunakan untuk hal-hal buruk seperti pornografi, judi, ataupun penipuan.

Berbeda dengan dunia nyata yang menghadapi orang secara langsung, dalam dunia internet, orang lain tidak merasa canggung lagi dalam berinteraksi. Hal ini sering berdampak negative, karena pengguna internet tidak lagi mempedulikan bagaimana keadaan orang yang dihadapi di luar sana. Ia bisa dengan santai mengeluarkan kata-kata kasar kepada orang lain di internet. Fenomena jejaring social seperti facebook (seperti yang dikutip di awal artikel) telah menunjukannya.Hal ini malahan bertolak belakang dengan tujuan dibuatnya situs tersebut, yaitu agar kita bisa berinteraksi kembali, menyambung silaturahmi dengan teman dan saudara secara baik.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada remaja moderen, adanya internet justru membuat interaksi mereka dengan dunia nyata justru menjadi berkurang. Mereka menghindari pertemuan-pertemuan karena merasa lebih nyaman untuk berinteraksi via komputer, dan bahkan merasa resah jika meninggalkan komputer atau handponenya sebentar saja. Perilaku ini lambat laun akan membuat mereka menjadi tidak percaya diri lagi dalam bertemu orang lain. Ia menjadi malu, tidka bisa menyampaikan pikirannya secara langsung. Ia tidak mengerti bagaimana membaca bahasa tubuh orang lain. Kepekaan sosialnya menjadi berkurang. Sehingga, akhirakhir ini ditemui banyak remaja yang supel di dunia maya, namun menjadi sangat pendiam jika kita menemuinya secara langsung.

Merupakan salah satu karakteristik remaja bahwa ia ingin diakui, dianggap hebat dan gaul oleh lingkungan pergaulannya. Melalui internet, hal ini bisa menjadi mudah. Ia rajin mengupdate status facebook agar dikomentari oleh teman-temannya. Apapun ia tulis, bahkan untuk hal-hal yang merupakan aib. Padahal Rosululloh mengajarkan, "Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta apabila ia mengatakan apa saja yang diketahuinya".

Yang paling memprihatinkan, tidak sedikit remaja putri yang memasang fotonya dengan pakaian yang minim yang tidak senonoh, untuk menarik lelaki lain berinteraksi dengannya. Na'udzubillah min dzalik.

Berinternet bahkan sudah menjadi "oksigen" bagi sebagian remaja. Ia bisa duduk seharian di depan komputer, tidak peduli dengan sekelilingnya. Asyik membuka artikel di Kaskus sampai tengah malam, dan sibuk memberikan komentar di status Facebook temannya. Saking tidak bisa beranjak dari internet, kalau sudah bosan, tidak ada lagi yang bisa dilakukan, ia lalu mengalihkan perhatiannya, mulai mengakses pornografi. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.

Padahal ALLOH berfirman yang artinya : "Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholih, saling mewasiatkan, dengan kebenaran dan saling mewasiatkan dengan kesabaran." (QS. Al- 'Ashr: 1-3)

Saudaraku...
Sudahkah Engkau mengalami gejala seperti diterangkan di atas? Apakah Engkau menghabisan waktumu berinternet dalam hal-hal yang tidak bermanfaat, yang justru malah mendatangkan kerusakan bagimu?

Jika ya, maka bertakwalah!

Jadilah hamba ALLOH yang bersyukur atas nikmatnya. Nikmat mengakses internet manfaatkanlah untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Kunjungilah situs-situs yang bermanfaat, yang menambah keimanan kepada ALLOH, yang membuatmu tahu dan mengerti tentang islam. Atau _jika ALLOH memudahkanmu- jadikanlah internet sebagai media dakwah. Engkau bisa menyampaikan kebaikan dengan menyebarkan ayat-ayat ALLOH dan perkataan Rosul.Kenalkan umat ini dengan ulamanya. Sebarkan kebaikan islam di dunia maya.

Namun, jangan sampai hal tersebut mendominasi kehidupanmu. Ingatlah, bahwa kita hidup di dunia nyata. Kita harus belajar bagaimana menghadapi orang lain di dunia nyata. Dengan berinteraksi di dunia nyata, kita akan belajar kapan harus bersabar, kapan harus mengalaha, kapan harus menolng orang lain. Hal inilah yang tidak akan kita dapatkan di dunia maya. 

Kita adalah makhluq sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan bantuan orang lain di dunia nyata. Bergaullah dengan tetangga dengan cara yang baik. Mulailah salam kepada mereka, perhatikan mereka, tolong-menolongllah dalam kebaikan dan ketaqwaan. Semoga ALLOH memudahkan kita dalam melakukannya, karena silaturahmi dengan lingkungan terdekat sekarang ini adalah hal yang semakin jarang ditemui dalam kehidupan remaja saat ini. Kita sibuk sekolah, sibuk berteman dengan handphone dan komputer, lalu tidak memperhatikan orang-orang di sekeliling kita secara langsung.

Saudaraku... 
Manfaatkanlah waktu mudamu untuk hal-hal yang berguna. Masa mudamu adalah masa keemasan. Tenagamu sedang melimpah dan kecerdasanmu sedang berada pada puncaknya. Manfaatkanlah itu dalam wujud syukur kepada ALLOH, manfaatkanlah untuk mendekatkan diri kepada ALLOH. 

"Pergunakanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum masa pikunmu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu" (HR Al Hakim, dishohihkan oleh Syaik Al Albani)

oleh: Ristyandani, tim majalah Tashfiyyah

 

 

Powered by Blogger