Rabu, 07 Desember 2011

ASKEP GLAUKOMA

o Glaukoma adalah penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan
o Kelompok penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata. Saraf optic menyambung jaringan – jaringan penerima cahaya (retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi penglihatan.


INSIDEN
 > 50000 di USA buta karena glaucoma
 1,5 ^ kulit hitam
 Umur > 40 tahun
 Prevalensi kulit putih 5x lebih rendah daripada kulit hitam
 Kebutaan dapat dicegah jika perawatan lebih awal dengan obat, laser dan pembedahan
 Lebih banyak menyebabkan kebutaan daripada katarak
 Setelah terjadi hilangnya penglihatan, maka tidak dapat disembuhkan kembali


PATOFISIOLOGI
 Tekanan yang tinggi akan merusak sel retina dan serabut saraf
 Ruang penglihatan menjadi sempit / kehilangan lapang pandang (skotoma) dan akhirnya buta
 TIO dalam bola mata meningkat karena adanya kerusakan saraf
 TIO bervariasi sesuai siklus diurnal dan posisi tubuh
 Peningkatan TIO menghambat suplai darah ke saraf optik dan retina
 Peningkatan TIO > 23 mmHg butuh evaluasi lebih lanjut, variasi tidak melebihi 2-3 mmHg
 Jaringan terjadi iskemi dan secara bertahap kehilangan fungsinya
 Bagi mata sehat keluar masuknya cairan aqueous humor seimbang


ETIOLOGI
 Tekanan bola mata di atas 21 mmHg (normal 10 – 20 mmHg)
 Glaukoma akut / kronis tergantung lamanya gangguan
 Primer dan sekuder tergantung apakah penyebab tunggal atau kondisi lain
 Terbuka dan tertutup menggambarkan besarnya sudut antara kornea dan iris







STADIUM PADA GLAUKOMA
1) Prodarmal
2) Akut
3) Absolut
4) Degenaratif
5) Kronik


FAKTOR RESIKO
 Usia >40 tahun
 Riwayat keluarga, 6x lebih besar, kakak adik, orangtua anak
 Tekanan bola mata > 21 mmHg
 Obat – obatan : steroid tetes mata, anti depresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin oksidase (MAO), antikolinergik dan antipasmotik, dan obat anti – parkinson
 Riwayat luka atau trauma
 Penyakit lain : DM, HT, Migren, episode syok, penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, tiroid, pernapasan, demielinisasi
 Ras


GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA
Biasanya disebut glaukoma kronis atau pencuri penglihatan, karena pasien tidak sering menyadarinya. Pada umumnya mulai terjadi pada usia di atas 40 tahun.
Glaukoma sudut terbuka ada 3 macam, yaitu glaukoma primer (ditandai dengan atrofi saraf optikus dan kavitasi mangkuk fisiologis dan efek lapang pandang yang khas), glaukoma tegangan – normal (derajat TIO normal ditentukan berdasarkan statistik populasi. Pada beberapa orang, TIO dengan batas normal bisa saja terlalu tinggi untuk kesehatan saraf optikus jangka lama) dan glaukoma sekunder (peningkatan TIO disebabkan oleh peningkatan tahanan aliran keluar humor aqueous melalui jaring – jaring trabekuler, kanalis Schlemm dan sistem vena episkleral).


GLAUKOMA PRIMER TERTUTUP
Glaukoma tipe ini yang banyak terjadi pada ras Asia, termasuk indonesia. Glaukoma ini terbagi atas akut dan kronis. Pada keadaan akut, sudut bilik mata depan akan tertutup secara mendadak, seperti selapis kertas yang menutup saluran keluar.
Tekanan bola mata akan naik secara tiba – tiba (akut). Gejala klinisnya, seperti tajam penglihatan menurun mendadak, tampak pelangi saat melihat lampu, sakit di sekitar mata, sakit kepala, rasa mual sampai muntah. Bila tidak segera diobati menyebabkan kebutaan.
Tipe kronis, gejalanya mirip glaukoma sudut terbuka. Bedanya adalah sudut bilik mata depannya tertutup. Namun, ini hanya dapat diketahui stelah pemeriksaan oleh dokter mata.
Glaukoma sekunder, yang dapat terjadi akibat kecelakaan atau trauma, obat tertentu (steroid), tumor, jaringan udem, reaksi peradangan dan pembuluh darah yang tiak normal (sering karena diabetus melitus).
Glaukoma konginetal, sudut bilik mata depan terbentuk secara tidak normal sejak lahir. Orangtua akan melihat bayinya sebagai berikut : bola mata tampak lebih besar dari normal, kornea tidek jernih, takut melihat cahaya dan keluar airmata bila kena cahaya.
Selain jenis yang ada di atas, ada tipe lain dari glaukoma primer tertutup ini yaitu glaukoma dengan mekanisme kombinasi. Glaukoma ini merupakan kombinasi dua atau lebih bentuk kelompok ini. Glaukoma tipe inni yang sering terjadi adalah glaukoma sudut terbuka yang mengalami komplikasi galukoma penutupan – sudut.


MANIFESTASI KLINIK
 Peningkatan TIO
 Saraf optik melekuk
 Cacat lapang pandang

Hasil pemeriksaan diagnostik :
 Opthalmoscope : saraf optik atrophy dan melekuk
 Blind spot terlihat di awal chronic – angle glaucoma
 A slit lamp examination : kekeruhan kornea dan konjungtiva eritema pada angle – closure glaucoma, aqueos bilik anterior keruh dan pupil reaktif
 Gonloscopy : menentukan dalamnya sudut bilik anterior dan memeriksa kondisi abnormal sudut dalam lubang penyaring.


DETEKSI DINI GLAUKOMA
Pemeriksaan mata yang dilakukan adalah mengukur tekanan bola mata dengan tonometer, melihat saraf mata dengan oftalmoskop dan memeriksa lapang pandang / titik buta dengan perimetri.


PENGAMBILAN GAMBAR SARAF OPTIK
Deteksi adanya progresivitas kerusakan saraf mata kea rah perburukan dapat dideteksi dengan alat – alat canggih, seperti HRT (Heidelberg retinal tomography) dan OCT (optical coherence tomoghraphy).


ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENDETEKSI GLAUKOMA
 Humprey visual field, pengetesan lapang pandang, untuk pendeteksian kerusakan penglihatan khas glaukoma
 Non contact tonometry, untuk mengukur tekanan bola mata
 Pemeriksaan sudut bola mata dengan kontak lens khusus
 Pemeriksaan saraf mata dengan kontak lens khusus
 Pemeriksaan tekanan bola mata dengan aplanasi
 Visante, mengukur ketebalan kornea mata. Kornea adalah ”jendela” mata kita yang terdapat di bagian depan sebelah luar mata. Dengan mengukur ketebalan kornea mata akan membantu pengukuran tekanan bola mata secara lebih akurat.


MANAJEMEN MEDIK
- Tujuan :
Memfasilitasi aliran aqueous melalui slauran yang tersisa sehingga TIO turun
- Dapat melalui penggunaan :
• Miotik opikal, mengkontriksikan pupil dan meningkatkan aliran
• Epinephrine topikal, meningkatkan aliran
• Beta blocker atau alpha adregenik, mensupresi sekresi humor aqueous
• Inhibitor anhidrase karbonic oral, mengurangi produksi humor aqueous
• Anti emetik jika mual
• Antagonis beta – adreganik, bahan hipotensif yang paling banyak digunakan karena efektivitasnya pada berbagai macam glaukoma dan tidak menyebabkan efek samping yang biasa disebabkan obat lain
• Diuretika osmotik, menurunkan TIO dengan meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik air dari mata ke dalam peredaran darah
• Bahan kolinergik, digunakan dalam penanganan glaukoma jangka pendek dengan penyumbatan pupil akibat efek langsungnya pada reseptor parasimpatis iris dan badan siliaris

Bila terapi medik tidak efektif, dilakukan pembedahan atau kombinasi.


MANAJEMEN PEMBEDAHAN
 Laser trabeculoplasty
Membuka trabekula sehingga menghasilkan scar yang akan mempererat serabut trabekula dan meningkatkan aliran humor aqueous.
 Filtering procedure
Meningkatkan aliran saluran dari bilik anterior ke ruang sub konjungtiva, humor aqueous diabsorpsi pembuluh darah konjungtiva.
 Ciliodestructive procedure
Bila kedua operasi di atas gagal. Merusak badan siliaris dan menurunkan produksi humpr aqueous.
 Trabekulektomi
Suatu tindakan yang membuat saluran kecil dari bilik mata depan ke konjungtiva, untuk menurunkan tekanan di dalam bola mata.
 Laser glaukoma, untuk memperbaiki aliran humor aqueous dan menurunkan TIO.
 Bedah glaukoma, untuk menurunkan TIO.





PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
 Data Demografi :
- Umur
- Ras
 Riwayat keluarga adanya glaukoma
 Riwayat klien adanya pembedahan mata, masalah mata lain, infeksi, trauma mata, penyakit sistemik
 Riwayat penggunaan obat tetes steroid
 Riwayat alergi pengobatan
 Pemeriksaan fisik
 Minta klien deskripsikan perubahan penglihatan : adanya blind spot, penurunan tajam penglihatan
 Koping klien terhadap perubahan penglihatan : cemas, berduka karena mungkin akan ada kebutaan
 Persepsi klien tentang glaukoma dan efeknya terhadap kehidupan klien
 Identifikasi koping yang efektif di masa lalu : loneliness

DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA) :
 Risiko jatuh b.d keterbatasan penglihatan
 Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan dan transmisi sensori
 Resiko infeksi b.d meningkatnya kerentaan akibat sekunder pembedahan mata
 Resiko tidak efektifnya regimen terapeutik b.d insufisiensi pengetahuan
Masalah kolaborasi :
 PC : Peningkatan TIO

PERENCANAAN
 Gangguan Persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan dan transmisi sensori, Peningkatan TIO
Tujuan : klien dapat mempertahankan fungsi penglihatan optimal
Kriteria hasil : klien akan
 Melaporkan tidak adanya penurunan penglihatan lebih jauh
 Mendemonstrasikan kemampuan melakukan ADL
 Mendemonstrasikan pengobatan mata sendiri
 Mengenal tanda dan gejala komplikasi

INTERVENSI
- Kaji tingkat pengetahuan klien
- Berikan informasi tentang glaucoma dan cara perawatannya
- Diskusi efek camping pengobatan
- Validasi apakah klien / keluarga sudah menegrti apa yang sudah dijelaskan
- Olaborasi pemberian obat
- Monitor pemberian obat
- Bila klien akan dilakukan pembedahan :
o Kaji tingkat pengetahuan dan kecemasan tentang prosedur pembedahan
o Jelaskan tentang prosedur pembedahan
 Resiko injury b.d keterbatasan penglihatan
Definisi : status dimana individu beresiko mengalami injury sebagai akibat dari interaksi antara kondisi lingkungan dengan kondisi pertahanan tubuh dan kemampuan adaptasi.
Kriteria Hasil : klien akan
♣ Mengidentifikasi faktor yang meningkatkan resiko injury
♣ Mendemonstrasikan perilaku, perubahan gaya hidup untuk mengurangi resiko dan mencegah injury
♣ Memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan keamanan
Intervensi :
 Tentukan ketajaman penglihatan
 Orientasikan lingkungan sekitar klien
 Observasi adanya tanda – tanda disorientasi
 Pasang side rail
 Dekati klien dari sisi yang tidak terganggu
 Dorong SO tinggal dengan klien
 Ingatkan klien untuk menggunakan kacamata
 Letakkan bel panggil pada posisi yang mudah dijangkau klien


 Peningkatan TIO
Definisi : menggambarkan seseorang yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami peningkatan produksi humor aqueous atau hambatan alirannya yang mneyebabkan kompresi serabut saraf dan pembuluh darah di lempeng optik.
Faktor resiko :
- glaukoma
- transplantasi kornea
- trauma mata
- operasi mata
Tujuan :
♣ Perawat akan mengelola dan mencegah / meminimalkan peningkatan TIO
Intervensi :
♣ Dorong pembatasan aktivitas post operasi yang dianjurkan, yaitu menghindari :
- Membungkuk
- Menggerakkan kepala tiba – tiba
- Valsava manuver
♣ Dorong penggunaan pelindung mata
♣ Monitor adanya perdarahan, luka robek
♣ Monitor tanda dan gejala peningkatan TIO :
- Mual
- Nyeri
- Melihat ’HALO’
♣ Berikan antiemetik jika mual
♣ Monitor ketajaman penglihatan dan cacat adanya perubahan – perubahan
♣ Posisikan klien terlentang dengan kepala ditinggalkan, berputar pada sisi yang sehat
♣ Jaga ketenangan lingkungan, batasi stimulus dan aktivitas eksternal

EVALUASI
- Kaji tingkat pencapaian kriteria hasil yang diharapkan
- Adaptasi terhadap keterbatasan penglihatan pmemerlukan waktu yang individual

POST HOSPITAL CARE
- Tanda infeksi
- Peningkatan TIO
- Memakai pelindung mata
- Perawatan luka
- Waktu kontrol
- Teknik medikasi
- Adaptasi terhadap perbaikan penglihatan
Powered by Blogger