Rabu, 21 Desember 2011

SATUAN ACARA PENYULUHAN LUKA BAKAR



Bidang Studi   : Ilmu Kebidanan
Topik               : Kesehatan
Sub Topik        : Luka Bakar
Sasaran            : Bapak P dan Ibu P
Hari/Tanggal   : Senin/1 September 2008
Tempat            : Rumah Bapak P
Waktu             : Pukul 10.00-11.00 WIB

I.       Tujuan Instruktusional Umum
Pada akhir penyuluhan diharapkan Bapak P dan keluarga dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan pertama terhadap luka bakar

II.    Tujuan Instruktusional Khusus
      Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Ibu P mampu:
1.      Menjelaskan penyebab luka bakar
2.      Mengetahui bahaya terjadinya luka bakar
3.      Mengetahui cara mencegah terjadinya luka bakar
4.      Mengetahui pertolongan pertama pada luka bakar

III. Materi (Terlampir)
1.      Penyebab luka bakar
2.      Bahaya terjadinya luka bakar
3.      Cara mencegah terjadinya luka bakar
4.      Pertolongan pertama pada luka bakar

IV. Metode
-          Ceramah
-                      Tanya jawab
V.    Media
-                      Leaflet


VI. Kegiatan Penyuluhan
NO
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan klien
1
3 menit
Pembukaan
-          Memberi salam
-          Menyampaikan tujuan penyuluhan
-          Menjelaskan materi yang akan diberikan
-    Menjawab salam
-    Mendengar dan memperhatikan

2
15 menit
- Memberikan penjelasan secara berurutan dan teratur tentang:
1.      Menjelaskan penyebab luka bakar
2.      Menjelaskan bahaya terjadinya luka bakar
3.      Menjelaskan cara mencegah terjadinya luka bakar
4.      Menjelaskan pertolongan pertama pada luka bakar
- Memberikan kesempatan Ibu P dan keluarga untuk bertanya
- Memberi pujian atas pertanyaan
- Memperhatikan








-    Bertanya
-    Menjawab

3
5 menit
Evaluasi
-          meminta Ibu P untuk mengulang kembali penjelasan yang diberikan
-          Memberi pujian pada ibu P
-          Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan waktunya
-          Mengucapkan salam

-      Memperhatikan





- Menjawab




VII. PENGESAHAN

                                                                           Yogyakarta, 1 September 2008
                     Ketua RT                                                 Pemberi Penyuluh



                 Ainurrahman                                               Laili Masruroh

Mengetahui
Pembimbing PKL



Drs. Sugianto, A.Md. Kep, M.Kes



















LUKA BAKAR

A.    Penyebab Luka Bakar
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh tiap orang, terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak-anak, setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari luka bakar yang paling ringan yaitu akibat sengatan matahari, hingga yang terberat, menyebabkan kematian.Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dapat disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel listrik yang terbuka, petir atau bahan kimiawi seperti asam atau basa kuat.
Gejala yang ditimbulkan, tergantung dari berat-ringannya luka bakar yang terjadi. Dari hanya menimbulkan kemerahan di kulit, melepuh, hingga menyebabkan kerusakan parah pada jaringan kulit. Rasa nyeri terjadi bila kerusakan pada bagian luar kulit, tapi bila kerusakannya lebih berat malah rasa nyeri tidak timbul. Ini dikarenakan sel-sel saraf yang menghantarkan rasa nyeri ke otak, rusak terbakar. Luka bakar yang berat umumnya membutuhkan perawatan yang lama, mungkin memerlukan bedah kosmetik untuk menghilangkan bekas luka dan rehabilitasi pada persendian yang sulit digerakkan.
B.     Bahaya Luka Bakar
Luka bakar sangat berbahaya. Jika salah dan terlambat dalam penanganan, akan berakibat kematian. Dan mitos2 yg beredar di masyarakat turut serta mempersulit proses pengobatan tersebut. Karena itu perlu kita ketahui, apa saja larangan pada penderita luka bakar.
Luka bakar bukan merupakan penyakit. Tapi menjadi penyakit bila tak segera ditanggulangi. Tak hanya api, listrik pun dapat menyebabkan luka ini. Selain terbakarnya kulit, luka bakar bisa juga terjadi pada jaringan bawah kulit, seperti otot hingga tulang. Inhalasi asap dan terperangkapnya udara panas saat kebakaran gedung dan rumah, menyebabkan terjadinya proses oedema saluran, yaitu suatu keadaan yang mampu mengakibatkan pembengkakan pernapasan pada korban, sehingga si penderita akan merasa tercekik dan tidak bisa bernapas, lalu hilang kesadaran hingga terjadi luka bakar. ”Tubuh kita penuh dengan cairan. Dan akan segera hilang akibat luka bakar yang meluas di sekujur tubuh.
C.    Cara Mencegah Terjadinya Luka Bakar
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah erjadinya luka bakar bagi anak- anak di rumah:
I. Dapur
  • Jauhkan anak-anak dari oven dan pemanggang. Ciptakan zona larangan di sekitarnya untuk anak-anak
  • jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak. Jangan pernah membawa makanan panas dan minuman panas dengan satu tangan dengan ketika ada anak-anak di sekitar anda
  • jangan masukkan botol susu anank ke dalam mikrowave; dapat menimbulkan daerah yang panas
  • cicipi setiap makanan yang akan dihidangkan
  • singkirkan taplak meja menjuntai ketika di rumah ada anak yang seang belajar merangkak
  • jauhkan dan simpan bahan kimia (pemutih, amonia) yang dapat menyebabkan luka bakar kimia.
  • simpan korek api, lilin jauh dari jangkauan. Jangan pernah biarkan lilin menyala tanpa pengawasan.
  • Beli alat-alat listrik dengan kabel yang pendek dan tidak mudah lepas atau menggantung.
II. Kamar mandi
  • Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak
  • Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120°F (48,8°C) atau lebih rendah. Umumnya air panas untuk anak sebaiknya suhunya tidak lebih dari 100°F (37,7°C).
  • Jangan biarkan anak bermain dengan keran atau shower.

III. Di setiap ruangan
  • Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan kabel listrik
  • Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi
  • Pasang detektor asap dan periksa baterai minimal satu tahun/kali
D.    Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar

Secara sistematik dapat dilakukan 6c  yaitu: clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.
Cooling :
  • Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar
  • Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi
  • Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia
  • Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari superficial partial- thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan
Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan penghilang nyeri berupa : Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg. Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (airway, breathing, Circulation)

·               Airway and breathing
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.

·               Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu 1cc/kgBB/jam.

A. Tatalaksana luka bakar minor
Pemberian pengurang rasa nyeri harus adekuat. Pada anak-anak dapat membutuhkan morfin sebelum penilaian luka bakar dan pembalutan awal. Pada luka bakar mengenai anggota gerak atas disarankan imobilisasi denga balut dan bidai Pemeriksaan status tetanus pasien Pembalutan tertutup disarankan untuk luka bakar partial thickness. Cairan yang keluar dari luka bakar menentukan frekuensi penggantian balutan. Gelembung cairan (blister) memiliki fungsi untuk proteksi dan mengurangi rasa sakit bila tetap dibiarkan utuh selama beberapa hari. Jika gelembung cairan kecil, tidak berada di dekat sendi dan tidak menghalangi pembalutan maka dapat tidak perlu dipecahkan. Gelembung cairan yang besar dan yang meliputi daerah persendian harus dipecah dan dibersihkan. Gelembung cairan yang berubah menjadi opak/keruh setelah beberapa hari menandakan proses infeksi sehingga perlu untuk dibuka dan dibalut.



B. Luka bakar superfisial/dangkal
Dapat dibiarkan terbuka. Pada bayi yang menunjukakan kecenderungan terbentuknya gelembung cairan atau penggarukan dapat dittup perban untuk proteksi.

C. Luka bakar sebagian (partial thicknes)
Dilakukan pembersihan luka dan sekelilingnya dengan salin (larutan yang mengandung garam-steril). Jika luka kotor dapat dibersihkan dengan clorhexidine 0,1% lalu dengan salin. Luka bakar superfisial partial thickness dapat ditutup dengan kasa yang tidak menempel lalu dibalut atau di plester Luka bakar deep partial thickness dilakukan penutupan dengan kasa yang tidak lengket dan diberikan antimikroba krim silverdiazin. Bila luka bakar dangkal tidak menyembuh dalam 7-10 hari, atau menunjukkan tanda-tanda terinfeksi atau ternyata lebih dalam maka rujukan sebaiknya dilakukan. Kemungkinan timbulnya jaringan parut yang berlebihan (scar hipertrofik) harus dipikirkan apabila dalam waktu 3 minggu luka bakar belum juga menyembuh.

D. Luka bakar mayor
Airway and breathing (jalan napas dan pernapasan) Apabila ada tanda-tanda luka bakar pada saluran napas atau cedera pada paru-paru maka intubasi dilakukan secepatnya sebelum pembengkakan pad jalan napas terjadi.

E. Terapi Cairan
Jika luas area luka bakar >10% maka lakukan resusitasi cairan dan lakukan penghitungan cairan dari saat waktu kejadian luka bakar. Pasang kateter urin jika luka bakar>15% atau luka bakar daerah perineum NGT-pipa nasogastrik dipasang jika luka bakar>10% berupa deep partial thickness atau full thickness, dan mulai untuk pemberian makanan antara 6-18 jam

F. Pemberian anti tetanus diperlukan pada luka-luka sebagai berikut :
  • Disertai patah tulang
  • Luka yang menembus ke dalam
  • Luka dengan kontaminasi benda asing (terutama serpihan kayu)
  • Luka dengan komplikasi infeksi
  • Luka dengan kerusakan jaringan yang besar (contoh luka bakar)
  • Luka dengan kontaminasi tanah, debu atau produk cairan atau kotoran kuda
  • Implantasi ulang dari gigi yang tanggal.

G
. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan pada luka bakar mayor. Hal ini untuk menunjang tatalaksana, mengingat luka bakar mayor dapat menyebabkan kerusakan yang lebih berat dan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh yang berat. Hal ini harus dikenali sehingga bisa diatasi secepat mungkin.Pemeriksaan yang dapat dilakukan :Hemoglobin, hematokrit, elektrolit, gula darah, golongan darah, kadar COHb dan kadar sianida (pada luka bakar akiibat kebakaran di ruangan).











DAFTAR PUSTAKA

            http://www.mailarchive.com/dokter_umum@yahoogroups.com/msg01582.html. Tgl browse: 29 Agustus 2008


Powered by Blogger