PENCEGAHAN PMS
1. Edukasi dan konseling
a. Meyakinkan penderita PMS bahwa setiap wanita memiliki kodrat mendapatkan haid, walaupun keluhan PMS yang dimiliki berbeda-beda.
b. Anjurkan untuk mencatat siklus haid, dan kenali gejalanya serta keluhannya (sebagai langkah antisipasi untuk meminimalkan keluhan PMS).
2. Diet (pola konsumsi)
Batasi:
a. makanan tinggi garam dan karbohidrat (roti, kentang, nasi) menghindari edema
b. makanan yang digoreng dan tinggi lemak
c. susu dan produk olahannya (keju, es krim, yogurt, dll),
d. minuman tinggi kafein (kopi, teh) untuk menghindari ketegangan, insomnia, dan stress yang dapat memperparah PMS,
e. Kurangi / hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol,
Tingkatkan:
a. konsumsi ikan,ayam, biji-bijian untuk sumber protein protein (1,5gr/kg BB).
b. konsumsi sayuran hijau, vitamin B kompleks terutama B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega 6.
c. Pola makan sering tapi porsi kecil (menurut penelitian bahwa PMS berpengaruh terhadap gangguan pengambilan glukosa untuk dikonversikan menjadi energy).
3. Olahraga dan aktivitas fisik yang teratur.
olahraga akan menstimulasi endorphin dapat meningkatkan mood. Olah dapat meningkatkan kualitas tidur karena olahraga dapat mengurangi ketegangan.
4. berat badan,
hindari kenaikan berat badan yang signifikan menjelang haid, karena Berat badan berlebih akan beresiko PMS
5. obat-obatan.
PMS yang parah (sampai mengganggu aktivitas sehari-hari), perlu dibantu dengan obat-obatan.
a. Asam mefenamat (500mg 3Xsehari) untuk keluhan disminore pada PMS. Wanita yang alergi aspirin/memiliki resiko ulkus peptikum, sebaiknya hindari Asam mefenamat ini.
b. Pil KB dapat mengurangi disminore tapi tidak berpengaruh terhadap ketidakstabilan mood. Sehingga sebaiknya pil KB dihentikan jika emosiberlebih terjadi saat PMS.
c. Obat penenang (alparazolam/triazolam) dapat digunakan untuk wanita yang merasakan kecemasan, ketegangan berlebih, maupun kesulitan tidur.
PENANGANAN PMS
Menurut Rayburn (2001), terapi PMS dibagi menjadi 3 kategori:
1. Terapi simtomatik untuk menghilangkan gejala-gejala antara lain dengan diuretic untuk mengobati kembung, antidepresan dan antiansietas untuk menghilangkan depresi dan cemas, bromokriptin untuk mengatasi bengkak dan nyeri payudara dan antiprostaglandin untuk nyeri payudara, nyeri sendi dan nyeri musculoskeletal.
2. Terapi spesifik dibuat untuk mengobati etiologi yang diperkirakan sebagai penyebab PMS, antara lain: progesterone alamiah untuk mengatasi defisiensi progesterone dan pemberian vitamin B6.
3. Terapi ablasi digunakan untuk mengatasi PMS dengan cara menghentikan haid.
Naylor, C. Scott. 2004. Obstetri Ginekologi. Jakarta : EGC
http://dr.suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-prementrual-syndrome-pms.html
diakses pada Kamis 24 November 2011 19:17
http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_prahaid
diakses pada Kamis 24 November 2011 19:29