Rabu, 23 November 2011

contoh ceramah: BID’AH DI SEKITAR KITA YANG DIADOPSI DARI AGAMA LAIN

OLEH:
ARIFAH NUR KHASANAH
PSIK V A/090201056

Pelaksanaan:
Tempat : Masjid Al-Mubarokah Tompak, Wiladeg,
Karangmojo,Gunungkidul
Hari/ Tanggal : Senin/7 November 2011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2011 / 2012

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin, wassolaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil ambiyaai wal mursaliin, wa ‘alaa aali Muhammadin wa ashaabihil mujahidinattohiriina ‘amma ba’du.
Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji bagi Allah yang selalu melimpahkan nikmat, dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul di masjid yang penuh barokah ini untuk melaksanakan rangkaian Shalat Maghrib dan Shalat Isya’.
Keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap dilimpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya. Amin.
Terimakasih atas waktu yang diberikan kepada saya untuk memberi sediki tauziyah mengenai Bid’ah di sekitar kita.
Kaum Muslimin Rahimakumullah..
Ketika Islam masuk ke Indonesia, khususnya Tanah jawa, beratus tahun yang lalu melalui jalan damai. Karena saking damainya,Islam pada waktu itu mentolerir budaya Hindu merasuk ke dalamnya. Budaya Hindu ini tak mampu dihindari karena telah mengakar kuat pada masyarakat, karena Hindu lebih dahulu masuk ke Indonesia.Namun sampai kini nyatanya, masih banyak umat Islam masih menjalani tradisi nenek moyang yang tak jelas dalil nya yang shahih dari Al-Qur’an maupun hadist. Hal inilah yang disebut dengan Bid’ah, yaitu
Sebelum kita membahas contoh Bid’ah yang masih hidup di masyarakat, saya akan membacakan satu ayat yang menekankan bahwa Islam adalah agama yang suci, tidak bisa dicampur adukkan dengan kesyirikan dan kekufuran.
مُبِي يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Q. S. Al-Baqarah:208)

Bapak Ibu Jamaah shalat Maghrib yang dirahmati Allah..
Muslim yang menjadikan budaya non muslim menjadi bagian dari kehidupannya, maka pada dasarnya ia beragama dengan tidak kafah, dengan begitu ia telah mengikuti langkah syetan untuk menjerumuskan umat muslim agar tidak kafah dalam beragama. Tidak sedikit peribadahan umat Islam di Indonesia yang mengadopsi budaya syirik dan kufur, contohnya:
a. Tumpengan
Ketika ada acara apapun, tidak ketinggalan tumpeng lengkap dengan lauk hadir. Tumpeng artinya gunung, merupakan budaya Hindu symbol dari tempat bersemayam TriMurti (Dewa-Dewa Hindu). Lebih parahnya tumpeng bisa dijadikan sebagai symbol bai’at masuk agama Hindu. Hal ini menunjukkan bahwa tumpeng merupakan budaya yang penuh kesyirikan
b. Slametan/ Kenduri
Suatu upacara untuk menjauhkan diri dari kesialan, meminta pertolongan, keberhasilan, dsb. Dengan mempersembahkan sesajian berupa makanan, ingkung ayam, dsb. Pada agama Hindu ini dilakukan untuk menghindari hal buruk (kesialan, kegagalan, peperangan) terjadi. Ini tercantum pada kitab Siwa Sasana, bab Panca Maha Yatnya, kitab Sama Wedha hal. 373.
c. Upacara kematian
Acara brobosan, payung kematian, reroncean kembang warna-warni untuk hiasan peti dan taburan, sebar uang receh, peti mati, tumpengan bedhah bumi, ngijing sampai Acara memperingati kematian (3hari, 7hari, 40hari, 100hari, 1tahun, 2tahun, 1000hari), ditambah dengan sentuhan doa, tahlilan, bacaan-bacaan dan logika yang amburadul dari tokoh agama, menjadikan semua itu terkesan Islami. (Kitab Weda Smerti, hal.99)
d. Upacara perkawinan
Mulai dari mencari hari baik, menghitung weton, penjor, kembar mayang, injak telur, kembulan, dsb. Itu semua tercantum dalam kitab Yajur Veda dan Bhagavad Gita. Jelas bahwa itu budaya Hindu, dan kita yang melakukannya adalah melakukan kesyirikan.

e. Upacara kehamilan dan Kelahiran
Upacara neloni, mapati, mitoni, tingkeban, harus dilakukan kenduri memanggil tetangga untuk membaca doa agar janin selamat dari marabahaya. Setelah bayi lahir diadakan melek-melek (begadang sampai pagi) agar terhindar dari marabahaya di malam hari, setelah tali pusar putus dilakukan selamatan membuat nasi urap dibagikan kepada tetangga sebagai ucapan syukur karena bayinya selamat, dilanjutkan acara selapanan (35hari) untuk memberi nama bayi. Semua ini tercantum dalam kitab Upadesa Agama Hindu.
Bapak Ibu yang saya hormati,
Ironisnya dengan sentuhan oknum Islam, dibumbui dengan doa-doa yang dipimpin orang yang terpandang agamanya, menjadikan budaya tersebut seolah-olah budaya Islam. Islam dan Rasulullah sendiri tidak mengajarkan budaya-budaya ini, semua ini disadur dari budaya Hindu yang terlanjur melekat pada masyarakat.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia (akan menjadi) termasuk kaum tersebut.” (Abu Dawud).
Kaum Muslimin Rahimakumullah..
Allah sangat membenci orang yang menyekutukanNya, Allah tak akan mengampuni dosa kesyirikan. Mari saudara-saudara yang dirahmati Allah, saya mengajak kepada anda dan dri saya sendiri untuk sebisa mungkin menghindari kesesatan budaya-budaya yang seolah-olah berkamuflase sebagai budaya Islam. Bekali hidup anda dengan taqwa, jangan sampai menyentuh hal-hal berdosa seperti di atas. Semoga Allah selalu membimbing jalan kita agar selalu lurus, dan dijauhkan dari kesyirikan, kekufuran, dan kemusryikan. Amin.
Hanya ini yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. Banyak salah kata yang tak berkenan di hati Bapak Ibu saya mohon maaf.
Billaahi fii sabiililhaq fastabiqul khairat,
Wassalaamu ‘alaikum warohmatullaahi wabarakaatuh.

Karangmojo, 7 November 2011,
Mengetahui,
Takmir Masjid Al-Mubarokah

(SUPRIYATIN, S.SOS.)
Saran:


SAKSI I SAKSI II

(RAHAYU MARTHA S.) (WIWIK PRIHATMAWATI)
Saran:
Powered by Blogger