Oleh dr. Andi Dwihantoro, SpB, SpBA
dr. Faisal Darmawan
dr. Faisal Darmawan
Bulan Ramadhan merupakan bulan mulia yang dinantikan oleh setiap orang yang beriman. Semua umat muslim yang sehat dan sudah akil balig pada dasarnya diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh.
Sebagai orang yang beriman, tentu kita harus yakin bahwa tidak ada satu pun perintah yang Allah wajibkan kepada kita kecuali untuk kebaikan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Dan tidaklah kita menjalankan suatu syariat, melainkan hanya dengan harapan meraih ridha dan cinta-Nya semata, bukan untuk meraih sebagian hikmah duniawi yang kita temukan didalamnya. Hikmah yang kita dapatkan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang beriman, yang patut kita syukuri.
Puasa Ramadhan merupakan rukun keempat dalam Islam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada sembahan yang hak selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi haji ke Baitul Haram.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada hakikatnya, banyak sekali hikmah dan manfaat yang Allah limpahkan kepada kita di bulan Ramadhan. Manfaat–manfaat ini bersifat biopsikososial, yaitu sehat jasmani, rohani, dan sosial. Dari sekian banyak maslahat tersebut, salah satu diantaranya adalah manfaat bagi jasmani atau kesehatan.
Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk beristirahat. Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Di sisi lain, kelebihan gizi dapat mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti peningkatan kolesterol dan trigliserida, penyakit jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus-DM), dan lain-lain.
Ditinjau dari sudut pandang kesehatan, banyak manfaat yang akan diperoleh seseorang ketika menjalankan puasa. Bahkan, banyak hasil laporan penelitian baik di bidang ilmu kedokteran dan gizi kesehatan yang menunjukkan kebenaran adanya manfaat puasa bagi kesehatan. Artikel ini akan menggambarkan beberapa manfaat puasa bagi kesehatan, meskipun belum semua manfaat puasa dapat diketahui, karena penelitian terus menerus dilakukan oleh banyak ahli, baik para peneliti muslim maupun non muslim. Di antara manfaat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan melalui ibadah puasa tersebut ialah:
1. Puasa Mengatur Kadar Gula Darah Khususnya pada Penderita DM
Puasa sangat bagus dalam menurunkan kadar gula dalam darah hingga mencapai kadar seimbang. Berdasarkan hal ini, puasa sesungguhnya memberikan kesempatan kepada kelenjar pankreas untuk beristirahat, sehingga kerja pankreas mengeluarkan insulin yang menetralkan gula menjadi zat tepung dan lemak pun menjadi ringan. Apabila makanan yang dimakan merangsang produksi insulin yang berlebihan, dengan kekuasaan Allah, maka pankreas akan mengalami tekanan dan melemah. Pada tahap berikutnya, pankreas tidak bisa menjalankan fungsinya, akibatnya kadar gula darah akan merambat naik, sehingga akhirnya muncul penyakit diabetes.
2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Berpuasa ternyata juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Mekanismenya antara lain adalah pengurangan konsumsi kalori akan membuat berkurangnya laju metabolisme energi. Buktinya, suhu tubuh orang berpuasa akan menurun, dan itu menunjukkan adanya pengurangan konsumsi oksigen. Puasa juga akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen).
Dilaporkan, sekitar 3% dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen, dan itu akan menambah tumpukan oksigen racun, seperti anion superoksida (O2-) dan hidrogen peroksida (H2O2), yang secara alamiah terjadi dalam tubuh. Kelebihan radikal bebas oksigen itu akan mengurangi aktivitas kerja enzim, sehingga menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan dinding sel, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa pada saat puasa akan terjadi peningkatan limfosit (sel darah putih yang berperan dalam pertahanan tubuh ) hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah, ternyata sel T (salah satu jenis limfosit) mengalami kenaikan pesat. Lebih jauh lagi, terjadi pula perubahan aksidental lipoprotein yang berkepadatan rendah (LDL, biasa dikenal sebagai “lemak jahat”), tanpa diikuti penambahan HDL (High-density lipoprotein, dikenal sebagai “lemak baik”). LDL merupakan model lipoprotein yang memberikan pengaruh stimulasi bagi respon imunitas tubuh.
3. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah isu yang paling banyak diangkat dalam pembahasan manfaat berpuasa. Detoksifikasi adalah proses normal tubuh untuk mengeliminasi atau memurnikan racun melalui hati, usus besar, ginjal, paru- paru, kelenjar limpa, dan kulit. Proses ini dipercepat dengan berpuasa, karena ketika makanan tidak lagi memasuki tubuh, maka tubuh akan mengubah simpanan lemak menjadi energi.
Nilai lemak pada manusia adalah 3.500 kalori per pon. Suatu nilai yang cukup untuk memberikan energi bagi aktivitas sehari-hari. Simpanan lemak terjadi karena adanya kelebihan glukosa dan karbohidrat yang tidak digunakan sebagai sumber energi dan untuk pertumbuhan. Kelebihan glukosa dan karbohidrat ini disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak dan tidak dibuang. Saat simpanan lemak digunakan untuk energi selama berpuasa, proses ini melepaskan zat kimia yang berasal dari asam lemak ke dalam sistem pencernaan, yang kemudian dieleminasi melalui organ-organ pembuangan.
Manfaat puasa berikutnya adalah membantu proses penyembuhan, yang dimulai dalam tubuh selama berpuasa. Selama berpuasa, energi dialihkan dari sistem pencernaan, karena energi tidak dibutuhkan untuk aktivitas pencernaan. Energi akan digunakan untuk metabolisme dan sistem kekebalan tubuh. Proses penyembuhan selama berpuasa dipercepat dengan pencarian sumber energi baru dalam tubuh.
4. Mencegah Stroke
Manfaat puasa, menurut beberapa hasil penelitian ilmiah, antara lain dapat mengurangi risiko stroke. Puasa juga dapat memperbaiki kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah). Bila aterosklerosis terjadi di otak, biqadarillah (dengan takdir Allah), hal ini akan berujung pada stroke. Dan bila terjadi di daerah jantung, aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol darah HDL 25 titik dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL yang dapat mengganggu kesehatan.
Selain itu, keadaan psikologis yang tenang, teduh, dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat seseorang marah, ditubuhnya akan terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung.
Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol LDL. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke, dan lainnya. Subhanallah.
5. Puasa Menurunkan Faktor Risiko Terkena Penyakit Kardiovaskular (Jantung dan Pembuluh darah)
Saat berpuasa, di dalam tubuh ternyata terjadi peningkatan HDL dan apoprotein alfa-1, serta penurunan LDL. Hal ini bifadhlillah (dengan keutamaan Allah) sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian “chronobiological” menunjukkan bahwa puasa Ramadhan berpengaruh terhadap penurunan distribusi ritme sirkardian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin, dan glikemia.
Berbagai perubahan yang meskipun tampak ringan tersebut ternyata berperanan juga bagi peningkatan kesehatan manusia. Selain itu, puasa dapat menurunkan faktor risiko peningkatan terjadinya aterosklerosis yang dapat menyebabkan iskemia/penyumbatan pembuluh darah dan berakibat infark jantung, stroke, dan penyakit penyumbatan pembuluh darah tungkai bawah.
Hasil penelitian oleh Abdul Mughni (2005), menunjukkan bahwa puasa Ramadhan selama 29 hari dapat mengurangi faktor risiko aterosklerosis, yakni dengan menurunkan berat badan dan kadar trigliserida. Hal ini dikuatkan penelitian oleh Hari Basuki (2005), yang menyatakan bahwa puasa selama bulan Ramadhan dapat menurunkan risiko kardiovaskuler melalui penurunan rasio lingkar pinggang dan pinggul.
6. Memacu Fungsi dan Kerja Sel Darah Merah
Penghentian konsumsi air selama puasa ternyata sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu, hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
7. Membangun Sel Baru dan Membersihkan Sel Lemak yang Menggumpal di dalam Hati
Jumlah sel yang mati di dalam tubuh dapat mencapai 125 juta per detik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi. Saat puasa, terjadi perubahan dan konversi yang massif dalam asam amino yang terakumulasi dari makanan. Sebelum didistribusikan, di dalam tubuh terjadi mekanisme format ulang, sehingga memberikan kesempatan bagi tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya.
Pola makan saat puasa dapat menyuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka, sehingga terbentuk tunas-tunas protein, lemak, fosfat, kolesterol, dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di dalam hati.
8. Mencegah Tumor
Puasa juga berfungsi sebagai ”dokter bedah” yang menghilangkan sel-sel yang rusak dan lemah di dalam tubuh. Rasa lapar orang yang berpuasa bisa menggerakkan organ-organ internal tubuh untuk menghancurkan atau memakan sel-sel yang rusak atau lemah tadi untuk menutupi rasa lapar. Hal itu merupakan saat yang bagus bagi badan untuk mengganti sel- sel yang lemah tadi dengan sel- sel baru, sehingga bisa kembali berfungsi dan beraktivitas.
Puasa juga berfungsi menjaga badan dari berbagai kelebihan zat-zat yang berbahaya, seperti kelebihan kalsium, kelebihan daging, dan kelebihan lemak. Puasa dapat pula mencegah terjadinya tumor pada awal-awal pembentukannya. Pertumbuhan sesuatu yang tidak normal dalam tubuh, seperti tumor dan sejenisnya, yang tidak mendapat dukungan penuh suplai makanan dalam tubuh lebih rentan terhadap autolysis (hancur). Selain itu, produksi protein untuk penggantian sel-sel yang rusak (sintesis protein) menjadi lebih efisien, karena kesalahan yang lebih sedikit dilakukan oleh kontrol genetik DNA/RNA, yang berperan dalam proses ini.
Efisiensi yang lebih baik dalam sintesa protein menghasilkan sel, organ, dan jaringan yang lebih sehat. Itulah mengapa hewan berhenti makan ketika mereka terluka, dan mengapa manusia kehilangan rasa lapar ketika sakit influenza. Kelaparan terbukti tidak terjadi pada orang yang mengalami gastritis, tonsilitis, dan demam. Sebab, saat berpuasa, orang secara tidak sadar mengalihkan energi dari sistem pencernaan ke sistem kekebalan.
Demikianlah gambaran dari beberapa hasil penelitian medis modern yang mengungkapkan manfaat puasa bagi kesehatan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa manfaat puasa terbatas hanya seperti penjelasan di atas. Namun, masih terdapat segudang penelitian yang terus dilakukan oleh banyak ahli baik muslim dan non muslim untuk menggali manfaat-manfaat lainnya.
Pada akhirnya, banyak hasil laporan penelitian modern yang mendukung kebenaran manfaat dan hikmah dari perintah berpuasa tersebut, sehingga tiada keraguan sedikitpun bagi kita umat muslim bahwa Allah tidak akan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali pasti syariat-Nya itu penuh dengan maslahat duniawi maupun ukhrawi, dan jauh dari kesia-siaan belaka.
Wallahu a’lamRepost: http://majalahmuslimsehat.com