Jika Kita Membaca Kisah Heroik Dari Para Pahlawan Itu Sudah Biasa. Bagaimana Kalau Kisah Itu datang Dari Seorang TKW Indonesia Yang ada Di Taiwan? inilah Sebuah Kisah Yang Inspiratif untuk Kita Semua
Kisah para perempuan pekerja migran Indonesia di luar negeri belakangan ini lebih sering berupa duka dan nestapa. Mereka selalu menjadi korban perlakuan sadis majikan dan ada pula yang harus dipenjara karena terlibat kasus kejahatan.
Namun, kisah berikut ini menunjukkan bahwa ada seorang perempuan pekerja migran Indonesia, yang populer disebut TKW (Tenaga Kerja Wanita), tampil menjadi pahlawan. Kisah heroiknya dalam menyelamatkan orang yang dia rawat, dengan mempertaruhkan nyawa sendiri, mengundang perhatian yang cukup tinggi di kalangan media massa akhirnya mendapat penghargaan, baik dari pemerintah setempat maupun dari kantor perwakilan Indonesia di sana.
Perempuan itu bernama Sarini, seorang TKW yang bekerja di Taiwan. Dia nekat terjun ke sungai untuk menyelamatkan seorang majikannya yang nyaris tenggelam. Aksi heroiknya ini banyak mendapat sorotan dari media setempat. Sarini pun dielu-elukan sebagai pahlawan perempuan setempat.
Baik pemerintah Taiwan maupun Indonesia antusias mengabarkan kisah inspiratif itu. Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) di Jakarta mengabarkannya langsung kepada kepada VIVAnews. Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei pun memuat kisah Sarini di laman resmi.
Kebijakan "Satu China" menyebabkan Indonesia sampai kini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, sehingga tidak ada kedutaan besar di sana. Namun ketiadaan hubungan diplomatik itu tidak menghalangi kian eratnya hubungan ekonomi dan perdagangan kedua pihak.
Bagi pekerja migran asal Indonesia, Taiwan merupakan salah satu tempat favorit untuk bekerja karena memiliki sistem perlindungan hukum yang baik dan rata-rata kalangan majikan di sana patuh hukum dan tidak memperlakukan pekerja asing secara semena-mena.
Sarini, ungkap TETO, adalah TKW asal Indramayu, Jawa Barat, yang sejak Maret 2013 mulai bekerja di Kecamatan Tian Chong, Kabupaten Chang Hua, untuk merawat seorang nenek bernama Tsai. KDEI mengungkapkan nama lengkap majikan Sarini adalah Huang Zhang Wei, yang pernah mengalami operasi akibat kanker payudara.
Selain penyakit tersebut, kaki perempuan sepuh itu juga sering sakit hingga tidak mampu berjalan normal kembali. Majikan Sarini sering mengeluh sakit kakinya, bahkan sering mengutarakan keinginannya untuk mengakhiri hidup. Sarini selalu membesarkan hati majikan agar tetap bersemangat untuk melanjutkan hidup.
Kisah heroik Sarini bermula ketika dia mendorong kursi roda sang nenek jalan-jalan di suatu taman pada Rabu lalu, 17 April 2013. Dia memang selalu mengajak majikannya jalan-jalan dengan kursi roda di sekitar rumah.
Kisah heroik Sarini bermula ketika dia mendorong kursi roda sang nenek jalan-jalan di suatu taman pada Rabu lalu, 17 April 2013. Dia memang selalu mengajak majikannya jalan-jalan dengan kursi roda di sekitar rumah.
Namun, pada hari itu, tanggal 17 April 2013, majikan ingin diantar jalan-jalan yang agak jauh dari rumah, sembari melihat pemandangan. Tiba di pinggir sungai, majikan minta berhenti untuk istirahat, Sarini memberhentikan kursi roda. Majikan berdiri sesaat, namun tak dinyana dengan cepat dia lompat ke sungai yang yang arus airnya deras sekali.
Jelas saja sang nenek terseret arus deras. Sambil berteriak “jangan”, Sarini spontan ikut terjun ke sungai untuk menyelamatkannya padahal dia sendiri pun tidak bisa berenang. Sarini terbawa arus air hingga sejauh 42 meter dan akhirnya berhasil menangkap majikannya.
Sarini, yang mengalami cedera di tangan dan kaki akibat aksi beraninya itu, berhasil memeluk erat sang nenek. Keduanya sempat bergelut di dalam air selama 10 menit.
Dalam keadaan panik, Sarini menangis dan berteriak minta tolong sebelum warga dan tim penyelamat datang menolong. Mereka segera dilarikan ke Rumah Sakit Ren He di Chang Hua karena menelan banyak air sungai. Hingga Selasa kemarin, keduanya masih dalam perawatan intensif.
Selain dari pemberitaan media massa setempat, Sarini menceritakan kembali kisah dramatis itu dalam pertemuan dengan para perwakilan KDEI dan pejabat Taiwan beberapa hari kemudian setelah dirinya pulih.
Kondisi Sarini saat ini, ungkap KDEI, agak trauma dan khawatir majikannya akan melakukan percobaan bunuh diri lagi. Namun, seluruh keluarga majikan sangat menyayangi Sarini, sehingga Sarini masih bersedia meneruskan bekerja di rumah majikan tersebut.
Sarini Terima Penghargaan mempertaruhkan nyawa demi menolong orang lain ramai disiarkan oleh stasiun televisi dan pemberintaan dari media cetak Taiwan. Penyelamatan Sarini itu, ungkap TETO, mendapat tanggapan yang luar biasa dari masyarakat Taiwan.
Sarini juga mendapat penghargaan dari pemerintah lokal Taiwan maupun kantor perwakilan dagang Indonesia di Taipei. Kepala Pekerjaan dan Pelatihan Komite Buruh Taiwan Lin San-gui, pejabat Kabupaten Changhua Yang Zhang Zhong, dan Kepala Kantor Perwakilan Indonesia untuk Taipei, Ahmad Syafri Nurmatias, serta Kepala Bidang Tenaga Kerja KDEI Taipei, Sri Setiawati, pada 22 April lalu bersama-sama berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk Sarini dan majikannya.
Selain mendengarkan cerita langsung dari Sarini, para pejabat juga memberinya penghargaan berupa uang tunai, yang nilainya tidak disebutkan.
Selain mendengarkan cerita langsung dari Sarini, para pejabat juga memberinya penghargaan berupa uang tunai, yang nilainya tidak disebutkan.
Lin Sangui dan Yang Zhang Zhong memuji dan menyatakan terkesan dengan perbuatan Sarini. Meskipun baru sebulan lebih bekerja di Taiwan, dia mencintai nenek itu seperti keluarganya sendiri.
Lin Sangui dan Yang Zhang Zhong berharap Sarini cepat sembuh, selain itu mereka juga memberi Sarini hadiah dan penghargaan. Kantor Perwakilan Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) di Jakarta, pada 23 April memberitahu kejadian ini kepada kakak Sarini di Indonesia, Karnesih, dan kakak iparnya, Nurdianto. "Karnesih sangat bangga terhadap adiknya dan dia berharap Sarini bekerja di Taiwan dengan baik," ungkap TETO.
Kisah Sarini dan majikannya ini turut memberi citra positif pekerja Indonesia di Taiwan. Indonesia adalah sumber pekerja asing terbesar di sana.
Saat ini ada lebih dari 200 ribu pekerja Indonesia yang bekerja di Taiwan, ungkap TETO. Di negeri ini mereka mendapat perlindungan upah minimum setara dengan tenaga kerja lokal dan juga dapat memiliki asuransi kesehatan masyarakat Taiwan.
Seiring dengan pertumbuhan hubungan ketenagakerjaan antara Taiwan dan Indonesia, Divisi Visa Kantor Perwakilan Ekonomi dan Perdagangan Taipei di Indonesia, sudah menjadi divisi visa terbesar pemerintah Taiwan di luar negeri. Setiap tahun, mereka menangani lebih dari 130 ribu aplikasi visa, di mana sekitar 80 ribu di antaranya adalah adalah visa tenaga kerja.
Semoga Kisah Pahlawan Indonesia –TKI Selamatkan Majikan ini bisa jadi inspirasi KIta semua