Adat istiadat di kopeng masih kental dengan nuasa islam hindu, wali songo demak, dan cina keturunan belanda. Namun seiring terjadinya perubahan mental dan proses keturunan yang terus berkembang maka budaya asli desa kopeng sudah mengalami pergeseran yang semula Ritual sekarang sudah menjadi Kesenian belaka. Banyak ditemukan kesenian di desa ini, seperti Sorengan/ prajuritan, warok'an, kethoprak, dan wayang kulit.
Legenda nama desa kopeng konon dari cerita turun temurun diceritakan erat kaitannya dengan keberadaan kerajaan islam di jawa tengah yaitu Demak, Wali songo, Gunung Merbabu, dan Rawa pening di Banyubiru Ambarawa 14 km dari kota salatiga.
Cerita ini di mulai dari seorag kesatria sakti mandara guna dari kerajaan Demak yang bernama Senopati Daraka, dengan pusakanya yang bernama Kyai kukusan (sebutan puncak muhtar) yang konon kesatria bertapa di gunung merbabu di dusun yang namanya Dakkan (berasal dari kata Daraka) dan ini ada dan termasuk salah satu nama pedusunan di kopeng di sisi barat gunung merbabu.
Dari wali songo, diceritakan bahwa mereka pernah bertemu dan berkumpul di puncak gunung merbabu yang merupakan gunung tertinggi di jawa tengah, mereka berkumpul untuk menentukan siapa pemimpin dari ke-sembilan wali itu, yang kemudian dimana puncak merbabu itu dabadikan dengan nama "kenteng songo" puncak tertinggi di gunung merbabu.
Kemudian nama Kopeng sendiri berasal dari legenda seorang anak sakti mandraguna berkepala manusia dan berbadan ular, yang kemudian disebut-sebut bernama Baru Klinting (legenda terjadinya rawa pening) Dia bertapa melingkari gunung merbabu sampai ujung ekor bisa bertemu dengan kepalanya, agar sempurna ujutnya sebagai manusia dan dengan tujuan bisa diakui oleh ayahnya. Namun dalam proses pertapaanya itu ada usaha-usaha dan gangguan alam serta trik dari sang bapak yang memang tidak mau mengakui sang anak tersebut, yaitu berupa menindih ekor sang ular dengan batu besar sehingga sampai "gepeng" atau pipih, nah dimana konon posisi batu besar yang menindih ujung ekor tersebut berada di bukit sisi utara timur Bumi perkemahan Umbul Songo, tidak jauh dari lokasi Treetop Edventure kopeng berada, dari kejahuan batu besar itu nampak sebagai kaki bukit. Dari nama Gepeng inilah maka di peroleh nama KOPENG saat ini.
Dan cerita inilah konon menjadi awal mula legenda yang sering di dengar dengan Si bocah dekil sakti dengan sapu lidinya, bernama Baru Klinting dengan rawa peningnya, di banyubiru amabarawa JATENG.
LEGENDA KOPENG
Legenda nama desa kopeng konon dari cerita turun temurun diceritakan erat kaitannya dengan keberadaan kerajaan islam di jawa tengah yaitu Demak, Wali songo, Gunung Merbabu, dan Rawa pening di Banyubiru Ambarawa 14 km dari kota salatiga.
Cerita ini di mulai dari seorag kesatria sakti mandara guna dari kerajaan Demak yang bernama Senopati Daraka, dengan pusakanya yang bernama Kyai kukusan (sebutan puncak muhtar) yang konon kesatria bertapa di gunung merbabu di dusun yang namanya Dakkan (berasal dari kata Daraka) dan ini ada dan termasuk salah satu nama pedusunan di kopeng di sisi barat gunung merbabu.
Dari wali songo, diceritakan bahwa mereka pernah bertemu dan berkumpul di puncak gunung merbabu yang merupakan gunung tertinggi di jawa tengah, mereka berkumpul untuk menentukan siapa pemimpin dari ke-sembilan wali itu, yang kemudian dimana puncak merbabu itu dabadikan dengan nama "kenteng songo" puncak tertinggi di gunung merbabu.
Kemudian nama Kopeng sendiri berasal dari legenda seorang anak sakti mandraguna berkepala manusia dan berbadan ular, yang kemudian disebut-sebut bernama Baru Klinting (legenda terjadinya rawa pening) Dia bertapa melingkari gunung merbabu sampai ujung ekor bisa bertemu dengan kepalanya, agar sempurna ujutnya sebagai manusia dan dengan tujuan bisa diakui oleh ayahnya. Namun dalam proses pertapaanya itu ada usaha-usaha dan gangguan alam serta trik dari sang bapak yang memang tidak mau mengakui sang anak tersebut, yaitu berupa menindih ekor sang ular dengan batu besar sehingga sampai "gepeng" atau pipih, nah dimana konon posisi batu besar yang menindih ujung ekor tersebut berada di bukit sisi utara timur Bumi perkemahan Umbul Songo, tidak jauh dari lokasi Treetop Edventure kopeng berada, dari kejahuan batu besar itu nampak sebagai kaki bukit. Dari nama Gepeng inilah maka di peroleh nama KOPENG saat ini.
Dan cerita inilah konon menjadi awal mula legenda yang sering di dengar dengan Si bocah dekil sakti dengan sapu lidinya, bernama Baru Klinting dengan rawa peningnya, di banyubiru amabarawa JATENG.
ADAT RITUAL
Adat nuansa ritual yang masih cukup kental adalah Saparan, hajattan keluarga di bulan sapar jawa, yaitu hajattan mengundang sanak keluarga dan tetangga untuk saling berkunjung kerumah. Adat ini dilakukan beda waktu antar dusun yang satu dengan yang lain sehingga bisa saling mengundang dan datang. Namun adat ini sudah mulai menipis karena adanya perubahan komunkasi dari berkunjung menjadi SMS di Hp. Kemudian ada satu adat kepercayaan untuk ruwatan seorang anak yang sering disebut dengan anak Gimbal, yaitu rambut dibiarkan menggumpal dan tidak pernah di sisir, tradisi ini kalau beruntung masih bisa anda jumpai di pos pendakian Thekellan, atau di dusun thekellan.
Adat lain seperti Nydran, ritual kirim sesajen di sumber mata air, guna menghormati penunggu sumber mata air untuk agar selalu memberi kemakmuran disekitarnya. Adat kirim bunga saat menjelang Hari raya idul fitri yang disebut nyekar tetap ada di kopeng seperti desa di daerah jawa lain.
.
Religi /Agama, semua agama ada, yang paling banyak adalah Islam dan Kristen hampir berimbang, namun meskipun beda agama mereka tidak mempersoalkan hubungan dan konsep agama masing-masing, yah secara teknis pada umumnya agama di kopeng lebih bersifat KTP belaka.
Adat atau kebiasaan orang kopeng dari tahun ke tahun mengalami perubahan ke tingkat hidup yang praktis, terbukti Masyarakat atau penduduk yang tinggal di kopeng pada saat 20 tahun terahir ini, sudah mentyerupai mkehidupan masyarakat di kota besar, ...
Pekerja petani ada, kantoran ada, pedagang banyak, muslim taat ada, pelayan pastur ada, penjudi kakab banyak, peternak sekala ekspor ada, pegawai hotel ada, lulusan sarjana /mahasiwa banyak, pelayan umum dan khusus ada, tante-tante ada, si rambut pirang ada, pengangguran banyak, seniman desa oke-oke, usaha warnet ada, pengusaha server isi ulang pulsa ada, kriminal lumayan, pemabuk juga ada, pengemis juga banyak tapi musiman,....jadi cukup komplit, namun meskipun begitu karena namanya desa maka kegiatan belum 24 jam, apalagi daerah dingin jika malam orang yang dapat bertahan di luar hingga larut masih dapat dihitung dengan jari., belum banyak di dukung oleh infrastruktur moderen layaknya kota-kota, maka malam adalah tidur berselimut tebal. Sehingga Pukesmas di kecamatan operasi semi 24 jam, Apotek buka pagi sampai malam jam 21.00, warung makan dan kelontong jam 21.00 sudah pada tutup. POM bensin terdekat masih manual liternya, kurang lebih 3,6 km dari gerbang wisata kopeng arah ke salatiga, dan POM kecil ini milik pengusaha Armada Bus yang masih trayek penduduk asli orang kopeng.
Orang Terkaya di kopeng.
Ada satu keluarga dimana kakek dan moyangnya juga masih kerabat jauh penulis, beliau merupakan pengusaha lama dari hulu hingga hilir, dari ternak hingga mobil armada bus, warung kelontong, pom bensin dan terakhir bisnis hotel dan penginapan hingga saat ini, siapa beliau beliau adalah dikenal Pak Muji akrap di panggil Mas Muji dan istrinya Bu Yus/ mbak Yus , bila anda orang sekitar salatiga, magelang, Ambarawa, ungaran, semarang dan pernah berbisnis di kopeng dapat dipastikan tak akan terlepas dari bisnis-bisnis beliau. Bahkan sat ini sedang membangun hotel di jalan kopeng magelang, dimana pemandanganya woow bila sudah jadi nanti akan dipastikan tidak pernah sepi dari tamu yang minginap. Selamat berbisnis dengan beliau.
Orang Terkaya di kopeng.
Ada satu keluarga dimana kakek dan moyangnya juga masih kerabat jauh penulis, beliau merupakan pengusaha lama dari hulu hingga hilir, dari ternak hingga mobil armada bus, warung kelontong, pom bensin dan terakhir bisnis hotel dan penginapan hingga saat ini, siapa beliau beliau adalah dikenal Pak Muji akrap di panggil Mas Muji dan istrinya Bu Yus/ mbak Yus , bila anda orang sekitar salatiga, magelang, Ambarawa, ungaran, semarang dan pernah berbisnis di kopeng dapat dipastikan tak akan terlepas dari bisnis-bisnis beliau. Bahkan sat ini sedang membangun hotel di jalan kopeng magelang, dimana pemandanganya woow bila sudah jadi nanti akan dipastikan tidak pernah sepi dari tamu yang minginap. Selamat berbisnis dengan beliau.
Tips kalau ke kopeng jangan ragu Fanatisme agama tidak ada di sana. Semua berjalan layaknya kota.Tidak ada daerah blok dengan isolasi khusus agama, semua terbuka untuk pemeluk pancasilais.Bahkan tidak jauh dari pusat kopeng 2 km arah kota salatiga terdapat semacam gedung untuk beribadah umat konghucu cina dan budha ( klenteng )