Hari-hari bersama Ibrohim adalah hari-hari yang menggembirakan sekaligus melelahkan.Betapa tidak menggembirakan, karena kehadirannya adalah pelipur luka ketika 'Aisyah pulang kembali ke sisi ALLOH. Ibrohimlah yang selalu menemani menghadirkan tawa dan canda. Ia tumbuh sebagai anak yang sangat aktif dan cerdas masyaALLOH. Usianya kini baru 2,5 tahun. Keelokan wajahnya sering membuat orang tidak sabar untuk menciumnya. Begitu pula, tingkahnya yang menggemaskan membuat orang tidak sabar untuk mencubitnya. Ia suka sekali meniru Abinya sholat, berdzikir dan membaca al-qur'an dengan bahasa cadelnya. Begitu juga, ia sangat gemar meniru abinya mengutak-atik komputer dan motor.
Namun begitu, tetap saja ia adalah penguji kesabaran kedua orang tuanya. Ada saja 'aksinya' yang membuat kami sering mengerahkan stok kesabaran sekuat mungkin!
Suatu hari, Ibrohim sedang menyalakan komputer. Saat itu abinya sedang tidak ada di rumah, dan ana sendiri sedang sholat asar. Tiba-tiba...dhuarrrrr....terdengar suara petir dari atas langit dan...dengan sekejap komputer mati terkena kejutan listrik dari petir itu. Bukankah ia baru 2,5 tahun? Tapi ia bisa menyalakan komputer dan memasang setiap kabel dengan tepat. Pfiuh...bagaimana jika kau terkena sengatan listrik Nak...
Ketika usai sholat maghrib, seperti biasa kami berkumpul di ruang keluarga. Sedang asyikya bercengkerama dengan abinya, tiba-tiba Ibrohim yang sedang asyik bermain di samping kami berujar:”Hapenya dicelupin!”. Sontak kami menoleh ke arahnya dan ternyata...MasyaALLOH, ponsel itu telah menggantikan selembar roti yang terbenam di dalam secangkir besar minuman...
Suatu siang, entah bagaimana caranya ia berhasil mengambil laptop yang ana simpan di atas lemari dan ia berdiri di atas laptop itu dengan kedua kakinya! Sepertinya ia berhasil mengambilnya dengan memanjat melalui kursi. Ah, lagi-lagi dibutuhkan kesabaran ekstra...
Ia tidak suka bermain dengan anak yang sebaya, ia lebih suka bermain dengan anak yang kira-kira usianya sekitar tiga tahun lebih tua darinya. Saat bermain dengan anak yang sebaya, ia selalu memukul,merebut mainan dan membuat temannya menangis. Ia hobi sekali membuat isi rumah berantakan seperti kapal pecah, memanjat lemari, menggunting apa saja yang bisa digunting termasuk bantal hias di sofa tamu,dokumen-dokumen abinya yang tersimpan rapih di atas lemari, dan gemar sekali mengutak-atik laptop hingga banyak software yang error. Semua itu ia lakukan tanpa sepengatahuan ana karena sering ia melakukan 'aksinya' ketika ana sedang sholat dan abinya belum pulang kantor! Bukankah usiamu belum juga mencapai tiga tahun Nak, tapi ternyata kau begitu...
Sebenarnya, banyak juga yang membuat kami tersenyum saat bersamanya. Bila mendengar adzan,tanpa disuruh ia akan segera menggelar sajadah dan melakukan gerakan-gerakan seperti sholat semampu dia hingga ia berhenti setelah merasa bosan. Setelah itu ia membalik arah duduknya untuk berkomat-kamit seperti seorang imam yang sedang berdzikir di hadapan makmumnya. Saat ana sakitpun, sering ia mengelus pipi ana dan menanyakan bagian mana yang terasa sakit sehingga ia akan memijatnya. Ah, ada rasa haru di dada ini ketika ia sedang seperti itu...
Ia mengucapkan 'andillah' (alhamdulillah) ketika selesai bersin, mengucapkan 'gukonaka' (ghufronaka) saat keluar dari kamar mandi, mengucapkan 'aca awoh elikong' (jazakalloh khoiron) saat seseorang memberinya sesuatu, dan mengucapkan 'bis mi la' (bismillah) saat akan makan dan minum. Semua itu ia lakukan tanpa ana dan zawjiy yang menyuruh.
Teringat nasehat seorang ustadz di majelis rutin yang suatu sore “anak itu adalah bukan mutlak milik kita, ALLOH lah yang memiliknya, dan Dia pula lah yang akan mentakdirkan ia untuk mudah diatur atau sebaliknya. Maka ikhlaslah saat ia sulit diatur dan cenderung melawan serta merepotkan kita, itu adalah ujian bagi kita sebagai orang tuanya. Do'a adalah sebagai salah satu senjata ampuh untuk menghadapinya, tak perlu ada amarah dan kata-kata kasar.”
Ya Robbi yang menguasai segala ilmu, anugerahkanlah kepada kami kesabaran untuk mendidik putra kami ke arah yang Engkau cintai, jadikanlah ia sebagai hamba-Mu yang sholeh dan berilmu, dan karuniakanlah kepadanya kebahagiaan dunia akhirat, serta anugerahkanlah kepadanya pasangan yang sholihah.Amin Alloh humma amin...
~Teruntuk semua ukhty fillah, ummahat, keep on fight,jangan pernah menyerah dan tetaplah berdoa kala mentarbiyah 'sang penyejuk pandangan'~