Rabu, 27 Maret 2013

Peluang Itu Datang Lagi !!



Abu Khaulah
Hari ini terlalu banyak yang telah berubah dan menjadi baik. Orang-orang yang semula kukenal tak pernah sholat, kini tak pernah tertinggal berjama’ah di masjid. Temanku yang dulu masih terbata-bata membaca Al Qur’an, sekarang sudah hafal beberapa juz. Juga tidak sedikit aku temui perempuan yang semula berpakaian seronok, kini bahkan nyamukpun tak menemukan sedikit celah untuk bisa mendarat di kulitnya. Subhaanallah, banyak sekali yang telah berubah…, kecuali diriku.
Hari ini tak sedikit orang yang kukenal baik telah pergi, meninggalkan alam dunia, meninggalkan aku… -yang juga belum berubah-. Dan hari ini kembali ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa mempertemukan aku dengan bulan Ramadhan. Artinya, sekali lagi ALLAH, mungkin yang terakhir kali, memberikan aku kesempatan, memberikan aku peluang
Ya, peluang itu datang lagi. Betapa tidak? Bukankah artinya ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah memanjangkan umurku, yang dengannya peluangku untuk memperbaiki diri serta mengumpulkan bekal masih terbuka. Bukankah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah berkata:
كل إبن أدم خطاء و خيرالخطا ئين التوابون (رواه الترمذي
(Setiap anak Adam pasti punya kesalahan. Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertobat)
Ya, hari ini kembali ALLAH memanggilku dengan panggilan terhormat serta memberikan harapan dan peluang untuk menjadi hamba-Nya yang bertaqwa.
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
َ
(Artinya: Hai Orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang yang bertaqwa.) (Al Baqarah:183)
Ya, harus kuakui semua ni’mat ini, yakni panggilan dan peluang ini, sebagaimana juga harus kuakui akan dosa-dosaku selama ini. Maka pantaslah jika aku berharap ALLAH Subahaanahu wa ta’alaa akan mengampuniku, karena tak ada yang dapat memberi ampunan kecuali DIA. Ya, aku ingat betul sebuah do’a yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam :
“من قال حين يصبح أو حين يمسي: اللهمَّ أنت ربي لا إله إلا أنت خلقتني وأنا عبدك
وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت، أعوذ بك من شرِّ ما صنعت، أبوء لك بنعمتك علي،
وأبوء بذنبي فاغفر لي، إنه لا يغفر الذنوب إلا أنت،
فمات من يومه أو من ليلته دخل الجنة”(رواه أبو داود)
(Barang siapa yang pagi atau sorenya berdo’a: “Allahumma, Engkaulah rabb-ku. Tak ada yang layak diibadahi selain Engkau. Engkaulah yang telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-MU, dan aku terikat perjanjian dengan MU segenap kemampuanku. Aku berlindung kepada MU dari segala keburukan yang aku perbuat. Aku akui akan ni’mat-MU atas diriku, begitu pula aku akui akan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tak ada yang dapat memberi ampunan kecuali Engkau.” kemudian ia mati di pagi atau malamnya, niscaya ia masuk surga.)
Aku sangat yakin ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa akan mengampuni dosa-dosaku, selain dosa besar,..oh semoga aku selamat darinya, sebagaimana yang kuketahui dari lisan Nabi-NYA Shallallahu alaihi wa sallam :
ورمضان إلى رمضان مكفرات لما بينهن ما اجتنبت الكبائر (مسلم
(Antara Ramadhan ke bulan Ramadhan merupakan penghapus dosa, selain dosa besar)
Ya, peluang itu datang lagi. Aku berada di tengah-tengah waktu di mana seandainya aku melakukan satu kebaikan ALLAH Shallallahu alaihi wa sallam akan membalasnya berpuluh bahkan beratus kali lipat. Jika aku menolong seseorang itu seakan aku menolong berpuluh bahkan beratus orang. Jika aku bersedekah sekali itu seakan aku bersedekah puluhan bahkan ratusan kali. Sanggupkah aku lakukan yang demikian itu di waktu selain Ramadhan ? Mungkinkah yang demikian itu terjadi di waktu selain Ramadhan?
Ya, peluang itu datang lagi. Aku berada di tengah-tengah waktu di mana tak ada satu kebaikan yang aku lakukan lebih dihargai di hadapan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa selain di waktu ini, tentunya selain amalan khusus di waktu ini, yakni shaum. Melalui Hadits Qudsyi, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah berfirman:
كل عمل ابن آدم له إلا الصيام، فإنه لي وأنا أجزي به …(رواه ألبخاري
(Setiap amalan anak Adam kembali bagi nya, kecuali Shaum. Karena shaum itu untuk Aku. Aku sendiri yang akan mengganjarnya)
Paling tidak, seandainya aku berpuasa dan menegakkan malam-malamnya dengan sholat taraweh, ALLAH Subhaanahun wa ta’alaa akan mengampuni dosa-dosaku yang telah lampau. Ya, itu aku yakini, karena Nabi Yang Mulia Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:
من صام رمضان إيمانا وإحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه (متفق عليه
(Barang siapa yang menegakkan ramadhan didasari keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya diampuni bagi nya dari dosa-dosanya yang lampau.)
Ya, tentu saja jika aku percaya dan yakin akan wajibnya puasa ini. Jika aku tidak mengatakan bahwa puasa ini sekedar adat kebiasaan. Jika aku tidak menyambutnya sebagai semata ritual budaya tahunan. Tetapi aku menerimanya sebagai sebuah kewajiban yang ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa bebankan kepada setiap muslim. kemudian aku mengharapkan ganjaran dari ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa -tidak dari selain DIA- atas puasaku ini, dan atas amalan-amalan ramadhanku ini.
Ya, aku harus mengharapkan ganjaran-NYA, dan ini bukan berarti aku tidak ikhlas dalam beribadah, seperti kata sebagian orang yang aku tahu itu keliru. Justru dengan mengharapkan ganjaran-NYA lah tanda keikhlasan itu. Bukankah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sendiri berdo’a dan meminta kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa :
اللهم إني أسألك الجنة وأعوذ بك من النار
(Ya ALLAH. Sesungguhnya aku mengharapkan dari MU surga dan berlindung kepada MU dari api neraka.)
Dan Rasulullah SAW juga bersabda:
إذا جاء رمضان فتحت ابواب الجنة وغلقت ابواب الناروصفدت الشياطين (رواه مسلم
(Apabila datang bulan Ramadhan. Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaithan-syaithan dibelenggu)
Ya, peluang itu datang lagi. Peluang di mana pintu-pintu rahmat-ALLAH terbuka lebar, sementara pintu-pintu neraka ditutup. Bahkan syaithan pun dibelenggu sehingga tidak leluasa mengganggu manusia, termasuk mengganggu diriku. Tinggallah aku sendiri. Apa yang akan aku lakukan di saat pahala dan ampunan ALLAH begitu mudah untuk diraih?
Ya, peluang itu datang lagi. Peluang untuk mendapatkan satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Lailatul Qadar !!! Malam di saat segala kebaikan dilipatgandakan lebih dari malam-malam yang lain. Malam yang seharusnya kupersiapkan diriku, manakala mendapatinya, berdo’a dengan do’a yang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ajarkan kepada Aisyah radhiallahu anha
:
اللهم إنك عفو تحب العفوفاف عني
(Ya ALLAH. Sesungguhnya Engkau Maha Pema’af, maka ma’afkanlah aku.)
Ya, peluang itu datang lagi. Dan aku tahu, setiap manusia senantiasa butuh momentum. “Inilah saatnya ! Mumpung ! Kapan lagi ?” Semua itu merupakan ungkapan yang menunjukkan betapa sebuah momentum dapat menjadi motivator yang mampu melipatgandakan kemauan dan semangat.
Karenanya, ini pulalah saatnya untuk mulai menghentikan kebiasaan-kebiasaan burukku, dan mulai membiasakan berbagai kebaikan. Inilah saatnya meninggalkan berbagai kemaksiatan yang telah menjadi kebiasaanku, kemudian menjadikan berbagai amalan sholih dan ketaatan sebagai kebiasaanku yang baru.
Ya, peluang itu datang lagi dan sungguh tak boleh aku lupakan satu peristiwa penting di saat seorang manusia termulia di muka bumi ini meng-amin-kan ucapan dari seorang malaikat terkemuka di langit. Yakni, ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam meng-amin-kan ucapan Jibril alaihissalaam:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ارتقى المنبر فقال آمين آمين آمين
فقيل له يا رسول الله ما كنت تصنع هذا
فقال قال لي جبرائيل عليه السلام رغم أنف عبد دخل عليه رمضان فلم يغفر له فقلت آمين
(Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika di atas mimbar pernah mengucapkan, ” Amin!, Amin!, Amin!” Maka beliaupun ditanya,” Apa yang menyebabkan engkau mengatakan itu, wahai Rasulullah?” Maka beliaupun menjawab, “Jibril berkata kepadaku :Merugilah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak memperoleh ampunan. Maka aku katakan: Amin...”
Ya, inilah saatnya meraih berjuta pahala, inilah saatnya meraih berjuta ampunan. Boleh jadi ini peluang terakhir bagiku. Dan alangkah merugi serta tak bersyukurnya aku seandainya bulan Ramadhan telah berlalu, sementara tak kuraih peluang ini.
Powered by Blogger