TUGAS PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS , BAYI, DAN ANAK BALITA II
BAYI BARU LAHIR PATOLOGIS
“ ASFIKSIA “
Dosen Pembimbing : Evi Nurhidayati, M.Keb
Disusun oleh :
Eka Putri Setyaningrum
090105182
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian
Sebagian kecil bayi tidak mampu bernafas efektif secara spontan saat lahir. Hal ini disebabkan oleh asfiksia yang muncul dengan berbagai tingkatan, tetapi dapat juga disebabkan oleh hal lain. Asfiksia tidak mudah didefinisikan. Asfiksia disebabkan oleh pertukaran gas yang tidak adekuat. Bebrapa tanda gejala klinis dapat dinilai dengan skor Apgar, seperti apnea/bradipnea, bradikardi, sianosis, dan gangguan yang akan tampak bergantung pada beratnya asfiksia .
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.
II. Patofisiologi asfiksia
Gangguan suplai darah teroksigenasi melalui vena umbilical dapat terjadi pada saat antepartum, intrapartum, dan tentunya, pascapartum saat tali pusat dipotong. Hal ini diikuti oleh serangkaian kejadian berikut yang dapat diperkirakan ketika asfiksia bertambah berat :
1. Awalnya hanya ada sedikit nafas. Sedikit nafas ini dimaksudkan untuk mengembangkan paru-paru, tetapi bila paru mengembang karena suatu hal, aktifitas singkat ini akan diikuti oleh henti nafas komplet. Kejadian ini disebut apnea primer .
2. Setelah waktu yang singkat –lama asfiksia tidak dikaji dalam situasi klinis karena dilakukan tindakan resusitasi yang sesuai usaha bernafas otomatis dimulai. Selanjutnya, bayi akan memasuki periode apnea terminal. Kecuali dilakukan resusitasi yang tepat, pemulihan dari keadaan terminal ini tidak akan terjadi .
3. Frekuensi jantung menurun selam apnea primer dan akhirnya turun dibawah 100 kali/menit, tetapi bersama dengan menurun dan berhentinya napas terengah-engah bayi, frekuensi jantung terus berkurang. Keadaan asam bas semaki memburuk, akibatnya jantung pun berhenti. Keadaan ini akan berlangsung lama.
4. Selama apnea primer, tekanan darah yang terkait erat dengan frekuensi jantung, mengalami penurunan tajam selam apnea terminal. Volume sekuncup pada neonates tetap dan curahjantung ditentukan hamper sepenuhnya oleh frekuensi jantung .
5. Apnea primer dan apnea terminal mungkin tidak selalu dapat dibedakan. Pada umumnya, bradikardi berat dan kondisi syok memperburuk apnea.
III. Penyebab
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:
1. Faktor ibu
1) Preeklampsia dan eklampsia
2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
3) Partus lama atau partus macet
4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
1) Lilitan tali pusat
2) Tali pusat pendek
3) Simpul tali pusat
4) Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan bawaan (kongenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
IV. Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi, menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien clan efektif berlangsung melalui rangkaian tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan.
Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting, yaitu :
1. Penafasan
2. Denyut jantung
3. Warna kulit
Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan vertilasi dengan tekanan positif (VTP).
V. Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :
1) Memastikan saluran terbuka
Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan terbuka.
2) Memulai pernafasan
Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).
3) Mempertahankan sirkulasi
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan carA
Kompresi dada.
Pengobatan
IV. Langkah-langkah Resusitasi
a. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
b. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.
c. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
d. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
e. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap punggung bayi.
f. Nilai pernafasan, jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, lakukan ventilasi tekanan positif. Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
g. Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 % melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
h. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10, bila 60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV bila tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai kompresi jantung.
i. Lakukan kompresi jantung
DAFTAR PUSTAKA
Markum,AH, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FK UI, Jakarta, Indonesia
Price & Wilson,2002, Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC
Sukamti, Sri dkk. 2009. Bahan ajar Pemeriksaan Fisik Pada Bayi dan Balita,Trans Info Media, Jakarta.
Drew, davit dkk.2006. Resusitasi Bayi Baru Lahir , EGC
Juffrie, M, 2003. Panduan Praktek Pediatrik, UGM Press.
http://www.e-psikologi.com/epsi/individual_detail.asp?id=367
ASUHAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGIS DENGAN ASFIKSIA
DI RS KASIH IBU
Jl. Gampingan Baru No. 105, Bantul, Yogyakarta
NO. REGISTER : 101010
MASUK RS TANGGAL, JAM : 5 Mei 2011, pukul 09.00 WIB
DIRAWAT DI RUANG : Ruang Anggrek
PENGKAJIAN DATA, Oleh : Bidan Ditta Tanggal/jam : 5 Mei 2011, pukul 09.00 WIB
SUBYEKTIF
Biodata Anak pasien orangtua
1. Nama : By. Ny. N Nn. N Ny. B
2. Umur : 0 hari 23 tahun 28 tahun
3. Agama : islam Islam Islam
4. Suku Bangsa : jawa Jawa Jawa
5. Pendidikan : - SMA Sarjana
6. Pekerjaan : - Karyawan swasta PNS
7. Alamat : Jln. Gunung Pring No. 415, RT 05/RW 01 Magelang Jawa Tengah
8. No. Telp : 081234567xxx 081234566xxx
DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan saat ini
Ibu akan melahirkan bayinya .
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan perut kenceng-kenceng sejak pukul 01.00 WIB, dan semakin sering .
3. Riwayat Perkawinan
a. Kawin : 1 kali syah, dengan suami yang sekarang.
b. Usia Kawin : ibu usia 22 tahun, suami 26 tahun .
c. Lama perkawinan : 1 tahun
4. Riwayat Obstetri (Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu)
G0P0A0AH0
Hamil ke- Persalinan Nifas
Lahir Umur khamilan Jns prsalinan penolong komplikasi JK BB Lahir Laktasi Komplikasi
5. Riwayat Kehamilan ini :
6. Riwayat Persalianan ini :
Tanggal persalinan : 5 Mei 2011 pukul 10.30 WIB
Tempat persalianan : RS Kasih ibu
Jenis persalinan : spontan/normal
Penolong : Bidan Ditta
7. Keadaan Bayi Baru Lahir
Lahir tanggal : 5 Mei 2011 pukul 10.30 WIB
BB/PB : 3000 gram/ 50 cm
Jenis kelamin : laki-laki
Pola tidur : -
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
• Pola nutrisi
Frekuensi menyusui : 10-12 kali/hari
Durasi : 10 menit
Masalah pada bayi/ibu : tidak ada
• Pola eliminasi
BAK : 10-12 kali/hari, jika dalam 24 jam pertama kapan ?
Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih, sedikit bercampur mekonium
Bau : khas urine .
BAB : belum BAB
Konsistensi : -
Warna : -
Bau : -
• Aktifitas : bayi menyusu ibu, menangis, tidur, dan berada didekat ibu
• Personal hygiene : bayi belum dimandikan sebelum 6 jam, setelah persalinan
9. Riwayat Post Partum
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
• Pola tidur dan istirahat : setelah melahirkan ibu tidur 2 jam, malam hari 7 jam .
Keluhan ; lelah, lemes,
• Pola eliminasi
BAB : belum BAB setelah melahirkan .
Konsistensi : -
Warna : -
Bau : -
Keluhan : -
• BAK
Konsistensi : jernih
Warna : kekuning-kuningan
Bau : khas urine
Keluhan ; tidak ada
• Pola nutrisi
Pola makan
Frekuensi : 3 kali/hari
Porsi : ¾ porsi
Macam ; nasi, lauk, sayur dan buah .
Pola minum
Frekuensi : 4-5 gelas/hari
Porsi : 1 gelas habis
Macam : air putih, susu, teh manis .
Keluhan : tidak ada .
• Pola aktifitas
Mobilisasi : ibu masih berbaring di tempat tidur
Pekerjaan : ibu rumah tangga.
Aktifitas merawat diri dan bayi dibantu orang tua ( ibu )
Olahraga/senam nifas : belum dilakukan
Keluhan : perut teasa mulas, masih lemas .
• Pengalaman menyusui : ibu belum pernah menyusui .
• Kebiasaan menyusui :
Posisi : tidur, setengah duduk .
Durasi : 10 menit
Perawatan payudara : belum dilakukan
Masalah : ASI belum keluar
10. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita/sedang diderita : tidak pernah menderita penyakit sistemik seperti Hipertensi, jantung, TBC, dll .
b. Penyakit yang pernah diderita/sedang diderita keluarga : keluarga tidak ada yang menderita penyakit sistemik seperti Hipertensi, jantung, TBC, dll .
11. Riwayat tumbuh kembang anak : ibu belum pernah memeriksakan tumbuh kembang anaknya, karena ini anak pertamanya .
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik bayi
A. Pemeriksaan Umum
a. keadaan umum : buruk , bayi belum menangis, warna kulit kebiru-biruan, nafas megap-megap .
b. Tanda vital
pernafasan : 25 kali/menit
suhu : 35 o C
c. Antropometri
BB/TB : 3000 gram/ 50 cm
LK : 32 cm
LD : 34 cm
B. Pemeriksaan Fisik (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
a. Kepala dan Leher
oedem wajah : tidak ada
mata : simetris, tidak ada secret
mulut : tidak ada labio-skizis, tidak ada labio-palatoscichizis, terdapat secret .
leher : tidak ada perbesaran kel. Thyroid, limfe atau vena jugularis .
b. Payudara
Bentuk : simetris,
Benjolan : tidak ada
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : tidak ada
Keluhan : tidak ada .
c. Abdomen
Bekas luka : tidak ada .
Perut tidak ada nyeri tekan,
d. Tangan dan Kaki
Oedem : tidak ada .
Varices : tidak ada
Reflek Pattela : kanan ( + ) Kiri ( + )
Kuku : kebiru-biruan .
e. Genetalia Luar
Oedem : tidak ada .
Varices : tidak ada .
Bekas Luka : tidak ada .
f. Anus : terdapat anus .
g. Hasil pengkajian DDST (4 sektor) ( ibu belum pernah melakukan DDST )
Sector motorik kasar
Sector motorik halus
Bahasa
Personal social
2. Data Penunjang : tidak ada
a. Pemeriksaan laboratorium
darah, tanggal: hasil:
urine, tanggal: hasil:
b. Pemeriksaan Penunjang lainnya:
c. Catatan medic lainnya
riwayat imunisasi : Vit K 0,5ml dan HIB setelah lahir .
riwayat pemberian vitamin A : belum mendapat vitamin A
ASSESMENT
By. Ny. N umur 1 jam dengan asfiksia .
PLANNING Tanggal/Jam: 5 mei 2011, 10.30 WIB
a. Melakukan langkah awal resusitasi apabila setelah dilakukan pemotongan tali pusat, dilakukan inspeksi pada bayi didapatkan bayi belum menangis, nafas megap-megap .
1) Segera selimuti bayi, tidurkan bayi di meja resusitasi ( rata, keras, bersih, hangat )
2) Hisap lendir pada mulut, hidung, dengan balon penghisap .
3) Keringkan bayi dengan handuk sambil lakukan rangsangan taktil .
4) Kemudian inspeksi keadaan umum bayi, bila didapatkan nafas masih megap-megap dan kulit kebiruan lakukan VTP .
5) Lakukan VTP 20 kali/menit selama 30 detik .
6) Lakukan inspeksi bayi menangis spontan, warna kulit kemerahan , bayi bergerak aktif , dan denyut jantung 120 kali/menit .
b. Memberikan bayi pada ibu untuk dilakukan IMD .
c. Melakukan manajemen aktif kala 3 pada ibu .
d. Lakukan pemantauan ibu dan bayi 2 jam sekali .
TTD
Bidan Ditta