Selasa, 25 Oktober 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI DI BPS UMI SINTA YOGYAKARTA

Disusun oleh : Kelas C4

FRISCA PRATIWI
090105193
4C4



PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
JLN. MUNIR NO.267 SERANGAN NGAMPILAN YOGYAKARTA
2011






ASUHAN KEBIDANAN PADA PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI
“ An A “ usia 4 minggu, sehat, butuh imunisasi BCG di BPS U


No. Register : 456789
Hari, tanggal :Selasa, 10 Mei 2011
Pengkajian oleh : Bidan U jam : 10.00 wib
Ruang : Periksa

DATA SUBJEKTIF
BIODATA PASIEN SUAMI
Nama bayi : An Angga Putra Bp.’B’
Tanggal lahir : 10-01-2011
Nama Ibu : Ny susi Ayah : Saiful
Umur : 24 th 28 th
Agama : Islam islam
Suku/Bangsa : JAWA/WNI JAWA/WNI
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : IRT PNS
Alamat Lengkap : Ngemplak sari, margomulyo, seyegan, sleman, yogyakarta
No.Telp/Hp : 08170333155


1. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan mau mengimunisasikan anaknya
Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya belum diimunisasi BCG dan ingin anaknya diimunisasi BCG.
2. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan baik-baik saja , tidak sakit.
3. Respon keluarga
Ibu dan bapak tampak menyayangi bayinya dan merawat dengan baik.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Riwayat Intranatal
Masa kehamilan : 40 minggu
Lahir tanggal : 10-01-2011 jam 02-30 WIB
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan di BPS U
Lama persalinan : kala I : 7 jam 10 menit
Kala II : - jam 15 menit
Komplikasi
a. Ibu : Tidak ada
b. Bayi : Tidak ada
Keadaan bayi baru lahir
BB/PB : 3100 gram / 49 cm
Nilai APGAR : 1 menit/5 menit/10 menit : 9/10/10
b. Riwayat pemberian nitrisi
ASI : Eksklusif lama pemberian ASI: 4 minggu
PASI sejak umur : - jenis: -
Makanan tambahan : - jenis : -
Keluhan : -
Status kesehatan terakhir
a. Riwayat alergi
Jenis makan : -
Obat : -
Zat lain : -
b. Imunisasi Dasar dan anjuran
Vaksin Umur/ tanggal pemberian imunisasi
Bulan tahun
lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 18 2 3 5 6 10 12
Program pengembangan imunisasi ( PPI, diwajibkan )
BCG 10/05/11
Hepatitis B 10/01/11
Polio (OPV)
Polio ( IPV)
DPT
Campak
Program pengembangan imunisasi ( Non PPI, dianjurkan )
Hib
MMR
Tifoid
Hepatitis
Varisela



c. Uji skrining : tidak dilakukan
d. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan bayinya belum pernah sakit

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : baik. Kesadaran: compos mentis
b. Tanda vital
Tekanan darah : tidak terkaji
Nadi : 112 kali per menit
Pernafasan : 40 kali per menit
Suhu : 36,5˚C
c. Status gizi : TB : 50cm BB: 4000 gram
LK: 35 cm LLA: - cm

d. pemeriksaan fisik
Rambut : Hitam, lurus, bersih, kuat
Ubun-ubun : UUB belum menutup
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
Hidung : Simetris, tidak ada kotoran, tidak ada cairan yang keluar
Muka : simetris, tidak ada oedem,bentuk oval
Mulut : Simetris, merah, tidak pucat
Telinga : simetris, tidak ada kotoran dan cairan yang keluar
Leher : Tidak ada pelebaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
e. Dada
Bentuk dan besar : Simetris, bentuk normal
Gerakkan : Bebas,tidak ada tarikan dinding dada,pernafasan dada dan perut
Puting susu : masih rata ,belum membesar,tidak ada kelainan.
paru : auskultasi bersih,tidak ada wheezing.
Jantung : auskultasi irama teratur, tidak ada kelainan , frekuensi 112 x/ menit
f. Abdomen
Bentuk : agak sedikit buncit
Gerakkan :
Dinding perut : bersih, umbilikus kering tidak ada cairan yang keluar.
Auskultasi : tidak hiperperistaltik
Perkusi : tidak ada bunyi timpani/obstruksi/redup.
Palpasi : tidak teraba adanya perbesaran hepar,limpa dan ginjal.
g. Ekstermitas
Oedem : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refles Patella : tidak terkaji
Kuku : Pendek bersih
h. Genetalia Luar
Skrotum berwarna kehitaman, ujung penis dapat ditarik dan ada lubang pada ujung penis.
i. Anus
Hemoroid : Tidak ada
j. Neurologis : ( kejang, tanda meningeal, kekuatan dan tonus otot )
tidak terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang
a. DDST
Motorik kasar : tidak terkaji
Motorik halus : tidak terkaji
Personal sosial : tidak terkaji
Bahasa : tidak terkaji
b. KPSP : tidak terkaji

ASSESMENT
Seorang bayi umur 4 minggu, sehat

PLANNING :
Selasa, 10 mei 2011 JAM 10.10 WIB
1. .Menjelaskan keadaan ibu tentang hasil pemeriksaan, hasil baik bayi sehat dan dapat diberikan imunisasi BCG, ibu mengerti penjelasan Bidan.
2. Menjelaskan kepada bapak dan ibu maksud dan tujuan pemberian imunisasi BCG ,bapak dapat menyebutkan kembali manfaat imunisasi BCG.
3. Mempersiapkan posisi bayi tidur terlentang,dibedong agar bayi tidak bergerak, dan menyuruh ibu untuk memegang anaknya di tempat tidur,bidan menyiapkan vaksin.
4. Memberikan imunisasi BCG dilengan kanan atas secara itracutan,bayi menagis sebentar.
5. Menjelaskan kepada ibu dan bapak kemungkinan reaksi yang muncul setelah penyuntikan yaitu timbul bekas luka pada daerah suntikan,menyarankan pada ibu agar membiarkan saja luka tersebut karena itu hal yang normal, ibu mengerti.
6. Membuat kontrak waktu untuk kunjungan ulang imunisasi setelah bayi berusia 2 bulan untuk mendapatkan imunisasi DPT1 DAN IPV 1 serta menuliskan tanggal kunjungan ulang di uku KIA ,ibu mengerti dan bersedia datang lagi.
T T D

Bidan “U”







Dasar teori


Imunisasi BCG termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan. Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).


Imunisasi BCG wajib diberikan, seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB dan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulitmakan, mudah sakit, batuk berulang, demam, berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.

Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Martoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB.

Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang “tidur”. Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menhindarianak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG.

Jumlah Pemberian Imunisasi BCG
Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, sehingga memerlukan pengulangan.

Usia Pemberian Imunisasi BCG
Dibawah usia 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycrobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasikan BCG

Lokasi Penyuntikan
Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.

Efek Samping
Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.

Tanda Keberhasilan
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.
Jika bisul tak muncul, jangan cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara penyuntikan perlu kehlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntiknya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.

Jadi, medki bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi BCG pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.

Indikasi Kontra
Tak dapat diberikan pada anak berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif.

Daftar pustaka
http://vinadanvani.wordpress.com/2008/03/07/imunisasi-bcg-untuk-mencegah-tb-tuberkulosis/
Powered by Blogger