Selasa, 25 Oktober 2011

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS PADA BAYI NY. A DI RUMAH BERSALIN AISYIYAH, YOGYAKARTA

Pengampu : Evi Nurhidayati, S.SiT










Disusun Oleh :
Nama : Tri Wahyuni
NIM : 090105184


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
BAYI BARU LAHIR (BBL) FISIOLOGIS
Bayi baru Lahir fisiologis/Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
Ciri-ciri Bayi Baru Lahir :
1. Berat badan 2500 – 3500 gram
2. Panjang badan lahir 47 – 57 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Denyut jantung lebih dari 100 x/menit, pernapasan pada menit pertama cepat 80 x/menit, kemudian menurun kira-kira 40 x/menit.
6. Kulit merah karena di bawah kulit terdapat lemak, terdapat vernik kaseosa, kuku jari panjang.
7. Genetalia labia mayor sudah menutupi labia minor pada bayi perempuan, pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum.
8. Lanugo tidak terlihat lagi
9. Periode bayi baru lahir
Periode Bayi Baru Lahir
Periode bayi baru lahir terbagi menjadi tiga periode yaitu:
a. Periode I adalah periode restfalness (30 menit pertama setelah lahir).
Periode ini bayi terjaga dengan mata terbuka memberikan respon terhadap stimulus, menghisap dengan penuh semangat dan menangis. Kecepatan pernapasan sampai 82 x/menit. Denyut jantung sampai 180 x/menit dan bising usus aktif.


b. Periode II adalah periode reaktivitas yang berlangsung 2 – 5 jam.
Dalam periode ini bayi bangun dari tidur nyenyak. Denyut jantung dan kecepatan pernapasan meningkat. Bayi mungkin mengeluarkan urin dan mekonium.
c. Periode III merupakan periode stabilisitas (12 – 24 jam setelah lahir).
Pada periode ini bayi mudah tidur dan terbangun. Tanda-tanda vital stabil, kulit berwarna kemerahan dan hangat.

ADAPTASI BBL TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS
I. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN
Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga (Varney’s, halaman 551).
Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan. Dua factor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi yaitu:
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak.
2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru.
Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas.
II. PERUBAHAN SISTEM SIRKULASI
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar:
1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Ingat hokum yang menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Hal ini terutama penting kalau kita ingt bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah :
1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara funsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan
III. PERUBAHAN SISTEM TERMOREGULASI
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus adalah 36,5 – 37o C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh:
1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna
2. Permukaan tubuh bayi relative lebih luas
3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.


Gejala hipotermia:
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian. Mekanisme terjadinya Hipotermia: Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:
1. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin.
2. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.
3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung diganti.
4. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.
IV. PERUBAHAN SISTEM METABOLISME
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).

Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apnu, tangis lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan. Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemia ialah kerusakan yang meluas di seluruh sel-sel otak.
V. PERUBAHAN SISTEM GASTROINTESTINAL
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus.
VI. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa.
2. Fungsi saringan saluran napas.
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tuges utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan detekdi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.














ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS
PADA BAYI NY. A
DI RUMAH BERSALIN AISYIYAH, YOGYAKARTA
No Registrasi : 090105184
I. PENGKAJIAN
Tanggal/ Jam : 13 Mei 2011, 15.00 WIB
Nama Pengkaji : Bidan Tri
Tempat Pengkajian : Bangsal bunga

A. IDENTITAS / BIODATA
INDENTITAS BAYI
Nama bayi : bayi ny “ A”
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal lahir : 13 mei 2011
Jam lahir : 13.00 wib
BB : 3000 gr
PB : 39 cm

IDENTITAS ORANGTUA
Ibu Suami
Nama : NY .A TN. S
Umur : 29 th 32 tahun
Agama : islam Islam
Suku : Jawa Jawa
Bangsa : Indonesia Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT swasta
Alamat : Jl.KH.Ahmad dahlan no 33 Yogyakarta

B. DATA SUBJEKTIF
Tanggal : 13 Mei 2011 Pukul : 15.00 wib
1. Alasan kunjungan
Keluarga ingin memeriksakan keadaan bayinya 2 jam setelah dilahirkan
2. Riwayat perkawinan
Merupakan perkawinan yang pertama. Usia ibu saat menikah 27 tahun dan suami 30 tahun dengan lama pernikahan 2 tahun.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil Ke- persalinan Nifas
Lahir UK Jns Perslinan Pnolong Komplikasi JK BB lahir Laktasi Komplikasi









2. Riwayat persalinan sekarang
a. jenis persalinan : Spontan
b. tempat persalinan : RB Aisyiyah
c. di tolong oleh : bidan tri
d. presentasi : belakang kepala
e. air ketuban : jernih
f. lama persalinan kala II : 50 menit
g. keadaan tali pusat : lengkap

3. Keadaan BBL
a. resusitasi : tidak dilakukan
b. pemberian O2 : tidak ada
c. Keadaan Umum : baik
d. Frekuensi jantung : 122x/menit
e. Pernapasan : spontan
f. Frekuensi : 50x/menit
g. Suhu :36,5o C
h. Warna Kulit : kemerahan
4. Psikososial
Perilaku ibu terhadap bayi : Ibu sangat bersyukur bahwa bayinya lahir dengan selamat walau ibu masih nampak kesakitan





C. DATA OBJEKTIF
KU : baik
Nadi : 122 X/ menit
Suhu : 36,8 C
Nadi : 50 x/mnt
BB : 3000 gram
PB : 39 cm
Pemeriksaan fisik secara sistematik :
a. Kepala : tidak ada caput succedenum, maupun chepal hematom, bentuk mesochepal, ramut bersih
b. Ubun – ubun : datar
c. Muka : tidak oedema
d. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, simetris
e. Telinga : tidak ditemukan kelainan, telinga masih lunak bila diraba
f. Mulut : normal, tidak ada labioschisis, palatoschisis, labiopalatoschisis
g. Hidung : tidak ditemukan adanya kelainan
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis, kelenjar limfe.
i. Dada : simetris, putting susu simetris, tidak ada hernia diafragma.
j. Tali pusat : tidak ditemukan adanya tanda infeksi
k. Punggung : tidak ada kelainan, tulang punggung teraba lurus
l. Extremitas : jumlah jari tangan dan kaki 5, tidak ada ditemukan kelainan.
m. Genitalia : labia mayor sudah menutupi labia minor, terdapat hymen
n. Anus : ada

Reflek :
a. Reflek moro : +
b. Reflek rooting : +
c. Reflek swallowing : +
d. Reflek sucking : +
e. Reflek tonick neck : +
f. Reflek palmar & plantar : +
Antropometri
a. Lingkar kepala : 24 cm
b. Lingkar dada : 23 cm
c. Lingkar lengan atas : 14 cm
ASSESMENT
Bayi Ny ‘A’ umur 2 jam normal

PLANNING
Tanggal : 13 Mei 2011 Pukul : 15.30 WIB
1. Memberitahukan kepada keluarga mengenai keadaan bayinya saat ini bahwa keadaan anaknya sehat.
Tanda vital bayi :
Frekuensi jantung : 122x/i
Suhu : 36,5 C
Nafas : 50x/mnit
- Keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. menberikan KIE tentang perawatan tali pusat yang benar supaya bayi teerhindar dari infeksi.
Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan bidan.

3. Menjaga kehangatan bayi agar terhindar dari hipotermi dengan cara mendekap bayi di dada ibu kulit dengan kulit apabila menyusui dan memakaikan topi.
- Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan berusaha melakukan tindakan tersebut
4. Mencegah terjadi nya infeksi pada BBL:
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
- Membatasi pengunjung masuk ke tempat bayi
- Memastikan ruangan bayi selalu bersih
5. Memberikan konseling kepada keluarga khususnya ibu untuk selalu memberikan ASI secara eksklusif.
- Bayi sudah diberikan ASI.




Ttd

Bidan tri
Powered by Blogger