Sabtu, 18 Juni 2011

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perempuan merupakan mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan yang beragam. Kebutuhan itu mencakup beberapa aspek seperti biopsikososial spiritual dimana jika salah satunya tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakseimbangan.
Disini kami akan membahas salah satu contoh ketidak seimbangan yang terjadi pada perempuan yang di sebabkan oleh gangguan pada sistem reproduksi yaitu amenore . Amenore sendiri merupakan salah satu, dari berbagai masalah yang ditimbulkan karena adanya gangguan menstruasi pada perempuan. Siklus menstruasi sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan. Hilang satu periode menstruasi jarang tanda masalah serius atau kondisi medis yang mendasari, tapi amenore dari durasi yang lebih lama mungkin menandakan adanya suatu penyakit atau kondisi kronis.
Amenore sendiri mempunyai arti yaitu suatu keadaan tidak haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Namun, ada yang membagi berdasarkan amenorea fisiologik (prapubertas, hamil, laktasi, pasca menopause) dan amenorea patologik (amenorea primer, amenorea sekunder), dan ada yang menggolongkan menjadi amenorea primer, amenorea sekunder dan menopause.


B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian amenore ?
2. Hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya amenore ?
3. Apa saja gejala amenore ?
4. Bagaimana penanganan amenore ?
5. Bagaimana tindakan bidan dalam memberikan asuhan pada perempuan yang mengalami amenore ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian amenore .
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami penyebab amenore .
3. Untuk mengetahui gejala-gejala apa saja yang ditimbulkan oleh amenore .
4. Menambah pengetahuan mengenai komplikasi yang ditimbulkan oleh amenore .
5. Mengetahui dan memahami bagaimana cara penanganan amenore yang baik dan benar.
6. Mengetahui apa saja tindakan tenaga kesehatan, terutama bidan dalam memberikan asuhan pada perempuan yang mengalami amenore .

D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai amenore .
2. Untuk memberi gambaran tentang amenore .
3. Dapat menambah pengetahuan tentang amenore dan dapat menanganinya dengan tepat.
4. Memberikan penanganan yang tepat untuk perempuan yang mengalami amenore .













BAB II
LANDASAN TEORI


A. Pengertian amenore
Amenorea adalah keadaan tidak haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Ada yang membagi berdasarkan amenorea fisiologik (prapubertas, hamil, laktasi, pasca menopause) dan amenorea patologik (amenorea primer, amenorea sekunder).
Ada yang menggolongkan menjadi amenorea primer, amenorea sekunder dan menopause. Amenorea primer menunjukkan suatu kelainan medis yang bermakna disebabkan oleh genetik, anatomik, atau endokrin yang mempunyai prevalensi 1-2 %. Hal ini terjadi pada usia 14 tahun dengan tidak adanya pertumbuhan tanda-tanda kelamin sekunder (pertumbuhan payudara, rambut pubis dan rambut ketiak) atau pada usia 16 tahun yang telah tampak tanda-tanda kelamin sekunder, atau tidak haid selama 3 tahun setelah menarche.

B. Penyebab amenore
Amenore sendiri di bedakan menjadi dua:
a. Amenore primer (belum haid sampai umur 18 tahun)
b. Amenore sekunder

Amenore primer atau sekunder (masing-masing) dianggap hadir ketika seorang perempuan
sebelumnya memiliki siklus haid berhenti memiliki periode menstruasi selama tiga siklus berturut-turut, atau untuk jangka waktu enam bulan atau lebih dan tidak hamil.
Gejala lain dan tanda mungkin ada, yang sangat variabel dan tergantung pada penyebab amenore tersebut. Misalnya, gejala ketidakseimbangan hormon atau kelebihan hormon laki-laki dapat mencakup periode menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan, pendalaman suara, dan jerawat. Peningkatan prolaktin tingkat sebagai penyebab amenore dapat mengakibatkan galaktorea (keluarnya cairan dari puting susu yang tidak berhubungan dengan ASI normal).













BAB III
ISI

Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang sangat luas, karena mempelajari kesehatan orang banyak. Ilmu kesehatan masyarakat mengandung pengertian suatu ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mempelajarei masalah-masalah kesehatan dan segala factor yang mempengaruhinya serta segala upaya atau cara-cara untuk mengatasinya dalam masyarakat.
Tujuan semua usaha kesehatan masyarakat, baik dalam bidang preventif, kuratif, maupun rehabilitasi ialah agar setiap warga masyarakat dsapat mencapai derajad kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang. Wanita merupakan bagian dari masyarakat sehingga semua program peningkatan kesehatan masyarakat tidak lepas dari wanita.
Masa menopause merupakan suatu masa yang berpengaruh pada wanita oleh karena itu diperlukan suatu usaha-usaha kesehatan untuk meminimalkan gangguan pada wanita saat memasuki masa perimenopause dan menopause. Dalam garis besar usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu :
a. Upaya pencegahan ( usaha preventif ).
b. Usaha pengobatan ( kuratif ).
c. Usaha rehabilitasi.
Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat urutan yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.
Leavel dan Clark dalam bukunya “ Preventive medicine for the doctor in his community “ membagi usaha pencegahan penyakit dalam lima tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan masa sakit yaitu :
a. Health Promotion.
b. Specific Protection.
c. Early Diagnosis and Prompt Treatment.
d. Disability Limitation
e. Rehabilitation.

Penerapan Leavel & Clark dalam usaha-usaha kesehatan untuk menangani masalah-masalah yang timbul pada wanita saat masa peri menopause, menopause hingga pasca menopause sebagai berikut :
1. Masa sebelum sakit
Masa sebelum sakit yang dimaksud pada wanita yang mengalami menopause adalah masa pada waktu wanita tersebut belum mengalami menopause yakni wanita berusia sekitar 40 tahun keatas. Usaha-usaha yang dapat dilakukan yaitu:
a. Mempertinggi nilai kesehatan ( Health Promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Health promotion merupakan pencegahan yang bersifat primer. Beberapa usaha diantaranya :
1. Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kuantitasnya.
Pada wanita yang menjelang menopause sangat disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung gizi serta dengan porsi yang sesuai yang dibituhkan oleh tubuh. Hal ini karena menjelang menopause, wanita mengalami berbagai gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan kesehatannya. Dengan makanan sehat yang mengandung cukup gizi serta sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh, dapat mengurangi gejala serta komplikasi yang disebabkan oleh menopause. Sebagai contoh yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang rendah lemak serta kaya vitamin dan serat. Makanan tersebut dapat mengurangi resiko komplikasi penyakit cardiovaskuler dan obesitas yang dipicu oleh lemak.
2. Olahraga secara teratur
Seorang wanita yang melakukan olah raga secara teratur maka metabolisme dalam tubuhnya akan berjalan dengan lancar. Sehingga proses detoksifikasi dalam tubuh akan berjalan secara lancar pula. Dengan demikin tidak ada penumpukan zat-zat yang tidak dibutuhkn oleh tubuh, seperti LDL ( lemak jahat ) yang merupakan penyebab arteriosclerosis. Selain itu, secara psikologis olahraga secara teratur akan membuat seorang wanita merasa tenang dan terhindar dari insomnia.

3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat. Tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang perbaikan hygiens dan sanitasi lingkungan serta mengenai gizi seimbang. Salah satu dampak positif adanya penyuluhan tentang perbaikan hygiene terhadap wanita yang akan memasuki masa menopause yakni menurunkan resiko terjadinya ISK ( Infeksi Saluran Kemih ). Penyuluhan mengenai gizi seimbang dapat menghindarkan gejala-gejala peri menopause seperti sakit kepala yang dapat diakibatkan oleh tingginya kadar LDL. Kadar LDL yang tinggi dalam tubuh wanita diakibatkan oleh terganggunya kadar estrogen pada masa menjelang menopause.
4. Usaha kesehatan jiwa
Salah satu usaha kesehatan jiwa yang dapat dilakukan antara lain dengan konseling yang dilakukan oleh bidan kepada wanita. Melalui konseling tersebut seorang wanita dapat memperoleh ketenangan secara psikologis karena mendapatkan informasi sesuai kebutuhannya.

b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific Protection).
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu.dan masih merupakan pencegahan sekunder. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk pencegahan terhadap gejala dan komplikasi menopause diantaranya :
1. Vaksinasi untuk mencegah Ca serviks.
Pada masa menopause,seorang wanita lebih beresiko terkena Ca serviks. Faktor pendukung resiko tersebut antara lain HPV ( Human Papiloma Virus ), usia, keaktifan berhubungan seksual semasa muda, serta sosial ekonomi. Pemberian vaksinasi HPV pada wanita muda sebelum menikah dapat meminimalkan resiko terkena Ca serviks. Sehingga memungkinkan untuk menurunkan angka kesakitan wanita pada masa menopause akibat Ca serviks.
2. Perlindungan kesehatan wanita di lingkungan kerja pada masa menjelang menopause.
Pengalihan tempat kerja dari segala yang dapat mengganggu kesehatan serta memperburuk gejala-gejala menopause ,seperti : polusi, paparan zat-zat kimia, dan temperature.Selain itu adnya Jaminan Kesehatan bagi tenaga kerja wanita dapat memudahkan mendapatkan pemeriksaan secara rutin. Diharapkan dengan adanya perlindungan kesehatan wanita yang mencakup lingkungan kerja dapat mengurangi gejala-gejala yang timbul.
3. Pemberdayaan pada wanita yang memasuki pre menopause dan menopause
Memasuki masa pre menopause dan menopause wanita kerap mengalami berbagai gejala dan komplikasi yang dapat mengganggu fisik dan psikis. Pada masa-masa tersebut mayoritas seorang wanita mengalami down syndrome power karena wanita merasa dirinya sudah tidak lagi berguna. Untuk itu diperlukan peran dari tenaga kesehatan termasuk bidan untuk memberdayakan. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan ketrampilan yang berguna seperti kerajinan tangan.
4. Pap Smear
Pap smear dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker dan tumor pada wanita yang rutin dilakukan. Pap smear sangat disarankan untuk dilakukan bagi wanita yang memasuki masa pre menopause dan menopause. Hal ini disebabkan pada masa tersebut wanita sangat rentan terkena kanker dan tumor pada bagian genitalia. Pap smear merupakan suatu upaya untuk mengurangi morbiditas wanita masa-masa tersebut.

2. Pada masa sakit
Masa sakit yang dimaksud pada wanita yang mengalami menopause adalah masa pada waktu wanita tersebut sudah mengalami menopause yakni wanita berusia sekitar 50 tahun keatas. Penanganan yang dilakukan pada masa sakit merupakan penanganan yang bersifat sekunder. Usaha-usaha yang dapat dilakukan yaitu:
a. Early Diagnosis
Early diagnosis mengandung pengertian tindakan pencegahan pada wanita atau kelompok yang memiliki resiko mengalami menopause. Dengan cara mengenal dan mengetahui berbagai macam gejala dan komplikasi menopause secara dini. Usaha-usaha erly diagnosis pada masa pre menopause dan menopause antara lain :
1. Case Finding
Yaitu mencari kasus-kasus yang terjadi di masyarakat seawal mungkin. Kasus yang dimaksud yaitu hal-hal yang memperlihatkan adanya gejala-gejala serta komplikasi menopause pada wanita yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis wanita tersebut. Dengan dilakukannya case finding tersebut tenaga kesehatan terutama bidan sebagai ujung tombak pelayanan bagi wanita di masyarakat, dapat melakukan diagnosis dini terhadap adanya gejala serta komplikasi pre menopause dan menopause. Sehingga diharapkan kaum wanita yang memasuki masa pre menopause dan menopause dapat menjalani kehidupannya tanpa adanya gangguan pada kesehatan maupun psikisnya.
2. General Check-up
Yaitu pemeriksaan umum seluruh tubuh pada wanita berumur 50 tahun yang beresiko menopause. Pemeriksaan umun tersebut sebagai bentuk deteksi dini terhadap gangguan pada tubuh akibat gejala dan komplikasi menopause.
3. Pap Smear
Yaitu pemeriksaan pada serviks wanita untuk mendeteksi dini kanker dan tumor pada organ kewanitaan. Pap smear harus dilakukan secara teratur untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pada akhirnya kanker dan tumor yang beresiko tinggi muncul pada masa menopause dapat segera ditangani dengan adanya deteksi dini yaitu pap smear.
4. Mencari daerah yang memiliki tingkat menopause tinggi
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menurunkan kemungkinan adanya komplikasi pada wanita menopause dengan mengetahui wilayah yang berpotensial mengalami gejala menopause.
5. Melakukan berbagai survei dalam rangka memperkecil efek-efek negatif menopause.
Dengan melakukan survei di masyarakat yang menjadi lingkup pelayannya, bidan dapat mengetahui secara dini ada tidaknya efek-efek negatif menopause terhadap kehidupan wanita.
6. Penelitian dan pemeriksaan rutin
Penelitian dan pemeriksaan rutin sangat penting untuk penanganan masalah-masalah yang timbul pada masa menopause. Sebagai contoh yaitu : pemeriksaan rutin tekanan darah bagi wanita yang memasuki masa menopause. Pemeriksaan rutin tekanan darah sangat berguna untuk mendeteksi dini hipertensi/tekanan darah tinggi yang sangat rentan terkena hipertensi.

b. Prompt Treatment
Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang terjadi. Prompt treatment merupakan tindakan lanjutan dari early diagnosis. Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah. Tiondakan prompt treatment antara lain :
1. Case Holding Drugs
Yaitu menangani dan keteraturan berobat. Diharapkan tenaga kesehatan termasuk bidan dapat segera menangani kasus-kasus berupa gejala dan komplikasi menopause yang mengakibatkan gangguan pada kesehatan wanita. Penanganan segera terhadap gejala dan komplikasi menopause dapat meminimalkan hal-hal yang memiliki pengaruh buruk dalam kehidupannya. Penanganan yang diberikan dapat berupa konseling secara langsung maupun penyuluhan secara kelompok seperti dalam kegiatan PKK. Penanganan yang diberikan diiringi dengan pengobatan secara teratur. Untuk pengobatan tersebut dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli di bidangnya. Sebagai contoh seorang bidan dapat berkolaborasi dengan dokter dalam menagani pasien yang mengalami gejala dan komplikasi akibat menopause yang menginginkan HRT ( Hormone Replacement Therapy).


2. Support life
Dilakukan dengan jalan pemberian pengobatan secepat mungkin pada wanita yang mengalami gejala premenopause yang juga telah mengalami komplikasi akibat menopause tersebut. Pemberian obat secepat mungkin bertujuan untuk mendukung kehidupan wanita pada masa ini. Selain itu dukungan hidup yang diberikan oleh berbagai pihak (keluarga, tenaga kesehatan, masyarakat) akan membuat wanita pada masa ini dapat menjalani hidupnya tanpa masalah baik fisik, psikis maupun sosial.

Pengobatan yang secara tepat dan segera sangat penting karena pengobatan yang terlambat akan mengakibatkan :
a. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi. Misalnya pengobatan hipertensi yang terlambat pada wanita menopause.
b. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar. Kecacatan dapat berupa fisik maupun psikis.
c. Penderitaan si sakit ( wanita perimenopause dan menopause) menjadi lebih lama dan parah.
d. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar. Sebagai contoh yaitu perawatan dan pengobatan penyakit kardiovaskuler tentunya akan lebih besar. Hal ini akan berbeda apabila sebelumnya dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang tepat dan segera yang jauh memerlukan biaya lebih sedikit.

c. Disability Limitation
Disability limitation mengandung pengertian suatu usaha primer untuk pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit. Penyakit dalam konteks ini yaitu berbagai gejala dan komplikasi yang mengiringi menopause sehingga menimbulkan gangguan kesehatan secara fisik dan psikis pada wanita.
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha health promotion, specific protection, early diagnosis and prompt treatment, yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah tejadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat (dibatasi), dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin. Tindakan dari disability limitation antara lain :
i. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
Menopause dapat menimbulkan komplikasi antara lain : osteoporosis, masalah urogenital, obesitas, kardiovaskuler, dan dimensia. Bebagai macam komplikasi tersebut dapat menimbulkan kecacatan, sebagai contoh osteoporosis yang tidak ditangani dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga membatasi ruang gerak.
ii. Pengadaan dan peningkatan fasillitas kesehatan
Adanya berbagai fasilitas kesehatan yang mendukung bagi masyarakat khususnya bagi wanita perimenopause dan menopause dapat mengurangi kecacatan yang diakibatkan oleh perimenopause dan menopause. Sebagai contoh yaitu adanya posyandu lansia dapat menjadi sarana bagi lansia yang sudah mengalami menopause untuk terus beraktifitas sehingga terhindar dari obesitas, penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan dimensia yang tentu apabila tidak ditangani dapat menimbulkan kecacatan.

iii. Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi
Kecacatan akibat berbagai komplikasi menopause dapat dihindari apabila melakukan pengobatan secara sempurna. Sebagai contoh yaitu penyempurnaan pengobatan kasus fraktur pada wanita menopause yang rentan osteoporosis sehingga terhindar dari kecacatan. Pengobatan untuk mengatasi fraktur selain dengan prosedur yang dilakukan untuk kasus fraktur juga dapat disertai dengan usaha-usaha untuk mrndukung agar pengobatan fraktur tersebut dapat sempurna. Usaha yang mendukung tersebut antara lain dengan terapi hormone ( HRT ) dan pemberian kalsium sehingga fraktur dapat disembuhkan secara sempurna walaupun wanita menopause sangat beresiko terkena osteoporosis.
iv. Pendekatan Psikososial Spiritual
Pada wanita menopause kerap kali mengalami perubahan pada sisi batin dan kehidupan seksualnya. Meskipun hal tersebut merupakan perubahan yang kasat mata, akan tetapi dapat mempengaruhi fisik wanita tersebut. Oleh karena itu diperlukan pendekatan psikososial dan spiritual untuk menghindari kecacatan yang ditimbulkan. Contoh implementasinya yaitu pada wanita menopause yang mengalami depresi dan penurunan libido. Pada wanita ini sangat diperlukan pendekatan secara psikososial dan spiritual sehingga dapat menjalankan fungsi dan perannya sebagai mahluk sosial dan sebagai seorang istri.
v. Intervensi pemerintah dalam mengambil tindakan untuk mendukung kesehatan wanita.
Peran pemerintah sangatlah penting dalam mendukung peningkatan kesehatan wanita dan pembatasan kecacatan akibat menopause. Pemerintah sebagai salah satu penyumbang dana mendapat posisi yang berpengaruh sehingga diharapkan pemerintah memperhatikan masalah kesehatan terutama kesehatan wnita menopause.
d. Rehabilitasi ( Rehabilitation ).
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya. Penderita dalam ruang lingkup ini adalah wanita yang memasuki masalah perimenopause dan menopause. Usaha rehabilitasi ini merupakan suatu tindakan sekunder. Macam-macam rehabilitasi antara lain :
i. Rehabilitasi Fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal mungkin. Misalnya pada saat menopause seorang wanita mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan tangan atau kakinya patah. Rehabilitasi dari kaki dan tangan yang patah tersebut yaitu dengan mempergunakan kaki dan tangan buatan, yang memiliki fungsi yang sama dengan kaki dan tangan sesungguhnya.
ii. Rehabilitasi Mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniyah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat. Misalnya seorang wanita yang depresi akibat kecelakaan yang membuatnya cacat tubuhnya secara otomatis hal tersebut akan berpengaruh pula terhadap psikis dan mentalnya, maka dari itu diperlukan dukungan yang lebih agar penderita bersedia kembali berbaur di masyarakat tanpa perasaan cemas dan takut.
iii. Rehabilitasi Sosial Vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dalam kapsitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya. Misalnya seorang yang mengalami masa menopause terlebih jika dia mengalami komplikasi, hal tersebut akan mengganggu kinerjanya dalam masyarakat, sehingga kapasitas kerjanya tidak maksimal.
iv. Rehabilitasi Aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan. Misalnya pada wanita menopause ada kencenderungan untuk mengalami obesitas, untuk itu diperlukan suatu upaya yang berupa olahraga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat agar mengurangi resiko obesitas dan memperindah bentuk tubuhnya serta meninfgkatkan kesehatan.





PENUTUP

A. Kesimpulan
Menopause adalah waktu dari kehidupan seorang wanita pada masa haidnya berakhir atau dapat dikatakan bahwa wanita sudah tidak lagi mengalami menstruasi. Ini terjadi karena wanita tidak lagi menghasilkan estrogen yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsive dalam suatu cara yang fisiologik aktif.
Masa ini hanyalah satu tonggak dalam lintasan hidup seorang wanita. Jika ia mampu menyesuaikan diri, ia akan dapat melewati masa ini dengan baik, tanpa mengalami gangguan. Ia akan siap menghadapi tantangan hidup sesudah menopause berlalu dan tahun-tahun itu akan tetap menyenangkan.
Menopause bukanlah berarti menjadi tua lapuk, tetapi hanya menjadi lanjut usia. Proses menjadi tua sudah dimulai sejak pertama dilahirkan, dan berlangsung terus hingga saat kematian. Sehingga menopause hanyalah salah satu tonggak dalam lintasan antara dua ujung itu dan bukanlah akhir dari kehidupan.

B. Saran
Bagi setiap wanita yang menjelang menopause hendaknya mempersipakan diri untuk menghadapi masa tersebut diantaranya dengan olahraga teratur serta mengkonsumsi makanan yang memenuhi kebutuhan tubuh. Dengan adanya persiapan tersebut diharapkan wanita tersebut akan menjalani masa menopause dengan tenang dan tanpa komplikasi.









DAFTAR PUSTAKA

Fox-spencer, Rebecca. 2006. Menopause. Jakarta : Erlangga.
Fox-spencer, Rebecca. 2006. Osteoporosis. Jakarta : Erlangga.
Entjang, Indan. 1991. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Moore, George dan Neville F. Hacker . 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipocrates.
Jones, Derek Llewellyn.1991. Ginekologi dan Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya Favorit Press

Makalah Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Menstruasi Preacock

Disusun Oleh: Kelas 4C

1. Ika Fitriani Hidayat 090105191
2. Ismiyati 090105192
3. Frisca Pratiwi 090105193
4. Arifiati Hidayah 090105194
5. Hani Setyowati 090105195

DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2009 / 2010






DAFTAR ISI


Halaman Judul........................................................................................................... 1
Kata Pengantar.......................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan.................................................................................................... 4
Latar Belakang..............................................................................................
Tujuan............................................................................................................
Manfaat..........................................................................................................
Bab II Tinjauan Teori................................................................................................ 5
Pengertian Menstruasi...................................................................................
Fisiologis Menstruasi....................................................................................
Terjadinya Menstruasi..................................................................................
Pengertian Menstruasi Preacock...................................................................
Gejala............................................................................................................
Penyebab......................................................................................................
Dampak Bagi Kesehatan.............................................................................
Bab III Pembahasan.................................................................................................. 7
Bab IV Penutup........................................................................................................ 11
Simpulan........................................................................................................
Saran..............................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................... 12








KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Menstruasi Preacock ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Hikmah Sobri, S. Pd.,M.Kes
2. Teman – teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Menstruasi Preacock masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi orang – orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb


Yogyakarta, Maret 2011


Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Anak-anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat menstruasi pertama mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal sampai masa dewasa. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini pendidikan anatomi dan fisiologi yang lebih baik telah menjadikan penerimaan akan menstruasi.
Meskipun begitu, banyak wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh wanita menderita akibat dismenore, atau menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi awal-awal masa dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi dapat berupa payudara yang melunak, puting susu yang nyeri, bengkak, dan mudah tersinggung. Beberapa wanita mengalami gangguan yang cukup berat seperti keram yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian tengah perut, gelisah, letih, hidung tersumbat, dan ingin menangis. Dalam bentuk yang paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal sebagai gejala datang bulan atau pre menstrual syndrom (PMS), dan mungkin membutuhkan penanganan medis .
Sikap terhadap menstruasi dapat berbeda pada setiap masyarakat. Banyak masyarakat yang memandang wanita sebagai terkontaminasi atau tercemar saat menstruasi dan tidak mengikutsertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat karena takut akan ikut tercemar. Menstruasi adalah satu dari banyak pembenaran yang telah diberikan untuk menghalangi wanita memasuki peran-peran keagamaan pada beberapa agama. Ritual pembersihan di akhir menstruasi dianjurkan pada beberapa masyarakat. Namun, masyarakat lain menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dan tidak menghukum atau menghalangi wanita saat mereka mengalaminya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di sebut dengan menstruasi preacock?
2. Apa saja gejala, tanda, penyebab dan dampak dari menstruasi preacock?
3. Bagaimana asuhan kebidanan yang tepat diterapkan kepada wanita yang mengalami menstruasi preacock?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian menstruasi preacock
2. Mengetahui gejala, tanda, penyebab dan dampak dari menstruasi preacock
3. Mengetahui asuhan kebidanan yang tepat diterapkan kepada wanita yang mengalami menstruasi preacock

D. Manfaat
Dengan mengetahui pengertian, gejala, tanda, penyebab dan dampak dari menstruasi preacock diharapkan bidan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat diterapkan kepada wanita yang mengalami menstruasi preacock













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Menstruasi
• Menstruasi merupakan tanda bahwa seorang anak perempuan menginjak masa remaja.
• Menstruasi terjadi pada setiap wanita.
• Menstruasi terjadi ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
• Tidak semua darah yang keluar dari vagina merupakan tanda menstruasi.
Fisiologi Menstruasi
• Mestruasi terjadi secara periodik sebulan sekali.
• Jumlah darah yang keluar pada setiap anak perempuan berbeda-beda.
• Jika tidak hamil, menstruasi terjadi karena seorang wanita harus melepaskan sel telur sebulan sekali, jadi darah yang keluar bukan merupakan darah yang diakibatkan luka di dalam perut.
• Lama waktu terjadinya menstruasi berkisar 5 hari.
Terjadinya Menstruasi
Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
2. Pengertian menstruasi preacock
Adalah menstruasi yang terjadi terlalu cepat/ terlalu dini, yakni kira kira pada umur 8 tahun sudah mengalami menstruasi..

Gejala
Gejalanya yaitu pada umur kira kira 8 tahun sudah keluarnya darah dari rahim
melalui alat kelamin/ mengalami menstuasi yang lebih awal daripada wanita umumnya.
Penyebab
 Terjadi karena faktor internal, karena ketidakseimbangan hormon bawaan lahir.
 Faktor eksternal seperti asupan gizi pada makanan, ataupun gizi kurang.
 Karena rangsangan audio visual, dari percakapan/tontonan. Rangsangan dari mata dan telinga akan merangsang sistem reproduksi.
Dampak bagi kesehatan
o Menurut beberapa pakar, menstruasi yang terjadi terlalu cepat/ terlalu dini tidak akan mengganggu kesehatan.
o Menstruasi seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman, mudah marah, bahkan sering kali menimbulkan rasa sakit pada sekitar perut dan vagina.
o Pada saat menstruasi seringkali menimbulkan rasa pusing. Hal ini dapat diatasi dengan makan yang banyak atau meminum tablet tambah darah.


BAB III
PEMBAHASAN

Dulu, umumnya, perempuan mengalami menstruasi pertama pada usia 17 tahun. Kini tak sedikit yang prematur atau terjadi lebih cepat. Menstruasi atau haid merupakan salah satu ciri kematangan fisik seorang perempuan. Haid juga gejala alami hormon reproduksi dan terjadi ketika pertama kali memasuki masa pubertas. Peristiwanya berupa keluarnya darah dari rahim melalui alat kelamin dan berlangsung teratur sebagai akibat kerja hormon-hormon reproduksi. Hal itu terjadi karena peluruhan sel telur yang tidak dibuahi sehingga mengalami pembaruan secara berkala.

Namun, secara global dan termutakhir, perempuan mengalami menstruasi dini (premature). Hal ini disebabkan oleh: ketidakseimbangan hormon bawaan lahir, asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi dan rangsangan audio visual, baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari film-film atau Internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar sensualitas. Rangsangan dari telinga dan mata tersebut kemudian merangsang sistem reproduksi dan genital untuk lebih cepat matang. Bahkan, rangsangan audio visual ini merupakan faktor penyebab utama menstruasi dini.

Namun sebenarnya bukan faktor kematangan biologis dan kesehatan fisik individu tersebut yang perlu dikhawatirkan. Namun, kesiapan emosional si individu yang mengalaminya. Karena, menstruasi merupakan barometer kesuburan alat reproduksi seorang perempuan tersebut telah sempurna. Artinya, kemungkinan hamil di usia dini juga perlu diwaspadai. Di luar itu, menstruasi dini adalah hal yang wajar. Bukan sesuatu yang perlu ditakuti karena tidak ada gangguan kesehatan,
Sikap kita sebagai bidan:
Untuk itu sangat penting kita sebagai bidan memberikan konseling kepada wanita yang mengalami menstruasi preacock dengan:
1. Memberikan konseling pentingnya asupan gizi bagi seorang wanita khususnya remaja.
Gizi yang cukup dalam hal ini tidak harus berupa makanan yang mahal, akan tetapi mengenai kuantitas dan kualitas makanan. Yaitu tidak berlebihan, sesuai takaran. Kualitas makanan yang perlu diperhatikan berupa kebutuhan vitamin, protein, kalsium dan zat besi seperti ikan, daging dan hati. Memperbanyak vit C, minum air putih yang banyak, perbanyak makanan yang berserat, dan olah raga yang teratur. Dalam hal ini penting sekali untuk menjaga pola hidup, jadi pembagian antara kebutuhan fisik dan psikis juga harus seimbang.
2. Kepada orangtua, dianjurkan untuk lebih ketat dan lebih selektif mengawasi buah hatinya yang sedang menginjak masa remaja yang cenderung lebih rentan terjerumus ke hal-hal yang bersifat negative baik dalam hal pergaulan maupun tayangan televisi yang ditontonnya. Karena memang pada masa- masa inilah seorang remaja sedang mencari jati dirinya sehingga sangat diperlukan peran orang tua dalam hal ini. Penanaman moral, aqidah dan bimbingan akhlak yang baik dalam hal ini sangat diperlukan.
3. Menjelaskan bahwa menstruasi precock itu tidak berbahaya bagi kesehatan, karena penyebabnya ada banyak hal salah satunya juga dapat disebabkan karena hormone. Aktivitas hormone ini dapat disebabkan banyak hal, karena aktivitas tubuh yang terlalu padat, kondisi psikis yang terganggu juga bisa mempengaruhi, terutama pada waktu remaja.
4. Memberikan konseling untuk menjaga kebersihan alat kelaminnya saat menstruasi, yaitu dengan cara:
o Darah yang keluar pada saat menstruasi harus ditampung dengan dengan baik, karena jika darah tidak ditampung dapat menyebabkan penyakit.
o Menampung darah dapat dilakukan dengan menggunakan pembalut. Menampung darah dengan pembalut tidak memberikan efek negatif.
o Pembalut harus diganti setiap mandi atau kalau perlu setiap buang air, karena pembalut yang tidak diganti dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
o Selalu mencuci dan mengeringkan alat kelaminnya selesai BAB dan BAK secara teratur.
o Pakai CD/BH yang lembut mudah menghisap keringat
o Sering ganti pakaian dalam
5. Anjurkan untuk memeriksakan alat reproduksinya jika ada keluhan
Manfaatnya:
 Mencegah penyakit/keluhan yang berhubungan dengan alat reproduksi
 Deteksi dini kanker leher rahim dan payudara
 Mencegah kemandulan
 Melancarkan kehamilan dan kelahirannya kelak













BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menstruasi preacock pada umumnya tidak mengganggu kesehatan namun yang terpenting adalah kesiapan emosional si individu yang mengalaminya. Karena, menstruasi merupakan barometer kesuburan alat reproduksi seorang perempuan tersebut telah sempurna. Dalam hal ini peran bidan sangatlah penting untuk memberikan asuhan yang tepat bagi perempuan yang mengalaminya.
B. Saran
Diharapkan kepada semua calon bidan untuk memperhatikan serta mempelajari lebih dalam mengenai gejala, tanda, penyebab, dan dampak dari menstruasi preacock sehingga bidan dapat melakukan dan memberikan asuhan yang tepat bagi wanita yang mengalaminya.















Daftar Pustaka

http://www.google.com
http://www.artikelkesehatan.com
http://www.detik.com
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
Hikmah,dkk. 2010. Panduan Asuhan Kebidanan IV B Patologi II. Stikes Aisyiyah : Yogyakarta.

ASUHAN KEBIDANAN IV B ( PATOLOGI II ) FIBROADENOMA MAMMAE

Dosen Pembimbing : Siti Arifah, S.SIT



Disusun oleh :
• Ruly Catur Wulandari 090105180
• Arum Ismawati 090105181
• Eka Putri Setyaningrum 090105182
• Fatika Ikhtariyani 090105183
• Tri Wahyuni 090105184
• Dian Permatasari 090105185
• Atik Maria H.P 090105186
• Sabrina Wulandari 090105187



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Gangguan perdarahan di luar dan di dalam siklus menstruasi “ Amenorhea “
Makalah ini diselesaikan karena bantuan beberapa pihak,maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Siti Arifah ,S.SiT selaku pembimbing.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, Mei 2011

Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) danjaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atauoval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, olehsebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”.
Di bawah ini kami akan membahas lebih lanjut tentang fibroadenoma mammae.

II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud Fibroadenoma mammae (FAM) ?
2. Penyebab Fibroadenoma mammae (FAM) ?
3. Tanda dan gejala Fibroadenoma mammae (FAM) ?
4. Bagaimana terapi dan pengobatan Fibroadenoma mammae (FAM) ?



I. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Fibroadenoma mammae (FAM) dapat terjadi pada perempuan
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi karena gangguan Fibroadenoma mammae (FAM)
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Fibroadenoma mammae (FAM)

II. Manfaat
1. memberikan penjelasan pada masyarakat khususnya perempuan dalam masa reproduktif menegenai hal hal yang terjadi bila mengalami Fibroadenoma mammae (FAM)
2. mendeteksi secara dini yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perempuan apabila terkena Fibroadenoma mammae (FAM)

















BAB II
TINJAUAN TEORI

A. FIBROADENOMA

1. Definisi
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa.Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa.
Secara histologi:
- intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel.
- pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan. Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja.

2. Etiologi dan Epidemiologi

penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu di ingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas. Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkanlaporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadianfibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkansetelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil disbanding pada usia muda.

3. Penyebab
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat. Fibroadeno mamammae dibedakan menjadi 3 macam:
• Common Fibroadenoma
• Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
• Juvenile fibroadenoma pada remaja.
4. Gejala
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet
Benjolan mudah digerakkan, batasnya jelas dan bisa dirasakan pada SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Teraba kenyal karena mengandung kolagen (serat protein yan gkuat yang ditemukan didalam tulang rawan, urat daging dan kulit).

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan
7. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

5. Patologi
- Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
- Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f.
6. Penegakan Diagnosa
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan, Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
 Umur:
¬ Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun
 TREATMENT/PENGOBATAN
Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:
• Ukuran
• Terdapat rasa nyeri atau tidak
• Usia pasien

Hasil biopsy Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan Operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.



































BAB III
KASUS


Ibu Kayama umur 25 tahun datang ke BPS Kaory bersama suaminya. Ibu kayama mengeluh sudah 3 bulan terakhir ini merasakan adanya perubahan pada payudaranya yang sebelah kanan, Ibu kayama merasa ada benjolan di payudaranya disebelah kanan. ibu merasa takut dan tidak nyaman akan kondisinya saat ini. Setelah di periksa keadaan fisiknya normal yaitu
Tekanan darah : 120/90mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 37 0C






















BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Dari kasus diatas, tentu saja kita tidak dapat langsung mendiagnosa bahwa klien menderita suatu penyakit apa, namun harus diketahui bahwa keluhan – keluhan yang dialami oleh klien merupakan suatu hal yang sangat menggangu aktifitas klien, bahkan dapat menimbulkan ketidaknyaman sehingga klien tidak tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya. Apalagi pada keluhan didapatkan bahwa selama 3 bulan Ibu merasakan payudaranya membesar sebelah kanan dan teraba benjolan, akibatnya ibu merasa tidak nyaman karena ibu merasa takut akan penyakitnya. Oleh karena itu, kita sebagai bidan harus mampu melakukan keputusan segera yaitu dengan melakukan rujukan pada dokter yang lebih berwenang dalam menangani klien sehingga keluhan-keluhan yang dirasakan klien dapat segera disembuhkan.




















BAB V
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa.Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja.

II. SARAN

1. Setiap perempuan hendaknya waspada terhadap gejala yang menunjukkan adanya fibroadenoma .
2. Bagi para perempuan agar dapat melakukan deteksi dini dengan cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
3. Hendaknya bidan memberikan penyuluhan pada tiap perempuan mengenai fibroadenoma.


DAFTAR PUSTAKA

http://nenkeliezbid.blogspot.com/2010/04/siklus-haid.html
http://akd3b.wordpress.com/2010/06/18/poliminorea/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-nurmasadah-5571-3-babii.pdf
Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi

ASUHAN KEBIDANAN IV B ( PATOLOGI II ) MYOMA UTERI

Disusun oleh :
• Ruly Catur Wulandari 090105180
• Arum Ismawati 090105181
• Eka Putri Setyaningrum 090105182
• Fatika Ikhtariyani 090105183
• Tri Wahyuni 090105184
• Dian Permatasari 090105185


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011



KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Gangguan perdarahan di luar dan di dalam siklus menstruasi “ Amenorhea “
Makalah ini diselesaikan karena bantuan beberapa pihak,maka kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Andari Wuri Astuti ,S.SiT selaku pembimbing.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah ikut menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, Maret 2011

Penyusun









DAFTAR ISI

Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar isi 3

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang 4
II. Rumusan Masalah 4
III. Tujuan 5
IV. Manfaat 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian myoma uteri 6
II. Penyebab myoma uteri 8
III. Gejala dan tanda myoma uteri 10
IV. Cara mendeteksi myoma uteri........................................................... 11
V. Penanganan dan pengobatan ............................................................ 12

BAB III KASUS 22

BAB IV PEMBAHASAN 24

BAB V PENUTUP
I. Kesimpulan 30
II. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Organ kelamin wanita terdiri atas organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna. Kedua bagian besar organ ini sering mengalami gangguan, salah satunya adalah myoma, myoma dapat mengenai organ genitalia interna dengan berbagai macam manifestasi dan akibatnya. Tidak terkecuali pada myoma uteri atau dikenal dengan tumor rahim. Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Walaupun jarang terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia, ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi. Kejadiannya lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi sebelum menarke dan menopause. Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39%-11,87% dari semua penderita ginekologi yang dirawat.
Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah medis dan sosial pada wanita. Mioma uteri terdapat pada wanita di usia reproduktif, pengobatan yang dapat dilakukan adalah histerektomi, dimana mioma uteri merupakan indikasi yang paling sering untuk dilakukan

II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan myoma uteri?
2. Apa yasng menyebabkan myoma uteri ?
3. Apa saja gejala dan tanda myoma uteri?
4. Bagaimana cara mendeteksi myoma uteri?
5. Bagaimana cara penanganan dan pengobatannya?


III. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana myoma uteri dapat terjadi pada perempuan .
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi kerena gangguan sistem reproduksi salah satunya myoma uteri .
3. Untuk mengetahui penyebab dan cara mendeteksi myoma uteri.



IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada masyarakat khususnya perempuan dalam masa reproduktif mengenai hal-hal yang terjadi bila mengalami myoma uteri.
2. Mendeteksi secara dini yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perempuan apabila terkenamyoma uteri.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1. Pengertian myoma uteri
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berada pada uterus atau organ rahim. Masyarakat umumnya menyebut mioma sebagai miom atau tumor otot rahim. Umumnya mioma uteri terletak pada dinding rahim dan dapat berkembang ke arah dalam atau ke arah luar. Statistik penderita mioma tidak diketahui secara pasti karena masih jarang karena umumnya mioma uteri ditemukan secara tidak sengaja dan umumnya jarang menimbulkan keluhan atau gejala. Umumnya sekitar 30% terjadi pada wanita yang berumur di atas 35 tahun. Mioma uteri dapat muncul lebih dari satu buah dan memiliki berat yang bervariasi mulai dari beberapa gram saja hingga mencapai 5 kg.
2. Penyebab myoma uteri
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.

Jenis
Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis:
- Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim (subserosa)
- Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim (intramural)
- Pertumbuhan ke arah rongga rahim (submukosa)
3. Gejala dan tanda myoma uteri
Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah :
a. Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid.
b. Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih, saluran kemih (ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya sehingga menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena penekanan saluran kemih (ureter).
c. Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya reaksi peradangan steril di dalam rahim.
d. Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal.
e. Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung telur ataupun menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss).
f. Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Gejala sulit hamil ataupun keguguran berulang dapat disebabkan gangguan sumbatan pada saluran telur (tuba fallopi) dan gangguan implantasi sel telur yang telah dibuahi pada endometrium.
Sedangkan mioma uteri selama kehamilan dapat mengganggu kehamilan itu sendiri berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta.Sebaliknya, kehamilan juga dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar seiring dengan meningkatnya kadar hormon wanita (estrogen) selama kehamilan. Pembesaran yang cepat ini memicu perubahan dari mioma uteri (degenerasi) yang dapat menimbulkan rasa nyeri.


4. Cara mendeteksi myoma uteri
1. Pada pemeriksaan fisik, mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.
Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri.

b. Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat diangkat.

c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
5. Penanganan dan pengobatan myoma uteri
Bila mioma uteri berukuran kecil, tidak cenderung membesar dan tidak memicu keluhan yang berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali termasuk pemeriksaan USG. 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun. Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri. Pengecilan tumor sementara menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup (premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini dihentikan. Jika tumor membesar, timbul gejala penekanan, nyeri hebat, dan perdarahan dari kemaluan yang terus menerus, tindakan operasi sebaiknya dilakukan.
Operasi pembedahan
Operasi pembedahan tergantung dari jenis dan letak mioma uteri. Pada kasus mioma submukosum dapat dilakuakan operasi histeroskopi untuk dilakukan reseksi mioma. Jika terdapat mioma uteri jenis subserosa atau intramural dapat dilakukan operasi pengangkatan mioma (miomektomi) melalui laparoskopi atau laparotomi. Banyak wanita dengan mioma uteri memilih untuk dilakukan miomektomi dibandingkan dengan histerektomi (pengangkatan rahim). Saat ini histerektomi tidak hanya dilakukan jika tidak ada rencana hamil lagi. Namun banyak fungsi rahim lainnya selain untuk memiliki keturunan. Akan sangat membantu jika Anda melakukan konseling dengan dokter Anda sehingga pengobatan yang diberikan akan menjawab keinginan dan keluhan Anda.












KASUS


Ibu Nina umur 37 tahun datang ke BPS Rahma bersama suaminya. Ibu Nina mengeluh sudah 5 bulan terakhir ini mengalami menstruasi yang tidak teratur kadang jeda 2 atau 1 minggu menstruasi, mengalami nyeri haid yang hebat, susah buang air besar dan sering buang air kecil, ibu belum mempunyai anak padahal sudah 6 tahun menikah. Pada ssat dilakukan palpasi oleh bidan teraba benjola pada abdoment.hasil pemeriksaannya sebagi berikut:
Tekanan darah: 100/90 Mmhg
Nadi: 84 x/menit
Pernafasan : 60x/menit
Hb : 10 ml/gr




















PEMBAHASAN KASUS








PENUTUP

I. KESIMPULAN
Menstruasi merupakan hal yang sangat fisiologis yang dialami oleh setiap perempuan normal. Namun, apabila perdarahn menstruasi yang terlalu sering dan banyak serta nyeri perut yang hebat itu perlu diperhatikan karena itu merupakan suatu hal yang patologi dan merupakan salah satu tanda myoma uteri. Selain itu myoma uteri juga di pengaruhi hormon estrogen sehingga pada wanita yang menopause lebih sering terserang myoma uteri

II. SARAN

1. Setiap perempuan hendaknya waspada terhadap gejala yang menunjukkan adanya myoma uteri .
2. Hendaknya bidan memberikan penyuluhan pada tiap perempuan mengenai myoma uteri.


DAFTAR PUSTAKA

http://nenkeliezbid.blogspot.com/2010/04/siklus-haid.html
http://akd3b.wordpress.com/2010/06/18/poliminorea/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-nurmasadah-5571-3-babii.pdf
Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi

SATUAN ACARA PENYULUHAN KONTRASEPSI SUNTIK

Disusun Oleh :

Arum Ismawati
090105181



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Gerakan keluarga berencana Nasional sebagai salah satu kegiatan pokok dalam mewujudkan keluarga sejahtera, melalui upaya peningkatan kependudukan dan peran serta masyarakat, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Perempuan merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematik dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak sesui dengan keinginanya. Di desa suka maju ini banyak perempuan yang masih enggan menggunakan alat kontrasepsi karena ketidak tahuan mereka tentang kontrasepsi dan kurangnya promosi kesehatan di desa suk maju.
II. PENGANTAR
Bidang studi : kebidanan
Topoik : kontrasepsi
Sub topik : kontrasepsi suntik
Hari/tanggal : kamis, 12 mei 2011
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 60 menit
Tempat : balai desa
Sasaran : PUS desa sukamaju
Oleh : Bidan

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia diharapkan para audiens dapat mengetahui tentang kontrasepsi..

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diadakan penyuluhan selama 60 menit warga diharapkan
1. Pengertian kontrasepsi
2. Macam-macam metode kontrasepsi
3. Tujuan pemilihan kontrasepsi
4. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik
5. Waktu penggunaan kontrasepsi
6. Kelebihan alat kontrasepsi suntik
7. Efek Samping kontrasepsi suntik

V. MATERI (terlampir)
1. Pengertian kontrasepsi
2. Macam-macam metode kontrasepsi
3. Tujuan pemilihan kontrasepsi
4. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik
5. Waktu penggunaan kontrasepsi
6. Kelebihan alat kontrasepsi suntik
7. Efek Samping kontrasepsi suntik

VI. MEDIA
SAP
Power poin

VII. METODE
Ceramah dan tanya jwab
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Penyuluh Waktu
(menit) Peserta
1. Pembukaan
Membuka penyuluhan dengan mengucapkan salam dan melakukan perkenalan dengan para peserta
Mengungkapkan tujuan penyuluhan yaitu penyuluhan pada PUS tentang kontrasepsi suntik
Menjelaskan cakupan materi yang akan disampaikan.
• Melakukan appersepsi
• Menjelaskan manfaat relevensi mempelajari kontrasepsi. Pembukaan
10 menit


Menjawab salam memberikan pertanyaan


Memperhatikan
2 Penyajian
1. Pengertian kontrasepsi
2. Macam-macam metode kontrasepsi
3. Tujuan pemilihan kontrasepsi
4. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik
5. Waktu penggunaan kontrasepsi
6. Kelebihan alat kontrasepsi suntik
7. Efek Samping kontrasepsi suntik
• Menggali pengetahuan audiens tentang kontrasepsi.
• Memberikan kesempatan audiens lain untuk menambahkan.
• Menyimpulkan pendapat audiens dan menjelaskan tentang pemeliharaan kebersihan diri, keseimbangan istirahat, keamanan dan keselamatan.
1. Memberikan kesempatan pada audient untuk menanyakan materi yang kurang jelas.
2. Menjawab pertanyaan audient. 30 menit











Memperhatikan,

Memperhatikan
Mengajukan pertanyaan apabila ada materi yang kurang jelas.
3. Penutup
1. Mentup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan pada audiens.
3. Memberi salam penutup 10 menit






mendengarkan

menjawab

menjawab salam
6. Jumlah waktu 50 menit

IX. PENGESAHAN
Yogyakarta, 15 April 2011
Sasaran Pemberi Materi Penyuluhan,
( ) ( )
Bapak/Ibu RT 03 Mahasisawa RT 03
Mengetahui
Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan

( ) ( )
X. EVALUASI
Dilakukan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut :
1. apaefeksamping dari kontrasepsi suntik ?
2. apatujuan dari penggunaan kontrasepsi suntuk?
Kunci Jawaban :
1.
a. Gangguan haid
Permasalahan yang paling sering dihadapi akseptor DMPA adalah gangguan haid seperti spoting, menorhagia dan amenorhea. Spoting penyebab pasti belum jelas namun diduga penyebabnya adalah dengan adanya penambahan progesteron menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah vena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh sehingga terjadi perdarahan lokal. Pada umumnya spoting terjadi pada awal penyuntikan
a. Berat badan tang bertambah.
Penyebab pertambahan berat badan belum jelas, tetapi hipotesis para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya (Hartanto, 2003).
b. Sakit kepala.
c. Efek pada sistem kardio vaskuler.
d. Depresi.
Diperkirakan dengan adanya hormon progesteron dapat menyebabkan kurang vitramin B6 (Pyridoxin) di dalam tubuh. Selain itu juga disebabkan karena adanya retensi garam.
e. Keputihan.
Oleh karena efek progesterone merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagina dan menimbulkan keputihan.
f. Jerawat
Progesterone yang terkandung menyebakan peningkatan kadar lemak.
g. Perubahan libido.
Disebabkan karena kandungan progesteron menyebabkan vagina menjadi kering, namun faktor psikis juga berpengaruh dalam hal ini. Sebetulnya libido itu meningkat atau menurun sangat subyektif sifatnya.
h. Mual dan muntah.
Jika responden tidak hamil jelaskan bahwa ini adalah hal yang normal dan akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. (Pinem, 2009)
i. Kembalinya kesuburan lama.
Suntikan DMPA 150 mg dianggap tidak efektif lagi sebagai alat kontrasepsi setelah 90 hari, tetapi pada kebanyakan akseptor, DMPA mencegah kehamilan untuk jangka waktu lama. Rata-rata mantan akseptor DMPA memerlukan 1,5-3 bulan lebih lama untuk kembali hamil disbanding dengan pil dan IUD.
2. Tujuan Pemilihan Alat Kontrasepsi.
a. Tujuan Menunda/ mencegah kehamilan.
Dianjurkan untuk PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah alat kontrasepsi dengan reversibilitas dan efektifitas yang tinggi. Contohnya pil oral, metode sederhana.
b. Tujuan menjarangkan kehamilan.
Dianjurkan untuk PUA dengan usia istri antara 20-30/35 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah alat kontrasepsi dengan efektifitas dan reversibilitas cukup tinggi. Contoh kontrasepsi yang sesuai IUD., suntik, pil, implant, dan alat kontrasepsi sederhana.
c. Tujuan menghentikan atau mengakhiri kehamilan.
Dianjurkan untuk PUS dengan usia istri diatas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang efektifitasnya tinggi.
Contoh kontrasepsi yang sesuai kontap, IUD, implant, suntikan, pil. (Wahyurini, 2007).


XI. LAMPIRAN MATERI
a. Pengertian kontrsepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Kontrasepsi juga berarti usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen (Wiknjosastro, Hanafi., dkk, 2004: 905)
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman atau tidak berbahaya, dapat dikendalikan, sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter, murah, dapat diterima oleh banyak orang, pemakaian jangka panjang (Hanafi, 2002: 36)
b. Macam kontrasepsi
1) Metode sederhana
Metode sederhana dapat digolongkan menjadi metode sederhana tanpa alat dan metode dengan menggunakan alat. Metude sederhana tanpa menggunakan alat anatara lain metode amenorea laktasi, metode kontrasepsi kelender, metode suhu basal badan, metode lender serviks, senggama terputus, sedangakan metode sederhana dengan menggunakan alat adalah kondom, diafragma, dan spermatisid.
2) Metode modern
Metode modern anatra lain kontrasepsi hormonal yang terdiri dari pil pral kombinasi, mini pil, morning after pil, suntik dan implant. Metode modern non hormonal meliputi AKDR (Intra Uterine Devices) dan kontrasepsi mantao. Kontrasepsi mantap pada wanita biasa disebut MOW sedangkan kontrasepsi mantap pada pria disebut MOP. (Prawiharjo, 2003 : MKI)
3) Tujuan Pemilihan Alat Kontrasepsi.
d. Tujuan Menunda/ mencegah kehamilan.
Dianjurkan untuk PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah alat kontrasepsi dengan reversibilitas dan efektifitas yang tinggi. Contohnya pil oral, metode sederhana.
e. Tujuan menjarangkan kehamilan.
Dianjurkan untuk PUA dengan usia istri antara 20-30/35 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah alat kontrasepsi dengan efektifitas dan reversibilitas cukup tinggi. Contoh kontrasepsi yang sesuai IUD., suntik, pil, implant, dan alat kontrasepsi sederhana.
f. Tujuan menghentikan atau mengakhiri kehamilan.
Dianjurkan untuk PUS dengan usia istri diatas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang efektifitasnya tinggi.
Contoh kontrasepsi yang sesuai kontap, IUD, implant, suntikan, pil. (Wahyurini, 2007).
1. Kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)
1. Pengertian
Kontrasepsi suntik DMPA adalah kontrasepsi yang berisi komponen progesteron yang diberikan secara intramuskuler dalam jangka waktu 12 minggu (saifudin, 2003: MK-40). Kontrasepsi DMPA pertama kali ditemukan tahun 1950 an. Mulanya komponen ini digunakan untuk pengobatan penyakit endomentritis dan kanker endometrium, baru pada tahun 1960 awal mula uji klinis untuk keperluan kontrasepsi. Sampai sekarang kontrasepsi DMPA sudah digunakan di 90 negara (siswosudarmo, dkk, 2001).
2. Efektifitas kontrasepsi suntik DMPA
Kontrasepsi suntik memiliki efektifiitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/ tahun, asalakan penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (saifuddin AB, 2003).
3. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik DMPA
Mekanisme kerja komponen progesteron atau derivat testosteron adalah mencegah ovulasi dengan cara menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lender serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltic tiba fallopi, sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk imlpantasi hasil konsepsi. (BKKBN, 2006: 44).
4. Dosis DMPA dengan daya kerja kontrasepsif yang paling sering dipakai adalah 150 mg setiap bulan. Setelah suntikan 150 mg DMPA diberikan ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu, sehingga terdapat periode “tenggang waktu” (garade periode) selama 2 minggu untuk akseptor DMPA yang disuntik ulang setiap 3 bulan. (Hartanto, 2003). Hingga kini belum ada kesepakatan dari para ahli tentang berapa lama seorang itu menggunakan kontrasepsi hormonal, bila selama penggunaan tidak menemukan efek samping yang berarti, dan pasien merasa nyaman tanpa ada keluhan yang mengganggu maka tidak ada alasan untuk menghentikan kontrasepsi hormonal. Depkes RI, 1999 menyatakan pemakaian DMPA hanya dianjurkan selama 2 tahun, setelah 2 tahun akseptor DMPA dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi lain untuk menyeimbangkan hormon.
5. Waktu penyuntikan
a. Setiap saat selama siklus haid asal ibu tersebut tidak hamil.
b. Memulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat asalkan ibu tersebut tidak hamil, namun setelah 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan suami istri.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan alat kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. (Saifudin, 2003).
e. Menurut Winkjosastro, DMPA dapat segera diberikan pada ibu post partum kira-kira hari ketiga sampai hari kelima setelah ASI terbentuk, karena tidak berefek pada produksi ASI.
6. Kelebihan
Menurut saifuddin (2003: MK-14) keuntungan KB suntik DMPA adalah:
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius pada penyakit jantung, dan gangguan pembuluh darah
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, justru DMPA meningkat kuantitas air susu pada ibu menyusui, menaikkan volume ASI dan memperpanjang masa laktasi sedikit efek sampaing.
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
g. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamialn etopik
h. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
i. Menurunkan krisis anemia bulan sabit(sickle cell).
7. Efek samping.
b. Gangguan haid
Permasalahan yang paling sering dihadapi akseptor DMPA adalah gangguan haid seperti spoting, menorhagia dan amenorhea. Spoting penyebab pasti belum jelas namun diduga penyebabnya adalah dengan adanya penambahan progesteron menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah vena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh sehingga terjadi perdarahan lokal. Pada umumnya spoting terjadi pada awal penyuntikan (Bazaid, 2002). Menorhagia, hal ini terjadi terkait dengan terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis ovarium karena penambahan progesterone menyebabkan terbentuknya kembali pembuluh darah kapiler yang normal dengan sel-sel endotel yang intek serta sel-sel yang mengandung kadar glikoprotein yang cukup sehingga sel-sel indotel terlindung dari kerusakan. Pada siklus haid yang normal, estrogen menyebabkan degenerasi pembuluh darah kapiler endometrium, dinding kapiler menipis dan pembentukan endotel tidak merata. Setelah satu atau dua tahun penyuntikan akan terjadi amenore yang disebabkan karena hormon progesteron yang terkandung dalam DMPA akan menghambat pengeluaran LH (Lutenising Hormon) yang mempertahankan endometrium dalam fase sekresi dan siklus haid tidak akan terjadi. Amenorhea biasanya terjadi setelah 1 sampai 2 tahun penyuntikan (BKKBN, 2007). Menurut Hartanto, (2003) efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian, perdarahan inter menstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalanya waktu, sedangkan kejadian amenorea bertambah besar.
c. Berat badan tang bertambah.
Penyebab pertambahan berat badan belum jelas, tetapi hipotesis para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya (Hartanto, 2003).
d. Sakit kepala.
e. Efek pada sistem kardio vaskuler.
f. Depresi.
Diperkirakan dengan adanya hormon progesteron dapat menyebabkan kurang vitramin B6 (Pyridoxin) di dalam tubuh. Selain itu juga disebabkan karena adanya retensi garam.
g. Keputihan.
Oleh karena efek progesterone merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagina dan menimbulkan keputihan.
h. Jerawat
Progesterone yang terkandung menyebakan peningkatan kadar lemak.
i. Perubahan libido.
Disebabkan karena kandungan progesteron menyebabkan vagina menjadi kering, namun faktor psikis juga berpengaruh dalam hal ini. Sebetulnya libido itu meningkat atau menurun sangat subyektif sifatnya.
j. Mual dan muntah.
Jika responden tidak hamil jelaskan bahwa ini adalah hal yang normal dan akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. (Pinem, 2009)
k. Kembalinya kesuburan lama.
Suntikan DMPA 150 mg dianggap tidak efektif lagi sebagai alat kontrasepsi setelah 90 hari, tetapi pada kebanyakan akseptor, DMPA mencegah kehamilan untuk jangka waktu lama. Rata-rata mantan akseptor DMPA memerlukan 1,5-3 bulan lebih lama untuk kembali hamil disbanding dengan pil dan IUD (Hartanto, 2003).
8. Indikasi
a. Usia reproduksi yaitu 20 – 35 tahun tetapi lebih dianjurkan pada usia reproduksi 20- 30 tahun.
b. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
c. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
d. Setelah melahirkan.
e. Post abortus.
f. Tidak dapat memakai alat kontrasepsi yang mengandung estrogen.
g. Sering lupa menggunakan alat kontrasepsi pil.
h. Mendekati menopause yang tidak mau memakai pil kombinasi.
i. Telah mempunyai banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi.
9. Kontra indikasi penyuntikan.
a. Hamil atau dicurigai hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penybabnya.
c. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea.
d. Diabetes mellitus disertai komplikasi.


XII. DAFTAR PUSTAKA

Paath, Erna Francin dkk. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta EGC
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

TUGAS PRAKTIKUM PROMOSI KESEHATAN SATUAN ACARA PENYULUHAN “DHF”

A. Pendahuluan
Desa Kajor yang terletak di pinggiran kota, lingkungannya tergolong kurang terawat. Disana-sini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat.
Sudah sebulan ini di desa Kajor, kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan, dan akhirnya meninggal dunia.
A. Topik
Demam berdarah
B. Sasaran
1. Sasaran penyuluhan : Tokoh masyarakat dan perangkat desa Kajor.
2. Sasaran program : warga desa Kajor.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit warga diharapkan mampu memahami tentang demam berdarah.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan warga mampu :
1. Menjelaskan pengertian demam berdarah.
2. Mengetahui penyebab demam bedarah.
3. Mengetahui cara penularan demam berdarah.
4. Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah.
5. Menyebutkan cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah.
6. Mengetahui cara pencegahan demam berdarah.
D. Materi
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
1. Pengertian demam bedarah.
2. Penyebab demam bedarah.
3. Cara penularan demam berdarah.
4. Gejala-gejala demam berdarah.
5. Pertolongan pertama pada penderita demam berdarah.
6. Cara pencegahan demam berdarah.
E. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain:
Lembar balik, berisi:
1. Pengertian DHF
2. Penyebab DHF
3. Gejala DHF
4. Siklus hidup nyamuk
5. Cara penularan DHF
6. Pencegahan DHF
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 4 November 2009
3. Jam : 19.30-20.00 WIB


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 mnt Pembukaan (oleh Ara):
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan diri, dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
3. Menggali pengetahuan tentang demam berdarah.
4. Mendengarkan dan memperhatikan
5. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji
2 20 mnt Penyajian (oleh Ria):
1. Menjelaskan materi tentang :
2. Pengertian Demam Berdarah
3. Cara Penularan Demam Berdarah
4. Gejala Gejala Demam Berdarah
5. Pertolongan Pertama Pada Penderita Demam Berdarah
6. Cara Pencegahan Demam Berdarah
1. Memberi kesempatan untuk bertanya
2. Menjawab pertanyaan
3. Mendengarkan dan memperhatikan
4. Mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti.
3 7 mnt Penutup (oleh Ara):
1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan
2. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas
4. Mengucapkan salam penutup.
5. Memperhatikan dan menjawab pertanyaan
H. Tempat Pelaksanaan
Tempat : Balai desa Kajor
Setting Tempat Duduk
Keterangan
1. Kursi dan meja promotor.
2. Kursi dan meja operator
3. Kursi sasaran.
I. Rencana Evaluasi
No Aspek Waktu Metode Alat Evaluator
1
2
3 Kognitif
Afektif
Psikomotor Segera setelah penyuluhan
Segera setelah penyuluhan
Dua minggu setelah penyuluhan Tanya jawab
Tanya jawab
Observasi Daftar pertanyaan mengenai demam berdarah
Daftar pertanyaan tentang rencana kedepan.
Lembar observasi Ina
Ina
Ina
LAMPIRAN EVALUASI
A. Aspek Kognitif
Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian DHF?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya demam berdarah?
3. Bagaimana cara penularan demam berdarah?
4. Sebutkan gejala-gejala demam berdarah?
5. Bagaimana cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah?
6. Apa saja cara pencegahan demam berdarah?
B. Aspek Afektif
Berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Jadi, dari penjelasan tentang DHF bagaimana kesimpulan Anda?
2. Apa yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang penyakit DHF?
C. Aspek Psikomotorik
Berupa lembar observasi sebagai berikut:
No. Keterangan Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Menguras penampungan air.
Menutup penampungan air.
Mengubur barang bekas.
Menaburkan bubuk abate.
Membersihkan selokan.
Memakai obat anti nyamuk.
Tidur mamakai kelambu.
ISI MATERI
DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)
A. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD)/ Dengue Hemorragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti .
Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome (DSS).
B. Cara Penularannya
1. DHF hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang tersebar luas dirumah-rumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar, terminal, warung, dsb)
2. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.
3. Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya.
4. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak dalam tubuh nyamuk.
5. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
6. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).
7. Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DHF.
8. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.
C. Gejala Demam Berdarah
1. Panas badan mendadak tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat celcius) selama 2-7 hari.
2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (kalau kulit diregangkan bintik-bintik merlebih jelas)
3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan).
4. Mungkin terjadi muntah dan atau berak darah berwarna hitam & bau amis
5. Perdarahan di lambung juga menyebabkan nyeri di ulu hati dan mual.
6. Tekanan darah penderita turun, denyut nadi cepat dan lemah serta gelisah. Sedangkan ujung kaki dan tangannya dingin berkeringat.
D. Pertolongan bagi Penderita
1. Penderita diberi minum yang banyak
2. Penderita di kompres dengan air es
3. Penderita diberi obat penurun panas
4. Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit, khususnya bila penderita tampak gelisah, ujung kaki dan tangannya dingin dan berkeringat
Pertumbuhan nyamuk :
1. Pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti terjadi dalam air jernih : bak mandi, gentong, vas bunga, botol dan kaleng bekas, tempat minuman burung, ban bekas, perangkap semut, biasanya beraktifitas di siang hari. Nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina yang mencapai 2-3 bulan.
2. Pertumbuhannya dari telur, menjadi jentik, kemudian kepompong dan dewasa, membutuhkan waktu 1-2 minggu.
Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah
1. Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa dilakukan dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan air, dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gr) untuk 100 liter air.
2. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M:
1. Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi. tandon air, gentong, vas bunga, dll.
2. Mengubur/memusnahkan barang bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll). Merombeng tidak mengatasi masalah tapi hanya memindahkan masalah ketempat lain.
3. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (tandon, gentong, dll).
4. Untuk memberantas nyamuk dewasa bisa dilakukan dengan :
1. Fogging/pengasapan dengan insektisida.
2. Memakai obat anti nyamuk, dll.
Tetapi cara fogging ini kurang efektif karena hanya berefek sementara dan dapat mencemari lingkungan.
Perlindungan diri untuk mencegah jangan sampai digigit nyamuk dengan cara :
1. Tidur mamakai kelambu
2. Selalu beraktivitas
3. Menggunakan krem anti nyamuk, dsb.
F. Ciri nyamuk DBD :
2. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya
3. Berbadan kecil
4. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
5. Hidup di dalam dan sekitar rumah
6. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar
7. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
8. Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air
9. Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas
10. Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam atau sekitar rumah
G. Cara Penularan
1. Nyamuk mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.
2. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.
1. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk.
2. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
3. Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).
4. Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DHF.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm. 2004. Membasmi Jentik Nyamuk, Mencegah Demam Berdarah.
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html. 2008. Demam Berdarah Dengue.
http://www.kompas.com. 2007. Demam Berdarah Dengue.
http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php-ppid=245&fname=hal3a.htm. 2008. Demam Berdarah Dengue.

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI PADA LANSIA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NUTRISI PADA LANSIA









Disusun Oleh :

Arum ismawati

090105181





SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010



SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Nutrisi pada lansia
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.
Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

II. PENGANTAR
Bidang studi : ilmu gizi dalam reproduksi
Topoik : lansia
Sub topik : pembinaan kesehatan pada lansia
Hari/tanggal : rabu, 23 maret 2011
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 60 menit
Tempat : balai desa
Sasaran : lansia dusun makmur
Oleh : Bidan

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia diharapkan para audiens dapat memahami tentang kesehatan lansia.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Waktu : 60 menit
2. Pendekatan : Induktif
3. Metode : Ceramah Interaktif
4. Uraian Materi dan Sumber
Dalam masa lansia kebutuhan gizi dan nutrisi sangat dibutuhkan karena Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi nutrisi pada masa tua. Sehingga nutrisi sangat berpengaruh terhqadap penuaan pada lansia.


V. MATERI (terlampir)
1. Gizi seimbang pada lansia
2. Olahraga pada lansia.
3. Pemeliharan kesehatan diri, keseimbangan istirahat,keselamatan dan keamanan

VI. MEDIA
Leaflet.
SAP
Alat peraga gizi
VII. METODE
Penyuluhan

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Penyuluh Waktu
(menit) Peserta
1.
. Pembukaan
Membuka penyuluhan dengan mengucapkan salam dan melakukan perkenalan dengan para peserta
Mengungkapkan tujuan penyuluhan yaitu penyuluhan pada lansia tentang kesehatan pada lansi.
• Menjelaskan cakupan materi yang akan disampaikan.
• Melakukan appersepsi
• Menjelaskan manfaat relevensi mempelajari lansia. Pembukaan
10 menit


Menjawab salam memberikan pertanyaan


Memperhatikan
2 Penyajian
1. Menjelaskan tentang gizi seimbang untuk lansia
2. Menjelaskan olahraga bagi lansia
3. Memberikan kesempatan audient untuk bertanya.
4. Menjawab pertanyaan audiens
5. Menjelaskan cara pemeliharaan kebersihan diri, keseimbangan istirahat, keamanaan dan keselamatan lansia.
• Menggali pengetahuan audiens tentang lansia.
• Memberikan kesempatan audiens lain untuk menambahkan.
• Menyimpulkan pendapat audiens dan menjelaskan tentang pemeliharaan kebersihan diri, keseimbangan istirahat, keamanan dan keselamatan.
6. Memberikan kesempatan pada audient untuk menanyakan materi yang kurang jelas.
7. Menjawab pertanyaan audient. 30 menit











Memperhatikan,



Memperhatikan
Mengajukan pertanyaan apabila ada materi yang kurang jelas.
3. Penutup
1. Mentup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan pada audiens.
3. Memberi salam penutup 10 menit






mendengarkan

menjawab

menjawab salam
6. Jumalh wakti 50 menit


IX. PENGESAHAN
Yogyakarta, 23 Juni 2011
Sasaran Pemberi Materi Penyuluhan,


( ) ( )
Bapak/Ibu RT 03 Mahasisawa RT 03
Mengetahui
Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan


( ) ( )

X. EVALUASI
Dilakukan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut :
1. Apa pentingnya nutrisi pada lansia dan bagaimana mendapatkannya?
2. Bagaimana memenuhi nutrisi pada lansia?
3. Nutrisi apa saja yang diperlukan lansial?

Kunci Jawaban :

1. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C
2. Mual dan muntah, khususnya mual di pagi merupakan hal yang umum terjadi selama kehamilan khususnya di trimester pertama. Untuk meringankannya, ibu dapat mengkonsumsi makanan ringan yang mengandung sedikit karbohidrat (seperti roti atau buah-buahan) setiap dua atau tiga jam.
Makan roti kering, biskuit atau cereal sebelum bangun tidur di pagi hari, bangun secara perlahan-lahan, hindari gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba, minum antara waktu makan, bukan diselingi saat makan, untuk menghindari perut kembung yang bisa membuat muntah, hindari makan dalam jumlah besar, makanan berminyak dan berbumbu tajam, mencium sesuatu yang beraroma segar seperti jeruk, bersantai, beristirahat dan hiruplah udara segar sebanyak mungkin.,ventilasi kamar harus baik dan bebas dari bau, coba makanan dan minuman yang mengandung jahe yang dapat mengurangi rasa mual.

3. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga
Protein sebagai sumber zat pembangun
Mineral sebagai zat pengatur
Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung
Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi
Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.
Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah
Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia
Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis

XI. LAMPIRAN MATERI

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dan lain-lain, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lain-lain.
Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.


2. Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.


3. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.


B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia

Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
Penyerapan makanan di usus menurun.



C. Masalah Gizi pada Lansia

1. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.

Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
D. Pemantauan Status Nutrisi

1. Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.
2. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.

3. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya

E. Perencanaan Makanan untuk Lansia

- Perencanaan makan secara umum

1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.

Contoh menu :

Pagi : Bubur ayam
Jam 10.00 : Roti
Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya
Jam 16.00 : Nagasari
Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang


3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll.

5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Makanlah makanan yang mudah dicerna
Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang
Makan dalam porsi kecil tetapi sering
Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan


6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.

8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng

- Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna

Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :

Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, sepertsayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.
Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untumelembutkan feses.
Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :

Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan

Kebutuhan gizi pada lansia
Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

Lemak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

Air

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.




XII. DAFTAR PUSTAKA

Paath, Erna Francin dkk. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta EGC
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Wiryo hananto. 2002. peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusui dengan bahan makanan lokal. Jakarta : CV. Sugeng seto
Powered by Blogger