Mereka sempat berhias dengan seulas senyuman yang aku sendiri tak tahu maknanya
Mereka yang merumputkan dakwah sunnah di negeri kita tercinta
Dengan semangat yang membara dalam naungan laskar
Kini, semua hanya sepenggal kenangan indah yang tak mampu terhapus oleh lelap
Terakhir kali kulihat peluh menetes dari wajah mereka yang nampak gusar
Mencoba bernaung di balik rimbunnya pohon dunia
Mengapa mereka kemudian lenyap begitu saja?
Tidakkah mereka tahu bahwa duri dan belukar senantiasa mengakar?
Mungkin, mereka pergi untuk selamanya
Namun, aku akan menunggu 'kedatangan' langkah-langkah kaki mereka
Duhai...adakah yang mampu menghapus biru hati ini dari sesaknya dada...
Hati dalam dada seorang anak yang t'lah menjadi yatim merana
Kemanakah gerangan melabuhkan asa dalam dakwah?
Jika 'ayah-ayah' telah tiada?
Ia berlarian dan berteriak memangil-mangil 'ayah-ayah' nya
Namun, tahukah kalian?
'Ayah-ayah' itu telah menjadi tuli bukan karena renta
Pun juga menjadi buta bukan karena tua
Namun, hanyalah hidayah itu ada dalam genggaman-NYA saja
Yang tak pernah kita mampu meraba
Maka, kan kuseka derasnya air mata...
Senandung kelabu untuk 'ayah-ayah' yang sempat kucinta
dalam penantian dzhuhur