Kamis, 13 Juni 2013

(Renungan) Sebelum Kita Mengalami Sepenggal Kisah Ini...

  

  Sambil memegang pundak pemuda itu, Rosululloh bersabda "Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau sekedar orang yang sedang menyeberang jalan." [Shohih, riwayat Al Bukhari]
     Rupanya Rosululloh  hendak memberitahu pemuda tersebut, agar tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat tinggal. Pemuda itu adalah putra dari shohabat Beliau yang mulia, Umar bin Al Khoththob, Abdulloh bin Umar, bahwa dunia ini bukanlah tujuan. Dunia merupakan tempat kita sejenak singgah, dalam upaya mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, menuju kehidupan abadi di kampung akhirat. Inilah dunia. Tempat yang ALLOH jadikan di mata manusia manis dan hijau, sehingga banyak orang yang tertipu dengannya.
    Lantas, apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam kehidupan ini? Apakah kemudian dia tidak boleh menikmati selama hayat masih dikandung badan? Tentu saja boleh. Dunia dan seisinya ini ALLOH ciptakan untuk manusia. Dengannya ALLOH menguji, siapa saja mereka yang ingkar dan siapa saja mereka yang taat.
   Jika kita melihat saudara-saudara kita, banyak sekali waktu yang mereka buang sia-sia.Menonton tv sejak bangu tidur sampai hendak tidur kembali. Dan kadang-kadang di ranjang pun tiduran sambil menonton televisi.Sebentar-sebentar melebarkan mata, karena sudah mengantuk. Ya, waktu mereka hangus sia-sia.
   Rosululloh adalah teladan terbaik dalam memanfaatkan waktu. Beliau memberi bimbingan "Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara;[1]Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,[2]Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,[3]Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,[4]Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,[5]Hidupmu sebelum datang kematianmu.' [H.R. Al Hakim dalam mustadrak, dikatakan oleh Adz Dzahabi dalam At Talkhish bahwa sanadnya sesuai dengan syarat Al Bukhori dan Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami' Ash Shoghir]
   Maksudnya, perbanyaklah ketaatan, ketika dalam kondisi mampu untuk beramal. Sebelum badan lemah dan rapuh, datang masa tua renta. Semangatlah selama sehat. Saat badan ringan, segar, gesit, dan kuat, sebelum datang sakit yang menghalangi. Manfaatkanlah kesempatan luangmu, sebelum datang berbagai urusan yang menyita waktumu. Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia dan merugi di akhirat. Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena setelah mati, akan terputus kesempatan untuk beramal.
   Saudaraku, masa muda, kesehatan, waktu luang, kekayaan dan kehidupan, seringnya baru terasa berharga setelah semuanya hilang dari kita. Oleh karenanya, selama ada kesempatan untuk beramal di dunia ini, gunakanlah sebaik-baiknya. Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia, sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih cepat dari pada itu. Persiapkanlah perjalananmu menuju negeri akhirat. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Tetapi ingat, kematian itu datangnya tiba-tiba. Dalam keadaan tidur atau maupun terjaga.
   Ingatlah, sebelum kita mengalami sepenggal kisah ini:
Dipanggil-panggil anak-anak kita, "Ayah...ayah..." Istri kita juga memanggil- manggil kita, "Suamiku...Suamiku..." Tapi kita hanya diam. Sungguh, kita sangat ingin menjawab panggilan mereka . Menghampiri dan memeluk erat mereka. Tapi tidak kuasa. Dan kemudian sirnalah harapan kita. Kita memohon-mohon kepada ALLOH. Dengan bahasa rahasia  kita, untuk kembali sebentar saja. Kembali bersama mereka. Bersujud, memohon ampun, dan memperbaiki masa lalu kita. Tetapi, tidak bisa. Karena jasad telah terpisah dari ruh. Karena dunia yang dahulu kita bertahan hidup di sana, kini tinggal kenangan pahit. Kaki- kaki kita tak lagi bisa menapak di bumi. Tubuh- tubuh mungil anak-anak kita tak lagi bisa kita raih. Canda tawa bersama istri tak lagi bisa dirasa. Kita sibuk. Dan kita gelisah luar biasa. Akan malam pertama. Di sebuah bilik kecil yang gulita. Dialah liang lahat, yang telah digali kerabat kita, menanti kedatangan penghuninya.
   Oh, alhamdulillah. Kita ternyata masih di sini. Bersama-sama keluarga dan saudara-saudara kita. Mudah-mudahan saja ALLOH selalu memperbaiki keadaan kita, dan segenap kaum muslimin yang membaca risalah kecil ini. Kita memohon kepada ALLOH, agar Dia senantiasa memberi kekuatan kepada kita untuk memanfaatkan waktu yang sisa dan tidak menyia-nyiakannya. Amin yaa mujibas saailii.

oleh: al akh Wahyu Eko Prastowo, tim majalah Tashfiyah, dengan perubahan judul.

Powered by Blogger