Masjid Ampel di Surabaya menyimpan banyak cerita unik. Salah satunya tentang Mbah Sholeh, yang tak lain adalah murid Sunan Ampel.
Dikisahkan juru kunci Masjid Ampel, H Baidowi Muri, selain santri yang setia dari sekian banyak murid Sunan Ampel, Mbah Sholeh juga dikenal rajin membersihkan masjid. Bahkan bisa dikatakan, dia adalah tukang sapunya masjid.
“Beliau memang diceritakan sangat rajin. Kalau jaman sekarang jabatan itu adalah bagian perlengkapan di masjid ini (Masjid Ampel),” kata
Ustad H. Baidowi yang juga petugas Bilal Masjid Ampel saat berbincang VIVAnews.com di Masjid Sunan Ampel, Surabaya, Sabtu 6 Agustus 2011.
Bahwa banyak kabar yang menyebut Mbah Sholeh sembilan kali meninggal dunia, Baidowi tidak menampiknya. Dia mencoba mengisahkan kabar tersebut.
Dikesehariannya yang rajin mengaji dan menimba ilmu, Mbah Sholeh dikenal sebagai sosok yang rajin. Terutama soal kebersihan masjid. Bahkan, kebiasaannya menjaga kebersihan masjid mendapat pujian banyak orang. Tidak terkecuali gurunya sendiri, Sunan Ampel.
Hingga suatu hari, datang ajal, Mbah Sholeh meninggal dunia. Jasadnya kemudian dimakamkan di area masjid. Sejak kepergiannya itu, masjid tidak menemukan pengganti Mbah Sholeh untuk bersih-bersih masjid.
Disatu waktu, keunikan terjadi. Saat masjid dalam keadaan kotor, Sunan Ampel pun tiba-tiba teringat dengan muridnya itu. “Dikisahkan, dalam kondisi seperti itu, atau saat Sunan Ampel melihat masjid kotor meski hanya bergumam dalam hati, kemudian muncullah sosok serupa Mbah Sholeh,” kata Baidowi.
Sosok serupa itu, bukanlah Mbah Sholeh yang hidup lagi. Tapi entah darimana sosok itu muncul. Dan entah mengapa, tiba-tiba sosok serupa itu melakukan kebiasaan seperti yang Mbah Sholeh lakukan. Menyapu dan membersihkan masjid.
Kegiatan itu pun terus menerus terjadi. Hingga Sunan Ampel meninggal dunia. “Ya begitulah, muncul sosok serupa Mbah Sholeh. Keberadaan dan aktifitasnya sama seperti Mbah Sholeh,” kata lelaki 57 tahun itu.
“Memang ada versi lain, terutama soal meninggalnya Mbah Sholeh,” katanya.
Versi lain menyebutkan, Mbah Sholeh yang telah meninggal dan dikubur, selalu kembali muncul saat yang tepat. Yakni saat masjid dalam keadaan kotor atau saat Sunan Ampel berharap ada sosok Mbah Sholeh. Kebiasaan membersihkan masjid selalu dilakukan oleh sosok serupa Mbah Sholeh.
Namun, seiring waktu, sosok Mbah Sholeh itu pun meninggal. Dan anehnya, kejadian sosok dengan kebiasaan sama itu terus berulang. Terus terulang hingga sembilan kali meninggal. Hingga Sunan Ampel meninggal dunia.
Bahkan, fisik ke-sembilan makam Mbah Sholeh bisa dilihat berada di samping masjid Agung Sunan Ampel. Ada sembilan makam berjajar yang posisinya berada di timur makam Mbah Sonhaji. Tapi dijelaskan Baidowi, itu bukan makam sembilan orang. Melainkan, hanya makam seseorang, yakni Mbah Sholeh. “Itulah kisah Mbah Sholeh,” imbuhnya.
Setiap Ramadhan datang, banyak peziarah datang. Selain berziarah ke makam Sunan Ampel, peziarah juga selalu menunjungi makam Mbah Sholeh dan murid lainnya yang bernama Mbah Bolong.
“Keberadaan Sunan Ampel memang menelurkan banyak kiai, baik yang dikenal atau tidak termasuk Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong. Saat Ramadhan banyak peziarah yang datang bertawassul. Bagi kita yang penting tidak syirik,