Untuk kalian wahai saudaraku...
Wahai saudaraku...
Engkau bisa datang berjam-jam ke stadion sebelum tim sepakbolamu bertanding, engkau bisa tegak paling depan ketika band favoritmu tampil di depan festival musik. Tapi, mengapa tiam Jum'at, engkau datang ketik akhutbah Juma'at hampir berakhir, duduk di barisan paling belakang, bersandar pada pintu keluar masjid dengan rasa enggan? Kenapa engkau berat melakukannya saudaraku?
Cobalah saudaraku...
Engkau hanya perlu mencobanya
Engkau hanya perlu mencari saudaramu yang mengajakmu pada kebaikan.
Wahai saudaraku...
Engkau bisa menghapal banyak lirik rusak dari artis dan band favoritmu, dan bahkan berani tampil dalam pentas seni di sekolahmu. Namun, mengapa susah sekali untuk mengajakmu membaca Al Qur'an, bahkan untuk mendatangi sholat jama'ah pun engkau tidak mau. Kenapa engkau berat melakukannya saudaraku?
Cobalah saudaraku...
Engkau hanya perlu mencobanya
Engkau hanya perlu mencari saudaramu yang mengajakmu pada kebaikan.
Wahai saudaraku...
Sehari engkau mudah mengeluarkan uang sepuluh ribu hanya untuk membeli sebungkus rokok yang jelas-jelas merusak kesehatanmu. Namun, betapa beratnya engkau memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan? Kenapa engkau berat melakukannya saudaraku?
Cobalah saudaraku...
Engkau hanya perlu mencobanya
Engkau hanya perlu mencari saudaramu yang mengajakmu pada kebaikan.
Wahai saudaraku...
Engkau berani berpacaran, bermesra-mesraan dengan wanita yang akhlaknya rusak. Yang kau sendiri tidak yakin ia akan menjadi pasangan hidupmu kelak. Tapi saudaraku, engkau takut dan ragu untuk menikah dengan wanita baik-baik, yang menutup auratnya dengan benar, yang hanya berani menatapmu dan menundukkan pandangannya selain padamu, yang membenci laki-laki yang menatapnya dan membenci bercampur baur dengan lelaki lain. Kenapa engkau takut melakukannya saudaraku? Kenapa engkau berat melakukannya?
Cobalah saudaraku...
Engkau hanya perlu mencobanya
Engkau hanya perlu mencari saudaramu yang mengajakmu pada kebaikan.
Untuk kalian wahai saudariku...
Wahai saudariku...
Engkau mengatakan, "Aku tak bisa mengenakan jilbab, melu dilihat orang". Namun saudariku, engkau bangga keluar dari rumahmu dengan pakaian ketat yang menampakkan auratmu. Engkau tidak merasa malu ditatap oleh lelaki lain. Kenapa engkau berat mengenakan hijab saudariku?
Cobalah saudariku...
Engkau hanya perlu mencobanya
Engkau hanya perlu mencari saudaramu yang mengajakmu pada kebaikan.
Wahai saudariku...
Engkau sering melakukan ghibah, begosip, membicarakan keburukan orang lain selama berjam-jam tanpa merasa lelah. Tapi kenapa berat sekali mengajakmu datang ke pengajian. Ketika engkau datang ke sana bersama saudarimu yang berakhlak baik dan menutup auratnya, engkau malah diam seribu bahasa. Merasa tidak nyaman, gerah, dan tidak dipedulikan. Kenapa engkau tidak berbincang dengan mereka? Padahal mereka akan mengajakmu berbicara kebaikan. Kenapa engkau berat melakukannya saudariku?
Berjam-jam engkau di depan layar laptopmu, sibuk mengupdate status facebook-mu, bahkan memasang foto-foto yang menampakkan auratmu. Engkau berkomunikasi dengan orang yang bahkan kau sendiri tidak tahu bagaimana dia sesungguhnya. Tapi kenapa dengan waktu sebanyak itu, engkau berat untuk membantu ibumu memasak dan mengerjakan urusan rumah tangga, mengapa berat untuk mengobrol dengannya? Berat untuk belajar bagaimana menjadi seorang ibu? Kenapa engkau berat melakukannya saudariku?
Wahai saudariku...
Masakan lezat yang kau makan, minuman segar yang kau rasakan, oksigen gratis yang kau hirup, penglihatan, pendengaran, dan suara yang kau dapatkan, semua itu kau dapatkan dari ALLOH. Tapi kenapa kau tidak bersyukur dengan menutup auratmu seperti yang ALLOH perintahkan? Tapi jika artis yang tampil dalam film dan video klip mereka, mengenakan pakaian mereka yang minim, kenapa tanpa berpikir panjang, kau menirunya? Siapa sebenarnya pencipta dan sesembahanmu?
Cobalah saudariku...
Engkau hanya perlu mencobanya
Engkau hanya perlu mencari saudaramu yang mengajakmu pada kebaikan.
"Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah kepada ALLOH dan jangan lah lemah." (H.R. Muslim)
oleh: al akh Ristyandani, tim majalh tashfiyah