Hand Phone (HP) merupakan teknologi zaman modern yang memancing  perhatian dan kekaguman banyak kalangan. Betapa tidak, dengan  kecanggihan HP saat ini kita bisa melakukan apa saja. Mulai dari  memotret, merekam gambar video, internet, mendengar radio/ mp3, game,  nonton TV, melihat peta, video call, bahkan membayar rekening listrik  dan transfer uang bisa dilakukan lewat HP. Maha suci Allah yang telah  menciptakan segala sesuatu untuk kita. 
Namun celakanya, HP mulai disalahgunakan. Seharusnya HP digunakan  dalam rangka taat kepada Allah, justru digunakan untuk mendurhakai-Nya.  Mulai dari tingkat kedurhakaan yang paling besar -yaitu kesyirikan-  sampai kemaksiatan yang lebih kecil dari itu. Lihatlah hari ini! Para  dukun dan tukang ramal mulai merambah ke dunia maya. Mereka kini sudah  mulai berganti haluan. Saban hari bila tukang ramal atau dukun akan  beraksi, maka mereka menggunakan kemenyan, kini sudah berganti ke HP.
Tinggal kirim SMS kepada sang dukun, maka jodoh, rejeki, dan masa depan  sudah terketik di HP-mu.
Padahal itu semua adalah rahasian Ilahi yang  tak seorang pun tahu. Demikianlah…sekali dukun tetap dukun; mereka  menipu manusia dan menjual agamanya dengan harga yang sedikit. Senjata  mereka dari dahulu sampai sekarang tetap sama untuk mengelabui manusia. 
“Kita hanya berusaha, yang menentukan hanyalah Yang Maha Kuasa…” ujar  mereka. Tapi kenapa kalian merampas hak Allah dalam menentukan nasib  dan urusan manusia? Padahal itu hanya mampu dilakukan oleh Allah. Para  dukun ini lancang lagi pendusta.
Di sana pula ada kedurhakaan yang dilakukan lewat HP. 
Sebagian  wanita telah berani berbicara mesra via HP dan SMS dengan laki-laki  yang bukan mahramnya. Mereka meremehkan maksiat yang mengubur rasa malu  dan rasa cemburu. Mereka menempuh jalan ini untuk menyebarkan  kekejian. Jalan yang diperindah oleh setan, tetapi diancam oleh Yang  Maha Perkasa lagi Bijaksana. Mulanya dari telepon, berbicara biasa saja,  lalu kata-kata jorok. Kemudian berakhir dengan menodai kehormatan  keluarga, mencoreng muka dan menyengsarakan jiwa segenap keluarga.
Dengan adat jelek seperti ini, ia telah mendurhakai agama dan  keluarganya yang terhormat. Mengapa dia cepat-cepat ingin menikmati  kelezatan yang diharamkan? Seandainya dia mau bersabar, tentu ia akan  memperolehnya setelah pernikahan, di bawah ikatan syar’i yang bersih dan  suci. Sungguh dia telah melemparkan dirinya sendiri ke jalan yang penuh  keraguan dan syahwat saat ia meremehkan perintah-perintah Allah dan  menganggap enteng kemaksiatan. Ketahuilah, orang yang berbuat  kemaksiatan kepada Allah tidak akan tenang hidupnya, dan hatinya akan  sempit. [Lihat 
Fathul Qodir (3/560)]
Allah 
-Ta’ala- berfirman,
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya kehipan yang sempit…” (QS. 
Toha: 124)
Apa yang menyebabkanmu berani bercakap-cakap dengan pemuda tersebut  lewat HP? Padahal perkara itu tidak diperbolehkan dan tak dibenarkan  dalam agamamu?!. Itu hanyalah percakapan untuk sekedar bersenang-senang  dan memuaskan syahwat. Percakapan itu sudah cukup untuk menyalakan api  fitnah dan menggelorakan syahwat dalam hati. Percakapan itu cukup  memperdayakan keduanya dengan berbagai macam maksiat yang akan menambah  keduanya jauh dari Allah dan ridho-Nya. Percakapan itu mengundang  kekejian yang membuat Allah Yang Maha Pengasih menjadi murka. Dia telah  melupan firman Tuhannya,
“Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara  sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan  ucapkanlah perkataan yang baik”. (QS. 
Al-Ahzab: 32)
Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata menafsirkan ayat ini, 
“Maknanya  hal ini, seorang wanita berbicara (di balik tirai dan penghalang,  -pent) dengan orang lain dengan ucapan yang di dalamnya tak terdapat  kemerduan suara, yakni seorang wanita tidak berbicara dengan orang lain  sebagaimana ia berbicara dengan suaminya (dengan penuh kelembutan)”. [Lihat 
Tafsir Al-Qur'an Al-Karim (3/636)]
Jadi, seorang lelaki atau wanita terlarang untuk saling menggoda,  merayu, dan bercumbu dengan ucapan-ucapan yang membuat salah satu lawan  jenis tergoda, dan terbuai sehingga pada gilirannya membuka jalan menuju  zina, baik itu zina kecil (seperti memandang, saling memikirkan, dan  lainnya), maupun zina besar !! Olehnya, kami nasihatkan agar para wanita  jangan berani berbicara dengan kaum lelaki, kecuali ada hajat yang  mendesak, dan berbicara dengan biasa-biasa saja, tanpa suara merdu atau  kata-kata yang tak layak.
Rasulullah 
-Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ
“Kedua telinga zinanya adalah mendengar, dan lidah (lisan) zinanya adalah berbicara”. [HR. Al-Bukhoriy (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]
Wahai lelaki dan wanita yang tertipu oleh setan, kalian telah  berusaha keras dan mengorbankan waktumu untuk menikmati pembicaraan  dengan sang kekasih, lalu berkhalwat (berduaan) dengannya dalam suasana  yang penuh bahaya, karena setan akan membisiki kalian tentang  angan-angan pembakar syahwat. Itu memang suatu kenikmatan, tetapi hanya  kenikmatan sesaat yang selanjutnya berakhir dengan penyesalan. Nabi  -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
وَلاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ ؛ فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ 
“Janganlah seorang lelaki berduaan dengan seorang perempuan, karena pihak ketiganya adalah setan”. [HR. Ahmad dalam 
Al-Musnad (177). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam 
Ash-Shahihah (430)].
Keindahan dan keceriaan saat berduaan adalah ibarat racun berbalut  madu. Sebuah keindahan dan keceriaan yang akan menjerumuskan engkau ke  dalam jurang kehinaan dan kenistaan.  Sungguh telah hilang 
muraqabatullah (penjagaan diri karena merasa selalu diawasi oleh Allah) saat engkau  menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap sudut kamar, lalu kamu kunci  semua pintu dan jendela. Selanjutnya engkau melakukan percakapan  dengannya. Apakah engkau mengira bahwa Allah tidak mengetahui, dan  melihatmu? Demi Allah, tidaklah demikian!! Allah melihatmu dan  melihatnya, bahkan mendengarkan apa yang kalian ucapkan.
Waspadalah dalam setiap detik nafasmu. Katahuilah, berbuat maksiat  akan mengakibatkan kita melihat maksiat itu menjadi sesuatu yang baik  dan tidak akan melihat keburukannya, sebab telah menjadi kebiasaan  dirinya. Bila seseorang melakukan maksiat berulang kali, tanpa jera dan  taubat, maka akan mengakibatkan matinya hati. Allah 
-Ta’ala- berfirman,
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka”. (QS. 
Al-Muthaffifin: 14).
Nabi 
-Shallallahu ‘alaihi wasallam-,إِنَّ  الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكْتَتْ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةً  سَوْدَاءَ, فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ  وَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ 
“Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan suatu dosa, maka dosa  itu menjadi titik hitam di dalam hatinya. Jika dia bertaubat dan  mencabut serta berpaling (dari perbuatannya) maka mengkilaplah hatinya.  Jika ia mengulanginya, maka titik hitam itupun bertambah hingga memenuhi  hatinya.” [HR. At-Tirmidzi dalam 
Sunan-nya (3334), dan Ibnu Majah
 Sunan-nya (4244). Hadits ini di-
hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam 
Shohih At-Targhib (1620)]
Wahai saudaraku, sampai kapankah engkau mau terus berada dalam  kubangan kemaksiatan? Berlumuran dengan dosa, mendurhakai Rabb yang  telah menciptakanmu dan memberi segala apa yang engkau butuhkan di dalam  kehidupan ini.
Apakah engkau tidak berpikir? Allah 
-Azza wa Jalla- telah  memberikan kepadamu kesehatan, harta benda, anak-anak dan segala  kebutuhan yang lainnya, lalu engkau menggunakannya untuk durhaka dan  bermaksiat kepadanya?
Al-
Imam Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauziy -rahimahullah- berkata, 
“Seyogyanya bagi setiap orang yang memiliki hati, dan pikiran agar khawatir terhadap akibat maksiat,  karena tidak ada hubungan kerabat, dan silaturrahni antara seorang anak  Adam dengan Allah. Allah hanyalah Penegak dan Pemutus keadilan… Jika  hendak menyiksa seseorang, maka Allah akan menyiksanya, dengan siksaan  yang masih dianggap ringan. Maka takut dan khawatirlah kalian. Sunnguh  aku telah menyaksikan beberapa kaum dari kalangan orang-orang yang  hidup mewah bergelimang dalam kezhaliman dan maksiat, yang tersembunyi  maupun yang nampak.… Takutlah kepada Allah, senantiasalah kalian merasa diawasi oleh Allah”. [Lihat 
Shoid Al-Khothir (hal. 195-196)]
Orang yang terbiasa dengan maksiat menjadi tak tahu kebaikan dan  tidak mengingkari kemungkaran, karena hati telah tertutup oleh noda-noda  maksiat.
Saudariku, janganlah engkau tertipu dengan bujuk rayu setan manusia  dan jin. Sebab setan mengetahui bahwa kalian adalah makhluk yang kurang  akal dan iman. 
Janganlah terpedaya, walaupun ia berdalih hanya untuk meminta nasihat kepadamu atau memberi nasihat kepadamu. Apakah engkau mengira bahwa nasihat yang terjadi antara seorang pemuda  dengan seorang gadis melalui telpon akan bermanfaat?! Tidak, sama sekali  tidak!! Sedikit demi sedikit “nasihat” itu akan berubah kepada sesuatu  yang lain, karena kata orang, 
“Ada udang di balik batu”.  Berubah menjadi suatu kecondongan hati lalu  kepada ketergantungan,  selanjutnya pertemuan dan akhirnya akan terjadi sesuatu yang akibatnya  tak terpuji. Jika nasihatmu itu benar-benar bermanfaat untuknya, tentu  ia tidak lagi menghubungimu lewat telepon dan ia akan takut kepada  Allah. Tetapi itu adalah langkah pertama setan yang diprogramkan  untukmu; selanjutnya beralih kepada yang lebih jauh dari itu.
Maafkanlah kami, jika dalam beberapa ungkapan yang kami lontarkan ini  cukup keras, apa adanya dan menyakitkan. Tetapi percayalah, ini demi  kebaikan kita semua. Terkadang ungkapan-ungkapan seperti itu, dalam  kesempatan-kesempatan tertentu diperlukan. Siapa tahu, ia bisa  membangunkan hati yang sedang tertidur dan menggerakkan hati yang sedang  lengah. Nasihat itu ibarat obat yang pahit, tapi besar manfaatnya.
Kami nasihatkan 
–khususnya, pemuda & pemudi- agar tidak meremehkan masalah ini. Sebab hal ini akan merusak agamamu dan mencelakakan dirimu. Allah 
-Ta’ala-  berfirman,
“Tetapi kamu mencelakakan diri kamu sendiri dan menunggu (kehancuran) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong”. (QS. 
Al-Hadid: 14)
Anda sekarang berada di masa muda, 
“masa penuh bunga”, kata  orang. Berikanlah masa mudamu untuk Allah dan jangan engkau berikan masa  mudamu untuk setan. Demi Allah, engkau akan ditanya tentangnya. Kedua  telapak kakimu tidak akan bergeser pada hari kiamat, sebelum engkau  menjawab lima hal, di antaranya masa muda.
Nabi -
Shallallahu ‘alaihi wa sallam-  bersabda,
لاَ  تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ  حَتَّى يُسْئَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ, وَعَنْ  شَبَابِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ, وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ  أَنْفَقَهُ, وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tak akan bergeser kaki anak cucu Adam pada hari kiamat dari sisi  Robb-nya sampai ia ditanyai tentang lima perkara: tentang umurnya,  dimana ia habiskan; tentang masa mudanya, dimana ia gunakan; tentang  hartanya, dari mana ia dapatkan, dan dimana ia infaqkan; apa yang ia  amalkan sebagaimana yang ia ketahui”. [HR. At-Tirmidziy dalam 
Sunan-nya (2416). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam 
Ash-Shohihah (946)]
Karena itu, mamfaatkanlah masa mudamu di atas ketaatan dan ibadah kepada Allah 
-Ta’ala- sehingga engkau medapatkan lindungan Allah di Padang Mahsyar  sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ: الإِمَامُ الْعَادِلُ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِيْ عِبَادَةِ رَبِّهِ 
“Ada tujuh golongan yang akan dilindungi oleh Allah dalam  naungan-Nya: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada  Rabb-Nya…”. [HR. Al-Bukhoriy (639) dan Muslim (1031)]
Karena itu, hendaklah engkau bersungguh-sungguh dan bersabar.  Tinggalkanlah hawa nafsu karena Allah sehingga engkau mendapat hidayah.  Dengan pertolongan Allah, akan terbit fajar keimanan dan  kegelapan-kegelapan maksiat akan sirna. Ingatlah selalu firman Allah,
“Dan orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhoan Kami, benar-benar kami akan menunjukkan jalan Kami”. (QS. Al-Ankabut: 69)
Ketahuilah jika engkau sungguh-sungguh bertaubat, Allah benar-benar  tidak akan mengecewakanmu, sebab Dia Maha Pengasih lagi Maha Pengampun.  Allah akan menutupi aib masa lalumu. Dengan izin Allah, setan tidak akan  bisa menguasaimu.
“Siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun  perempuan dengan keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan  kepadanya kehidupan yang baik”. (QS. 
An-Nahl: 97)
Sumber : Buletin  Jum’at At-Tauhid. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Jl. Bonto  Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel.   Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al  Atsary, Lc. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary,  Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham  Al-Atsary (085255974201). Repost:Beranda Ummu Aisyah, Dengan perubahan judul