Di zaman moderen saat ini, banyak orang yang lebih menyukai mengetik menggunakan keyboard komputer ketimbang menulis dengan pena dan tangan sendiri. Padahal, menulis dengan tangan lebih banyak mengasah otak ketimbang mengetik. Membaca dan menulis melibatkan sejumlah indra di tubuh sehingga mengasah kinerja otak. Proses otak ini ternyata hilang ketika orang beralih dari pena dan buku menjadi layar komputer dan keyboard. Saat menulis dengan tangan, gerakan yang terlibat meninggalkan jejak di bagian otak yang disebut sensorimotor tersebut. Proses ini membantu orang untuk mengenal huruf.
Sentuhan dan gerakan mengetik pada keyboard menghasilkan respons yang berbeda dalam otak, yang berarti tidak memperkuat mekanisme pembelajaran dengan cara yang sama. Karena menulis dengan tangan membutuhkan waktu lebih lama dari mengetik pada keyboard, maka aspek temporal otak yang terlibat dalam bahasa juga dapat mempengaruhi proses belajar. Kondisi ini berkaitan dengan haptic. Istilah ‘haptic’ mengacu pada proses menyentuh dan cara orang berkomunikasi dengan sentuhan, terutama dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk menjelajahi lingkungan.
Dengan tes mempelajari abjad, yang dibagi dalam dua kelompok partisipan. Kelompok pertama diajarkan menulis surat dengan tangan, sedangkan kelompok lainya dengan menggunakan keyboard. Kenangan partisipan tentang abjad dicatat. Dan orang-orang yang mempelajari huruf melalui membaca dan menulis mendapatkan hasil yang terbaik.