DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang 4
II. Rumusan Masalah 4
III. Tujuan 5
IV. Manfaat 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian Suhu Basal 6
II. Cara pengukuran Suhu Basal 8
III. Pemeriksaan Lendir Serviks 10
IV. Ciri – ciri Kesuburan ...................................................................... 11
BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan 12
II. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Masalah kependudukan dunia dewasa ini adalah meledaknya pertumpbuhan penduduk yang diakibatkan meningkatnya angka kelahiran. Populasi penduduk dunia terus berlipat ganda dan telah diperkirakan mencapai angka 6,5 milyar. Perkiraan ini adalah hasil analisis pusat program internasional di biro sensus Amerika Serikat.
Kebijakan program KB yang mengharuskan penyampaian konseling terhadap calon peserta KB. Hal ini juga sebagai salah satu akibat dari “target oriented” yang lebih mementingkan kuantitas. Akibatnya masih banyak dijumpai peserta KB yang belum benar-benar siap menjadi peserta akan memutuskan untuk berhenti menggunakan alat kontrasepsi bila saat memakai alat kontrasepsi muncul efek samping atau masalah yang mereka tidak pahami dengan baik. Dengan melakukan konseling yang baik akan membantu akseptor KB memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang tepat
Seperti yang kita ketahui, saat ini begitu banyak alat kontrasepsi yang banyak, sehingga kadang membuat para akseptor merasa binggung untuk memilih KB apa yang akan dipakai. Disini kami akan membahas salah satu metode KB yaitu dengan suhu basal .
II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suhu basal ?
2. Bagaimana cara pengukuran suhu basal ?
3. Bagaimana pemeriksaan lendir serviks ?
4. Bagaimana ciri-ciri kesuburan ?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan suhu basal .
2. Untuk menambah pengetahuan tentang metode suhu basal .
3. Untuk mengetahu bagaimana pengukuran dengan suhu basal .
IV. Manfaat
1. Memberikan penjelasan pada perempuan tentang metode suhu basal .
2. Memberikan informasi bagaimana dan seperti apa metode suhu basal sebagai alat kontrasepsi .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian Suhu Basal
Setiap bulannya tubuh memberikan sinyal-sinyal pada kita apakah saat kita sedang berada dalam tingkat kesuburan yang tinggi. Banyak di antara kita yang menganggap sinyal-sinyal ini sebagai suatu hal yang biasa, sehingga sering kita melupakannya. Namun, seperti yang kita ketahui dalam siklus kesuburan, terdapat beberapa istilah seperi :
1. Hari – hari kering yaitu setelah darah haid bersih, kebanyakan terjadi 1 sampai beberapa hari dan tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering.
2. Hari – hari subur yaitu ketika terobservasi adanya lendir sebelun ovulasi.
3. Hari – hari puncak yaitu hari terakhir adanya lendir paling licin, mulur dan ada perasaaan basah .
II. Cara Pengukuran Suhu Basal
Pengukuran dilakukan pagi hari segera setelah bangun tidur, setiap hari pada waktu yang sama, sebelum ke kamar mandi. Alat ukur tersebut (seperti thermometer biasa) dimasukkan ke dalam mulut diletakkan di bawah lidah bagian paling ujung kanan/kiri kemudian, mulut kita tutup selama pengukuran berlangsung. Kemudian setelah dilakukan pengukuran, membuat grafik data temperatur yang sudah dicatat setiap harinya kita buat grafik. Dari grafik ini kita akan melihat bahwa pada setiap akhir lingkaran kesuburan, temperatur tubuh basal akan menurun, dan pada saat ovulasi temperatur tubuh akan naik paling tidak 0,05 – 0,2 derajat dari suhu basal tubuh rata-rata. Kenaikan suhu tubuh saat ovulasi ini akan dapat diperhitungkan dengan pendataan menggunakan grafik ini. Sehingga tidak dapat diketahui dengan lebih akurat panas tubuh karena sakit atau karena tingkat kesuburan yang memuncak. Bila kehamilan berhasil diperoleh, panas tubuh yang menaik akan terus stabil dan menstruasi tidak akan terjadi. Sebaliknya, bila kehamilan belum terjadi makan suhu tubuh basal akan menurun di akhir lingkaran kesuburan dan akan diikuti dengan terjadinya menstruasi.
III. Pemeriksaan Lendir Serviks
Cairan mulut rahim atau cairan vagina pada saat tidak berovulasi merupakan cairan kental. Cairan ini semakin mendekati waktu ovulasi akan semakin encer dan elastis. Semakin elastis dan lengket cairan ini, berarti semakin tinggi tingkat kesuburan kita. Pengecekan Cairan Mulut rahim, pengecekan cairan mulut rahim dapat dilakukan sendiri secara pribadi, maupun dengan bantuan suami. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, selain dengan mengecek cairan yang keluar, juga dapat dengan mengecek cairan tersebut di sekitar mulut rahim. Dengan tangan yang bersih, kita dapat mengambil sample cairan mulut rahim dengan memasukkan jari telunjuk ke dalam vagina hingga mencapai sekitar mulut rahim. Cairan yang diperoleh kita periksa keelastisan dan keencerannya.
V. Ciri – ciri Kesuburan
1. Peningkatan cairan vagina pada sekitar waktu ovulasi. Cairan ini dikenal sebagai cervical mucous atau cervical fluid.
2. Adanya rasa nyeri atau sakit di sekitar rahim pada saat terjadinya ovulasi. Nyeri ini dinamakan mittelschemerz, yang berarti sakit di tengah badan yang merupakan sinyal dari terjadinya proses ovulasi. Namun kadangkala banyak pula diantara kita yang tidak merasakannya.
3. Perubahan posisi mulut rahim saat terjadinya ovulasi, untuk memudahkan sperma berpindah dan naik menuju rahim.
4. PMS atau premenstrual sindrom biasanya merupakan tanda sebelum terjadinya menstruasi. Banyak perempuan yang merasakan tanda-tanda seperti PMS, sehingga mereka merasa yakin bahwa mereka tidak hamil. Namun, ternyata banyak kehamilan awal yang menyerupai PMS.
BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Suhu basal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang dapat digunaka oleh perempuan. Ini dikarenakan tubuh wanita dewasa menjadi rendah dan tinggi secara reguler setiap kali setelah masa ovulasi. Suhu tubuh kita akan tetap rendah hingga masa ovulasi, kemudian menjadi tinggi setelah masa ovulasi. Akan turun menjadi lebih rendah lagi setelah menstruasi. Khusus untuk wanita, ini cara bagaimana mengetahui suhu basal tubuh yang ideal. Bagi pria, terutama suami, ini juga tips dan trik yang harus dikuasai, karena dengan menghafal setiap perubahan suhu basal sang istri, bisa memprediksi kapan sang istri berada pada masa subur.
II. SARAN
1. Untuk setiap perempuan yang menggunakan metode suhu basal, hendaknya lebih teliti, telaten dan rajin dalam melakukan metode suhu basal.
2. Untuk bidan, sebaiknya selalu mendampingi klien yang menggunakan metode suhu basal, dan bersifat terbuka pada setiap pertanyaan atau keluhan dalam menggunakan suhu basal .
DAFTAR PUSTAKA
http://wrm-indonesia.org We R Mommies Indonesia! Generated: 17 April, 2011,
buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: 2006